Bekas Berkualitas Pilihan Minoritas

Bekas Berkualitas Pilihan Minoritas

“Kalau ke Bandung titip beli buku ya.”

Pesan seorang teman di media sosial ini membuat saya selalu semangat. Bagaimana tidak, di jaman seperti sekarang ini masih ada yang mau membeli buku cetak, bukankah itu sesuatu hal yang luar biasa? Meski buku yang dibeli bukan buku baru, melainkan buku bekas alias loakan.

Emang masih ada pedagang yang jual buku bekas? Banyak. Bukan hanya buku, tapi ada juga majalah, novel dan karya cetak lainya.

Mengapa masih suka beli majalah atau buku bekas? Ya banyak juga sih alasannya. Beberapa alasan teman dan saya sendiri kenapa suka beli buku bekas (dengan kualitas bagus) karena:

1. Murah

Sudah pasti barang second mah harganya bakalan lebih miring. Saya beli majalah Bobo kalau baru kan sekitar berapa belas ribu satu nya. Pas beli bekas (kondisi baru sih masih segel cuma sudah lewat setahun waktunya) 20 buku seharga 50 ribu saja.

Waktunya kan udah kadaluarsa? Iya, tapi yang saya cari kan bacaan anak-anaknya. Bukan waktunya. Anak di rumah (anak saya sendiri maupun anak-anak mengaji) suka melihat dan baca cerita anak. Mereka ga bosen, satu cerita saja bisa terus dibaca berulang-ulang.

Teman saya di kampung titip beli buku untuk tambahan bahan skripsi dan tugas lainnya. Buku-buku gede tebal dan berat itu berapa harga kalau beli baru, coba? Padahal belum tentu itu isi buku dibaca sampai habis karena yang dicari bagian tertentu saja. Beli bekas mah harga bisa discount sampai 75% nya.

2. Butuh (Sesaat?)

Yaitu tadi, beli buku karena ada perlu mendadak saja. Membeli buku bukan karena memang butuh dan menginginkan nya jadi koleksi. Tapi karena mau dijadikan sumber atau referensi. Setelah selesai, terpenuhi apa yang dibutuhkan ya sudah. Buku bisa pindah tangan lagi atau entah kemana. Kalau beli baru, sayang uang kan?

Tapi beda lagi kalau saya. Sengaja suka beli buku atau majalah bekas emang buat nambah koleksi. Biar anak-anak di rumah selalu tambah bahan bacaannya. Berapa budget yang harus dikeluarkan kalau beli buku baru? Tapi kalau beli buku atau majalah bekas, bisa dapat banyak dengan harga lebih murah.

3. Kalangan Terbatas

Ada buku lama yang sudah tidak terbit atau tidak beredar lagi di toko buku tapi justru masih ada di pedagang buku bekas. Ini ibarat mencari harta karun menemukannya di tumpukan sampah. Sudah barang langka, sekali nya ada eh bisa didapat dengan harga lebih murah pula. Padahal biasanya yang limit edition itu justru yang mahal ya?

Tipsnya ya kudu sabar saja dalam mencarinya. Karena biasanya buku bekas suka bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Kalau tidak sabaran dan tidak telaten bisa tidak ditemukan.

4. Mudah

Saat ini beli buku bekas tidak kalah cara dari beli buku baru. Tidak meski pegal jongkok di emperan toko, tapi sudah bisa beli dari rumah dengan bantuan smartphone alias beli online.

Beli buku bekas juga gak harus desak-desakan atau rebutan. Cukup mudah, tinggal pilih, bayar lalu tunggu si buku sampai.

Apalagi kalau beli bukunya titip teman, hahaha tinggal bisikin udah aman. Kalau temannya bersedia sih.

Adakah nilai plus nya dari buku-buku bekas yang dibeli? Pasti ada. Apa alasan membeli buku bekas ya itu sudah termasuk nilai lebih nya. Kami membeli dan memilih bekas karena bagi kami jelas lebih menguntungkan daripada harus beli yang baru. Tapi kalau ada dana ya beli baru juga tidak diharamkan kok.

Okey, jadi dimana biasanya bisa membeli buku atau majalah bekas?

1. Emper Toko

Setiap ke jalan raya saya selalu lihat kanan kiri siapa tahu ada lapak buku yang digelar. Biasanya saya temukan di Jalan Dewi Sartika Bandung, atau dulu jaman saya kecil biasa beli buku dan majalah bekas di lapak-lapak si emang pasar Kiaracondong.

2. Teman

Nah kalau ini banyak ragamnya. Kadang ada teman kostan, teman sekolah, teman di media sosial dan teman lainnya yang emang mau jual buku. Bisa karena sudah tidak ada tempat, karena butuh uang, atau asan pribadi lainnya kenapa ia memilih menjual bukunya itu.

3. Palasari Bandung

Tidak hanya ketika ada titipan pesanan, kami ke Palasari Bandung selalu menyempatkan diri ke sana kalau sedang ngebolang ke daerah ibukota provinsi Jawa Barat ini. Sudah jadi rujukan kalau mencari buku bekas pastilah ke Palasari nunjuknya.

4. Online

Para pelapak di Palasari pun kini sudah banyak yang buka store di e-commerce. Mereka mengembangkan sayap menjemput bola dengan cara-cara jual beli yang lebih kekinian. Meski buku bekas tapi kualitas tetap jadi jaminan. Kalaupun kondisi buku sudah pudar pelapak akan menginformasikan detail apa adanya.

Berburu buku bekas mungkin masih masuk di golongan segelintir orang saja (minoritas) tapi jika didapat banyak manfaat serta nilai plusnya ke depannya saya yakin prospek buku bekas tidak akan kalah pamor dibanding buku segel baru.

5. Bazar/Cuci Gudang/Penerbit

Cung angkat tangan yang sering menanti even bazar atau cuci gudang dari penerbit ternama di negara kita? Hahaha. Sudah jadi berita kalau di even ini bukan buku bekas yang dijual murah tapi buku baru semua. Murah karena cuci gudang atau trik marketing mereka. Yang pasti setiap ada even ini selalu banyak diburu para kutu buku. Yakan?

Gimana apakah mau jual buku bekas juga? Sebelum pasang iklan tawarin dulu ke saya lah ya. Atau buat saya mah kasih aja lah. Bekas ini kan ya? Haha!

2 thoughts on “Bekas Berkualitas Pilihan Minoritas”

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics