Tahun Baru Masih Belum Vaksin

Happy new year!

Apa cuma saya saja yang apapun perayaannya, tanggal merah atau bukan, tetap memilih diam di rumah? Termasuk saat libur panjang natal dan akhir tahun ini?

Masalahnya kami banyak di dalam kandang sendiri tuh bukan tidak ingin piknik agak jauh, pun bukan tak ada duit sama sekali, tapi karena saya belom vaksin. Hahaha … Ya kan secara sekarang tanda bukti sudah vaksin covid-19 itu ibarat surat sakti saja. Kalau tidak ada, dalam perjalanan apalagi di kota besar bisa berabe. Saya sih di kampung begini masih mending. Makanya paling jauh tuh mainnya cuma lewat kecamatan dalam kabupaten saja. Bebas razia. Hihi…

Jujur saya dan suami sih belum vaksin bukan karena anti, ya. Tapi emang kondisi kesehatan yang kata dokter di puskesmas belum memungkinkan. Pun saya memang tidak berkepentingan jalan ke kota, jadinya kartu sakti itu memang tidak banget-banget diperlukan.

Masih ingat saja saat orang pada ramai vaksin, saya dan suami malah kena gejala covid-19. Otomatis selama isoman (lagi) boro-boro bisa ngejar lokasi vaksinasi keluar rumah saja tidak. Boro-boro mikirin vaksin, ini masih bisa berumur panjang pun antara sadar dan tidak, saking merasa tertekannya…

Beberapa bulan kemudian ada informasi vaksin dosis pertama di desa tempat saya tinggal. Suami sih masih masa pemulihan dari penyakit bawaannya jadi masih ada alasan kuat, lah saya yang sekarang merasa fit, eh pas mau antri ambil pendaftaran malah mareuhmeuh (gejala flu batuk) dan meriang. Batal lagi dong itu mau vaksinnya.

Emang sih meski berusaha menjalankan pola hidup sehat, makan sayur dan buah dan olahraga semampunya, tapi namanya penyakit kan gak pandang bulu ya. Mulai penyakit kelas rendah semacam budug (gatal-gatal) sampai penyakit rada gaya (penyakit mematikan tidak menular) ternyata bersarang juga di tubuh saya. Bagian penyakit ini saya cerita di blogpost terpisah ya. Soalnya rada kompleks juga gitu penyakitnya, mulai dari ujung kaki seperti rorombeheun sampai ujung kepala karena ketombe. Wkwkwkwkkk… kambuh nih ngasal…

Lokasi vaksin di Pagelaran Cianjur
Lokasi vaksin di tempat saya tinggal

 

Sampai sekarang antrian untuk vaksin di desa masih terus berantai, saya masih belum juga kebagian. Maklum kuota sekali vaksin tidak lebih dari dua ratus lima puluh orang, jadi bagi mereka yang berkepentingan pastinya ingin saling didahulukan. Saya, kembali mundur teratur.

Anehnya meski tidak direncanakan, bahkan saya mempersiapkan karena sebelumnya pihak sekolah menginformasikan, waktu anak di sekolah siap divaksin malah pulang karena ternyata Fahmi ada gejala flu dan batuk juga. (Lupa sih ga ditanya sama guru atau petugas puskesmas apakah Fahmi juga demam?) Saya tahunya Fahmi pulang dan cerita kalau ia berkesempatan vaksin nanti kalau sudah sembuh.

Iseng saya tanya, jangan-jangan Fahmi bohong, mungkin kabur karena takut disuntik? Ia menggeleng pasti. Dan saya percaya meski Fahmi tipe anak pemalu, tapi kalau untuk pemeriksaan medis ia memang bukan tipe penakut.

Saat balita, setiap ada imunisasi di posyandu ia sendiri yang tidak pernah menangis saat disuntik. Kalau perlu surat sehat untuk keperluan mendaki gunung pun, ia tidak pernah bikin masalah. Dokter dan perawat yang menangani malah angkat jempol. Sering mendapat pujian kecil-kecil udah menaklukkan gunung api tertinggi di Indonesia. Pak dokter sendiri malah belum pernah, katanya.

Kalau mendapat obat resep dokter, selalu habis tepat waktu. Jadi saya percaya, Fahmi belum vaksin di sekolahnya karena ada pertimbangan dari petugasnya, bukan anak saya yang ngada-ngada. Apalagi memang wali kelasnya juga menginformasikan di group orang tua.

Meski kabar anak SD meninggal setelah divaksin saya baca di detikNews dan baru saja saya baca juga di Kompas, tapi kami tidak menganggap vaksin penyebab kematian anak tersebut. Sebagai muslim kami percaya, kematian itu sudah takdir Allah.

Jadi asli nih kami sekeluarga di tahun 2022 ini belum vaksin. Tapi sekali lagi kami katakan bukan karena kami anti vaksin lho ya…

Ada yang belum vaksin seperti keluarga kami juga? Yuk share di kolom komentar apa sebab dan gimana ceritanya?

 

21 thoughts on “Tahun Baru Masih Belum Vaksin”

  1. Alhamdulillah di rumah pd sudah sih, tinggal anak yang kedua yang belum karena kesehatannya tidak memungkinkan. Anak yang sulung di Turki juga sudah….yang ketiga di pesantren juga sudah….hehe….

    Reply
  2. Aku baru banget teh selesai vaksin dosis ke dua. Termasuk terlambat juga karena sama kayak teten belum diijinin dulu ama dokternya untuk ikut vaksin karena aku ada asma. Tapi ternyata orang asma boleh ikut vaksin minimal selama seminggu asmanya ga kambuh. Akhirnya boleh vaksin jadinya. Terus aku tu vaksin AZ. Jadi jarak dosis pertama ke dua itu lama banget sampai 3 bulan. Di suruhnya begitu soalnya. Ah semoga corona cepet selesai aja ya teh. Lelah soalnya. Semoga teteh sekeluarga juga sehat sehat ya teh

    Reply
  3. Alhamdulilah saya dan keluarga sudah divaksin
    \
    kebetulan tinggal dekat puskesmas besar, tempat Kang Emil ikut jadi relawan vaksin

    jadi vaksin atau belum anggap saja sebagai sudah beruntung/tidak beruntung

    karena probabilitas terpapar virus lebih rentan di perkotaan dibanding di daerah Teh Okti

    Reply
  4. Aku liburan di rumah aja juga nih Teh Okti, walau alhamdulilah sudah vaksin. Lebih ke cari aman aja, jadi cari kegiatan di rumah aja yang bisa dilakukan di rumah biar tetap seru. Semoga segera dapat vaksin di tahun ini ya teh, biar lebih tenang juga. Baik di rumah maupun ketika bepergian.

    Reply
  5. Aku liburan di rumah aja juga nih Teh Okti, walau alhamdulilah sudah vaksin. Lebih ke cari aman aja, jadi cari kegiatan di rumah aja yang bisa dilakukan di rumah biar tetap seru. Semoga segera dapat vaksin di tahun ini ya teh, biar lebih tenang juga. Baik di rumah maupun ketika bepergian. Sehat selalu teh.

    Reply
  6. Semoga nanti bisa vaksin ya teh
    Klo Sy Alhamdulillah sudah lengkap vaksinasinya
    Anak anak yg belum vaksin
    Surabaya baru aja pengadaan vaksin untuk anaknya

    Reply
  7. Alhamdulillah kalau saya sudah semua kak..anak-anak dan ortu juga sudah..Semoga bisa segera vaksin juga ya..pengennya pandemi ini bisa cepat selesai..

    Reply
  8. Kalau di daerah tempat tinggalku nih. Kadang nggak vaksin karena kehabisan. Katanya petugas kesehatannya belum kebagian lagi. Beruntungnya saya sekeluarga sudah vaksin lengkap. Bibiku juga sudah. Tapi tetangga sekitar rumah ada juga yang belum vaksin. Semoga tahun ini situasi sudah kondusif. Tanpa khawatir pada virus lagi.

    Reply
  9. Kalau di daerah tempat tinggalku nih. Kadang nggak vaksin karena kehabisan. Katanya petugas kesehatannya belum kebagian lagi. Beruntungnya saya sekeluarga sudah vaksin lengkap. Bibiku juga sudah. Tapi tetangga sekitar rumah ada juga yang belum vaksin. Semoga tahun ini situasi sudah kondusif. Tanpa khawatir pada virus lagi. Aamiin Ya Rabb…

    Reply
  10. Teh Okti, semoga bisa segera vaksin ya! Alhamdulillah saya, suami, dan anak sulung udah dapet vaksin. Meski si sulung masih vaksin yang pertama. Insya Allah gak berefek bahaya, paling agak kemeng sedikit aja. Sehari setelah vaksin sudah bisa aktivitas lagi

    Reply
  11. Percaya deh kak Okti tidak vaksin bukan karena anti tetapi karena kondisi. Sepupu saya belum vaksin karena darah tinggi, oomku juga belum vaksin karena ada penyakit komplikasi.Semoga ada kesempatan ya kak di tahun ini untuk vaksin

    Reply
  12. Dulu saya termasuk dalam bagian yang takut vaksin, hiks. Pada akhirnya tergerak untuk vaksin karena koko sepupu saya yang pernah covid dan punya penyakit bawaan, kemudian setelah pulih dan boleh vaksin, divaksin, tidak kenapa-napa, akhirnya memberanikan diri vaksin juga. Alhamdulillah aman sejauh ini. Orang tua juga sudah divaksin, tinggal anak-anak saja yang belum karena pas ada jadual vaksin dj sekolahnya malah flu dia. Ponakkan cowok juga sudah.

    Reply
  13. Iya nih Bund. Enggak vaksin bukan berarti anti vaksin. Ada juga yang dipertimbangkan dan memang enggak dibolehin dari sananya dengan alasan kesehatan. Apalagi yang memiliki penyakit berat seperti jantung plus darah tinggi. Hm, kalau kemarin Mama saya enggak dikasih sih.

    Reply
  14. DI rumah baru saya yang sudah selesai vaksin, itupun baru tanggal 3 kemarin dosis 2 nya. Untuk anak masih 5 tahun dan 3 tahun, istri belum karena suatu hal.
    Btw, samaan ya, Vaksin jadi surat sakti. Mau urus administrasi aja kudu nujukin sudah vaksin,

    Reply

Leave a Reply to Annisa Tang Cancel reply

Verified by ExactMetrics