Beda dengan daya tahan Comot selaku induknya, bayi-bayi kucing Si Comot akhirnya semuanya yang berjumlah empat ekor itu berakhir dengan kematian.
Perlu diketahui kalau Comot adalah nama kucing di rumah kami. Comot sendiri dulunya saat masih bayi ditemukan suami di sungai Cikadu dekat rumah dengan kondisi yang sangat menyedihkan. Beberapa foto masa kecil Comot saya simpan di instagramnya.
Saat itu Comot kecil sepertinya hanyut di sungai dan ia nyangkut dekat jembatan. Mengeong minta tolong pas suami jalan dekat situ sehingga akhirnya anak kucing yang emang sudah terlihat lucu meski kondisinya kotor terkena lumpur itu bisa dibawa ke rumah.
Masih ingat, sehari sebelum saya ulang tahun anak kucing berwarna hitam putih (plus cokelat karena kena lumpur) itu kami sepakati untuk dipelihara. Fahmi putra kami memberikan nama Comot, yang dalam bahasa Malaysia, artinya kotor.
“Kan waktu dibawa ke rumah kotor banget itu,” kata Fahmi beralasan. Hadeuh, tuh anak ketahuan demen nonton Upin Ipin, hehe!
Meski awalnya mengkhawatirkan tapi Comot tumbuh dengan baik dan sehat. Sempat sakit juga gak mau makan semingguan gitu, terus matanya seperti berselaput putih, tapi akhirnya sehat kembali.
Hingga setahun kemudian Comot hamil dan melahirkan seekor bayi kucing tapi kami temukan sudah mati. Setahun kemudian lagi Comot kembali hamil kali ini melahirkan tiga ekor sekaligus. Sayangnya yang satu sudah mati duluan. Padahal warnanya sama seperti Comot, hitam putih.
Dua bayi ekor kucing lainnya berwarna kehitaman dan abu-abu selamat dan disusui dengan baik oleh Si Comot. Tapi tidak lama yang bau-abu kami dapati sudah mati. Badannya emang lebih kurus dibandingkan yang warna hitam.
Hingga dua bulan lebih bayi anak kucing yang warna hitam tumbuh dan Fahmi memberikan nama Koko. Namun meski sudah lincah dan sudah mulai bermain (Kumincir) tapi tubuhnya terlihat kurus. Saya sendiri tidak terlalu memperhatikan karena saya pikir Koko masih menyusu ke Comot. Saya tahu kalau Comot makan, Koko pun ikut makan.
Tapi kemarin, saya lihat Koko tidak bersemangat dan badannya seperti menggigil. Saya pikir kedinginan maka saya kasih selimut dan saya tempatkan di area yang kena sinar matahari, biar sekalian berjemur. Namun sampai sore, Koko tetap lemas. Saat makan, sepertinya hanya sedikit dan tidak berselera minum.
Malamnya Koko saya selimuti dan berusaha memberi nya minum meski tak banyak hasil. Si Comot induknya ada dan sesekali menjilatinya, seperti biasa.
Dini hari tadi saya terbangun dan mendengar suara anak kucing. Saya lihat Koko sudah mengejang. Kakinya dingin. Saya langsung genggam dan merasakan Koko ternyata sangat kurus. Saya bangunkan suami dan Fahmi, rasanya udah langsung punya feeling kalau Koko bakalan mati tidak lama lagi.
Comot sempat datang dan menjilatinya lagi ketika Koko (mungkin) sedang sekarat. Momentum perpisahan bayi kucing dan induknya ini sungguh sangat menyentuh hati. Meski perasaan optimis Koko bakalan bertahan hidup itu masih ada.
Setelah subuh, Koko beneran sudah tidak ada. Suami langsung menguburkannya dengan Fahmi dan saya langsung mengganti seprei dan selimut.
Segala sesuatu akan kembali kepada pemiliknya. Saya suami dan Fahmi gak begitu terganggu atau merasa kebingungan dengan kematian keempat bayi kucing Comot. Hanya kami menyesal mungkin semua itu terjadi karena kekurang optimalan kami dalam mengawasi dan merawat, akhirnya semua bayi kucing mengalami kematian.
Saya hanya tahu sebagaimana pengetahuan umum para warga kampung kalau anak-anak kucing yang baru lahir, usia 0-3 bulan, memang sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Jika tidak dalam perawatan optimal, anak kucing di usia tersebut semakin lemah dan cepat mati.
Penyebab kematian bayi kucing dapat disebabkan oleh beberapa hal. Ada faktor infeksi dan faktor non-infeksi.
Faktor infeksi pada kucing salah satunya adalah infeksi virus. Kucing dewasa pun bisa meninggal jika sudah terinfeksi virus, apalagi bayi kucing yang mungil. Dengan imunitas yang masih rendah, virus bisa dengan mudah menjalar ke tubuhnya. Virus yang paling sering menjangkiti kucing adalah virus Panleukopenia.
Selain infeksi virus, kematian anak kucing juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang menginfeksi rongga mulut kucing, terutama gusi. Infeksi bakteri bisa menyebar ke organ lain melalui darah dan mengakibatkan kerusakan ginjal. Itu yang bikin anak kucing semakin lemah tak berdaya.
Tak kalah berbahayanya adalah infeksi karena parasit. Jenisnya seperti jamur kulit, cacing, kutu, Toxoplasma Gondii, dan sebagainya.
Kematian bayi kucing bisa disebabkan juga oleh faktor non-infeksi, seperti cacat bawaan, temperatur lingkungan, induk tidak mau mengurus anak (disebabkan induk belum berpengalaman mengasuh, stres, atau sakit), prematur, dehidrasi, anak yang terlalu banyak (jadi puting susu induknya tidak mencukupi), persaingan sesama anak kucing mendapatkan susu, sampai induk kucing yang kekurangan nutrisi pada saat kehamilan dan setelah melahirkan.
Entah mana yang jadi penyebab matinya semua anak Si Comot namun dari semua itu tetap kami tidak bisa apa.
Semoga Comot tidak sedih terlalu lama.
Baru tau ternyata bayi kucing umur 0-3 bulan masih rentan terhadap berbagai penyakit.
Pernah ada kucing yang ngelahirin di belakang rumah, anaknya 3. Bukan kucing piaraan sih, entah kucing darimana, suka keluar masuk pekarangan. Habis ditinggal keluar kota 2 minggu, kulihat anaknya tinggal 1 entah dimana yang 2 tidak kelihatan.
Duh nyesekk klo lihat bayi2 kucing pd tewas, karena ini juga kejadian beberapa kali pd kucing piaraan kami.
rata2 kalo ada salah satu yg sakit, cepeett bgt nular ke bayi2 kucing yg lain.
Semoga Comot tetap sehaatt dan gembira lagi ya
Ah sedih sekali teh membaca kisah bayi kucing yang akhirnya tewas. Padahal lagi sayang-sayangnya ya teh. Ah Comot, sehat selalu kamu ya sayang. Semesta alam menjagamu .
aku pernah pelihara kelinci, trus kelincinya mati dong, ya ampun sedih banget, mana peliharanya dari bayi sampai gemoy
Kasihan Comot. Ternyata bayi usia 0-3 bulan rentan juga, ya. Jadi sedih kalau bayinya mati semua.
huhu ikut sedih rasanya, meskipun aku takut kucing tapi kalau lihat anak kucing mati itu rasanya sedih banget
Kucing juga seperti manusia ya Mbak, jika ingin melahirkan anak yang sehat, ibunya harus sehat dulu. Mungkin karena semasa kecil dan sebelum ditemukan Comot hidup sengsara. Misalnya gak makan terus hidupnya terlunta-lunta. jadi begitu dewasa tubuhnya kurang mampu menghasilkan bayi-bayi yang sehat. Dah ini sotoy banget analisanya …:)
Huhu Teh Okti, bikin aku keingetan anak2nya Keni yang beberapa waktu lalu pada mati juga. 4. Satu demi satu. Mana lucu2, putih2 warnanya. Gak biasanya yang item terus. Mereka diare. Huhuhu. Sedih ya kehilangan anak-anak kucing
Aku pecinta kucing mba, bahkan saat kuliah cinta sama kucing semakin berlebih sampai-sampai kalau kucingku mati bisa nangis sejadinya. Sejak nikah aku udah nggak pelihara kucing sebanyak saat kuliah 🙂 i
Bagi pecinta kucing, pasti merasakan kesedihan ketika bayi anak kucingnya mati. Seperti halnya temen saya, pas kucingya mati, dia sampai nangis, bahkan minta cuti kerja saking sedihnya.
Ikutt sedih maak..
Itu kalau peliharaan anakku pasti nangis dulu pernah pelihara kucing, mati di makan anjing yg ngeyel masuk teras duhh anakku nangiss tersedu sedu pulang sekolah.
Hiks, sedih pastinya si Comot nih.
Kuicngku yg nggak pulang sehari ajah, udah merasa sedih. Apalagi induknya yg kehilangan anaknya gini
Ya Allah,
Allah menunjukkan sisi-sisi keibuan dari seekor kucing cantik bernama Comot.
Semoga Comot segera sehat kembali dari kesedihannya dan menjadi kucing yang sehat untuk bisa hamil dan kembali siap punya anak.
Kucing juga punya kesedihan ya ketika anak-anaknya mati, jadi ikut merasa sedih, semoga Comot kembali ceria dan kelak kalau melahirkan lagi, anak-anaknya sehat dan tumbuh besar dengan baik.
Saya sudah 2 kali kehilangan kucing karena ditabrak orang dan 1 nya karena sakit. Saat ini belum melihara lagi karena masih ada sedikiit trauma
Memelihara kucing memang susah-susah gampang ya mbak, kadang perawatan nya ketat dan tubuhnya selalu bersih. Tiba-tiba sakit dan mati. Mungkin karena terserah virus ya mbak
Kasihan si Comot, semoga nanti jika ada anaknya lagi hidup dan bisa diasuh Comot
Memang kematian bayi kucing bisa terjadi ya, teh. Apalagi kalau memang terserang virus. tahu dari tetangga sebelah yang kini kucingnya ada 7..Susah-susah gampang memang merawat hewan peliharaan
Ikut merasakan kesedihan ini mba. Comot beberapa kali kehilangan anaknya yaaa hiks… Dulu pas aku kecil punya kucing banyak mba. Tiap kali ada yang mati rasanya merana banget. Nangisnya bisa sampai berhari-hari.
Sedih banget comot harus kehilangan anak-anaknya. Semoga setelah ini kalau melahirkan lagi anaknya sehat sehat semua ya Comot. Kebayang sedihnya comot harus melepas koko.
Huhuhu aku juga jadi sedih bacanya. Every death brings grief. Padahal kucing yaaa, tapi udah ada ikatan batin antara si bayi dengan si ibu. huhuhuh sediiih.
Aku sedih bacanya teh Okti
Semoga Comot sudah ngga sedih lagi btw dia disteril aja katanya sih kalau misal udah punya anak anak 2 kali
Huhuhu kasian si comot, semua anaknya mati. Melahirkannya kan pasti gak gampang ya. Smeoga comot dapat penggantinya ya. Yang banyaaakk dan sehat semua
Kok jadi ikut sedih. Padahal yang meninggal bayinya kucing. Bukan bayi manusia. Tapi aku seakan bisa merasakan kesedihannya si Comot. Ibu mana yang gak sedih kalau lihat anaknya meninggal. Hiks. Yang sabar ya comot. Anak anakmu sudah ada di surga.
Jadi ingat kucing kesayangan anak-anak pernah sakit sampai lumpuh dan meninggal padahal kucing itu sudah 5 tahun di rumah kami dipelihara sejak mereka kecil