Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK Tegal

Manteman, tahu kan penyakit kusta atau biasa juga disebut lepra?

Ituloh, penyakit infeksi kronis terutama menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf, tapi jangan salah, penyakit ini dapat disembuhkan.

Kusta di Indonesia

Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama memengaruhi kulit, mata hidung dan saraf perifer.

Sebenarnya penyakit kusta ini langka. Di Indonesia sendiri ada kurang dari 15 ribu kasus per tahun. Dan kalaupun ada, penyakit kusta dapat ditangani oleh tenaga medis profesional.

Tapi, ada informasi jika kasus baru kusta di Indonesia mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 18.000 kasus. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Duh, sangat disayangkan ya … Apalagi kusta ini salah satu penyakit yang bisa menimbulkan disabilitas alias kecacatan.

Pada tahun 2017, angka disabilitas akibat kusta masih mencapai 6,6 orang per 1.000.000 penduduk. Padahal pemerintah punya target angka disabilitas kusta kurang dari 1 orang per 1.000.000 penduduk.

Hal itu menunjukkan masih adanya masalah dalam penanganan kusta di Indonesia. Salah satunya terkait sosialisasi apa itu kusta dan apa dampaknya bila penyakit ini terlambat ditangani. Selain itu, kusta termasuk penyakit mudah menular bila tidak segera ditangani. Sebagaimana kita tahu kalau kusta ini bisa menular melalui percikan di udara, melalui uap air udara pernapasan saat batuk atau bersin.

Host Rizal Wijaya Radio KBR

Roadshow Leprosy NLR Indonesia di Tegal

Apa sih NLR Indonesia itu?

NLR singkatan dari Netherland Leprosy Relief adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya di seluruh dunia dengan menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).

Saat ini organisasi NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia.

Di Indonesia, NLR mulai bekerja di tahun 1975. Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat  organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Sama seperti aliansi NLR Internasional, NLR Indonesia memiliki slogan: Hingga kita bebas dari kusta.

Nah, NLR Indonesia baru saja melakukan kegiatan Roadshow Leprosy di Cirebon, Slawi dan Tegal yang melibatkan Babinsa dan PKK. Tujuannya untuk membuka ruang berbagai informasi dan meningkatkan kesadaran kepada jaringan dan masyarakat umum tentang kusta.

Seperti apa respons pihak-pihak yang terlibat dalam roadshow tersebut? Saya nyimak di Acara Ruang Publik Radio KBR yang diselenggarakan pada Rabu, 14 Mei 2023 pukul 09.00-10.00 wib dengan menghadirkan narasumber dari Kodim Tegal dan Perwakilan PKK Kabupaten Tegal.

Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK Tegal

Bincang santai namun penuh informasi yang bermanfaat terkait kusta, penanganan dan pengobatannya dibuka oleh host Rizal Wijaya dari Radio Berita KBR Jakarta. Hadir sebagai pembicara ada Kapten Inf Shokib Setiadi, Pasiter Kodim 0712/Tegal dan Elly Novita, S.KM, MM, wakil ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal.

Kapten Inf. Shokib Setiadi

Melalui obrolan yang disampaikan kedua pembicara tersebut bisa diketahui antusias masyarakat Tegal khususnya, sangat tinggi dalam sosialisasi Leprosy ini. Melalui banyak kegiatan dan aktivitas, seperti kegiatan senam kesegaran jasmani, posyandu, dan kegiatan masyarakat lain, pihak Babinsa (adalah akronim dari “Bintara Pembina Desa”, yang merupakan kesatuan prajurit TNI yang bertugas sebagai perwakilan militer di wilayah desa atau kelurahan) dan PKK (singkatan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia) Kabupaten Tegal terus menyampaikan informasi dan sosialisasi mengenai pencegahan dan penyembuhan kusta.

Mengetahui seantusias itu masyarakat Tegal terkait edukasi dan sosialisasi kusta ini, Ibu Elly selaku penggerak PKK di Kabupaten Tegal menginisiasi untuk lebih memperluas jaringan dalam upaya memberikan sosialisasi sehingga informasi terkait kusta ini bisa sampai ke masyarakat lebih luas.

PKK Kabupaten Tegal yakin acara sosialisasi ini akan berjalan sukses terlebih jika PKK digandeng pihak lain sehingga sosialisasi bisa dilakukan lebih maksimal.

Tidak mudah memang menghadapi para ibu-ibu yang juga bisa dibilang lebih mudah termakan isu berita bohong alias hoax. Namun Ibu Elly tidak menyerah begitu saja. Beliau dan jajarannya terus melakukan berbagai upaya, seperti:

  • Semangat menghilangkan stigma tentang kusta
  • Bersama menepis berita hoax

Elly Novita dari PKK Kabupaten Tegal

Stigma tentang kusta di Kabupaten Tegal memang masih tinggi. Kesan penyakit kusta berbau negatif melekat sangat kuat. Jangankan pandangan masyarakat secara umum, orang penderita kusta nya saja menolak untuk membuka diri, karena merasa malu, merasa diri hina dan berdosa karena stigma jika kusta ini menurut mereka adalah penyakit kutukan dan turunan. Padahal jelas stigma itu tidak benar. Kusta bukan penyakit kutukan dan bukan penyakit turunan.

Menyiasati hal itu, Babinsa dan PKK Tegal bekerja sama dalam menjalankan Roadshow Leprosy ini dengan berbagai pihak seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan dan aparat desa serta kecamatan, termasuk komunitas dan tokoh agama serta tokoh masyarakat yang mana perkataan serta ucapannya banyak dipatuhi oleh masyarakat setempat.

Semoga target Indonesia nol penyakit kusta bisa tercapai dengan banyaknya kegiatan dan sosialisasi yang dilakukan dengan sasaran masyarakat paling bawah ini ya.

70 thoughts on “Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK Tegal”

  1. Banyak stigma buruk terkait kusta di masyarakat ya mbak nah perlu banget adanya edukasi dan sosialisasi kusta agar banyak biss membuka mata untuk lebih care terhadap penderita kusta karena penyakit ini bisa disembuhkan dan tidak perlu insecure.

    Reply
  2. Bisa yuk bisa, eliminasi kusta.
    Kenali gejalanya dan pencegahan, dukung pasiennya untuk lekas berobat, serta eliminasi juga stigma negatifnya.

    Reply
  3. Sering banget denger kalau penyintas kusta tuh mendapatkan diskriminasi yang luar biasa. Mungkin karena masyarakat belum paham mengenainya kak. Untunglah ada peran PKK dan Babinsa yang bantu edukasi.

    Reply
  4. NLR Indonesia, PKK dan Babinsa bekerjasama menggaungkan bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan. Salut sekali dengan kolaborasi ini.
    Memang benar sekali teh, belum banyak masayarakat yang teredukasi bahwa kusta itu bisa disembuhkan. Akibatnya banyak sekali diskriminasi terhadap penderita maupun mantan penderita yang telah sembuh.

    Reply
  5. Salut untuk acara sosialisasi lewat bincang santai KBR tentang kusta bersama Babinsa dan PKK Tegal. Sarat informasi yang bermanfaat terkait kusta, penanganan dan pengobatannya ya ini. Semoga segera tercapai target Indonesia zero kusta

    Reply
  6. Saya sudah tahu penyakit kusta atau lepra sejak kecil. Hanya dulu para orang tua melarang keras, anak-anaknya berdekatan dengan penyakit kusta. Jadi jujur saja, sejak kecil sudah tertanam dalam pikiran saya, penderita kusta itu harus dihindari.
    Hal inilah yang akhirnya membuat penderita kusta semakin terpuruk dan terkucilkan. Padahal penyakit kusta bisa disembuhkan. Maka harus terus diberi informasi kepada masyarakat umum. Agar penderita kusta tidak semakin terpuruk dan bisa berdaya juga.

    Reply
  7. Stigma buruk ini yg bikin penderita makin menutup diri sehingga nggak bisa eksplore passionnya, nggak bisa dapat haknya untuk berkarya, bisa-bisa makin terkucilkan. PR banget nih untuk masyarakat harus lebih sering diberikan pandangan yg benar tentang penyakit kusta, gejala, penanganan dan pendampingan untuk penderita

    Reply
    • Dulu waktu aku sering ditakut-takuti jangan dekat orang sakit kusta …tapi tidak dijelaskan kenapa. Dengan edukasi moga penderita kista tidak dikucilkan lagi

      Reply
  8. Stigma “kengerian” tentang kusta ini memang gak gampang diruntuhkan ya Teh. Selain karena memang penyakit menular, publik jadi segan untuk berinteraksi. Jadi sebagai pribadi, saya bisa memahami.

    Tapi mudah-mudahan dengan sosialisasi seperti ini, mata publik jadi lebih terbuka. Bagaimana agar terhindar dari penyakit ini dan bagaimana cara menghadapinya.

    Reply
  9. Wuidih roadshownya sudah sampai Slawi aja nih. Dekat rumah istri kalo Slawi sih. Semoga enggak hanya berhenti di situ aja. Roadshow bisa lanjut lagi ke berbagai daerah lainnya di Indonesia.

    Stigma negatif soal kusta sebenarnya bukan hanya ditemui di daerah saja, tapi juga masyarakat di perkotaan masih banyak yang punya stigma negatif soal kusta ini. Jadi memang harus benar-benar mateng banget untuk menyebarluaskan informasi yang benar soal kusta ini…

    Reply
  10. Bagus banget ini programnya NLR Indonesia, karena kusta atau penyakit apa pun itu harus ada edukasi yang tepat kepada masyarakat. Apalagi orang sering kali mengucilkan penderita kusta. Bahkan seperti yang Teh Okti bilang, penderitanya sendiri juga menutup diri.

    Reply
    • Setuju kak,
      Dari situ memang perlu ya untuk selalu masif melakukan sosialisasi dan edukasi ini, agar stigma negatif kusta gak lagi ada

      Reply
  11. Stigma negatif mengenai kusta mudah2an bisa diatasi ya. Kalau dulu karena masih kurangnya informasi, tapi sekarang justru karena sumber informasi yang banyak namun yang beredar cepat justru info yang menyesatkan. Semoga saja tercapai target nol kusta dan berhentinya informasi yang salah dengan gerakan ini.

    Reply
  12. Edukasi tentang kusta ini memang jadi PR bersama ya Mba? Senang bacanya antara masyarakat dan stakeholder memiliki semangat dan disambut antusias yang luar biasa untuk bersinergi bersama..

    Reply
    • Alhamdulillah ya mbak. Semoga semakin banyak masyarakat yang aware dan juga makin meluas edukasi tentang kusta ini.

      Reply
  13. Seneng banget dengerin NLR Indonesia yang gak henti mengkampanyekan tentang kusta
    Hebatnya selalu ada topik tentang kusta yang bisa dibahas
    Dengan cara ini diharapkan penyakit kusta bisa diminimalisir ya?
    Pastinya lebih berharap nol kasus

    Reply
  14. Para penderita kusta nya saja menolak untuk membuka diri, karena merasa malu, merasa diri hina dan berdosa karena stigma jika kusta ini menurut mereka adalah penyakit kutukan dan turunan
    Nah ini nih yang harus diperbaiki pada penderita ya mak. Motivasi untuk para penderita ini yg berat

    Reply
  15. Iya ya stigma kusta masih jelek. Aku keinget dulu zamanku SD ada baliho penyakit ini yang menunjukkan kulit ruska besar2 deket SDku jd sepertinya org2 seusiaku tumbuh dengan bayang2 gambar itu jd sampai skrng susah ngilangin stigma kusta.
    Emang perlu edukasi masif mengenai bagaimana penanganan penyakit kusta ini ya.

    Reply
    • Sosialisasi dan edukasi mengenai bagaimana penyintas kusta bisa hidup di masyarakat memang perlu banget dilakukan ya, supaya masyarakat juga tidak memandang sebelah mata lagi dan bisa lebih berdampingan menerima penyintas kusta, serta kasi kesempatan utk berkarya juga.

      Reply
  16. Jaman dulu, sakit kusta atau lepra itu adalah kiamat bagi penderitanya. Karena sangat ditakuti penulannya. Untung lah sekarang dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan terbukanya informasi, dan edukasi terus menerus seperti di Tegal ini, penyakit kusta bisa didekati. Penderitanya tetap bermartabat tanpa harus dipencilkan masyarakat

    Reply
  17. Salut dengan ikut terlibatnya semua elemen dalam mensosialisasikan informasi tentang kusta. Hal ini penting banget, agar mis-informasi tentang kusta dapat di eliminasi di tengah masyarakat yang masih suka men-judge seenaknya

    Reply
  18. Jangankan di Tegal ya teh, bahkan di daerahku juga masih melekat stigma negatif itu. Dan kupikir di daerah lain pun masiihh begitu… ngga ada ruang buat mereka, pada perlu ikutan bincang2 kek gini nih biar ada empatinya

    Reply
  19. Kusta jadi momok banget buat penderita dan keluarga padahal seharusnya ini tidak terjhadi kalau masyarakat bisa diedukasi bahwa penyakit ini bisa sembuh dan bisa hidup normal kembali. untung ada kegiatan seperti ini

    Reply
  20. Smg dgn sosialisasi yg marak terkait kusta ini dpt menekan kasus kusta di Tanah Air. Soalnya bnyk yg tdk melaporkan krn stigma bhw penyakit ini tuh kutukan.

    Smoga dgn bantuan ibu2 PKK dan Babinsa bisa menyebarkan kembali sosialisasi ini ke masing2 kluarga. Smg jg bs menyusul ke daerah lain, khususnya yg jumlah penderita kustanya tinggi.

    Reply
  21. dari dulu udah tau penyakit kusta yang katanya anggota badan bisa putus sendiri…jadi dari kecil udah ditakut-takuti seperti itu…jadi kalo ada yang sakit kusta dijauhi. dengan edukasi yang tepat moga penderita kusta tak dikucilkan lagi karena mereka butuh teman dan pengobatan yang tepat

    Reply
  22. Edukasi yang seperti ini mengenai penyakit kusta dan penderitanya juga bisa menjadi solusi bagi keluarga dan masyarakat yang bersinggungan dengan penderita kusta bahwa kusta tetap bisa sehat kembali.

    Reply
  23. info tentang kusta ini memang benar-benar harus digaungkan seluas-luasnya ke masyarakat utk mengatasi berbagai stigma buruk yang selama ini beredar di tengah masyarakat ya

    Reply
  24. Pemerintah melalui pihak terkait harus melamukannuoaya sosialisasi, edukasi perihal kusta di masyarakat agar target 1 dari 1.000.000 orang di Indonesia bisa tercapai..syukur-syukur kemudian bebas kusta

    Reply
  25. Jadi pengen tahu di kota saya ada kasus atau tidak. Baca ini kok rasanya dekat aja, karena sama-sama pantura. Padahal saat baca berita umum kayaknya jauh.
    Bagus juga kalau konsern di isu-isu lokal begini.

    Reply
  26. Keren banget nih, untuk sosialisasi penyakit Kusta di masyarakat memang harus melibatkan banyak pihak. Dari pemeirntah, kesehatan, hingga perangkat desa. Dengan begitu masyarakat bisa lebih paham mengenai penanganan dan penularan penyakit kusta.

    Reply
  27. Stigma buruk kusta masih aja ya menempel, terutama bagi penduduk di pedesaan. Sudah menjadi tugas bersama untuk memperbaiki stigma tersebut. Dan Babinsa dan PKK Tegal berhasil membuktikannya

    Reply
  28. Sudah cukup lama ya kusta ini ada di Indonesia dan targetnya masih jauh, memang stigma ini ternyata berpengaruh besar terhadap kesembuhan, padahal tidak mudah menular juga kusta ini. Dan sosialisasi beserta edukasi kaya gini yang perlu terus digaungkan, sampai ke lapisan masyarakat paling bawah, jadi kerja sama berbagai pihak.

    Reply
  29. Langkah yang baik si dengan gandeng PKK, ngena banget ngasih edukasi ke ibu², soalnya biasanya yang ngasih stigma buruk tentang kusta ya dari obrolan gosip ibu²

    Mudah-mudahan makin banyak orang yang paham mengenai kusta ini ya mbak

    Reply
  30. memang perlu usaha keras dan sosialisasi yang terus menerus ya, mbak untuk menghilangkan stigma negatif penyakit kusta ini sehingga para penyintasnya bisa diterima dengan baik di masyarakat

    Reply
  31. Akupun secara perlahan kasus kusta di INdonesia semakin berkurang dan bahkan bisa benar-benar nol. Ini pastinya butuh kerjasama banyak pihak ya Teteh. Sosialisasi seperti ini dibutuhkan juga

    Reply
  32. Sangat disayangkan melihat jumlah kasus kusta yang stagnan dan tingkat disabilitas yang masih tinggi di Indonesia. Diperlukan upaya yang lebih besar dalam sosialisasi dan penanganan penyakit ini agar dapat mengurangi dampaknya. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memahami kusta, mencegah penularan, dan memberikan perawatan yang tepat bagi para penderitanya.

    Reply
  33. Saya sampai searching tentang penyakit kusta ini.. ternyata bisa aja dari kondisi normal tiba2 disabilitas tangan atau kaki karena penyakit ini.. kasihan memang penyintas kusta pasti down banget..

    Reply
  34. Saya sudah dua kali menyambangi kampung kusta Jongaya di Makassar. Berbincang dg seorang tokoh orang yang pernah menderita kusta di sana sangat membuka wawasan.
    Beliau sendiri mengakui kalau sampai sekarang stigma pd penderita kusta masih terasa.
    Semoga 3 Zero yg jadi target dan harapan NLR plus semua penderita kusta di Indonesia bisa tercapai.

    Reply
  35. Sosialisasi tentang Kusta ini harus makin sering deh Teh, biar pada tahu gejalanya dan paham kalau penularan kusta itu tidak mudah. Kusta juga ada obatnya. Kasihan loh sama penderita kusta kalau masih berfikir kusta itu kutukan, apalagi kalau penderita sampai diasingkan.

    Reply
  36. amiin, semoga masyarakat Indonesia sehat semua ya teh, dan target nol kusta bisa terealisasi, sedih banget rasanya kalau saat ini masih ada orang yang terkena kusta atau lepra ini, dan mudah2an pemerintah juga mendukung semua gerakan yang bisa menjadikan kasus kusta di Indonesia ini nol persen

    Reply
  37. Stigma-stigma negatif mengenai kusta ini kudu diberantas agar semain terbuka pandangan kita terhadap penderita kusta dan memberikan dukungan yang terbaik bagi mereka.

    Reply
    • Stigma buruk tentang penyalit kusta ini seingatku jaman aku SD di th 80an 90an teeh….crita dari guru bikin kepala ikutan ngeri denger penderita kusta nah mkn itu yg tjd di masyarakat.

      Padahal info tsb jangan di telan mentah2 yaa nah perlu di share ttg kusta yg tdk berbahaya buat orang lain

      Reply
  38. Masa saya masih kecil dulu, masih ingat banget bagaimana anggapan masyarakat terhadap penyitas kusta yang dianggap terkena “kutukan” atau dapat penyakit turunan. Padahal faktanya kusta ini disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium leprae. Edukasi dan penyebaran informasi yang tepat, termasuk bahwa kusta ini bukan penyakit turunan dan bisa disembuhkan sangat berarti sekali. Dengan melibatkan organisasi seperti PKK ini semoga bisa menjadi percepatan kasus penderita kusta di Indonesia hingga ke zero level. tentang penyakit kusta

    Reply
  39. Memang selama ini mindset yg ada itu jangan dekati penderita kusta karena sangat mudah menular ya, ternyata ga segitu nya. Dan alhamdulillah nya ternyata juga bisa disembuhkan.

    Reply
  40. senang melihat sosialisasi tentang kusta hingga ke akar rumput melibatkan PKK dan Babinsa yang memang dekat dengan masyarakat.
    btw, aku baru tahu singkatan PKK itu lewat tulisan teteh, heheh padahal udah sering lihat ibu-ibu PKK

    Reply
  41. yang bikin bertambah buruk efek dari kusta itu memang stigma masyarakat sekitar sih
    sehingga penderita kusta jadi enggan untuk melakukan perawatan di pelayanan kesehatan umum. padahal kalau berobat teratur penyakit kusta bisa diatasi
    semoga makin banyak edukasi tentang penyakit kusta ini ke masyarakat

    Reply
  42. Aamiin, semoga dengan banyaknya kegiatan sosialisai, target Indonesia nol penyakit kusta bisa tercapai ya maaaaak.. Semoga makin banyak masyarakat yang teredukasi juga yaaaa

    Reply
  43. Dulu rasanya penyakit kusta itu penyakit yang sangat berbahaya karena jari-jari bisa putus dan banyak stigma negatif lainnya. Semoga dengan banyak edukasi ketakutan terhadap penyakit kusta dan penderitanya dapat teratasi

    Reply
  44. Saya saja masih merasa minum pengetahuan soal penyakit kusta, memang perlu sih, untuk disosialisasikan, apalagi kalau penyakit yang lebih banyak stigma negatifnya, perlu diklarifikasi biar ketahuan mana fakta dan mitosnya

    Reply
  45. jujur sampai sekarang saya belum pernah tahu gimana orang yang kena penyakit kusta, dan info yang saya dapatkan mengenai penyakit ini juga sangat sedikit. saya sih nggak terlalu yang gimana-gimana ya, tapi saya rasa saya harus banyak belajar juga supaya wawasan tentang penyakit kusta lebih luas dan gak pandang sebelah mata

    Reply
  46. Dengar cerita dari orang-orang tua, kalo udah ada yang kena kusta, harus dijauhi.
    Mungkin dulu memang begitu ya, belum ada obatnya.
    Sekarang gak perlu khawatir lagi, karena kusta atau lepra sudah dapat disembuhkan

    Reply
  47. Kalau emak-emak udah bergerak, apa saja bisa dikampanyekan dan disosialisasikan dengan baik. Soalnya, yang namanya ibu-ibu paling bisa menggunakan berbagai bahasa dan pendekatan untuk mengomunikasikan soal kusta ini ke masyarakat.

    Reply
  48. Kusta penyakit yang horor itu yg ada dikepalaku sejak kecil krn info dari guru ketika mengajar nah baru tau ternyata gak seburuk itu…

    Perlu banget edukasi kepada masyarakat kasian bagi yg menderita kusta

    Reply
  49. Penting untuk edukasi masyarakat terkait kusta ini, ya mbak, salahsatu caranya dengan penyampaian melalui PKK
    Karena dulu juga pernah dengar tentang kusta, tapi jadi lebih tahu lagi setelah membaca artikel ini

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics