Perjuangan ASI Ekslusif yang Gagal

Sedih dan kecewa saat ingin memberikan hak terhadap anak berupa menyusui ASI ekslusif, namun sudah lebih dulu gagal total sebelum proses berjalan. Usia saya 33 tahun saat hamil anak pertama. Karena posisi kandungan sungsang, maka saya disarankan dokter dan bidan untuk melahirkan di RSUD Cianjur, demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Heran dan bingung ketika melihat para ibu muda lain air susunya (ASI) langsung keluar saat melahirkan, bahkan jauh asebelum melahirkan. Sementara ASI saya sama sekali tidak ada!

Sedih, saya dan bayi berada di ruangan yang berbeda setelah proses melahirkan. Cita-cita saya dan suami ingin memberikan ASI ekslusif kepada Fahmi, anak pertama kami pun gagal total!

Alih-alih bisa memberikan kolostrum, tiga hari setelah melahirkan ASI ini belum juga keluar. Kasihan Fahmi. Dengan berat hati akhirnya kami memberikan susu formula sementara pengganti ASI.

Sebagai ibu, sesungguhnya saya ingin memberikan ASI kepada anak. Selain sebagai bentuk kasih sayang, saya juga diinformasikan sebelumnya mengenai keistimewaan ASI bagi bayi.

Karenanya sebagai ibu muda meski usia sudah kepala tiga saya ingin sekali memberikan gizi terbaik yang kesemuanya sudah terdapat dalam ASI. Saya seakan mempunyai rasa percaya diri jika bisa memberikan ASI yang bersih, bebas kontaminasi dan mengandung zat anti infeksi kepada buah hati.

Belum lagi jika dilihat dari aspek psikologi, aspek kecerdasan perkembangan bayi, dan lagi aspek ekonomis, pemberian ASI tentu sangat banyak untuknya bagi ibu dan sang bayi.

Berbagai cara yang diyakini orang bisa menambah subur ASI saat menyusui pun saya lakukan. Memakan sayur daun katuk, makan dan minum yang manis-manis, sampai meminum air pindang ikan mas yang hambar dan amisnya menyengat selalu saya coba.

ASI memang ada dan keluar setelah mengkonsumsi makanan tersebut, namun tidak lama. Setelah Fahmi menyusu beberapa menit, ASI pun habis. Fahmi yang merasa kesal karena menyusui namun tidak ada ASI-nya jadi rewel. Tidur tidak nyenyak dan nangis terus. Baru bisa tenang dan bobo nyenyak setelah kenyang minum susu formula tambahan.

Karena ingin terus memberikan ASI selagi saya ada dan bisa, makan daun katuk, makan manis-manis dan pindang ikan mas serta minum susu ibu menyusui pun saya lakukan terus.

Tak apa lah saya gagal memberikan ASI ekslusif, paling tidak saya masih bisa menyusui hingga Fahmi cukup waktu meski dibantu susu formula.

Sedih banget ketika tepat enam bulan usia Fahmi, ASI ini tiba-tiba kering, benar-benar tidak ada sama sekali! Kontan Fahmi yang lapar mau menyusu, langsung mengigit dan nangis marah plus kesal mungkin saat disadarinya ASI-nya sudah tidak ada lagi. Mungkin dikiranya bundanya ini membohongi dia?

4 thoughts on “Perjuangan ASI Ekslusif yang Gagal”

  1. Pengalamanny hampir mirip sm ak bund..sekarang anakku 3,5bln dan asi masih tetap sedikit.Tapi usaha mengkonsumsi berbagai mcm booster ttp dilakukan smp sekarang.

    Reply
    • sama bun… saya juga… ank sy minggu depan genap 3 bln… ASIX cuma sampe 1,5 bln aj… skrg sudah tambah sufor karena asi kurang… semua makanan yg di blg bs menambah asi pasti saya konsumsi… tp ttp aja asi hanya sedikit… sedih banget… mgkn ada bunda lainnya yg berhasil memperbanyak asinya? info2 ke kita2 ya…

      Reply
  2. Anak pertama sy gagal asi. Nah tuk anak kedu semua persiapan sdh dilakukan dr pijat sebelum hamil dibersihkan payudara namun setelah lahir anak ke 2 asi sedikit. Baru kali ni sy sadar mungkin krn stres sbelum hamil dan sesudah melahirkan jadinya asi susah keluar. Akhirnya 1 bln pertama anak campur sufor. Namun keinginan kuat pingin anak ke2 asi trus ada dalam pikiran. Bermodal pompa dual elektrik beli bekas perlahan mulai saya pompa kedua payudara sy dan sy berikan asi utk anak sy. Berapapun tu yg dihasilkan dengan jadwal super ketat jg krn prinsipnya asi ga akan habis selama ada permintaan. Alhamdulilah sdh 5 bulan anak ke 2 ku skrg bsa mimik asi walau lewat dot dan sy hrs msh rajin trus trusan pumping. Entah sampai kapan tp insya allah trus sy lakukan demi jalanin kewajiban seorang ibu.

    Reply

Leave a Reply to Okti Li Cancel reply

Verified by ExactMetrics