Cerita Horor: Misteri Semangka Berasa Tanah

Cerita Horor: Misteri Semangka Berasa Tanah

Sudah ketiga kalinya ini saya share cerita mistis dan atau sejenisnya yang pernah dialami selama ngebolang kesana-kemari. Meski sebagian dijabarkan dengan bahasa sendiri, jadi memang gak bikin merinding apalagi nakut-nakutin. Karena yang diharapkan bisa mudah dimengerti dan berharap semoga bisa diambil pelajaran serta manfaatnya.

Teman-teman yang punya pengalaman serupa boleh berbagi juga biar teman-teman lain jadi tahu juga ya. Baiklah yuk kita mulai…

Beberapa tahun lalu saya dan suami beserta teman-teman pendaki dari Cianjur naik gunung di gunung yang cukup terkenal di Pulau Jawa. Ketika kami turun dari pendakian, cerita ini dialami dan menimpa oleh salah seorang teman kami. Sebut saja namanya Kakak.

Beberapa post dari puncak saya dan suami terpisah dari rombongan. Kami berjalan santai sementara yang lain turun setengah berlari. Bahkan kalau berani bisa dibilang seperti menggelindingkan diri saja saking cepatnya jalan saat kami turun.

Sampai di sebuah pos, kira-kira pertengahan jalan naik dan turun, saya menyusul seorang teman yang kita sebut saja Kakak. Kakak ini jalannya pelan, datar, seperti kaku. Untuk usia remaja seperti dia dimana yang lain seolah berlomba saling ingin cepat sampai di basecamp, Kakak jauh beda. Dia seolah mau memisahkan diri.

Merasakan ada yang janggal dari Si Kakak ini, ketika tepat berjalan di belakangnya suami menepuk pundaknya dan bertanya. Tapi Si Kakak cuek saja! Seperti tidak mendengar suami bicara kepadanya. Tepukan di pundaknya pun seolah tidak dirasakannya.

Ketika suami menarik tangannya, si kakak baru berhenti. Ketika kami terus menanyainya dan menatap wajahnya baik-baik betapa terkejutnya karena melihat tatap matanya yang kosong! Datar saja wajahnya itu tidak ada ekspresi sama sekali.

Si Kakak kami ajak menepi. Duduk di pinggir jalur pendakian yang ramai oleh pendaki lainnya. Suami membacakan Surat Alfatihah, Ayat Kursyi, dan doa lain lalu berusaha mengusapkannya di wajahnya.

Tidak beberapa lama mata Si Kakak kembali melarak-lirik normal. Ujung nya dia bertanya “Ada apa?”

Si Kakak “sudah kembali”. Seorang pendaki dari kota lain menceritakan kepada kami dengan hati-hati, katanya kalau si kakak itu dari atas sudah ada yang mengikuti. Dua wanita, satu masih kecil satunya lagi si dia beranjak remaja. Yang remaja ini mengikuti pendaki lain sementara yang kecil mengikuti si kakak.

Kami melanjutkan perjalanan. Sebisa mungkin si kakak berjalan sambil membacakan beberapa surat pendek yang dihafalnya. Si Kakak bercerita memang dalam perasaannya itu ada seorang anak kecil yang bernama Shasya. Dia berlari-lari kecil mengikutinya sejak dari pinggir jurang. Nama Si Kakak ini katanya sesekali disebut oleh Shasya.

Masih menurut pengakuan Si Kakak, anak kecil itu sebenarnya tidak mengikutinya terus-terusan. Sampai kami berhasil menyadarkannya yang mengikutinya itu sudah tidak diketahui ke mana.

Shasya, anak kecil berambut panjang mengenakan pakaian indah dan tidak memakai sandal. Entah kenapa bisa “bermain” di jalur pendakian. Si kakak mengaku dia telah diberinya buah semangka yang padahal sangat tidak disukainya. Semangka itu rasa tanah. Hiyy… Entahlah bagaimana maksudnya…

Yang pasti kami benar-benar memastikan kalau si kakak baik-baik saja seturunnya dari mendaki. Jangan sampai ada yang menemaninya pulang ke rumah.

Alhamdulillah sampai sekarang si kakak tidak memiliki cerita yang tidak wajar lagi, meski diakuinya ia memang jadi sering bisa melihat teman-teman dari dunia sana yang senang jika diajak bermain, bahkan berteman dan berhasil membawa si kakak main ke rumahnya.

15 thoughts on “Cerita Horor: Misteri Semangka Berasa Tanah”

  1. Dah lama banget ngga baca or denger cerita horor, tapi memang banyak kejadian ya kalo naik gunung, konon banyak makhluk ghaib tinghal disana.. Alhamdulillah si kakak sekarang baik2 saja.. semoga kelebihannya itu dapat digunakan dengan baik ya mba

    Reply
  2. Wow emang katanya di gunung suka ada mistis2 gtu. Alhamdulillah gak ada apa2 selamat ya. Mungkin emang baiknya kalau mendaki berkelompok jd bisa jaga2 kalu ada apa2…

    Reply
  3. Serem banget ya teh.. Itu memang si kakak indigo atau pas saat itu aja? Atau setelah kejadian itu malah jd indigo
    Tp Kalo mendaki gunung memang ga blh dengan Jiwa “kosong” harus banyak istigfar dan nyebut2 juga

    Reply
  4. Kadang memang ada hawa seramnya mbak. Saya dulu sama teman2 kampus rencana pergi ke gunung 7 kerinci, saat di perjalanan menapaki jalanan saya stel ayat kursi di hp. Biasanya lancar tapi saat itu tiba2 aja gak lancar. Padahal gak pakai internet krn surah ayat kursinya manual bukan inet. Yg penting mah kl mau kmana2 ya harus hati2

    Reply
  5. Semangka rasa tanah? Penasaran akhirnya bacanya penuh penjiwaan. Dan…… jadi ya mrinding deh aku hahaa . Emang ya klo pergi kesuatu tempat mesti hati hati dan selalu was was sehingga perlu bekal doa2.juga sih agar terhindar dari hal hal.yang tidak diinginkan.

    Reply
  6. Semoga masuk komennya… Soalnya agak serem juga bacanya meski matahari udah kelihatan, hehehe…
    Tapi saya salut sama si kakak, karena bisa menghadapinya dengan berani dan semoga kemampuannya bisa dimanfaatkan dengan baik.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics