Bagaimana Peran Orangtua Mengatasi Trend Mobile Internet Terhadap Perkembangan Anak?

Hari gini gak punya gadget rasanya ketinggalan zaman kali ya? Jangankan eksmud (eksekutif muda) atau ibu rumah tangga, anak-anak saja sudah banyak yang menjadikan gadget sebagai pegangan dan mainan.

Hem… Masalahnya, apakah cocok gadget-gadget itu menjadi pegangan anak? Bagaimana seharusnya peran orangtua dalam menyikapi permasalahan ini?

Padahal resiko untuk anak berupa pornografi, bicara dan bertemu orang asing, traffiking, pembajakan software, sampai terpaan pada konten yang ekstrim saat berinteraksi dengan orang asing di dunia maya itu sangatlah rentan.

Karenanya, dariperempuan.com menggelar acara talkshow “Peran Orangtua Mengatasi Trend Mobile Internet Terhadap Perkembangan Anak” dengan menghadirkan pembicara Shita Laksmi, program manager Southeast Asia Technology and Transparency Initiative dan Elga Yulwardian, Indonesia Dept. Head Digital Media & Digital Activation PT. Indosat. Sementara bertindak sebagai moderator adalah Ibu Utari Utar.

Acara diselenggarakan di 1/15 coffee Jalan Gandaria No 63 ini dimulai pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Peserta yang hadir cukup heboh, bukan hanya karena topik yang akan didiskusikan sangat menarik, tapi juga berlimpah oleh hadiah!

Yang tidak bisa hadir mengikuti acara ini, tidak perlu kecewa karena acara ini juga disiarkan secara live streaming oleh Koplak You Band yang digawangi sesepuhnya, Babeh Helmi.

Setelah sambutan dari panitia, acara pembukaan langsung diawali dengan games. Tiga orang peserta yang maju dipinta untuk berperan sekaligus berakting sebagai orangtua yang menemukan anaknya (diperankan Sekar putrinya Mba Ani Berta) tengah menggunakan gadget canggih.

Spontanitas riuh rendah suara peserta talkshow muncul manakala adegan dan dialog lucu disampaikan oleh peserta games di depan.

Selanjutnya acara dilanjutkan oleh pembicara Shita Laksmi yang berbicara lebih mengedepankan pengalaman pribadinya dalam menyikapi anak-anak yang keranjingan gadget di rumah. Bagaimana peran orangtua atau khususnya ibu dalam menghadapi anak yang keranjingan gadget menurut Shita?

Pengalamannya, saat usia anak 2-4 tahun, peran orangtua khususnya ibu, ialah dengan mendampingi anak saat membuka situs. Sampaikan kepada anak tentang pengalaman positif dan menyenangkan saat membuka internet, misalnya saat mencari gambar kesukaan anak.

Menginjak anak usia 4-7 tahun, orangtua khususnya ibu sudah mulai bisa melepas anak dalam menggunakan gadget, tapi tetap diawasi saat melihat situs yang dikunjungi atau permainan yang boleh didownload.

Untuk kenyamanan antara anak dan orangtua, prinsip utamanya adalah adanya komunikasi yang terbuka diantara keduanya. Lalu buat kesepakatan bersama, sehingga anak nyaman saat ditinggal orangtua maupun orangtua saat tidak sedang memantau anak.

Selanjutnya usahakan menemani anak-anak semenjak dini, sejak mereka mulai bersentuhan dengan gadget. Ajarkan hal positif dulu, baru selanjutnya nanti orangtua akan tahu hal-hal mana yang patut diwaspadai.

Hal yang tidak kalah penting juga sebaiknya orangtua memberikan pengertian dan membekali anak mengenai soal pentingnya perlindungan data pribadi. Berhati-hati saat mengakses internet apalagi jika berinteraksi dengan orang lain di dunia maya.

Masih berupa paparan pembicaraan dari Mba Shita, agar mudah memantau akses internet anak sebaiknya orangtua menempatkan akses internet di ruang keluarga terbuka.

Sebagai ibu, ada yang lebih spesifik dalam memantau perkembangan internet dan gadget terhadap anak-anak. Saat anak beranjak remaja, sebagai orangtua sedari awal sudah harus memperkuat konsep diri anak, dengan mengajarkannya mengenai perbedaan dan bagaimana menghargai perbedaan, konsistensi, lalu memilih gadget berdasarkan fungsi serta kebutuhan, bukan karena sekadar trend atau gaya-gayaan.

Jika orangtua sibuk dan tidak bisa memantau anak-anak sepenuhnya, tidak lantas hanya membiarkan anak-anak happy dengan gadget canggih dan atau menyerahkan semuanya kepada asisten rumah tangga. Coba menerapkan peraturan keluarga, bahwa anak boleh mengakses mobile internet ketika ada salah satu orang tua di rumah.

Tidak semua anak bisa mendapatkan akses ke media dan mobile internet, apalagi mendapat pegangan gadget canggih. Di luaran sana, bahkan masih banyak anak yang buta apa itu internet dan gaptek dengan gadget. Karenanya berikan juga pengertian betapa beruntung jika anak kita bisa mendapatkannya. Hal tersebut bisa merupakan sebuah kemewahan, karenanya perlu perhatian dalam menjalankannya.

Bukan karena orangtua mampu lalu si anak tidak bisa membagi waktu mana untuk keluarga, belajar dan kegiatan lain. Jika ada, mobile internet hanya untuk waktu-waktu tertentu saja.

Sebagai penutup pembicaraan Mbak Shita, hal yang perlu digarisbawahi berkaitan dengan peran orangtua dalam ialah tetap mengedepankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtuanya.

Hadirin peserta talkshow pun bertepuk tangan cukup meriah saat Shita Laksmi mengakhiri pembicaraan. Utari Utar selaku moderator selanjutnya mempersilahkan Elga Yulwardian untuk menyampaikan presentasinya.

Saya memantau paparan Mas Elga Yulwardian, berupa slide-slide gambar dengan kalimat bahasa Inggris sebagai pengantarnya. Bisa saya simpulkan bahwa menurut paparan Mas Elga gadget itu, apapun bentuknya tidak menjadi masalah bagi anak karena yang bisa berpengaruh kepada anak adalah aplikasi dan konten dari gadget itu sendiri. Itu yang membuat gadget bagai pedang dua sisi, bisa membawa kebaikan pada anak, bisa pula membawa dampak buruk kepada anak.

Sekarang, bagaimana peran orangtua? Salahsatunya ialah dengan lebih dulu memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan gadget kepada anak.

Apakah waktu yang cocok untuk memperkenalkan gadget kepada anak itu saat bayi, saat tahap pertama bermain sendiri, mulai mencari tahu lingkungan sekitar, menemukan hal baru dan belajar dari lingkungan?

Saat usianya berlanjut hingga usia tiga tahun, anak mungkin bermain dekat kita, tapi mereka main sendiri dengan mainannya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa anak tidak belajar yang substansi seperti bahasa, dari layar TV, tablet, atau PC sampai usia mereka 30 bulan. Hingga disarankan orangtua harus menunda pemberian gadget seperti tablet dan atau komputer sampai usia mereka paling cepat 2 tahun.

Kontrol orangtua sangat penting. Jika perlu berikan akses internet hanya untuk aplikasi yang bisa diyakini cocok dan aman untuk si anak.

Hal lain yang ditekankan Mas Elga adalah sebisa mungkin jadilah orangtua (ibu) yang lebih dulu memahami mengenai gadget itu sendiri, termasuk aplikasi di dalamnya. Sehingga saat anak main gadget, orangtua atau ibu sudah faham betul seluk beluk gadget yang dipakai anak. Jangan sampai ibunya sendiri tidak tahu apa saja aplikasi yang terdapat dalam gadget yang dipegang anak.

“Jangan sampai jadi orangtua (ibu) yang gaptek! Karena yang paling penting dari sebuah gadget adalah konten serta aplikasinya…”

Acara takshow ditutup dengan sesi tanya jawab seputar materi yang dipresentasikan pembicara. Semua peserta berharap terpilih untuk bertanya karena bagi setiap penanya tersedia hadiah dari panitia.

Acara paling seru dan deg-degan adalah saat penentuan doorprize berupa uang cash dari panitia. Ketentuannya, setiap peserta yang hadir mendapat nomor Mentari Indosat dan harus mengaktifkannya saat itu juga. Beberapa peserta terpilih setelah diacak nomornya yang ditelepon panitia dan nomornya aktif (nyambung) itulah pemenangnya.

Acara berakhir ditutup dengan raut muka sumringah dari seluruh peserta. Selain bisa membawa pulang rupa-rupa hadiah, juga mendapatkan ilmu yang lebih berharga dan tiada nilai bandingannya yang bisa diterapkan sesampainya di rumah kepada anak dan keluarga, atau kelak jika berumahtangga untuk peserta yang masih lajang.

Galeri Foto (keseluruhan dokumentasi pribadi)

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics