Cegah Anyang-anyangan dengan Prive Uri-cran

Cegah Anyang-anyangan dengan Prive Uri-cran

Risiko anyang-anyangan bagi kesehatan wanita ternyata sangat membahayakan. Mau tahu bagaimana Prive Uri-cran menjadi solusi alami untuk mencegah anyang-anyangan?

Kalau kamu lagi mendaki gunung, dimana kamu akan buang air?

Dimana saja, cari tempat yang tersembunyi. Lakukan dan tinggalkan. Sudah.

 

🎶🎶🎶

Saya bukan pendaki gunung tulen. Sekarang mendaki gunung sebagai hobi saja, yang saya lakukan kalau suami dan anak punya waktu luang. Beda dengan saat masih lajang, mendaki karena memang punya ambisi.

Sekarang ketika akan mendaki gunung saya suka lebih detail dalam mempersiapkan perbekalan maupun kondisi ketahanan diri. Jadi gak semua atau setiap even naik gunung bisa kami ikuti. Bisa dibilang saya jadi lebih posesif dan mawas diri. Saat mendaki tetap memikirkan bagaimana menjaga pola makan, istirahat dan gaya hidup sehat.

Saat ini bagi kami mendaki gunung bukan sekadar mencapai puncak, atau gaya-gayaan melainkan ada pertaruhan nyawa di sana. Bukan hanya faktor keselamatan, kondisi alam serta perbekalan tapi ada hal lain yang mengancam dan itu cukup membahayakan bagi pendaki perempuan. Ialah ancaman anyang-anyangan.

Yuk Peduli Kesehatan Saluran Kemih

Dulu saya tidak peduli dengan anyang-anyangan. Merasa pengen pipis terus-terusan tapi yang keluar hanya sedikit. Crit… Crit… Woles aja gitu. Tanpa beban. Orang tua dan sesepuh bilang penyebab sakit saat buang air kecil itu konon karena minum air mentah, atau terlalu banyak makan jengkol.

Ya saya percaya saja. Karena sebagai urang Sunda sejak kecil kami terbiasa makan lalapan termasuk jengkol. Dan beberapa orang tetangga di rumah memang sering mengeluh atau terkena sakit buang air kecil karena jengkoleun.

Kalau disebabkan karena minum air mentah ya wajar juga. Tidak mau ribet masak air (kecuali untuk seduh teh kopi atau susu) saat di gunung memang sering minum air resapan tanah, air dari cadangan tumbuhan dan sumber air lainnya yang jelas-jelas air mentahnya.

Saya sendiri yang besar dan tinggal di pedesaan meyakini saja semua itu. Rasa sakit ngilu dan perih setiap buang air kecil cukup “diobati” dengan mengoles balsam di pusar. (Hihihi…) dan atau cara lain yaitu mengikat jempol kaki dengan karet gelang (sehingga peredaran darahnya berhenti/tersumbat) Hahaha… Ini mungkin terkesan primitif. Tapi warga kampung meyakini dan melakukannya. Termasuk saya.

Padahal andai saya tahu betapa bahayanya akibat dari anyang-anyangan sebagai gejala awal dari infeksi saluran kemih (ISK). Sampai ada penelitian yang menyatakan 50% wanita pernah terkena infeksi saluran kemih dalam hidupnya. Wah ngeri banget kan ya? Kaum hawa rentan terkena infeksi saluran kemih.

Buang air sembarang tempat di mana saja selagi mendaki gunung mungkin hal biasa bagi sebagian orang. Tapi tidak bagi saya. Selain tuntunan seorang muslim, juga sebagai orang timur saya merasa untuk buang air saja kita punya sopan santun dan aturan. Tidak sembarangan. Tidak terkecuali di gunung atau dalam perjalanan.

Sebagian besar yang mengaku pecinta alam atau suka mendaki memang sudah tahu sama tahu kalau mau (maaf) boker atau buang air ya sembarangan saja dimana maunya. Yang pasti kalau masih punya malu ya cari tempat yang agak jauh dikit dan tersembunyi. Tidak aneh ketika saya “sok idealis” pilih-pilih kalau mau buang air malah dicemooh dan ditertawakan.

Memilih menahan buang air sebelum menemukan tempat yang “ideal” di gunung jadi pilihan dan selalu saya lakukan. Saya bisa dibilang olo-olo, sok bersih dan apapun nyinyirannya. Tapi semua itu menurut saya lebih kepada kenyamanan. Kenyamanan seorang perempuan, seorang muslimah dan seorang –yang mungkin bagi yang lain dianggap sebagai—pencari masalah.

Masalah itu baru saya sadari pada saat-saat terakhir. Sekitar tahun 2012-2013 saat saya hamil merasakan dampaknya. Bermula sok bersih, bermula sok menjaga, eh tidak tahunya malah kena batunya. Ya, gara-gara memilih menahan buang air dari pada buang air asal ngumpet di semak-semak akhirnya saya terkena anyang-anyangan yang sakitnya sulit saya gambarkan. Sakit buang air kecil itu benar-benar tidak nahan, Dilan. Sebagian perempuan pasti tidak akan kuat.

Bahasa mudahnya anyang-anyangan adalah keadaan saat kita selalu merasa ingin buang air, namun nyatanya tidak selancar yang diharapkan. Air seni yang keluar sangat sedikit, tetapi tidak lama merasa ingin buang air lagi. Dan itu dibarengi sakit yang tidak terkira. Jeungjeriheun kalau istilah di urang Sunda mah. Dan saya sering mengalami anyang-anyangan ini setiap kali pulang dari naik gunung.

Hal terparah yang saya alami ketika ngidam naik gunung saat mengandung. Emang sih bagi orang lain ini mungkin sebuah kegilaan. Tapi meski dibarengi mitos ini mitos itu, akhirnya saya dan suami berhasil menaklukan Gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat di usia kehamilan 3 bulan dan menyambangi Gunung Semeru di Jawa Timur di usia kandungan mau 6 bulan.

Cerita hamil ngidam naik gunungnya baca  disini ya. Seru dan ada mistis eh sejenis horor gitu lah.

Tapi tolong buat para bumil sebaiknya ngidam ekstrim ini jangan ditiru ya.

Etapi bukan berarti warning ini cuma buat ibu hamil aja ya. Karena yang punya potensi anyang-anyangan ini tidak hanya ibu hamil, bisa juga wanita aktif atau bahkan anak-anak juga punya risiko terkena gejala ISK.

Teman mendaki yang setia menjaga saya, anak-anak Sembalun yang memberi ikan dari danau Sagara Anak. Kenekatan mendaki Rinjani saat usia kehamilan 3 bulan
Menahan pipis demi bisa menikmati semua keindahan ini harus dibayar dengan resiko terkena ISK! Duh…

Sudah hamil mendaki gunung lagi. Sudah tahu frekuensi buang air lebih banyak dari pada biasanya masih saja menahan-nahan keinginan pipis dengan alasan tidak ada tempat yang aman. Padahal semua orang tahu kalau sedang hamil, keinginan buang air akan lebih sering disebabkan karena tekanan kandungan dan memang faktor alami hormonal.

Saya masih mengikuti anggapan kalau orang hamil sering mau pipis itu adalah hal yang biasa. Kalau biasa ya sudah saya tidak mempermasalahkannya, begitu pikir saya. Tanpa saya sadari jika di balik semua itu justru ada ancaman besar terkena infeksi saluran kemih.

Sukses melewati Tanjakan Cinta, menikmati 24 jam full di Ranu Kumbolo sampai ketemu Medina Kamil dan Riani Djangkaru di Gunung Semeru saat hamil 6 bulan

Usia kandungan 7 bulan lebih saya diantar suami memeriksakan kandungan dan USG. Disitulah pertama kalinya dunia terasa seakan terbalik. Janin dalam rahim saya yang semula normal tiba-tiba berputar arah alias sungsang! Bidan desa angkat tangan dan pihak puskesmas langsung merujuk saya ke RSUD Cianjur.

Dokter Arief dan dokter Andi, dua dokter kandungan dari tiga yang saya datangi di Cianjur positif mengatakan saya harus operasi caesar. Sementara satu dokter yaitu dokter Ahmad Yasa sedikit membesarkan hati, mengajak saya tenang, menyerahkan semuanya kepada Tuhan Sang Maha, dan terus berupaya semoga posisi janin bisa normal kembali dengan rutin melakukan sholat dan senam seperti arahannya.

Melalui dokter Yasa ini saya diinformasikan berbagai penyebab kemungkinan kandungan saya “terganggu”.

Akhirnya saya tahu anyang-anyangan yang bisa menimbulkan ISK muncul bukan karena suka naik gunung (hehehe) penyebab anyang-anyangan lebih kepada kurangnya menjaga kebersihan, bisa disebabkan karena toilet atau tempat buang air yang tidak bersih, adanya pencemaran bakteri E-Coli yang umumnya hidup dalam saluran pencernaan, kebersihan organ vital kurang terjaga, penyakit gula, kekurangan cairan rubuh, usia kandungan ibu hamil dan kondisi perempuan yang lebih rentan terkena ISK dibanding kaum pria.

Infeksi saluran kemih berbahaya karena jika tidak segera diobati bisa menimbulkan beberapa gangguan pada organ (penyakit) ginjal dan prostat. Untuk wanita hamil, terkena infeksi saluran kemih dapat mengancam jiwa dan mengganggu  pertumbuhan janin (saya lupa lagi detail dan istilah yang dijelaskan dokter Yasa). Ini jelas berbahaya. Dan saya tidak tahu pasti apakah Fahmi putra saya, mulai posisi dari kandungan sudah bermasalah, sampai ASI tidak keluar hingga harus pakai susu formula dan sampai sekarang berat badan selalu masih di bawah normal apakah ada imbas dari anyang-anyangan yang kerap saya rasakan saat hamil dulu?

Wallahu’alam…

Yang pasti saya tidak ingin mengulang kesalahan lagi dan terus berupaya menghindari anyang-anyangan dengan berbagai cara. Cara mencegah anyang-anyangan yang bisa saya lakukan adalah upaya meliputi :

• Menjaga pola hidup sehat.

• Menjaga kebersihan alat vital. Mencuci organ intim sebenar mungkin, dengan arah dari depan ke belakang.

• Memastikan menggunakan toilet bersih. Biasanya dengan memberi alas berupa tisu pada alas duduknya. Ini berarti harus menyediakan tisu lebih yang selalu dibawa kemanapun.

• Tidak menunda buang air kecil. Di gunung sekali pun atau dalam kendaraan seperti bus malam yang kerap saya tumpangi (ke Cianjur belum ada kereta api untuk perjalanan jarak jauh) ketika merasa mau buang air ya se-segera mungkin saya lakukan. Karena intinya meski di gunung atau bus malam sekali pun yang penting menjaga kebersihan nya itu.

• Tidak terburu-buru ketika buang air. Supaya air seni semua terbuang. Termasuk saat membersihkannya.

• Minum air putih yang cukup

• Konsumsi vitamin

• Konsumsi Prive Uri-crane

 

Prive Uri-cran solusi alami untuk mencegah Anyang-anyangan

Tahu Prive Uri-crane bisa mencegah anyang-anyangan baru-baru ini hasil dari baca-baca blog nya Langit Amaravati. Bisa mencegah secara alami terhadap anyang-anyangan karena Prive Uri-cran mengandung ekstrak buah cranberry yang berfungsi membantu memelihara kesehatan saluran kemih.

Buah cranberry diketahui efektif mencegah Infeksi Saluran Kemih karena memiliki Proanthocyanidin yang dapat menghambat menempelnya bakteri E.Coli di saluran kemih.

Prive Uri-cran diproduksi oleh produsen obat-obatan ternama Combiphar yang sudah berdiri sejak tahun 1971. Dibuat dalam 2 bentuk yaitu kapsul dan minuman serbuk.

Saat konsumsi Prive Uri-crane yang serbuk, rasa segar seketika menguasai rongga mulut ketika lidah ini menyecap dan meneguk larutannya. Serasa segar juga di tenggorokan. Ini biasa saya lakukan di rumah atau lokasi yang memudahkan untuk menyeduhnya.

Sementara yang berbentuk kapsul karena mudah dibawa sehingga biasa saya konsumsi kalau sedang melakukan perjalanan panjang. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengkonsumsi Prive Uri-crane karena bisa diminum kapan dan dimanapun dengan berbagai kondisi.

Prive Uri-cran kapsul setiap satu butir nya mengandung 250 mg ekstrak cranberry. Dikonsumsi 1 sampai 2 kapsul perhari atau sesuai anjuran dokter. Setiap box Prive Uri-crane kapsul masing-masing berisi 30 kapsul.

Kalau Prive Uri-cran Plus atau yang serbuk setiap sachet mengandung 375 mg ekstrak cranberry, 60 mg Vitamin C, 0,1 mg bakteri baik (probiotik) Lactobacillus Achidopillus dan Bifidobacterium Bifidum, dan 1mg kalsium laktat glukonat.

Seperti dalam susu atau yoghurt, bakteri baik (probiotik) ini berfungsi merawat kesehatan saluran cerna akibat infeksi. Setiap box Prive Uri-crane serbuk berisi 15 sachet.

Ekstrak buah cranberry memiliki banyak manfaat lain untuk kesehatan seperti memelihara kesehatan kulit, memperbaiki saluran pencernaan, memperbaiki fungsi ginjal dan meningkatkan kesehatan jantung.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Tentu saja mengkonsumsi ekstrak cranberry jauh lebih ringan dibanding harus mengalami lebih dahulu anyang-anyangan yang sakitnya bikin gelisah dan nyerinya tiada tara.

Kini mau naik gunung atau tidak, melakukan perjalanan dengan bus malam atau kereta, saya tidak lagi merasa was-was untuk buang air kecil selama dapat menjaga kebersihan dan melindungi diri dengan kontinyu mengkonsumsi asupan ekstrak cranberry yang didapat dari Prive Uri-crane.

Mau bebas anyang-anyangan? Mengatasi susah buang air kecil? Jangan lupa konsumsi Prive Uri-crane.

Prive Uri-crane selalu menemani perjalanan jauhku. Pagi-pagi dalam bus bangun tidur ditodong foto hasilnya ya jungkir balik deh

 

22 thoughts on “Cegah Anyang-anyangan dengan Prive Uri-cran”

  1. Sama teh, saya juga beberapa kali kena anyang anyangan dan alhamdulillah karena sering (dan kok ga kapok sih haha) jadi tau. Alarm tubuh untuk menjaga daerah itu, saya langsung minum uri cran dan terapi air minum. Alhamdulillah leegaa 😉

    Reply
  2. Ah, sama ini aku kalo ke gunung hanya sebatas olah raga, menaklukkan keegoisan diri sendiri, dan release menyepi dr keramaian teh. Nah, masalah pipis aku bolak balik kalo ke gunung ini, bismillah deh, punten-puntenan, cari tempat yg aman, ga mau nahan, soalnya pernah anyang anyaman rasanya atit.

    Reply
  3. Oiya teh, bener…. Kalo anak berat di bawah normal waspada ISK ya, banyak yang ga ngeh para ortu soalnya hubungannya sekilas ga terlihat. Dan jengkol juga, wkwk… Emang jengkol punya zat yg bisa menggangu kerja ginjal teh, makanya sama suami ga dibolehin, kalo ngidam parah terpaksa deh Sembunyi2… Wahahaha.

    Oya, kalo nanti kuhamil lagi pengen deh nyetok uricran ini, takut banget anyang-anyang kaya dulu lagi, sereem ;(

    Reply
  4. Wah kalau di kampung Teh Okti ngobatinnya ngiket jempol kaki pakai karet gelang ya? Kalau di kampung saya lain lagi, yaitu minum air dari gentong dengan membelakanginya. Yang tentu saja sekarang udah nggak berlaku, wong gentongnya udah ganti jadi ember plastik. Hahahaha.
    Sekarang mah tinggal minum Prive Uri-cran ya, Teh 🙂

    Reply
  5. Lha ini, saya punya pengalaman naik gunung trus bingung mau pipis di mana. AKhirnya nahan-nahan deh. Tapi skrg lumayan tenang, nahan dikit gpp asal langsung di priver uricran biar lancar lagi.

    Reply
  6. Keren banget teh Okti sering naik gunung, tangguh pisan atuh ya 😀
    Emang kalo lagi diperjalanan gitu suka males kalo ingin buang air kecil jadinya suka ditahan.. Untung sekarang bisa bawa Uri Cran kemana-mana bisa cegah anyang-anyangan deh..

    Reply
  7. Hebat euy, Teh Okti naik gunung pas hamil. Kalo aku, nggak sanggup deh.
    Aku juga pernah kena anyang-anyangan gara2 pas traveling sering nahan pipis. Habisnya aku takut pipis sembarangan sih. Akibatnya kena anyang2an deh. Sekarang kapok nahan2 pipis

    Reply
  8. ahahahhaha ngakak pas baca gegara makan jengkol, jejengkoleun setau aku mah bukannya muntah2 gitu mba? 😀 alhamdulillah ya anyang2an ngga berpengaruh ke jabang bayi & bisa diatasi sama uricran. Kalau menjaga kebersihan mah ngga perlu mikirin dibilang olo-olo secara kita sendiri yg ngerasain kan yaa 😀

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics