Penting Tapi Suka Terlupakan: Air. Kenapa Jangan Tunggu Haus untuk Meminumnya?

Penting Tapi Suka Terlupakan: Air. Kenapa Jangan Tunggu Haus untuk Meminumnya?

air-kenapa-jangan-tunggu-haus-untuk-meminumnya

 

Saat packing buat perjalanan besok, Fahmi menyodorkan botol dan kotak nasinya. Aih, dia sudah tahu rupanya kalau mau bepergian — kebiasaan kami– tidak pernah lupa untuk bawa air minum dan misting.
Tapi masa saya bawa botol minum dengan bentuk karakter boneka dan misting berbentuk kepala bear?

“Ibu ini buat Ami. Ibu ambilkan buat  Ami. Nanti ibu pulang Ami mamam…”

Glek! Ini anak ada-ada saja. Mentang-mentang sudah beberapa hari saya sering bilang kepadanya kalau hari Rabu besok, saya akan berangkat pagi dan pulang sore. Dengan kata lain saya akan meninggalkannya an seharian dia saya minta untuk bermain bersama ayahnya.

“Nanti ibu mamam dimana?”

“Ibu makan nanti di tempat kerja. Fahmi jangan nakal, jangan rewel. Makan sendiri ya? Kalau perlu bantuan bilang ayah. Jangan lupa bilang apa?”

“… Ayah tolong.”

“Pinter…” Kami pun berpelukan.

“Ibu bawain makanan enak buat Ami ya? Ini masukan disini. Kalau enggak Ami ikut ibu saja.”
Yah, itu lagi…

“Ibu jangan lupa minum,” ujarnya sok nasehatin saya.

Ini anak kadang bikin saya menahan tawa, memang. Tapi semua itu dia kan niru dari saya juga. Saya sering cerita ke Fahmi, kalau mau ninggalin dia karena ada kerjaan. Ya jangan lupa minum, jangan lupa makan, jangan lupa bobo dan nasihat lain sebagaimana dari ibu buat anaknya. Akhirnya ya begini. Giliran saya mau berangkat ninggalin dia untuk pekerjaan, ini bocah balik menasihati saya, walau ucapannya kadang kebalik-balik.

Tapi benar kan, jangan sampai lupa minum air putih. Apalagi bepergian ke daerah yang cuacanya panas seperti ibu kota. Atau berada lama-lama di ruangan ber-AC. Kecuali kalau mau sakit.

“Kalau tidak mau minum, nanti gimana?” Suatu saat anak saya pernah balik tanya.

Ya saya jawab dengan bahasa simple. Kurang air dalam tubuh akan dehidrasi. Itu semua akan menyebabkan mudah sakit. Emang seserius itukah dampaknya kalau kurang minum?

Yang saya baca sih begitu. Untuk mengonsumsi air tidak boleh menunggu sampai merasa haus. Kadang kita justru tidak sadar ya  kalau dengan aktivitas cairan dalam tubuh terus berkurang. Tanpa dinyatakan dehidrasi oleh dokter sebenarnya kita yang beraktivitas aktif sudah mengalami dehidrasi, lho! Tapi kita tidak menyadari. Setiap hari tubuh kita bisa  mengeluarkan cairan tubuh sebanyak 1-3 liter.

Jadi karena itu sejak dini saya terapkan pola hidup “tidak melupakan air”. Minimal minum air sebanyak delapan gelas setia hari, sebagaimana digalakan Kementrian Kesehatan.

Coba deh ingat-ingat, kalau sering merasa haus, keram, kulit tampak kering, mudah lelah dan sering sakit kepala itu tandanya sudah kena dehidrasi.

Kalau dehidrasi parah, dampaknya lebih tinggi lagi, bisa muntah, gak melihat jelas, tekanan darah naik hingga ujungnya bisa terjadi pengentalan darah atau merembet ke diabetes. Aih, jangan sampai ya. Karena itu saya lebih baik dianggap bawel karena selalu iseng ngingatin anak dan suami untuk banyak minum air putih.

17 thoughts on “Penting Tapi Suka Terlupakan: Air. Kenapa Jangan Tunggu Haus untuk Meminumnya?”

  1. Hihihi…anak memang peniru yang ulung. Apa yang kita lakukan, yang orangtua bicarakan, mereka senang menirunya. Anak saya juga gitu, Teh. Suka balik nasehatin 😀

    Reply
  2. kurang air bisa bikin lemesss… dan efeknya bisa ke mana-mana. Tapi ya itu mba masih suka teledor nih soal air. padahal lagi hamil ya. uhhh. baca ini jadi teringatkan lagi ttg pentingnya minum air.

    Reply
  3. Kalau saya gak bisa jauh dari air minum mbak, disamping laptop pasti ada botol aqua besar dan kalau seharian depan laptop bisa 4 kali isi ulang,

    segalon aja bisa habis 4 hari

    Reply
  4. kl lagi jalan2 kdg suka nahan diri gak minum maksudnya supaya jgn maunya nyari restroom melulu… Padahal kyk gini jg gak baik buat kesehatan ya 🙁

    Reply
  5. Aku setiap hari minum kayaknya lebih dari 2 liter, Mbak. Tapi kalau udah travelling suka lupa minum, jadinya pasti abis travelling sakit deh 🙁

    Reply
  6. Duh, pas banget deh, baca ini tuh ngerasa ‘gue banget deh’ huhu. Saya termasuk tipe orang yang gak suka minum air putih, mbak. Untungnya orang-orang terdekat saya gak capek ngingetin buat minum air putih, jangan air berwarna terus. Bener banget sih, sering banget kepala pusing gak karuan, dari kecil emang hobi banget dehidrasi. Abis baca ini mudah-mudahan aja gak males buat minum air putih, air terbaik di muka bumi. Hehehehehe. Thanks for sharing mbak.

    Salam,
    Syanu.

    Reply

Leave a Reply to Keke Naima Cancel reply

Verified by ExactMetrics