Pengalaman Pertama dari Temu Bunda Mombassador SGM 2016

Pengalaman Pertama dari Temu Bunda Mombassador SGM 2016

Liburan telah tiba, semua berlomba mencari tempat wisata. Kecuali kami. Ya, saya dan suami sepakat untuk menghabiskan libur panjang ini di rumah saja, bersama. Terlebih sejak hari Rabu minggu kemarin, Fahmi kena demam tinggi. Otomatis rencana yang pernah terlintas pun buyar sudah.

Di saat semua hiruk pikuk merayakan hari ibu, saat itu saya justru merasakan betapa beratnya menjadi seorang ibu yang sedang dibutuhkan oleh anak dan keluarga. Demam yang diderita Fahmi membuatnya semakin manja dan sebentar pun tidak ingin saya tinggalkan. Tidak hanya itu, suhu tubuhnya yang di atas rata-rata –meski sudah diberi obat pereda panas—membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Ini berdampak pula kepada saya dan suami. Dua malam kami kurang tidur.

Meninggalkan Fahmi ke luar kota untuk beberapa hari bukan baru-baru ini saja saya lakukan. Sejak iya bayi, saya cukup sering meninggalkannya dengan ibu saya alias nenek Fahmi. Tapi meninggalkannya untuk jangka waktu hampir 6 hari sampai Fahmi sakit sepertinya baru kali ini saja. Karena itu saya merasa bersalah dan menyalahkan diri sebagai penyebab Fahmi “balas dendam”.

Berawal ketika mendapat infomasi dari komunitas Blogger kalau Sari Husada sedang mencari Bunda Ambassador 2016 untuk susu SGM. Saya yang punya pengalaman memberikan susu SGM kepada Fahmi sejak lahir hingga usia 2 tahun lewat beberapa hari, ikut mencoba meraih peruntungan. Alhamdulillah setelah daftar saya diwawancara dan tidak lama kemudian dinyatakan terpilih.

Kewajiban pertama yang harus saya ikuti adalah menghadiri acara Temu Bunda SGM 2016 selama 3 hari dari 13-15 Desember 2016 bertempat di Westlake Resort Yogyakarta. Siapa tidak mau bisa jalan-jalan gratis coba? Selain itu bisa jumpa para bunda dari berbagai penjuru tanah air, tambah ilmu serta wawasan terkait tumbuh kembang anak di seribu hari pertama (golden age) sampai bisa berkunjung ke pabrik susu SGM yang tamannya hijau dan super luas.

Jadwal keberangkatan yang berasa penuh konflik dan plot yang tidak terduga sempat membuat saya khawatir dan was-was. Kebanyakan Blogger terpilih berangkatnya dari bandara Halim Perdana Kusumah. Hanya saya, Mbak Mutia Erlisa Karamoy, Kurnia Amelia Subarkah dan Ninna Zuyyinah yang berangkat dari Terminal 1 Soekarno Hatta.

Pertama ketemu sama Amel, pelajaran hidup yang tidak bisa didapat dari bangku sekolah sudah saya dapatkan begitu banyak. Jika selama ini saya selalu mengeluh dan merasa saya berada di limit terbawah, maka melalui obrolan kami pagi hari itu ata hati saya mulai terbuka. Saya yang baru pertama jumpa Amel jadi berasa ketemu saudara dan sahabat sejati.

Tidak lama kemudian Ninna datang. Ninna yang dalam pesawat duduknya pinggir-pinggiran dengan saya juga memberikan saya banyak pemahaman baru. Sekali lagi saya tidak sendiri. Dilengkapi dengan kehadiran Mbak Mutia yang orangnya kalem plus mengayomi. Kami berempat saat itu, mulai dari Soekarno Hatta sampai Adisucipto benar-benar melalui semuanya dengan suka, duka, tawa dan air mata bersama-sama. Ya, kami berempat sudah sehidup semati.

Sungguh pengalaman tidak ternilai harganya, perjalanan selama 3 hari itu. Tidak hanya berjumpa dengan sekitar 60 orang lebih para bunda angkatan 4 saja, melainkan juga jumpa dengan para bunda dari angkatan 1, 2 dan 3. Super wah dan mewah pokoknya!

Teman satu kamar saya Mbak Suci Santi Risalah Blogger asal Bekasi. Kami menempati kamar paling ujung, nomor 187. Bagi saya ini kesempatan baik untuk menyerap ilmu dari Blogger kawakan macam Mbak Uci, maka setiap ada kesempatan, saya selalu bertanya dan belajar darinya. Hihihi… saya yakin Mbak Uci capek selalu saya ganggu hingga kami berpisah pada saat kepulangan untuk saling mengejar waktu keberangkatan pesawat.

Dari Temu Bunda SGM 2016 ini saya jadi kenal Tim SGM yang kompak dan perhatian seperti Bunda Diah, Mbak Tiwi, Bunda Lasya, Bunda Naomi dan Pak Akri. Masih banyak crew lainnya yang tidak bisa saya ingat disini.

 

Melalui pengalaman para bunda dari angkatan 1, 2 dan 3 saya memperoleh informasi jika selama menjalankan aktivitas atau kegiatan sosial lainnya di rumah atau daerah masing-masing, Susu SGM maupun pihak Sari Husada selaku brand yang menjadi pendorong para bunda dalam melaksanakan kampanye atau kegiatannya, sama sekali tidak mengedepankan nama atau jasa. Pihak SGM justru memilih berada di belakang layar, tanpa minta imbalan disebut atau disorot.

Begitu pula saat kami berdiskusi, workshop, dan penyampaian materi, pihak SGM sedikit pun tidak memberikan peraturan ketat. Kami dibebaskan untuk mengeluarkan ide, gagasan dan mencari paluang sesuai dengan kehendak. Yang terpenting visi serta misi antara para bunda dan pihak susu SGM tetap sejalan dan sama, begitu seperti disampaikan Pak Akri disela-sela acara.

Kami benar-benar diperlakukan istimewa apalagi beberapa video iklan memperingati Hari Ibu yang diproduksi SGM lebih dahulu dipertontonkan kepada kami padahal di televisi saja iklan itu belum ditayangkan.

Sumber pribadi, Mira Utami, Diah Arini, dan Tim SGM

Pulang dari acara Temu Bunda SGM 2016 di Yogyakarta ini saya merasa lebih bangga lagi menjadi ibu. Padahal sebelumnya saya masih suka mengeluh, merasa bersalah dan berada di batas terbawah lainnya. Beragam pengalaman para bunda, sejuta kisah antara ibu dan anak yang didapat selama tiga hari itu membuat pemahaman serta pola pikir dan cara pandang saya merasa telah “diperbaharui”.

Peran dan tanggung jawab seorang ibu yang sangat luar biasa itu seharusnya disyukuri, terlebih bagi para ibu bekerja yang bisa mengatur waktu serta perhatiannya untuk anak, keluarga serta karir. Beruntung saya terpilih menjadi Mombassador SGM 2016, saya yakin masih banyak ilmu serta pelajaran hidup yang akan saya dapat dan selalu menempa saya untuk terus menjadi ibu yang baik, lebih baik dan semakin baik.

9 thoughts on “Pengalaman Pertama dari Temu Bunda Mombassador SGM 2016”

Leave a Reply to Wulan Muhariani Cancel reply

Verified by ExactMetrics