Jatuh Bangun Blogger Recehan Menuju Blogger Jutaan

Jatuh Bangun Blogger Recehan Menuju Blogger Jutaan

www.tehokti.com (1)

Diakui atau tidak, ngeblog saat ini bagi sebagian blogger sudah jadi profesi. Baik sebagai sampingan (hobi) maupun memang menjadi mata pencaharian utama. Untuk mencapai semua itu tentu dibutuhkan ketekunan, kerja keras, komitmen dan konsisten dalam menjalankannya. Bagaimana dengan kamu? Iya, kamu… buat apa sih kamu ngeblog? Bukan sekedar ikut-ikutan mantan kaaan…

Tidak mudah menjadikan ngeblog menjadi mata pencaharian alias pekerjaan. Seirama dengan pepatah tidak ada yang instan, semua itu butuh proses. Kalaupun ada, itu tidak lebih dari sebatas keberuntungan, dan biasanya, biasanya loh ya, yang serba instan itu bumingnya tidaklah lama.

Mari kita amati bagaimana suat siet-nya para senior blogger kita, mereka rela bermacet-macet ria di tengah terik panas ibu kota, demi bisa menghadiri acara yang diselenggarakan klien. Kadang satu hari ada beberapa acara di tempat beda, sehingga mereka harus loncat sana loncat sini demi bisa live tweet dan atau sekedar setor muka doang (tidak semua blogger loh ya, tapi ya ada juga). Kita perhatikan pula bagaimana para sosial media activis kurang tidur hanya demi menjaga bertanggung jawab terhadap postingan-postingan yang harus on time keluar dari akun sosial medianya. Tidak hanya itu, tidakkah kita tahu bagaimana kerja keras serta disiplinnya mereka dalam mengelola blog sebagai lahan usahanya itu?

Dengan kata lain, pantas kalau ngeblog yang mereka kelola menghasilkan income sebesar (dan bahkan lebih dari) gaji bulanan seorang karyawan. Lah perjuangan serta pengorbanannya saja pun seberat itu. Coba bandingkan dengan saya, seorang (yang ngakunya) blogger kampung, yang tinggal di gunung, tidak pernah mengikuti acara sehingga tidak ada bahan untuk dibuat tulisan. Jika blogger senior mendapat penghasilan dari ngeblognya jutaan, dan saya hanya dapatnya recehan (itupun tidak pasti) apakah saya diam pasrah saja?

Tergantung.

Ya, tergantung apakah kita akan nrimo begitu saja, atau mencari jalan bagaimana caranya supaya kita yang tinggal di desa pun bisa berdaya. Blogger kota makan nasi, kita pun makan nasi. Para sosial media activis menggunakan interet, kita pun sama (meski kecepatannya sekelas jalan siput). Nah, jika mereka bisa mendapat bayaran untuk sekali review produk minimal tujuh digit angka, kenapa kita tidak? Bagaimana cara supaya kita yang blogger recehan ini bisa mendapat durian runtuh beuh, maksudnya dari mendapat penwaran lima digit angka saja meloncat mendapat bayaran dengan rate minimal enam digit angka misalnya?

Iya, tapi bagaimana caranya?

Nah, didapatlah jalan melalui hasil bertapa, eh, belajar dan berinteraksi dengan para blogger kawakan yang sudah mumpuni dan ahli. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya bisa terjadi, asal disertai niat dan usaha. Usaha seperti apa?

Oceanside academypresents

Pengalaman mereka yang sudah-sudah, berproses selama jatuh bangun dari blogger recehan menuju blogger jutaan (moga ini kita alami juga, amin) melalui beberapa tahapan, yaitu:

 

Niat

Nah, karena segala sesuatu tergantung kepada niat, maka ini menjadi hal yang mendasar.  Apakah benar niat awal kita ngeblog ini menjadikannya sebagai ladang usaha? Atau sekedar pengisi waktu luang (hobi), atau hanya ikut-ikutan biar dibilang kekinian saja?

Jujur saja pada diri sendiri. Karena apa pun jawaannya, itu akan menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan. Dan ini tentu akan berdampak pada seberapa besar pula feedback kepada pendapatan kita. Coba saja lihat pendapatan blogger senior yng bisa membiayai sekolah anak-anak, karena niatnya disertai dengan usaha dan kerja keras. Lah kita, mendapat produk gratisan untuk direview saja sudah beruntung pisan

 

Sugesti

Berteman dengan blogger kota, yang selalu update di semua jejaring sosial media terkait kegiatan seputar acara blogshop, launching produk, undangan brand ternama, dan sebagainya kadang membuat hati ini merasa da aku mah apa atuh…  Minder, kecil hati dan semacam perasaan kurang beruntung menjadi perasaan yang selalu menghantui. Padahal, merasa minder dan merasa berada di lingkaran (blogger) terbawah ini justru sebuah kesalahan besar.

Jaman dulu (halah, baru saja beberapa bulan) saya mengalami semua itu. Entah itu di wall sendiri, atau di group yang diikuti, saya selalu merasa minder karena itu tadi, merasa banyak kekurangan dan ketidakberuntungan dibanding blogger kota. Beruntung saya keburu disentil oleh seorang Teteh yang peduli dan baik hati. Teteh ini secara terang-terangan mengatakan tidak suka kalau saya terus-terusan ngagugulung alias tidak move on dari merasa minder dan ketidakberuntungan ini.

Karena secara tidak langsung, sugesti itu akan terus mengiringi setiap kegiatan dan aktivitas saya, yang akhirnya berdampak kurang baik. Lain lagi jika kebalikannya, saya merasa optimis, merasa besar hati maka sugesti baik pula yang akan mengiringi saya. Ibarat sebuah doa, jika terus-terus dipanjatkan, yakin suatu saat akan dikabulkan.

Hasilnya? Benar saja. Sedikit demi sedikit saya meninggalkan semua rasa minder itu. Perhalan saya membangun kepercayaan diri. Dan disadari atau tidak, perubahan ke arah lebih baik itu kini sudah dan semakin terlihat. Pokoknya thank you so much buat Teteh yang sudah nyepret dan nyintreuk saya.

 

Belajar

Namanya blogger awam, alias pemula dan bisa ngeblog didapat secara otodidak tentunya harus bisa membuka diri untuk terus bisa meng-upgrade semua kemampuan. Dan ini bisa dilakukan hanya dengan bertanya kepada ahlinya. Bertanya disini bisa diartikan dengan banyak arti. Bisa bertanya secara langsung kepada blogger senior di group, bisa dengan mengikuti kelas atau seminar yang diadakan oleh para pakar blogger. Apapun, yang penting terus belajar.

Bukannya kita tinggal berada jauh di luar ibu kota? Ya, ikut acara (belajar)nya tidak harus setiap ada even kan? Malah ada lho kerjasama blogger senior yang memperbolehkan ikut acaranya khusus kepada mereka yang belum pernah ikut. Jadi buat yang sudah ikutan (ditandai dengan pengelompokan angkatan keberapa) mohon maaf tidak bisa ikut acara serupa lagi, meski kesempatan itu ada.

Rugi dong? Tentu tidak, karena meski kesempatan kita itu diberikan kepada blogger lain yang sama-sama ingin belajar, bagi kita yang sudah pernah ikut evennya, berhak bergabung di sebuah group khusus. Di Group inilah kapan saja kita mau belajar dan atau mau bertanya bisa dengan bebas diajukan kepada blogger senior, atau blogger lain yang memang tahu dan punya solusinya.

Tidak ada (manusia) blogger yang sempurna. Semumpuni apapun ilmunya, di bidang lain mungkin ada saja kelemahannya. Bertanya menjadi sebuah pelajaran untuk terus memperbaiki diri. Untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi meski tinggl di pelosok, jangan sampai kuper apalagi kudet. Ada yang tidak ngerti, bertanya saja. Pasti dapat jawabannya asal bertanya kepada orang yang tepat.

Termasuk soal job? Iya. Saat heran kenapa blogger lain bisa dapat job sementara saya tidak dengan baik-baik saya tanyakan informasinya. Bagaimana cara dapat job, bagaimana masuk di komunitas yang menawarkan job dan sebagainya. Hasilnya alhamdulillah, satu dua job saya dapat dan itu murni dari rekomendasi sesama blogger (baik hati). Terimakasih banyak ya atas jalannya. Semoga jadi amal baik.

 

Konsisten

Menjadi seorang blogger, jika ingin mendapat job tentu saja harus memenuhi beberapa syarat seperti mempunyai blog yang nilai trafiknya baik. Dan menurut pengalaman, setiap agency yang mau kasih job, mereka selalu menyertakan pertanyaan, berapa nilai Alexa dari blog kita, berapa nilai Page Rank, Domain Authority, Page Authority, dan sebagainya.

Dan untuk mencapai nilai terbaik, tentu saja blogger bersangkutan harus berusaha demi mendapatkannya. Salah satu cara membuat nilai maksimal, adalah dengan membuat postingan dengan konten yang bagus. Nah disinilah keuletan seorang blogger teruji. Apalagi untuk blogger daerah yang nimin ikut even. Sebisa mungkin tetap dituntut untuk bisa membuat blogpost yang meski bukan even launching atau review produk, tetapi berisi konten yang bermanfaat, inspiratif dan dicari orang.

Salah besar jika seorang blogger (atau penulis) mempunyai pandangan bingung mau nulis apa. Buat blogpost tidak harus ikut acara, karena ide menulis itu tersebar dimana-mana. Apa saja bisa kita tulis, tergantung  darimana dan bagaimana cara kita membidiknya sehingga menjadi sebuah tulisan yang manfaat.

 

Jemput Bola

Tidak usah gengsi, tidak usah menunggu datang tawaran job. Jika ada teman yang sudah dapat job, sah-sah saja kita bertanya, bagaimana cara mendapatkannya. Apakah melalui pendaftaran, dimana daftarnya? Apakah melalui komunitas? Bagaimana cara menjadi membernya? Dan lain sebagainya.

Mungkin, untuk kerjasama diawal kita hanya dihargai sekian puluh ribu saja per pekerjaan yang kita buat. Jika memang kondisi kita memang demikian kesiapannya, kenapa tidak? Ambil saja, jangan merasa gengsi karena bernilai kecil, atau merasa iri karena melihat blogger senior sekali kerja minimal ratusan ribu sebagai imbalannya. Ingat Pak, Bu, semua kan ada proses. Bisa saja kita ambil job recehan ini, sekaligus kita jadikan sebagai ajang pembelajaran atau latihan. Kedepannya, siapa tahu ada brand yang melihat tulisan kita. Kalau bagus, bisa saja kita dilirik untuk kerjasama dan mendapatkan fee yang ruarr biasa besarnya. Bisa saja kan?

 

Amanah

Jika sudah mendapatkan pekerjaan, baik sekali beres ataupun sistem kontrak, maka sebisa mungkin patuhilah aturannya. Jadilah blogger yang amanah supata klien merasa senang, dan kita diajak kerjasama lagi di even selanjutnya.

 

Sedekah

Jadilah blogger yang mempunyai tangan di atas. Dengan kata lain, berusaha menjadi blogger yang memberi, disamping kita juga berperan sebagai blogger penerima (imbalan). Percayalah dengan berbagi walau sedikit tetapi ikhlas itu yang akan membawa rezeki kita berkah dan berlimpah.

 

Jadi bagaimana, apakah sudah siap menjadi Blogger Jutaan? Caranya ternyata mudah, bukan? 🙂 Salam blogger dari kampung…

 

64 thoughts on “Jatuh Bangun Blogger Recehan Menuju Blogger Jutaan”

    • Semoga bisa konsisten menghadirkan konten yang bermanfaat ya Mbak, Insya Allah nanti semua ranknya melejit baik 🙂

      Semoga bermanfaat 😉

      Reply
  1. Menarik dan menginspirasi, mbak..
    Sama lah dg saya yang tinggal di kampung, sinyal ampun..
    Dan di tempat saya lebih susah, mbak nyari temen blog, baru buat komunitas blog lokal aja, yg aktif 3 orang, huahahahahaha

    Reply
    • Semangat Mbak… mending tiga orang, lah saya dari Cianjur kayanya baru saya sendiri
      Ayo, Blogger Cianjur mana suaranya…? 🙂

      Reply
    • Halo Mbak Punky… senang sekali bisa dikomentari olehmu 😉
      Btw, masih suka salim sama “simbahnya” Jiwo kan kalau mau bepergian? 🙂

      Dakuh salut sama kamuh Mbak 🙂

      Reply
  2. Saya juga blogger ndeso teh dan sudah mulai mendapat tawaran job setelah 6 tahun lebih ngeblog. Masih recehan sich tapi rasanya luar biasa 🙂

    Reply
  3. selain ngeblog, sesekali cobain juga ternak/nabung domain teh…. sambil nunggu domain mateng, siapa tau ada yg kepincut mau beli . Prestasiku di dunia ngeblog sama sekali nihil, kebetulan aja sejak 2010 aku laper mata beli dan koleksi domain, eh ada yg minat… bisa laku terjual antara $ 900 s/d $1500 /domain dgn modal $10 … lumayan kan teh

    thanks teh ilmunya, segera aku praktekin ^^

    Reply
  4. Makasih teh Artikelnya, cocok banget buat aku yang masih jadi blogger recehan.
    Perasaan minder seringkali menghantui tapi yang penting belajar terus sambil membesarkan hati hehe. Makasih teeh Okti, salam hangat

    Reply
  5. Ada tambahan istilah blogger recehan dan blogger jutaan ya Mbak. Wkwkwkwk. Baru tahu ini, maklum baru ngeblog. Tengkyu informasinya.

    Reply
  6. Sama mbak, saya juga dari karanganyar ndeso hehe…saya sering lihat teh okti nulis di kompasiana ternyata punya blog, kadang mampir namun tak meninggalkan jejak

    Reply
  7. Konsistensi memang penting banget, karena bikin blog itu gampang, tapi berusaha untuk konsisten update dan menjaga niat kita, itulah yang butuh usaha besar :))

    Sampai saat ini sih sepertinya aku masih menganggap blogging adalah hobi yang menyenangkan, jadi kalo bisa menghasilkan bakal seneng banget, tapi kalo pun nggak menghasilkan bakalan tetep ngeblog juga sih, secara postinganku isinya kebanyakan curhat bhahahaha…

    Reply
    • Iya Mbak, saya harus banyak belajar dari Mbak, khususnya tentang kekonsistenannya itu 🙂
      Makasih sudah mampir…

      Reply
  8. Blogger recehan atau jutaann balik lagi pada tujuan ngeblog masing2.Alhamdulillah sampai sekarang ngeblog adalah me time yg menyenangkan, mendapat recehan adalah bonus, mendapat jutaan adalah bonus luar biasa.
    Tetep konsisten teteh, insyaallah bisa!!
    Blogging emang mengasyikan!!

    Reply
  9. Wah..tdk salah saya tersandung ke post ini sangat menginspirasi.
    mengenai job sayapun masih sulit mendapatkan,pernah bertanya di salah satu grup malah dilarang sama salah seorg admin’y
    duuh saya makin minder jadinya

    Reply
    • Semangat Mbak Siti. Yakin rezeki tidak akan tertukar.
      Iya, tips saya sih nanya soal job tidak di group secara terbuka. Tapi dengan nanya baik2 di inbox/email/DM.
      Insya Allah blogger senior akan lebih senang bisa berbagi dan share informasi
      Semangat yaaa…

      Reply
  10. Udah ngeblog dari 2008, tapi ganti-ganti terus, ngga konsisten. Yang bener2 diupdate blog yang sekarang dari 2012. Sempet agak macet waktu kerja di bank, excuse kecapekan dan alasan2 lain. Hehehe
    Sayanya Customer Service, sering banget ada nasabah yang narik di Western Union sebagai hasil blogging. Waaaah terpana, saya malah jarang kepikiran, walaupun pengen. Sejauh ini masih jadi me-time dan seneng-senengnya saya aja. Bisa konsisten ngepost aja bahagia luar biasa :’)
    Saya juga blogger kampung, hasil yang saya dapat adalah teman yang tadinya cuma comment2-an, tuker contact, kopi darat, itu yang paling asik ^^
    Saya belum dapet recehannya, tapi sudah dapat sahabatnya ^^

    Reply
  11. Setuju dengan langkah-langkahnya..niat paling utama dan tujuan ingin menjadi apa..dari situ pasti apa pun dilakukan.

    Reply
    • Kalau saya sih ambil aja meski upahnya “gak seberapa” saya kumpulkan lumayan, buat nambah2 bayar hosting dan domain. Hehe…

      Reply
  12. Alhamdulillah, senada seirama sekompak ama post ini. Saya juga blogger hutan kok Teh, yah dibawahnya blogger kampung lah. Gaptek bin kudet. Masih doyan curhat di blog

    Reply
  13. Setuju mak..
    Ingat banget dulu 1 artikel dibayar 50ribu pun iya iya aja 😀
    Emang gak ada yang instan yaa mak.. yang instan cuma mie sama kopi sachet (baca tulisanya Teh Langit), eh itupun kan harus masak air dulu wkwkwkwkwk~

    Reply
  14. Hello Web Admin, I noticed that your On-Page SEO is is missing a few factors, for one you do not use all three H tags in your post, also I notice that you are not using bold or italics properly in your SEO optimization.

    On-Page SEO means more now than ever since the new Google update: Panda. No longer are backlinks and simply pinging or sending out a RSS feed the key to getting Google PageRank or Alexa Rankings, You now NEED On-Page SEO. So what is good On-Page SEO?First your keyword must appear in the title.Then it must appear in the URL.You have to optimize your keyword and make sure that it has a nice keyword density of 3-5% in your article with relevant LSI (Latent Semantic Indexing).

    Then you should spread all H1,H2,H3 tags in your article.Your Keyword should appear in your first paragraph and in the last sentence of the page. You should have relevant usage of Bold and italics of your keyword.There should be one internal link to a page on your blog and you should have one image with an alt tag that has your keyword….wait there’s even more Now what if i told you there was a simple WordPress plugin that does all the On-Page SEO, and automatically for you? That’s right

    Reply
  15. Everyone loves what you guys tend to be up too. This sort of clever work and reporting!

    Keep up the wonderful works guys I’ve incorporated you guys to blogroll.

    Reply

Leave a Reply to Keke Naima Cancel reply

Verified by ExactMetrics