Bijak Bertetangga

Memiliki hubungan baik dengan tetangga adalah anjuran Rasulullah. Bertetangga dengan rukun dan damai jadi salah satu kunci hidup nyaman di lingkungan tempat tinggal.

Namun, siapa sangka jika justru dengan tetangga juga sering kali muncul konflik yang dapat mengganggu keharmonisan ikatan kekeluargaan antar warga.

Entah kebetulan atau emang bisa dibilang nasib saya yang selalu apes, rasanya kok, sial banget gitu ya karena setiap tinggal di suatu tempat, ada aja tetangga terdekat yang selalu jadi pemicu munculnya konflik.

Mulai dari soal batas tanah saya yang diakuinya, saluran air PAM yang masuk ke wilayah saya, sampai permasalahan dedaunan dari pohon di halaman rumah saya yang selalu dijadikan masalah karena katanya mengotori halaman tetangga.

Dalam situasi seperti ini, diperlukan sikap bijak agar masalah tidak berkembang menjadi perselisihan yang lebih besar. Meski tidak dipungkiri sebenarnya sudah terjadi perang dingin antara kami itu.

Tetangga adalah saudara terdekat

Tetangga adalah orang-orang terdekat yang sering kita jumpai sehari-hari. Tetangga dengan segala status sosial dan kondisinya bisa menjadi teman dalam berbagi kabar, membantu dalam keadaan darurat, atau bahkan hanya sekadar menyapa untuk menciptakan suasana hangat di lingkungan tempat tinggal.

Oleh karena itu, seharusnya menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah investasi jangka panjang untuk hidup yang damai dan tenteram.

Niatnya seperti itu. Tapi kalau tetangganya bikin ulah, masa kita mau diam saja?

Bijaksana bertetangga

Memahami Perspektif Tetangga

Ketika tetangga samping rumah mengeluh tentang daun mangga depan rumah saya yang katanya mengotori halaman mereka, buat saya tentu saja sangat penting untuk memahami sudut pandang mereka.

Dedaunan yang berserakan itu pastinya jadi pekerjaan tambahan bagi mereka, terutama pagi hari saat semalaman hujan turun disertai angin kencang. Padahal tentu saja mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap kotoran daun dari pohon tersebut.

Dengan memahami keluhan mereka, sudah seharusnya saya menghindari sikap defensif dan lebih fokus mencari solusi bersama. Karena seandainya saya di posisinya tetangga pasti saya juga merasakan apa yang mereka rasakan ini.

Solusi Bijak Mengatasi Masalah Bertetangga

Berikut beberapa langkah yang saya dan suami ambil untuk mengatasi keluhan dari tetangga, seperti:

Tetap Berkomunikasi dengan Baik

Karena kesibukan masing-masing, jujur meskipun Bertetangga dekat tapi kami satu sama lain jarang bertemu apalagi saling bercerita. Kondisi ini saya jadikan keluhan tetangga sebagai kesempatan untuk berdialog.

Saya mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menyela. Menunjukkan kalau saya emang peduli terhadap ketidaknyamanan nya. Sikap terbuka dan kooperatif akan menunjukkan niat baik seseorang, bukan?

Segera Lakukan Pemangkasan Pohon

Sebenarnya sebelum tetangga komplain, saya dan suami selalu mengecek pepohonan yang memang banyak tumbuh di halaman itu. Tapi mungkin ada yang terlewat dari perhatian kami, sehingga di luar kuasa dan rencana banyak menimbulkan dedaunan yang justru tetap mengotori tempat orang lain.

Setelah mendapatkan keluhan dari tetangga tentu saja saya dan suami langsung memastikan supaya pohon-pohon di halaman rumah mendapatkan perhatian lebih baik, termasuk memangkas cabang yang berpotensi menjatuhkan daun ke halaman tetangga.

Jika memungkinkan, saya mintai pendapat tetangga dalam menentukan area pepohonan yang perlu diperhatikan. Melibatkan tetangga bisa lebih mengetahui dengan jelas bagian mana yang sudah mengganggu mereka.

Bersedia Membersihkan Halaman Tetangga

Suami saya yang selalu rajin menyapu halaman hingga ke bagian punya tetangga bahkan sebelum mendapatkan komplain.

Tentu saja untuk bagian dalam pagar rumah orang kami tidak berani masuk.

Sebagai bentuk tanggung jawab, suami sering terdengar menawarkan untuk membantu membersihkan daun-daun yang jatuh ke halaman mereka. Tapi jawabannya “Oh gak apa, tidak usah…”

Alternatif lainnya saya dan suami menyediakan alat kebersihan tambahan untuk mereka, seperti sapu dan tong sampah daun sebagai tanda perhatian. Alat kebersihan itu saya simpan di halaman dekat area tetangga yang sering kena kotoran dari dedaunan yang jatuh dari pohon di halaman rumah saya.

Beri Solusi Jangka Panjang

Saat komplain tetangga saya terima, daripada pohon yang dimaksud terus menjadi masalah, saya dan suami mengambil keputusan untuk menebang pohon tersebut dan menggantinya dengan tanaman dengan jenis yang lebih ramah lingkungan.

Seperti tanaman buah dalam pot, dimana tanaman ini daunnya tidak mudah gugur dan kabur ke halaman tetangga.

Pohon jambu tetangga menjulur ke halaman
Kalau pohon buah tetangga selebat ini dan menjulur ke halaman kita, masih mau komplain gak ya…?

Bijak Bertetangga Menjaga Hubungan Harmonis

Sikap proaktif dan peduli terhadap tetangga menunjukkan bahwa kita sangat menghargai hubungan baik. Dengan melakukan tindakan nyata untuk mengatasi keluhan tetangga, kita tidak hanya dapat meredakan ketegangan tetapi juga bisa memperkuat hubungan baik antar tetangga.

Mungkin konflik kecil seperti keluhan tetangga itu adalah bagian dari dinamika kehidupan bermasyarakat. Jadi diterima dan ambil pelajaran hidupnya saja.

Cara setiap orang dalam menangani masalah mencerminkan kedewasaan dan rasa tanggung jawabnya. Meski ada rasa tidak nyaman ketika tetangga mengeluh tapi mengupayakan supaya bisa bertindak dengan bijak dan mematut diri memang tidak mudah.

Tapi saya dan suami terus mengusahakan, karena hubungan baik dengan tetangga kami rasa adalah aset berharga yang tak ternilai, yang sepatunya haus kita lakukan.

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics