Pilihan atau Pelarian: Pasang Kawat Gigi Abal-abal

Pasang kawat gigi di tempat abal-abal itu yang aku lakukan dengan spontan. Tanggal 1 Februari tepat akhirnya pasang kawat gigi yang sudah beberapa tahun terakhir ini aku rencanakan kesampaian.

Tapi kok bisa pasang kawat gigi di tempat abal-abal? Maksudnya di tempat praktek yang hanya bercirikan plang berukuran 80 cm persegi bergambar mulut dengan sederet gigi. Tempat praktek berukuran 2×3 meter dengan peralatan serba minim jauh dari peralatan medis dan diragukan kehigienisannya?

Bukannya pasang kawat gigi di dokter gigi resmi atau klinik kesehatan yang melayani pemeriksaan serta perawatan gigi? Bukannya di tempat resmi keamanan serta kredibilitasnya bisa diandalkan?

Murah meriah. Mungkin itu salah satu jawabannya. Jika di dokter gigi resmitarifnya dua juta lebih sampai lima juta untuk memasang behel, maka di tempat abal-abal ini cukup 500 ribu saja.

Selain itu, juga jarak serta kondisi ikut memungkinkan. Di Sukanagara tidak (belum) ada pelayanan dokter gigi apalagi dengan pelayanan khusus memasang kawat gigi. Jika mau memasang ke dokter resmi harus ke kota kabupaten dengan jarak dua jam kendaraan. Sementara tukang pasang kawat gigi abal-abal ini lokasinya gak sampai 1 km dari rumah!

Bagaimana kualitasnya? Sejauh ini melihat mereka yang sudah memasang behel di tempat tersebut hasilnya terlihat bagus. Baik kerapihan gigi maupun penampilannya. Kawat-kawat serta karetnya pun bervariasi. Banyak pilihan.

Aku dengan spontan memilih memasang kawat gigi di tempat abal-abal ini saat teman bilang mau ganti karet kawat gigi dan aku ikut dengannya.

Semoga, meski pasang kawat gigi di tempat abal-abal begini, tapi nanti gigiku bisa rapi dengan maksimal. Amin!

2 thoughts on “Pilihan atau Pelarian: Pasang Kawat Gigi Abal-abal”

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics