Lewat Rinjani dan Semeru Menaruh Harapan Kepada Kerinci

Lewat Rinjani dan Semeru Menaruh Harapan Kepada Kerinci

Fahmi dan carrier logistik

Fahmi nangis terisak. Saya merasakan ia pasti sangat kecewa. Saya saja ibunya ikut sedih. Bagaimanapun rencana naik Gunung Rinjani dan Semeru ini sudah kami rencanakan dari jauh. Bukan kehendak sendiri kalau tiba-tiba pendakian ke atap Nusa Tenggara Barat dan Atap Pulau Jawa ini harus kami tunda.

Sejak usia 3 tahun, Fahmi putra pertama kami sudah kami ajak naik gunung. Eh saat masih dalam kandungan juga sebenarnya sudah saya bawa-bawa ke gunung sih… usia hamil 3 bulan saya naik Gunung Rinjani dan usia kehamilan 6 mau 7 bulan saya naik Gunung Semeru. Yang Fahmi naik jalan sendiri ini ya mulai usia 3 tahun ini.

Teman mendaki yang setia menjaga saya, anak-anak Sembalun yang memberi ikan dari danau Sagara Anak. Kenekatan mendaki Rinjani saat usia kehamilan 3 bulan

 

Hamil 6 bulan Sukses melewati Tanjakan Cinta, menikmati 24 jam full di Ranu Kumbolo sampai ketemu Medina Kamil dan Riani Djangkaru di Gunung Semeru saat hamil 6 bulan

 

Awalnya naik bukit saja yang suasananya seperti gunung, lalu beranjak ke gunung beneran. Alhamdulillah dengan perencanaan matang usia 3 tahun Fahmi berhasil naik Gunung Tertinggi di Jawa Tengah, Gunung Slamet. Dan usia 4 tahun sudah ke Sindoro Sumbing di dataran Dieng Banjarnegara Wonosobo sana. Baru usia 5 tahun kurang Fahmi kami ajak lagi menaklukkan gunung tertinggi di Jawa Barat, Puncak Ciremai melalui jalur Linggasana.

Keinginan Fahmi sebelum usia 6 tahun ia ingin mendaki Gunung Semeru dan atau Rinjani. Kami mendukung dan merencanakan semuanya semaksimal mungkin. Sekitar Oktober November akhir tahun ini kami berencana ke sana. Namun takdir tuhan berkata lain. Bencana gempa bumi melanda saudara kita di sana. Sarana dan prasarana yang rusak membuat jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup. Jelas rencana kami batal. Fahmi kecewa tapi dengan kondisi bencana yang ia lihat sendiri di pemberitaan televisi bocah lugu ini pun akhirnya bisa mengerti.

Sebagai pengobat rasa kecewanya, saya dan suami mengalihkan rencana mendaki ke Gunung Semeru saja. Hanya itu tujuan pendakian selanjutnya. Iyalah kalau sudah pernah ke Ciremai, Slamet mana lagi kalau bukan ke Semeru (udah jelas Rinjani masih ga bisa). Emang gunung masih banyak tapi rasanya gimana gitu kalau udah mendaki yang di atas ketinggian berapa lalu bukannya mendaki yang lebih tinggi tapi malah mendaki yang ketinggiannya di bawah yang sudah didaki. Grafiknya jadi gak menanjak, dong! hehehe…

Fahmi di Gunung Ciremai

Ngontak berbagai teman dan ranger, disepakati kalau pendakian ke Semeru akan kami lakukan bulan Desember. Fahmi pun kembali ceria. Nih anak kalau denger gunung ga tahu kenapa kayanya happy banget. Tahu tuh turunan emak banyaknya kali ya. Hahaha…

Tetapi manakala persiapan makin matang eh, tanpa kami duga datang lagi kendala. Peraturan baru perizinan ke Semeru tidak keluar untuk anak usia di bawah 10 tahun! Duh jelas yang masih usia 5 tahun ga bisa ikut dong? Gimana ini? Pastinya tuh anak bakal kecewa lagi kalau tahu pendakian ke Semeru pun batal (sampai sekarang saya belum informasikan pembatalan ini).

Dengar-dengar informasi saat ini, simaksi memang baru bisa dikasih untuk usia minimal 10 tahun. Beda dengan beberapa tahun lalu, asal orang tua atau team tanggung jawab, usia berapa saja asal sesuai prosedur pendaftaran diizinkan. Saya dan ayah Fahmi bisa ngerti. Itu pastinya untuk keamanan dan keselamatan. Tapi kalau gak bawa anak ngapain juga kami mendaki. Kami mendaki karena awalnya memang mau mengantar anak.

Meski kami harus menelan kekecewaan untuk yang kedua kali, batal traveling ke gunung alias mendaki, tapi kami berprasangka baik saja. Yakin kalau Tuhan punya rencana yang lebih baik. Yang bisa kami lakukan saat ini ialah kami mengatur rencana lain saja, masih demi bisa memenuhi keinginan anak untuk bisa mendaki lagi.

Saya kembali kontak teman-teman dan para pendaki, guide atau ranger. Curhat sekaligus mencari solusi terkait keinginan anak yang mau mendaki tapi batal tadi. Sampai ada komunikasi dengan seorang pendaki senior, yang selalu melakukan pendakian solo ke Kerinci. Aha! Kenapa tidak kami alihkan rencana mendakinya ke Gunung Kerinci tertinggi di Sumatera saja?

teman-teman, Fahmi ketika mau liburan ceria ikut ayah bunda ke Puncak Slamet nih

Pembicaraan lebih serius, kebetulan setelah mendengar rencana saya, pendaki senior yang biasa mendaki sendiri ini kalau ada teman katanya mau bawa keluarga juga. Merasa sepakat, diaturlah rencana mendaki ke Rinjani pada akhir musim panas tahun depan. Insyaallah.

Ya, insyaallah rencana kami tahun depan ingin mendaki Gunung Kerinci di Pulau Sumatera. Mengapa ke sana? Demi bisa mengobati rasa kecewa anak, selain bisa lebih eksplorasi keindahan wilayah lain di Indonesia ini. Meski saya dan ayah Fahmi sudah pernah menginjakkan kaki di sana, tapi kalau ke sana lagi bareng anak kan pasti lain sensasinya. Insyaallah deh, Amin. Ga akan banyak bicara dulu lah, takut ga jadi lagi, hihihi…

10 thoughts on “Lewat Rinjani dan Semeru Menaruh Harapan Kepada Kerinci”

  1. Waahh… keren kamu nak Fahmi si pendaki cilik. Kata orang buahbyang jatuh tak jauj dari pohonnya. Mungkin seperti inilah Fahmi di kelak kemudian hari. Menjadi pejalan or traveller seperti ibu bapaknya

    Reply
  2. Wah keren banget mbak Fahmi…umur 3 tahun udah naik gunung. Jujur saya belum pernah naik gunung, gunung ygnpaling dekat dari tempat saya tinggal hanya Bromo. Pengen banget kesana…tapi masih belum berani karena mikirin anak…hehehe

    Reply
  3. Fahmi , kamu berani kali hiking, kenapa aunty uncu ini tidak kamu ajak … . #SemangatCiee terus Fahmi untuk mengenal pemandangan alam, dengan begitu rasa syukur kepada Maha Pencipta semakin dalam

    Reply
  4. Wah mantaps nih suami istri pencinta mendaki gunung ya gini…ditularkan jg sama anaknya. Ga nyangka lah kalau liat penampilan Mba Okti itu pendaki gunung.. Btw keren usia 3 bulan dlm kandungan diajak mendaki…

    Reply
  5. lagi hamil enam bulan masih sanggup teh? hebatttt… aku sih udah nyerah duluan deh! wkwkwk.. terlebih ngajak anak2 mendaki, belum kepikiran sama skali ditunggu cerita selanjutnya ya teh buat rencana tahun depan.. pasti fahmi happy nih..

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics