Ngibulin guru kok dibilang kreatif? Emang sekolah dimana?

Ngibulin guru kok dibilang kreatif? Emang sekolah dimana?

Pernah merasa diri menjadi kreatif saat masih sekolah? Secara saya angkatan jaman dulu, alias angkatan baheula pisan, maka istilah kreatif saat itu jelas beda banget sama kekreatifan anak-anak sekolah saat ini. Selain belajar bahasa asing dengan bule di lokasi wisata Kampung Naga, baru kepikiran kalau saya juga pernah kreatif meski kreatifnya rada bengal. Ssstt! Saya pernah eh sering bohong dan ngibulin guru demi bisa baca (banyak) buku di perpustakaan sekolah lho. See, kreatif kan?

Kalau cerita kreatif punya ide cas cis cus alias ngobrol dengan bule pakai bahasa asing saat masa sekolah sudah saya beberkan di artikel ini: Cas-cis-cus dengan bule ini hal paling kreatif saat ABG maka kali ini kekreatifan saya dalam ngibulin orang yang akan saya kisahkan. Beneran nih ngibulin orang? Iya dong! Masa saya ngibulin lagi kalian? Hihi… sekarang kan sudah lain jamannya.

Jadi ceritanya gini: Kisah ini terjadi sama saat saya masih sekolah SMP. Kondisi perpustakaan sekolah saat itu bisa dibilang tidak terurus. Buku yang jumlahnya tidak sebanding dengan jejeran rak buku itu hanya terongok sampai berdebu. Kadang saya merasa aneh, aneh sama teman-teman, mereka kok tidak pada suka membaca ya? Padahal saya sendiri pindahan dari Bandung ke kampung nenek demi bisa melanjutkan sekolah ini, yang dibawa dan didahulukan justru buku-buku (meski bekas dan loakan semua).

Kelas satu saya belum berani. Cuma bisa ngintip-ngintip saja. Sambil mengenali situasi. Baru tahu kalau siswa-siswi seangkatan dan bahkan kakak kelasku tidak pada suka baca buku. No wonder perpustakaan lebih banyak terkunci setiap harinya.

Kelas dua, baru kenal dengan guru yang merangkap sebagai petugas perpustakaan sekolah. Maka saat ada kesempatan saya utarakan semua unek-unek tentang perpustakaan. Mengetahui kesungguhan saya yang sudah tidak sabar untuk membaca-baca buku-buku di semua raknya, petugas perpustakaan akhirnya membukakan kunci.

Sayangnya, petugas mengizinkan saya hanya boleh pinjam 1 buku dan baru boleh pinjam lagi setelah mengembalikan buku tersebut. Awalnya saya menurut. Tapi saat pulang sekolah buku pinjaman itu sudah tamat saya baca (di jalan dari sekolah ke rumah saja butuh waktu 2 jam) belum kalau angkutannya telat, bisa lebih lama. Makanya 1 buku dengan ketebalan wajar untuk pelajar menengah pertama sudah biasa kalau bisa saya baca sekaligus tamat.

Saya mulai gelisah dan jengkel sendiri. Masih lama menunggu hari esok di sekolah, sementara buku bacaan sudah habis. Beberapa kali hal itu terjadi maka saya punya siasat. Pinjam baik-baiknya satu buku. Tapi yang saya bawa bisa tiga atau lima buku sekaligus! Ini yang dimaksud saya ngibulin guru/petugas perpustakaan kala itu. Kreatif, bukan?

Jangan salah, meski mencatat pinjam 1 buku, dan membwa lebih dari 1, tapi saat buku-buku itu sudah selesai dibaca, semua saya kembalikan lagi. Begitu seterusnya. Sampai kelas tiga, seolah semua buku di perpustakaan itu sudah saya baca. Maklum sekolah di kampung perpustakaan nya pasti kalah jauh lebih kecil dibanding sekolah di kota. Jadi jangan heran kalau selama 2 tahun semua bukunya berhasil saya baca,

Tapi lain lagi ceritanya kalau saya tidak ngibulin guru kreatif, kaaan…. Mungkin entah sampai kpan saya bisa baca semua buku-buku yang sangat menyenangkan itu …

 

Cas Cis Cus dengan Bule? Ini Hal Paling Kreatif Saat ABG

6 thoughts on “Ngibulin guru kok dibilang kreatif? Emang sekolah dimana?”

  1. Ingat jaman masih kuliah dulu. Ada banyak cara buat menyelundupkan buku keluar tanpa catatan si petugas. Tapi setengah mati deg-degan. Karena pinjam dua masih kurang sih. Apalagi sedang butuh. Untung blm ada cctv. *pengakuan dosa.

    Reply
  2. ciaaaaaa….si mbaaaaak 😀

    Dulu jaman saya SMP malah tidak pernah ke perpustakaan 🙁 entah karena ga tahu posisinya dmn (kebangeten), terlalu full padat jadwalnya (alasan 🙁 ). Tapi kalau pulang sekolah, biasany saya mampir ke toko buku, disanalah saya baca-baca buku, berdiri lamaa..atau kalau punya uang baru beli buku.

    Reply

Leave a Reply to nur rochma Cancel reply

Verified by ExactMetrics