Senjata Ibu Rumah Tangga dari Tembaga sampai Fiber Optik

Senjata Ibu Rumah Tangga dari Tembaga sampai Fiber Optik

senjata-ibu-rumah-tangga

Kini saatnya jadi ibu rumah tangga berdaya. Meski pekerjaan nyuci masak dan momong anak, namun bisnis dan usaha sudah bisa jadi kerja sampingan yang menghasilkan. Bisa bantu suami mendapatkan penghasilan tambahan jutaan seperti saya tanpa harus keluar rumah, siapa yang berminat?

Sepulang bekerja jadi TKW dari luar negeri saya sempat bingung mau ngapain saja di kampung? Kerja kasar rasanya kok ya gengsi. Kerja yang enak mana ada, sekolah saja tidak. Jaman sekarang kan minimal mencari kerja syaratnya ya sarjana. Sementara saya boro-boro, keahlian pun tidak punya.

Teringat hobi majikan saat di Taiwan yang suka menjahit dan menjual pakaian melalui internet. Meski termasuk kerja sampingan, namun karena dijalankan dengan serius, majikan bisa terus mengembangkan bisnisnya itu hingga terkadang dia kewalahan karena banyaknya pesanan. Bisnis online? Kenapa tidak saya coba?

Apa saja yang bisa dilakukan ibu rumah tangga sehingga bisa menjalankan usaha tanpa harus meninggalkan tugas wajib kesehariannya? Ternyata banyak. Yang penting kita harus rajin, jeli melihat peluang, dan mau bekerja keras.

Saat ada waktu luang, jangan dihabiskan begitu saja untuk menggosip dengan tetangga, tapi coba gunakan untuk mencari peluang usaha yang ada di sekitar kita. Saat ini internet kan sudah masuk ke semua pelosok nusantara. Sedikit jelilah mencoba manfaatkan keberadaannya.

Awalnya dari hobi suka menulis, maka ngeblog jadi kegiatan saat waktu luang. Buat tulisan di blog, tambahkan foto, lalu publish. Udah gitu aja? Yah, intinya sih seperti itu. Segaptek-gapteknya ibu rumah tangga, saya yakin sejauh itu pasti masih bisa mengerjakannya. Bu-ibu sekarang pada punya akun media sosial kan?

Jangan khawatir, saya juga gagap teknologi dan kurang up date pergaulan. Tapi jika internet terkoneksi, apa pun bisa terjadi. Saya tinggal bertanya kepada mesin pencarian. Jreng… apa yang saya mau tahu pun tinggal baca dan praktikkan. Semudah itu. Iya. Itu yang jadi modal utama saya ngeblog layaknya wanita jaman emansipasi yang serba modern ini.

Sempat mengeluh sih ketika sebelumnya di luar negeri terbiasa dengan koneksi internet yang lancar jaya, sampai kampung sinyal saja susahnya mati-matian. Hal paling krusial tinggal di daerah ya terkait sarana dan prasarana. Salah satunya masalah koneksi internet.

Speedy baru yang kedua setelah yang pertama mati total tersambar petir
Speedy baru yang kedua setelah yang pertama mati total tersambar petir

 

Sempat gonta-ganti provider, namun semua berakhir dengan ketidakpuasan. Sampai akhirnya akhir tahun 2011 saya mendapatkan informasi dari teman yang sudah menggunakan jasa layanan Speedy. Katanya tidak masalah tinggal di pelosok sekalipun karena Telkom sudah merambah ke berbagai daerah.

Cari-cari informasi, termasuk menelepon ke layanan 147 dapat pemberitahuan di kota kecamatan tempat saya tinggal ternyata belum ada Kantor Telkom. Adanya di tetangga kecamatan dengan jarak tempuh setengah jam kendaraan.

Karena niat banget ingin punya usaha sampingan seperti cerita di awal, saya diantar suami mendatangi Kantor Telkom di Kecamatan Tanggeung dan mendaftar sebagai pengguna jasa layanan Speedy. Persyaratan yang mudah, dengan biaya pendaftaran yang terjangkau kami mendaftar pasang. Meski lokasi jauh beda kecamatan, besoknya petugas membantu kami pasang jaringan internet dalam waktu yang relatif singkat.

Kegembiraan tiada terkira manakala akhirnya bisa berselancar di dunia maya dengan layanan berkualitas dan harga terjangkau. Internet kami pergunakan sebaik-baiknya. Suami bisa lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas sekolah tempat kerjanya. Anak pun bisa belajar di rumah dengan bantuan berbagai aplikasi dan permainan yang saya ambil dari situs penyedia pembelajaran untuk anak usia balita.

 

Buat saya sendiri, selain ngeblog sebagai ajang melatih diri serta kesabaran –sabar untuk konsisten menulis dengan segala keterbatasan di jaman yang sudah serba canggih ini—internet juga menjadi jalan peruntungan merambah ke dunia bisnis online yang saat ini sedang buming.

Pengalaman yang tidak akan pernah terlupa ketika hujan besar disertai petir yang saling menyambar. Satu-satunya komputer di rumah milik kami lupa tidak segera dimatikan dan masih terkoneksi ke jaringan Speedy. Duar! Tiba-tiba petir menyambar dan sret! Komputer di meja yang kami hadapi tiba-tiba ikut mati.

Sedih tidak terkira manakala sejak itu kami tidak bisa mengakses internet dan komputer karena komputernya pun ikut mati total tersambar petir hingga tidak bisa kami perbaiki lagi.

Tapi kesedihan tak berakhir hanya dengan diratapi. Setelah lapor ke petugas Telkom dan jaringan diperbaiki mereka menginformasikan jika kedepannya semua layanan Speedy akan diganti dengan fiber optik. Dengan jaringan FO koneksi internet tidak akan terganggu oleh sambaran petir sebagaimana kami alami sebelumnya.

Proses pergantian dari Tembaga ke fiber optik oleh petugas Telkom Tanggeung di rumah
Proses pergantian dari Tembaga ke fiber optik oleh petugas Telkom Tanggeung di rumah

 

Saya pun berusaha untuk kembali memaksimalkan layanan jaringan internet yang sudah diperbaiki. Lebih giat ngeblog, aktif di media sosial dan terus mencari peluang usaha supaya bisa mempunyai penghasilan meski berstatus ibu rumah tangga dan tinggal di rumah.

Tidak hanya itu, internet sudah bisa menambah wawasan serta ilmu saya terkait seputar kehidupan dan rumah tangga. Tidak tahu ilmu parenting, resep masakan, dan hal apa saja, cukup terkoneksi dengan internet sudah bisa disearch di pencarian maka keluarlah ilmu baru yang sebelumnya saya tidak ketahui.

Meski tinggal di desa, kami sudah bisa beli barang terbaru dengan tidak harus jauh-jauh ke kota. Cukup beli di situs jual beli online terpercaya, maka apa yang kami perlu bisa terpenuhi dengan waktu dan proses cukup singkat. Semua itu berkat jasa internet.

Lambat laun saya mulai mengenal yang namanya job. Tawaran berdatangan mulai dari review produk, publish tulisan, sampai kampanye dan iklan. Semua saya jalani dengan sungguh-sungguh sambil memperluas jaringan dan relasi. Supaya terus bisa meng-upgrade diri saya pun bergabung di beberapa komunitas blogger baik yang online maupun offline. Termasuk gabung di Relawan TIK.

Bersamaan dengan itu, layanan Speedy yang masih menggunakan kabel tembaga di rumah kami beralih secara masal bertahap menjadi layanan IndiHome yang menggunakan jaringan fiber optik. Kecepatan tembaga yang hanya 5 Mbps meloncat menjadi 100 Mbps setelah berganti fiber optik. Saat itu saya merasa jalan untuk lebih berkembang pun semakin terbuka lebar. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan.

IndiHome yang baru beberapa bulan ini kami asang, menggantikan Speedy lama
IndiHome yang baru beberapa bulan ini kami asang, menggantikan Speedy lama

 

Senangnya makin hari prospek bisnis makin tampak di depan mata. Mungkin ini yang namanya peluang usaha? Nah, jadi kenapa tidak dicoba?

Di halaman rumah banyak buah markisa yang warnanya sangat menggoda. Kuning-kuning mulus bergelantungan. Tapi di kampung tidak ada yang suka karena rasanya asam bukan kepalang.

Iseng saya buat tulisan terkait buah markisa ini. Beberapa olahan markisa pengalaman teman pun saya praktikkan dan hasilnya saya ulas di blog. Foto seadanya dari kamera ponsel jadi penunjang keabsahan tulisan. Hasilnya? Ternyata markisa yang di kampung saya tidak dilirik, justru dicari oleh orang kota.

Bermula dari teman dunia maya di ibu kota memesan secara online buah markisa ini. Rasa asamnya yang bikin merinding itu katanya dijadikan minuman pengusir ngantuk saat bekerja. Dari mulut ke mulut dan kekuatan media sosial akhirnya pesanan markisa makin bertambah. Meski tidak sampai menjual berton-ton, namun beberapa kg markisa sudah dikirim ke luar kota itu sesuatu yang luar biasa sekali buat kami orang kampung yang belum pernah melakukannya selama ini. Markisa yang tumbuh di halaman jadi barang dagangan online pertama saya.

Rujak Markisa yang rasanya mantep tenan!
Rujak Markisa yang rasanya mantep tenan!
Buah Markisa yang sama sekali tidak dilirik akhirnya bisa di"ekspor" ke lur kota
Buah Markisa yang sama sekali tidak dilirik akhirnya bisa di”ekspor” ke lur kota

 

Kehidupan di kampung masih identik dengan alat tradisional dan serba jadul. Termasuk piring dan cangkir alat makan. Melihat di pasar tradisional kecamatan yang lapaknya buka seminggu dua kali setiap hari Selasa dan Jumat masih banyak penjual yang menjajakan alat rumah tangga berbahan dari enamel, iseng lagi saya foto dan upload di akun media sosial. Tidak disangka, ada satu dua orang teman bertanya di mana beli alat makan antik tersebut? Mereka bertanya bisa minta tolong dibelikan?

Peluang bisnis online kembali muncul. Jika orang lain harus susah payah beriklan, kini pembeli justru datang sendiri menemui saya. Meski omzet tidak sebanyak pedagang profesional yang membuka lapak di situs e-commerce namun buat saya bisa melakukan transaksi berlusin-lusin alat makan jadul kepada teman melalui media sosial ini sudah jadi pencapaian yang luar biasa.

Sebagian koleksi pribadi yang fotonya saya publish di blog dan media sosial ternyata ditaksir teman!
Sebagian koleksi pribadi yang fotonya saya publish di blog dan media sosial ternyata ditaksir teman!
Karena jadul inilah enamel susah dicari di pasaran dan ketika bisa menjual beberapa lusin itu jadi sesuatu banget :)
Karena jadul inilah enamel susah dicari di pasaran dan ketika bisa menjual beberapa lusin itu jadi sesuatu banget 🙂

 

Seringnya berselancar di jejaring media sosial, selain berbisnis saya juga sesekali sambil berbagi informasi terkait permasalahan buruh migran. Sepuluh tahun lebih bekerja di negara orang dengan segala permasalahan serta solusinya sedikit banyak membuat saya bisa membantu teman-teman yang butuh solusi saat punya permasalahan. Hal ini tanpa saya duga telah membawa saya kembali mendapat keberuntungan.

Saya mendapat tawaran menjadi kontributor sebuah media perburuhan yang terbit dan beredar di Taiwan. Dengan membuat satu artikel bertemakan perburuhan, atau melakukan reportase dan membuat hasilnya untuk disetorkan jika diminta, alhamdulillah imbalannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan susu dan popok anak setiap bulan.

Hanya tuntutannya tentu saja saya harus siap daring setiap dibutuhkan. Internet menjadi sesuatu yang wajib saya akses demi bisa menjalankan pekerjaan tepat waktu. Bagi saya ini tidak masalah karena di rumah sudah ada IndiHome. Sementara jika saya harus keluar rumah sekalipun, internet masih cukup mudah diakses melalui layanan wifi.id seamless.

Koneksi internet melalui wifi.id seamless ini adalah layanan khusus internet bagi pelanggan IndiHome. Kita bisa mengakses internet secara otomatis dari jaringan @wifi.id di mana saja. Dengan bayar sepuluh ribu rupiah per bulan, saya bisa mengerjakan menulis artikel, setor ke redaksi di Taiwan dan menikmati acara di luar rumah tanpa harus keteteran dengan deadline.

Sumber media sosial Telkom
Sumber media sosial Telkom

Buat saya pribadi mengakses internet melalui wifi.id seamless ini banyak sekali keuntungannya. Selain cukup murah juga yang pasti selain koneksinya otomatis, juga unlimitid alias tanpa batas. Tidak susah bayar karena tagihannya disatukan dengan biaya bulanan IndiHome. Anak dan suami pun bisa mengakses dari ponsel dan tablet masing-masing karena satu pelanggan IndiHome bisa menggunakan gadget yang berbeda.

Senjata Ibu Rumah Tangga dari Tembaga sampai Fiber Optik

 

Peluang usaha lain yang sesuai dengan minat dan kemampuan saya dan bisa saya jalankan tanpa harus mengganggu kerjaan saya –baik sebagai ibu rumah tangga dengan segala urusan rumah dan anak, juga sebagai kontributor media—ialah dengan nyambi menjadi sosial media aktivis dari sebuah lembaga yang mempunyai program advokasi dan pemberdayaan buruh migrant Indonesia (TKI) baik sebelum keberangkatan, saat keberangkatan dan sebelum penempatan.

Pekerjaan ini saya jalani tidak hanya berdasar pada fee yang saya dapat, melainkan lebih ke kontribusi saya ikut memberikan informasi yang benar kepada para calon TKI, TKI maupun TKI Purna demi proses dari hulu ke hilir yang legal. Meski bukan pegawai tetapnya tetapi jadi aktivis media sosial sebuah lembaga tetap harus bertanggung jawab dengan siap daring sepanjang waktu. Saat itulah saya merasa betapa IndiHome dengan segala kelebihan dan kekurangannya bagi kami telah sangat-sangat membantu.

IndiHome Indonesia Best Brand Award 2016 Kategori Internet Broadband. Sumber IndiHome
IndiHome Indonesia Best Brand Award 2016 Kategori Internet Broadband. Sumber IndiHome

 

Tidak heran jika IndiHome mendapat penghargaan Indonesia Best Brand Award 2016 pada Kamis, 15 September 2016 kemarin di Jakarta. IndiHome layak jadi merek terbaik kategori Internet Broadband dengan nilai merek di tahun 2016 sebesar 46.6.

Tidak diragukan jika IndiHome jadi merek yang paling sering digunakan konsumen selama kurun waktu  3 bulan terakhir sebesar 34.7 dan menduduki tingkat kepuasan konsumen di posisi 84.8 dari 100. (sumber indihome.co.id)

Saya bukan pelapak tapi berkat adanya internet markisa dan perabot jadul ini bisa menjadi sumber income
Saya bukan pelapak tapi berkat adanya internet markisa dan perabot jadul ini bisa menjadi sumber income

 

Tuh kan, hanya mengandalkan gadget yang terkoneksi dengan internet saja saya bisa mempunyai pekerjaan sampingan yang sesuai dengan passion saya. Dan dari IndiHome-lah internet itu saya dapat. #IndonesiaMakinDigital. Tidak untuk keuntungan pribadi semata karena bersama Relawan TIK Cianjur saya juga siap kembali berbagi ilmu dan pengalaman terkait dunia internet ini kepada masyarakat luas.

Saya harap dengan #IndonesiaMakinDigital akan semakin banyak ibu rumah tangga lainnya yang bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi ini bukan hanya untuk bersenang-senang saja, tapi juga sebagai lahan usaha dan sumber ilmu untuk mendidik anak dan keluarga sebagai penopang tegaknya kemajuan suatu bangsa.

102 thoughts on “Senjata Ibu Rumah Tangga dari Tembaga sampai Fiber Optik”

  1. Teh Okti….kamu keren sekali!! Aku pernah ketemu teman-teman relawan TIK di satu acara..ternyata dirimu salah satunya. Lebih lagi teh Okti bantu advokasi buruh migran.. WOW, salut teh! Keep up the good work 🙂

    Reply
  2. Sepakat Mba. Internet memang memberi kesempatan bagi ibu rumahtangga seperti kita untuk berdaya.
    Meskipun kita tinggal di desa. Sekarang tergantung ibu rumahtangganya mau gak mengupgrade diri.

    Reply
  3. Keren juga ya produk telkom ini. Kami sedang berniat memasangnya di rumah. Dikantor juga pake produk telkom okeh punya jaringan ngabretttt…. 🙂

    Reply
    • Mandeg di bidang ini mah Teh, buku saya ngejogrok we di lemari
      paling buku antologi yang beredar mah, itu pun yang menjalankan PJ-nya hehe…

      Reply
  4. Iya, keputusan untuk upgrade diri itu dari kitanya sendiri ya, Teh. Mau di kota pun kalau internet justru cuma jadi tempat buat hal yang ga guna, akan sama saja. Jadi, memang harusnya diberdayakan dalam kondisi apa pun. Sepakat lah sama Teh Okti 🙂

    Semoga sukses selalu yaa Teh

    Reply
    • Betul Mas. Dengan adanya internat speedy yang sudah jadi indihome ibu rumah tangga pedesaan kaya saya bisa jadi berdaya dan produktif

      Reply
    • Banar Teh Ida. Tanpa internet di jaman sekarang ini susah untuk maju. Alhamdulillah meski sinyal lup lep dan listrik byar pet tapi speedy/indihome sudah bisa memberikan kemajuan yang tidak ternilai

      Reply
  5. Mungkin akan terasa lebih nikmat ya mbak kalau internet kita gunakan untuk mencari informasi yang bermanfaat daripada mencari informasi yang kurang bermanfaat menurut saya mah, karena kebanyakan jaman sekarang mah menggunakan internet itu yang kurang bermanfaat jadi gak bisa merasakan nikmatnya menggunakan internet yang sebenarnya.

    Reply
    • iya, ibarat mata pisau, internet bisa bermanfaat atau jadi musibah, itu tergantung dari usernya
      semoga kita bisa menggunakan internet sehat yang baik untuk ummat 🙂

      Reply
    • Syarat daftar wifi.id seamless itu harus punya no pelanggan speedy yang sekarang jadi indihome
      Jadi satu paket bisa untuk keluarga

      Reply
  6. Teh keren.. mba drmh jg pernah kerja di sana. Aku sakit sama Org seperti teh okti 🙂 moga lancar terus jaringan nya ya teh. Sukses utk teh okti dan indi home.

    Aku suka enamel teh, jadulan buat aku foto…moga kpn2 bisa ketemu an yaa

    Reply
      • hihi, ga apa…
        saya suka typo juga, maklum saya mah gaptek

        btw, kapan ya bisa jumpa? 🙂 semoga ada acara yang bisa kita datangi bareng-bareng ya. Saya mau belajar banyak foto biar instagram makin cantik kaya punya Teh Uci 🙂

        Reply
  7. Sukses ya Teh usahanya.
    Saya juga pakai speedy di rumah. Ya, ada beberapa kali jaringan error sih, tapi lumayan sih servicenya cepet juga.
    Btw itu markisanya menggoda sekali…

    Reply
    • Belum upgrade ke IndiHome kah Mbak Speedynya?

      Iya, markisanya lagi musim nih, cuma karena hujan terus, sekarang jadi agak kecl buahnya… tak sebesar jika musim kemarau 🙂

      Reply
  8. Wahhh blohe juga Wifi ID inii..
    Internet emang memiliki keuntungan yang membuat dompet tebal kalau digunakan dengan baik hehhee

    Reply
  9. Weiih….keren artikelnya ceu…
    Saya baca artikel ini dimana, tau gak? Saya dan bunda lagi pulang kampung ke Makassar lebaran Idul Adha 2016. Hingga saya komen di sini, saya sdh lebih sebulan hehehe…. Salam buat si kecil dan misua ya….

    Reply
  10. wah kalah nih aku sama orang cianjur, aku belum pasang jaringan internet wifi.id di rumah :p masih ngandelin modem pulsa aja, makanya bisa lancar jaya ngeblog di sana ya

    Reply
  11. alhamdulillah, peluang jualan online bisa datang dari mana aja ya teh. Alhamdulillah juga, indihome udah bisa di pasang di sana, di rumah saya mah malah belum bisa 🙁

    Reply
  12. Wah mb Okti keren sekali.
    Btw internet sekarang memang menjadi kebutuhan ya, apalagi buat blogger. Aku juga pakai indihome di rumah, klo buat di luar rumah baru pake paket data 🙂

    Reply
  13. Teteh okti mantap ih aku baru tau teteh sempat kerja di taiwan. Emang inet gak bisa dipisahin dari hidup kita ya sekarang, apa2 pake inet, kalo ga ada inet bisa mati kutu dan mager hrhrr

    Reply
    • Iya sepuluh ribu per bulan, tapi utk pelanggan indihome saja, karena tagihan akan disatukan dg tagihan indihomenya. Wifi id kan hanya bisa dipakai di tempat tertentu juga, ga setiap tempat…
      Bisa buat 5 gadget, ga hanya hp aja, tapi juga laptop, ipad, dll

      Reply
  14. Saya juga pake speedy mbak. Internet lancar jaya ya…
    Apalagi buat kita yang selalu menggunakan internet. Jaringan yang lancar memang sangat dibutuhkan.

    Reply
  15. wuaa perjalanan panjang ya mba dengan produk telkom. jadi kebayang kejadian waktu komputer dan tembaga meleduk. untungnya sekarang sudah pakai fiber optik ya.. Teh Okti semangat terus ya, semoga terus menginspirasi dengan aktivitas TIKnya

    Reply
  16. dulu sempat pakai telkom tapi bukan yg indihome, krn mahal dan hrs pakai sambungan telepon akhirya kami putus.. skrg justru keliatan lbh praktis ya.. salut buat tehokti, memanfaatnya peluang yg ada shg menghasilkan

    Reply
    • Sekarang pasang internet tidak harus pasang sambungan telepon Bunda..
      Kalau mau IndiHome bisa nonton tv kabel dan bisa tlp ke sesama nomor rumah gratis..

      Reply
  17. Suamiku dulu masih menangin gali-gali buat kabel sambungan telepon saat masih sekolah di SMK Telkom hehe.
    Eh tapi soal optic ini keren lho, sekitar 2009nan saya ke NTT dan di jalanan liat galian telkom, kata org sana krn di sana mau paang sambungan fiber optic juga. Moga makin banyak daerah terjangkau jaringan internet ya mbak aamiin 😀

    Reply
    • Sebenarnya antara Speedy dan IndiHome itu berbeda. Yang sudah pasang Speedy, untuk memperbaharuinya diganti IndiHome. Tapi kalau jaringan FO sudah ada, tidak perlu pasang Speedy yang udah jadul, bisa tinggal langsung daftar pasang IndiHome saja.
      Semoga membantu ya informasinya

      untuk info lengkapnya silakan telepon 144 saja 🙂

      Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics