Tidak Ada yang Instant! Termasuk jadi Blogger

Tidak Ada yang Instant! Termasuk jadi Blogger

Blogger Cianjur bersama Ibu Ratu Eliesye Irvan, di rumah kediaman Bupati Cianjur

Teh, apa sih enaknya jadi blogger?

Seorang yang (ngakunya) newbie melontarkan pertanyaan (simalakama).

Tidak ada.

Jawabku lempeng. Dia malah mengerutkan dahinya. Entah sakit mata silau melihatku, atau disebabkan hal lain. Masalah buatku?

Saya tidak pernah tahu, apakah orang orang di sekeliling saya tahu apa arti dari istilah blogger? Saya juga tidak tahu, orang tahu darimana kalau saya (katanya) blogger, sampai ada yang mengajukan pertanyaan enaknya jadi blogger itu apa ya?

Saya jawab tidak ada, bukan karena saya mau melupakan berbagai kenikmatan yang saya peroleh dari dunia ngeblog. Tapi saya ngeblog karena memang udah suka dan menjadi hobi. Jadi kalau ujungnya dilihat orang menghasilkan, bagi saya itu bukan sebuah “keenakan” melainkan hasil yang dipetik atas apa yang selama ini telah ditanam.

Sejak suka menulis mulai saat bisa baca dan tulis, hingga di sekolah lanjutan merasa difasilitasi oleh pelajaran bahasa Indoensia khususnya dalam hal mengarang, menulis memang sudah saya sukai dan terus pelajari. Mengirimkan hasil karya tulis ke media cetak jadi latihan dan menggugah semangat untuk terus mempelajari dan memperbaiki kualitas dari tulisan itu sendiri.

Sampai kemajuan zaman terus mengalami peningkatan, menulis tidak lagi hanya di atas kertas. Melainkan meningkat di media digital. Blog ini salah satunya.

Mulai ngeblog sejak tahun 2008, hingga sepuluh tahun kemudian, value dari ngeblog (menulis) itu sendiri baru bisa saya rasakan. Saat tidak hanya teman-teman yang punya hobi sama suka ngeblog yang panggil saya sebagai seorang blogger, tetapi juga orang nomor satu di kabupaten tempat saya tinggal. Bupati Cianjur.

Predikat blogger mulai dikenal orang dan ditujukan kepada saya, ketika Bupati Cianjur (katanya) membaca tulisan saya terkait Curug Ngebul ketika baru dibuka sebagai salah satu wisata andalan Cianjur dan banyak orang yang terbantu dengan informasi yang disampaikan.

Melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur, saya dihubungi oleh koordinator Relawan TIK Cianjur untuk sama-sama mengangkat potensi pariwisata di Kabupaten Cianjur melalui tahapan pemberdayaan, pelatihan, kunjungan sampai saya dan teman-teman dinobatkan sebagai Duta Wisata Cianjur.

Nah, saat itulah saya merasa sepuluh tahun ngeblog itu ternyata tidak sia-sia. Dari sekian banyak blogger di Kabupaten Cianjur, ternyata bisa dibilang saya yang punya DA/PA paling tinggi. Banyak blog milik orang Cianjur yang sudah puluhan tahun bahkan lebih, tapi setelah saya cek, DA paling mentok di angka 10. Padahal blog saya yang udah dua kali migrasi belom sampai berusia 1,5 tahun sudah menempati posisi 23/34.

Disitu saya merasa jadi blogger itu tidak mudah. Sepuluh tahun berusaha konsisten terus berlatih dan berusaha meningkatkan kualitas tulisan (meski hasilnya tetap curhat gitu gitu saja) sedikit bonusnya yaitu tadi, baru bisa diakui oleh Bupati dan jajarannya.

Bangga? Ya, saya bangga. Di mata orang kampung, di mata teman-teman saat kecil saya jadi punya sedikit kesan yang tidak bisa disepelekan. Seperti sudah ditulis di awal, orang jadi mengenal saya sebagai seorang blogger di Cianjur. Dan itu bisa saya raih setelah menunggu satu dasawarsa!

Senang? Ya pasti senang. Orang atau brand atau siapapun, mulai tahu kalau di kota kecil yang konon paling terbelakang di Provinsi Jawa Barat ini ternyata memiliki SDM yang tidak kalah dibanding daerah lain.

Enak? Ya emang ada enaknya. Tapi belum seberapa dibanding perjuangan dan pengorbanan selama sepuluh tahun sebelumnya. Jadi sengaja saya jawab tidak ada ketika ditanya apa enaknya jadi blogger, supaya blogger yang baru seminggu dua minggu atau sebulan dua bulan itu tidak merasa tertipu.

Jika saya saja butuh 10 tahun lamanya untuk mencicipi sedikit manisnya kegiatan ngeblog, maka buat yang baru ngeblog sehari dua hari wae mah mending saya bilang jadi blogger itu tidak ada enaknya. Daripada mereka merasakan penantian yang panjang tapi tidak dapat yang diharapkan dan kecewa berat, kan mending dipait-paitin dari awal…

Pemberdayaan Duta Wisata Cianjur
Awal mula blogger Cianjur diakui pemerintah daerahnya sendiri
Jadi blogger itu tidak selamanya enak. Hanya setelah 10 tahun ngeblog saya mendapat pengakuan sebagai blogger oleh Bupati Cianjur dan istrinya. Itu yang jadi nilai lebih bagi saya.

10 thoughts on “Tidak Ada yang Instant! Termasuk jadi Blogger”

  1. waaah 10 tahun, luar biasa. Aku setuju mbak menjadi blogger yang memiliki ‘branding enak’ itu gak bisa instan, banyak hal yang harus dia ketahui supaya tulisannya selalu dikunjungi, bukan asal nulis lalu selesai

    Reply
  2. Salut buat Teh Okti, bisa konsisten 10 tahun. Aku bikin blog pertama th 2009, tapi nulisnya on and off . Ganti blog bbrp kali, baru satu setengah tahun terakhir ini mulai (agak) serius.

    Reply
  3. Ternyata panjang ya perjuangannya. Tapi hasilnya memuaskan. Proses memang tidak mengkhianati hasil ya. Keren banget sudah tingkatan DA segitu. Aku baru setahun ngeblog masih turun naik sekitar belasan. Salam kenal ya.. 🙂

    Reply
  4. Sering liat sih ada blogger yang maunya instan, misal ngeblog baru seminggu dah bersemangat nanya2 gmn cara dapat job review berbayar dll. Pdhl kalau mau menikmati prosesnya enak banget lho. Asal blog sering diisi, tawaran akan datang sendiri. Btw selamat buat blogger Cianjurnya ya Teh.

    Reply
  5. Setuju banget mbak sama artikel diatas, aku udah nyoba jadi bloger dari 4 tahun yang lalu baru tahun lalu yang memang ditekuni dan konsisten. Konsisten untuk menulis dan merawat blognya itu yang masih sangat susah

    Reply
  6. Barakallahu fiik, teteh…
    Saya salut sama tulisan-tulisan teteh yang tegas, lugas dan senantiasa mengingatkan kalau teteh berasal dari Cianjur.

    Semoga makin sukses yaa, teteh…

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics