Lomba Ngecrik: Melestarikan Tradisi Berburu Ikan di Tanah Sunda yang Hampir Punah

Ngecrik: Melestarikan Tradisi Berburu Ikan di Tanah Sunda yang Hampir Punah

Minggu pagi 10 Desember 2017 suasana di jembatan Cijampang Kecamatan Pagelaran Kab. Cianjur tampak ramai. Tidak seperti biasa, kali ini banyak warga nongkrong di jembatan melihat ke sungai berjejer berdekatan dengan sepeda motor yang ditinggal empunya. Suara musik dangdut terdengar ikut memeriahkan lambaian bendera dan umbul-umbul yang berjejer di sebelah kiri jembatan. Ada apa nih tidak seperti biasanya.

Di sungai Cijampang yang airnya tenang banyak bapak-bapak basah-basahan membawa kecrik (jaring untuk menangkap ikan yang terbuat dari benang nilon). Para bapak lainnya tidak kalah banyak nongkrong di sisi sungai berbaur dengan para ibu dan anak-anak yang jadi penonton.

 

“Sayang sekali sampai saat ini belum ada satu pun peserta yang berhasil menangkap ikan Soro, ya…” ucap suara dari microfon. Disambung lelucon segar untuk menyemangati para bapak yang menggigil kedinginan.

“Tadi sudah ada yang berhasil mendapatkannya, tapi sayang Soronya terlepas lagi…” sambung suara dari mikrofon menginformasikan.

“Ini teh syarat dan ketentuannya apa saja ya?” tanya saya kepada seorang bapak yang tampak mondar-mandir. Sepertinya panitia acara.

“Peserta yang menjadi juara nanti adalah yang berhasil mendapatkan ikan Soro paling besar. Kalau tidak ada, bisa paling banyak ikan lainnya.” Jawabnya ramah.

Seru banget dan kocak pokoknya nonton menjaring ikan penuh canda tawa.

Beberapa hari lalu di group Desa Pagelaran saya mendapat informasi ada acara SILATURAHMI BUDAYA (Silabud) yang diselenggarakan oleh Cokelat Kita, tim perusahaan rokok Djarum Cokelat yang sudah melegenda di Indonesia.

Tidak hanya silaturahmi saja, acara Silabud juga dimeriahkan oleh bermacam lomba diantara lomba ngecrik, lomba catur, kaligrafi, marawis, dan sebagainya.

Untuk lomba ngecrik ini bagi saya sangat unik dan menarik. Karena ngecrik di jaman now yang serba modern ini sudah hampir punah kalah dengan kebiasaan menangkap ikan yang sudah kekinian.

Sudah banyak kids jaman now apalagi yang tinggal di kota tidak tahu apa itu ngecrik, bagaimana rupanya yang disebut kecrik dan istilah lainnya terkait berburu ikan secara tradisional ini. Maka saat ada info lomba ngecrik ini saya langsung antusias.

Seputar Kecrik

Kecrik dalam bahasa Sunda mempunyai nama lain yaitu heurap. Adalah peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan dan hewan lainnya yang hidup di dalam air.

Di setiap ujung kecrik dipasang timah rantai yang fungsinya untuk memberatkan jaring sehingga alat menangkap ikan ini bisa cepat tenggelam di dalam air dan menangkap ikan-ikan yang ada di bawahnya.

Cara menggunakan kecrik tidak bisa sembarangan melempar, lho. Diperlukan keahlian dan ketentuan khusus supaya kecrik bisa melebar sempurna selebar-lebarnya. Ikan dan hewan lain dalam air tidak bisa kabur menghindar karena kecrik tenggelam cepat mengurung ikan dan hewan lainnya. Saat kecrik ditarik perlahan maka ikan yang terkurung perlahan akan nyangkut.

Biasanya kecrik dipakai untuk menangkap ikan yang sulit dipancing seperti di aliran deras sungai. Asal tahu saja kecrik adalah alat menangkap ikan tradisional khususnya di Tanah Sunda yang usianya sudah ribuan tahun.

Di tempat lain pasti ada alat sejenis kecrik atau jala a.k.a jaring. Hanya mungkin nama dan istilahnya saja yang berbeda.

Kecrik umumnya terbuat dari benang nilon atau kenur yang dianyam sehingga melebar dan dapat menjangkau ikan dalam radius sekitar 3 meter. Kecrik banyak macamnya. Ada kecrik eder, kecrik tembang, atau kecrik jui.

Ikan Endemik Sungai Cijampang Pagelaran Cianjur

Kembali ke lomba ngecrik di Sungai Cijampang, para peserta yang berjumlah 26 orang ini diberi waktu selama 2 jam untuk mengecrik. Mereka banyak mendapatkan ikan endemik Cijampang Pagelaran Cianjur seperti ikan beunteur, ikan jeler, genggehek dan soro atau ada juga yang menyebutnya kancra.

Aan, peserta no 13 asal Puncaksari berhasil mendapatkan 1 ikan soro terbesar ditambah 7 ikan genggehek dan 6 ikan beunteur. MC menggadang-gadangkan no 13 ini bakal jadi juara dan mendapatkan hadiah pertama lomba ngecrik berupa uang tunai sebesar Rp.750rb.

Adapun untuk pemenang kedua jatuh pada peserta no 10 atas nama Kang Dablu yang berhak mendapat uang Rp.500rb. Berada di posisi tiga Kang Euleum, dengan hadiah uang Rp.300rb. Ketiga calon penerima hadiah berasal dari Puncaksari.

Dengan adanya lomba ngecrik di Pagelaran ini masyarakat bisa menyaksikan secara langsung kearifan lokal urang Sunda yang sudah hampir punah. Selain itu kondisi sungai Cijampang pun bisa kita dikategorikan sehat atau tidak. Karena jika polusi sudah tinggi, ikan endemik tentu tidak mungkin masih bisa ditemukan.

Sungai Cijampang ternyata memang masih jadi rujukan warga dalam membuang sampah. Ini terlihat dari tumpukan sampah di pinggir sungai yang sengaja dilemparkan warga dari jembatan. Dengan adanya lomba ngecrik ini semoga saja warga banyak yang teredukasi bahwasanya sungai bukankah tempat untuk membuang sampah.

Begitu juga dengan pemerintah atau instansi terkait bisa melihat peluang menjadikan Sungai Cijampang sebagai sarana wisata dan dasar pembangunan lainnya, termasuk memikirkan dan membuat tempat pembuangan sampah akhir supaya warga tidak lagi menbuang sampah ke sungai. Melainkan kepada tempatnya.

 

13 thoughts on “Lomba Ngecrik: Melestarikan Tradisi Berburu Ikan di Tanah Sunda yang Hampir Punah”

  1. Aku langsung googling penampakan ikan soro kaya apa ternyata besaaarr.. lebih besar dari yang ditangkap ini.. aku baru tau ada ikan soro hehehe

    Reply
  2. Teteeh aku pernah nyobain ngecrik, dan diajarin pula hahaaa
    Emang seru banget dulu aku mainannya balong begini, rasanya puas dan bener banget juga butuh keahlian khusus, ga sembarangan main lempar aja

    Reply
  3. Wah seru banget acaranya. tadi kupikir cara nangkepnya dengan ditombak gtu mbak hehe, ternayta pakai semacam jaring khusus dengan pemberat gtu ya?
    Btw saya penasaran ikan soro itu ikan apa ya? Mungkin ada nama lain yg lbh familiar

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics