Ramadhan: Awal dan Akhir Hanya Putaran

Ramadhan: Awal dan Akhir Hanya Putaran

Hari ini 9 Syaban 1438 Hijriyah, itu tandanya hanya sekitar 3 minggu lagi menuju bulan suci umat Islam, Bulan Ramadhan.

Ramadhan atau Puasa, menjadi momen penting dalam setiap tahunnya bagi semua kalangan. Tua, muda, miskin, kaya, pejabat atau rakyat semua bersuka-cita menyambut dan mempersiapkannya.

Siapakah yang tidak ingin naik pangkat dalam jabatan? Siapa tidak ingin berprestasi dalam karir dan akademik? Siapa tidak ingin mencapai posisi yang mulia dalam kehidupan ini, terutama di hadapan Yang Maha Pencipta?

Semua itu bisa diraih tidak percuma, melainkan melalui tahapan berupa ujian, baik secara transparan maupun tidak kasat mata. Bagi umat Muslim, maka Bulan Puasa inilah sarana untuk menempa setiap pribadi untuk mencapai kemuliaan yang sesungguhnya.

Seperti kupu-kupu yang setiap orang mengagumi kecantikan dan keindahannya. Sebelum menjelma menjadi rupa nan menawan itu ia –yang tidak lebih hanya seekor ulat yang biasanya menjijikan– terlebih dahulu harus melalui proses “puasa” dimana selama waktu tertentu ia bertapa dan mematangkan kehidupannya. Ketangguhannya untuk tidak sedikitpun tergoda oleh dunia luar diganjar Sang Pencipta menjadi sebuah pribadi baru seekor kupu-kupu dengan segala kemilaunya.

Begitu juga manusia. Untuk mencapai kemuliaan di hadapan Nya, harus melalui masa-masa karantina. Bulan Puasa atau Ramadhan inilah masanya. Namun tentu saja tidak sembarangan hanya melewati bulan yang diagungkan setiap Muslim di seluruh penjuru dunia ini. Hanya orang-orang tertentu yang lulus ujian yang bisa melewatinya.

Perlu persiapan lahir dan batin sebelum menghadapi bulan suci. Persiapan lahir meliputi menyelesaikan semua permasalahan terkait hal-hal duniawi, seperti hutang-piutang. Untuk membersihkan lantai, tentunya kita memerlukan sapu dan kain pel yang bersih, bukan? Begitu juga persiapan lahir jelang Ramadhan. Seharusnya terlebih dahulu membersihkan diri dengan melunasi setiap hutang yang dimiliki.

Hutang puasa kalau bulan puasa lalu ada kebocoran dan belum dibayar, maka segera lunasi. Hutang piutang terkait uang atau barang, jika merasa ingin badan bersih dan tidak punya beban saat memasuki proses karantina Nya, maka segera usahakan lunasi juga. Nanti dulu lah persiapan untuk uang beli baju baru, kue-kue enak, atau bagi-bagi THR kepada keponakan supaya terlihat orang baik hati dan murah rezeki. Alih-alih mementingkan semua itu, Allah SWT akan lebih menyukai orang yang lebih dahulu melunasi hutang pribadinya terhadap sesama manusia (Hablum minannas)

Pertengahan Bulan Syaban, di Indonesia biasa diperingati sebagai malam Nisfu Syaban, orang mengartikan sebagai hari tutup buku umat manusia selama 1 tahun terakhir. Supaya memiliki buku rapor yang baik, orang akan berlomba membersihkan diri salah satunya dengan meminta maaf kepada orang tua, saudara, kerabat, teman dan handai taulan.

Adapun persiapan membersihkan diri secara batin ialah dengan membersihkan diri dari sikap-sikap tidak baik seperti iri, dengki, sombong, serakah dan suka menggunjing. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus di siang hari, tetapi lebih kepada belajar menahan hawa nafsu dan amarah dari sikap-sikap yang tanpa kita sadari selalu kita lakukan setiap saat.

Tidak mudah memang membersihkan diri dari sikap tidak terpuji ini apalagi menghilangkan sikap-sikap itu hanya kita sendiri dan Tuhan saja yang tahu. Pasti teras berat.

Apalagi jika ditelaah lebih dalam, semua itu tidak lebih dari sekadar seremoni atau ritual saja. Setiap tahun selalu begitu, Mempersiapkan diri dan membersihkan diri saat menghadapi Ramadhan, lalu manakala bulan suci itu lewat, sikap tidak baik dan keserakahan sebagai tabiat manusia kembali datang. Sehingga setiap tahun selalu nampak demikian, entah ada peningkatan ketaqwaannya atau tidak. Wallahu’alam.

Tapi bila kembali kepada niat awal, ingin menjadi pribadi yang dipilih Nya untuk mencapai kemuliaan maka tidak jauh beda seperti nasib ulat yang harus “puasa” untuk menjadi seekor kupu-kupu. Awal atau akhir Ramadhan bagi kita umat manusia tetap jadi ritual yang selalu menyibukkan.

 

 

11 thoughts on “Ramadhan: Awal dan Akhir Hanya Putaran”

  1. ” lalu manakala bulan suci itu lewat, sikap tidak baik dan keserakahan sebagai tabiat manusia kembali datang.”

    Ya … selalu saja begitu. Mudah-mudahan kita senantiasa diberikan kesadaran untuk selalu menjaga ibadah, perilaku dan sikap kita. saat Bulan Ramadhan, maupun bulan-bulan seterusnya

    salam saya

    Reply
  2. Teh Okti,,,, iya banget, waktu berlalu begitu cepat ya. dan belum banyak perubahan dari waktu ke waktu. Semoga bulan puasa kali ini bisa jadi pelecut untuk lebih baik lagi. Teh minal aidin wal waidzin ya selamat menyambut puasa,

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics