Trauma Tumbal Pengecoran Jalan

Sepulang sekolah, suamiku langsung ambruk. Merebahkan badannya di kursi teras dengan celana dan sepatu yang kotor dilumuri tanah kering. Ampun! Mani buyeng pisan!¹

Setelah minum dan melepas lelah ia baru bisa cerita kalau tadi dalam perjalanan pulang hampir saja jatuh ke jurang dan jika tidak kuat menahan keseimbangan bisa-bisa sepeda motor terguling di jalan sawah yang kering dan mengeras.

Tentu saja saya kaget dan terkejut mendengarnya. Dan cerita akan tumbal pengecoran jalan yang sempat hangat dibicarakan masyarakat pun sempat terlintas. Hiyyy…

Meski saya tahu, jalan ke Pasirkuda, ke sekolah tempat suami mengajar saat ini sedang ditutup karena ada pengerjaan pengecoran jalan. Tapi jika sampai terjadi kecelakaan tentu saja ini sangat menakutkan.

Bukan termakan isu masyarakat yang tidak berdasar itu, tapi kondisi jalan sawah yang memang tidak seharusnya dilewati itu yang harus dipikirkan. Serba salah memang. Pergi ke sekolah, jalan ditutup harus melewati jalan ekstrim yang berbahaya, tidak sekolah ya masa iya anak-anak terlantar pembelajarannya sekian lama.

Memang sih sejak bulan Maret lalu, dimana proyek pengecoran jalan ini dimulai dengan pengerjaan lebih dulu pekerjaan minor seperti bangunan pelengkap jalan, saluran drainase, TPT (Tembok Penahan Tanah), rambu jalan dan patok jalan yang bertujuan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan keselamatan berkendara, rumor masyarakat sudah merebak. Secara tidak langsung bunyinya: awas, pembangunan jalan baru biasanya menelan korban jiwa sebagai tumbalnya. Serem gak tuh…

Ruas jalan Sinagar-Cipelah sepanjang 22 km lebih di Cianjur Selatan memang sedang dibangun dengan konstruksi beton dengan mutu beton FC’ 25 MPA dan tebal 20 cm.

Istilah “fc” ini saya ketahui sebagai perhitungan kuat tekan beton dalam satuan mpa (megapascal) atau (N/mm2).

Trauma Tumbal Pengecoran Jalan
Gambar ngambil dari web dinas pekerjaan umum

Jadi maksudnya jalan beton dengan mutu fc’ 25, maka bisa diartikan kalau tekan minimum beton tersebut adalah 25 MPa pada saat beton berumur 28 hari dengan memakai silinder beton berdiameter 15 cm, untuk tingginya adalah 30 cm. Kuat tekan rencana K-250 (25 Mpa) umur 28 hari K-250 adalah mutu beton rencana penelitian dengan kuat tekan 250 kg/cm2. Nilai kuat tekan K-250 sama dengan 25 Mpa dalam nilai benda uji kubus, dikonversi dalam nilai benda uji silnder menjadi 20,36 Mpa.

Sementara jalan ke Pasirkuda ini menurut bupati sendiri tingginya 20 cm saja. Jadi bagaimana dengan kekuatannya? Ah, saya malas menghitung pakai rumusnya lagi. Biarkan seadanya aja, biar waktu yang membuktikan seberapa lama kekuatan beton itu bisa bertahan. Itu pembuktian yang lebih natural baik, bukan?

Jalan Sinagar – Cipelah yang dibangun ini menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Tanggeung seperti Desa Bojongpetir dan Padaluyu, dengan desa-desa di Kecamatan Pasirkuda seperti Desa Kubang, Mekarmulya, Simpang, Kalibaru, Pusakajaya dan Karangjaya. Warga dari Kecamatan Pagelaran harus melewati Desa Bojong Petir dan Padaluyu jika akan ke Pasirkuda.

Ruas jalan yang sudah dicor di ujung mendekati Cipelah sudah dikerjakan sepanjang 4,2 km. Sisanya hingga akhir 2023 ini pembangunannya akan dilaksanakan kembali sepanjang 18 km dengan lebar 4 meter dalam 2 seksi, yakni Sinagar – Cipelah 1 dengan panjang penanganan 9 km di Kecamatan Tanggeung, dan Sinagar – Cipelah 2 di Kecamatan Pasirkuda.

Trauma Tumbal Pengecoran Jalan

Pengecoran jalan kabupaten Sinagar – Cipelah 2 sepanjang 7,5 kilometer dari Kampung Ciparaya – Batujadi, Desa Simpang, sudah dilakukan beberapa hari yang lalu. Karena itu jalan utama ditutup dan karena tidak ada jalan alternatif, kalaupun ada jalan desa muternya terlalu jauh, akhirnya masyarakat (ide pemuda yang sekaligus memanfaatkan kesempatan ini jadi ajang menambah penghasilan) menggunakan sawah yang kekeringan karena musim kemarau menjadi jalan lintas.

Niatnya memang baik, tapi jika tidak disertai pemeliharaan yang benar, ya justru bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Bagaimana tidak bisa bikin celaka, sawah naik turun dilibas gitu saja.

Trauma Tumbal Pengecoran Jalan
Sawah berbukit, dijadikan jalan alternatif tanpa disertai keamanan berkendara sesuai standar. Masyarakat tidak punya pilihan…

Sepertinya emang sengaja tidak “diratakan” biar mereka laku membuka jasa membawa motor. Ya, buat yang tidak biasa kan takut tuh mengendarai motor di jalan tidak seharusnya, akhirnya bayar jasa bawain motor. Harga relatif, ada yang lima ribu, atau sepuluh ribu, tergantung lama tidaknya membawa motor.

Lah, suamiku pertama kali juga memilih membayar untuk minta tolong dibawakan motornya karena tahu jalan membahayakan bikin ketar ketir bawa motor di jalanan ekstrim. Apalagi suami punya trauma dan mengalami tangan patah tahun 2019 lalu. Tapi kalau setiap hari bayar, misal pulang pergi sepuluh ribu, sebulan bisa habis tiga ratus ribu, tekor abis dong…

Gaji cuma 2,5 juta aja, kalau diambil ongkos bensin dan pungutan itu misalkan 500 ribu aja, mana ada uang buat belanja bulanan dan jajan anak?

Trauma Tumbal Pengecoran Jalan
Banyak perempuan turun dan sepeda motornya dibawakan oleh jasa pembawa motor dengan bayaran setimpal

Makanya suami memberanikan diri mulai membawa sepeda motornya sendiri. Demi menghemat pengeluaran, biarlah sehari keluar ekstra 2 ribu (PP 4 ribu) untuk pak ogahnya saja.

Dan cerita suami yang sepulang sekolah tadi katanya hampir saja terjatuh tentu saja bikin saya berpikir lebih. Yang dirumorkan masyarakat sebagai tumbal jalan baru itu mungkin inilah bagiannya? Meski ada rasa syukur juga karena ujungnya suami masih selamat dan berhasil lolos dari kecelakaan itu.

Padahal penutupan jalan itu masih lama juga. Secara untuk jalan kabupaten Sinagar – Cipelah I sepanjang 8,95 kilometer baru akan dilakukan pengerjaannya beberapa hari ke depan mungkin hitungan minggu atau justru bulan.

Terlepas dari ketakutan saya dan suami, dan juga mungkin pengendara lainnya, berharap pembangunan ruas jalan ini kedepannya dapat mempermudah dan mempercepat mobilitas masyarakat, sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan akses kesehatan dan pendidikan warga setempat.

Kalau jalan ini sudah selesai, ke Bandung jadi lebih dekat melalui Ciwidey dan seterusnya. Mungkin itu yang dimaksud pengecoran jalan beton ini untuk meningkatkan perekonomian dan angka kunjungan wisatawan.

Secara tergetnya pengecoran jalan kabupaten Sinagar – Cipelah sepanjang 22 kilometer itu, dapat tuntas dan dilalui kendaraan di akhir tahun tepatnya bulan Desember, sehingga dapat meningkatkan angka kunjungan ke sejumlah obyek wisata terutama air terjun Citambur.

Seperti yang sudah diviralkan para selebgram dan travel blogger Indonesia sebelumnya, kalau sepanjang jalur Sinagar – Cipelah terdapat obyek wisata air terjun dan rumah abah Jajang yang hits karena memiliki pemandangan langsung ke Curug Citambur yang memiliki pesona alam tersendiri serta sejumlah obyek wisata penunjang lainnya.

Dulu banyak dikeluhkan mereka kalau menuju Curug Citambur dan Rumah Abah Jajang itu jalannya jelek. Setelah pengecoran jalan selesai, semoga infrastruktur jalan yang baru nanti bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar, termasuk meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) terutama sektor pendidikan dan kesehatan karena warga dapat dengan mudah menjangkau sekolah dan pusat layanan kesehatan, termasuk lokasi wisata sehingga bisa jadi pengalaman traveling di Cianjur Selatan yang sangat menyenangkan.

Trauma Tumbal Pengecoran Jalan
Trauma Tumbal Pengecoran Jalan
Kondisi jalan ke Pasirkuda sebelumnya tuh begini, pantas pada wisatawan dari luar daerah jera untuk datang lagi setelah mengunjungi Curug Citambur dan Rumah Abah Jajang

Suami sendiri saat ini masih ragu membawa sepeda motor sendiri. Sampai pengecoran jalan selesai, mungkin ia akan nebeng ke rekan guru yang sama dari Pagelaran sini untuk berangkat ke sekolah.

¹= Sangat kotor sekali

37 thoughts on “Trauma Tumbal Pengecoran Jalan”

  1. Jalannya rusak parah gitu ya kak..hehe. semoga dengan adanya pengecoran jalan maka ekonomi masyarakat sekitar akan semakin makmur, akses kendaraan anak2 sekolah dan suami kk semakin lancar.

    Reply
  2. tapi ya gitu di mana pun di tanah air keknya. Kegiatan rehabilitasi jalan ini ga mikir alternatif-alternatif ketika nanti jalan sedang di kerjakan. Trus satu lagi kurangnya pengawasan pemerintah sehingga kadang perusahan-perusahaan yang bertugas dalam kegiatan tersebut lalai.

    Reply
  3. Emang bulan-bulan sekarang tuh lagi musim pekerjaan proyek khususnya infrastruktur jalan oleh pemerintah, meskipun sebenarnya udah lumayan agak telat mulainya.
    Biasanya tuh sejak Mei udah mulai, karena diharapkan sebelum akhir tahun udah selesai tahapan yang untuk tahun ini, biar dana terserap.

    Mengenai kualitasnya, sebenarnya jarang ada kontraktor yang berani korupsi di mutu beton, ya tetap sih ada cuil-cuilnya tapi bukan di mutu, hehehe.

    Hanya saja, ada banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan mutu beton itu sendiri.
    Terutama buat jalanan ya, karena dia dibebani setiap saat, dan berada di atas dataran yang seharusnya dasarnya juga harus dipersiapkan sebaik mungkin.

    Kalau enggak, ya mau mutu beton pakai baja juga, nantinya akan penyok 😀

    Reply
  4. itu jalan berbukitnya kondisi lagi kering ya Teh.
    Kebayang bakal licinnya kalau musim hujan.
    Semoga makin membaik dan ada perubahan cepat ya untuk kondisi jalan di sana, minimal sebelum musim hujan datang bisa lebih aman

    Reply
  5. aku paling sebel kalau udah nemuin jalan yang mirip kayak kolam renang, pertama karena trauma. Kalau jalan menggenang, kita nggak tau kedalamannya sedalam apa, tiba-tiba kalau naik motor bisa aja langsung nyeblus gitu.

    bahkan ada juga jalan yang udah diaspal misalnya, sebulan lagi udah bolong lagi, karena kendaraan yang lewat ukurannya gede-gede, dan ternyata ngaspalnya pun juga asal, pantesan nggak bertahan lama

    Reply
  6. Semoga suami Teh Okti segera pulih dan gak trauma

    Serem banget ya? Mirip area sirkuit, cuma yang jago dan biasa bisa melewatinya.

    Jadi setuju pisan Teh, kalo bisa nebeng aja daripada bayar mahal atau malah ngalamin kecelakaan

    Reply
  7. Semoga dimudahkan dan dilancarkan perjalanan suaminya Teh Okti dan selalu dilindungi Allah SWT. Aamiin.
    Jalannya parah ya, semoga pembetonannya bisa awet dan tahan lama sehingga memudahkan semua termasuk wisatawan yang akan berkunjung ke sana

    Reply
  8. Eh, samaan Teh. Di Sukabumi juga saat ini lagi banyak proyek pengecoran jalan, yang berimbas pada lamanya penutupan jalan selama proyek berlangsung. Untuk kita pengguna jalan tersebut harus banget mutar otak mencari jalan alternatif agar bisa sampai ke tempat kerja sehari-hari, tak jarang nemu jalan atau gang kecil yang sangat beresiko memang, tapi mau gmana lagi, sudah jadi resiko ya jadi ‘tumbal’ pengecoran jalan

    Reply
  9. Kadang banyak yang merasa susah mau lewat kalo ada perbaikan atau pembangunan jalan. Tapi karena diharapkan setelah perbaikan jalan nanti jadi lebih bagus, jadi ya sudah kita sabar sabar saja nunggu kerjaan tukang itu selesai.

    Reply
  10. mbak okti itu bukan jumbalangan ditengah jalan!! tapi bendungan ditengah jalan. gini pemerintahnya kemana ya> gak segera tanggap darurat, nunggu di viralin kayak di Lampung gitu kah!! mending amanin suami sendiri mbak, takut terjadi kecelakaan yang tidak tidak, misal ban nya digant pakai ban untuk tanah tril gitu, biar nggak licin

    Reply
  11. Gimana Indonesia mau maju ya kalau dibuat jalan tapi nggak totalitas dan mudah rusak, hanya demi dapat membuat lahan penghasilan. Menambah kekayaan pribadi tapi merugikan banyak orang dan wisatawan.

    Reply
  12. Waduh, parah juga jalanannya ya, serem liat kubangannya. Semoga pengerjaan pengecoran jalan segera selesai jadi gak usah lewat persawahan lagi, semoga wilayah sana makin makmur setelah jalan jadi bagus

    Reply
  13. Ya Allah teh kondisi jalannya memprihatinkan dan mengkhawatirkan banget deh, apalagi krn kondisinya begitu, masyarakat jd harus lewat jalan pintas yg gak seharusnya dan tentunya jd berbahaya dan merugikan krn adanya ‘pungli’ utk melintas jalan tersebut

    Reply
  14. Kalo lagi pervaikan jalan memang serba salah.
    Kalo musim huhan, beceknya minta ampun, banyak kubangan yang ternyata cukup dalam untuk dilalui kendaraan.
    Kalo musim kemarau, debunta ampun dah kayak halimun di drama radio mak lampir.
    Tapi di musim apapun itu, saat perbaikan jalan tetap ekstrem.
    Semoga pak suami teh Okti tabah menjalaninya, dan semoga perbaikan jalannya cepat selesai, Aamiin ya Allah

    Reply
  15. Pantesan temenku di Bandung ga mau nganterin aku ke Ciwidey. Soalnya dr Bandung emg msh jauh dan pasti lama. Serta jalannya tuh emg ga semulus yg dikira. Pdhl aku tuh pgn bgt ke Ciwidey krn terbius oleh film Heart itu. Kyknya asyik bgt di sana.

    Pemerintah daerah nih hrs bertanggung jwb bikin akses jalan yg bgs dan ga gampang rusak kyk gt. Kalo sampe mencelakakan warga, pemerintah dholim bgt nih.

    Reply
  16. Huhu.. kok serem ya lihat jalananannya. Jadi inget pengalaman yg hampir sama, bahkan sy sama adek sempet jatuh gegara lobang kekgitu, aduuh..

    Sama kalo pulang kampung ke Stabat tuh tempat suami. Aduh, parah beut lah pokoknya. Kalo udah kekgitu jadi pengen punya pintu kemana saja nya Doraemon, hihi..

    Reply
  17. Kebayang sih degdegannya harus mengendarai motor di jalan sawah yang naik turun dan memang sebenarnya nggak aman kalau difungsikan jadi jalan. Semoga pengecoran jalannya lekas tuntas dan hasilnya nyaman untuk dimanfaatkan masyarakat sekitar ya, Teh.

    Reply
  18. Serem pengalamannya, teh Okti.
    Karena jalan yang di cor, sehingga perjalanan semakin gak nyaman, belum lagi keselamatan pengendara dan penumpang menjadi taruhannya.
    Semoga ada sign atau jalur alternatif yang lebih aman selama pengerjaan jalan.

    Reply
  19. Hmm besok besok kalau enggak dibenahi akan jadi masalah ketika hujan turun lebat
    Belum di sekitarnya akan menerima dampaknya
    Semoga segera diperbaiki

    Reply
  20. wah wah ada ilmu teknik sipil yang saya temui di artikel ini, memaparkan referensi kekuatan beton dan jenis2 mutu beton yang lumrah ditemukan di dunia konstruksi sipil.. makasih udah berbagi ceritanya mbak

    Reply
  21. Tega bange yang “bikin” perumbalan. Padahal ada amanah untuk membuat jalan raya yang mendukung gerak ekonomi, pendidikan, kesehatan. T*api kek sudah biasa ya di negara kita ini begini.

    Semoga segera terbangun dengan baik infrastrukur jalannya Teh.

    Reply
  22. Allahu Akbar. Mbak Okti.

    Itu bukan jalan rusak lagi, bisa menyamai sungai dengan genangan yang dalam.

    Kadang saya juga miris sendiri sih, kalau jalan yang udah gitu cukup terabaikan, sekalinya digarap, jalan ditutup. Mau gak mau kita nyari jalan alternatif yang rupanya gak jauh beda bahayanya.

    Semoga pembangunan jalannya segera selesai. Jadi, yang mau beraktivitas tak perlu naik turun menyusuri sawah dijadikan jalan.

    Reply
  23. Alhamdulillah suami selamat ya Teh, ngeri memang jika melalui jalan yang tidak layak untuk dilewati. Miris dengar berita korban yang kena pengecoran jalan ini. Semoga jalannya segera jadi ya. Saya juga sudah pernah hampir saja masuk sungai yang dalam karena jalan yang sempit sekali untuk simpangan. Terpaksa memilih jalan tersebut karena jalur utama sedang dicor

    Reply
  24. Ngeri kali jalannya,, saya pribadipun walau pandai bawa kendaraan ciut nyali juga kalo harus melewati jalan berkubang seperti ini, semoga segera selesai perbaikannya, biar yang lewat pun tenang hati 🙂

    Reply
  25. sekarang lagi musimnya ya perbaikan jalan dan proyek pengecoran jalan. di daerahku juga sama. bedanya bukan jalan tapi saluran air. udha gitu teu rata, beberapa rumah di lewatin dan parahnya, kualitas bahannya amit-amit deh. belum nyampe seminggu udah pada retak. apalagi yang masuk jalan besar rumah tuh, eta si grill cast iron alias bantalan besi saluran airnya, palaur amblas ke bawah pas dilewatin moto atau mobil.

    tapi menyoal perbaikan jalan di cianjur terutama di pasir kuda, yaaa sing sabar ya teh. mugia di lancarin rezekinya karena jalan harus muter dan ada budget tambahan. tapi saya geram juga sih, its oke lah ya jalan utama di cor tapi yaa si jalan alternatife juga di perhatiin. apalagi kalau sampai bikin hampir celaka. aduh gusti! save drive ya teh untuk teteh dan keluarga. kalau bisa mah, lapor ke pak RT atau langsung ke kelurahan aja biar segera ada solusinya.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics