Kesal Itu Ada, Tapi Bukan Untuk Dibiarkan Menumpuk Apalagi Membunuhmu…!

Sebagai manusia, permasalahan itu pasti ada datang mendera. Dengan keluarga di rumah, teman di sekolah, guru yang menularkan ilmunya kepada kita, maupun tetangga rumah dan rekan kerja di kantor.

Jujur saja, tulisan ini aku buat setelah rasa kesal dalam diri yang memuncak ini akhirnya rata kembali. Saat ada masalah, dalam hati ini timbul unek-unek dan kegeraman yang berujung kekesalan. Setiap mengingat permasalahan, setiap itu pula kesal dalam hati kian menjadi.

Kalau dibiarkan, kesal itu akan jadi penyakit hati (misalnya dendam, iri, dan atau gelisah) Lama-lama bakalan kesiksa sendiri dan bisa-bisa membuat diri sendiri yang rugi.

Saat kesal itu ada, biasanya aku lampiaskan ke hal positif saja, seperti jalan-jalan, tidur, dengar musik dan atau ngobrlo bareng teman. Pokoknya gimana cara supaya bisa melupakan kekesalan itu walau membutuhkan waktu beberapa lama.

Terakhir ya aku ngeblog. Ini aku lakukan kalau kondisi diri ini benar-benar sudah stabil. Dalam arti kesal sudah tidak menjadi sebuah amarah lagi tetapi cukup sebagai reminder atau bahan intropeksi diri.

Pokoknya meski merasa kesal dengan suatu masalah yang menimpa kita, usahakan jangan sampai emosi menguasai dan menjadikan kesal itu memperbudak diri. Kesal boleh saja tapi sewajarnya. Jauhkan dendam, karena itu sama saja dengan menjerumuskan kamu ke dalam jurang kehancuran.

Jangan pelihara kesal jika setelah tumbuh besar akan menjadi bumerang yang bisa membunuh (karakter)mu!

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics