Reuni Blogger Diantara Pejabat: Aku Mah Apa Atuh?
Reuni untuk jumpa kawan lama, tentu sangat menyenangkan. Tapi jika perjumpaan itu disusupi rasa tidak nyaman, misalnya saling pamer jabatan dan posisi terkini pastinya ini jadi hal yang paling menyakitkan buat seseorang yang tidak punya posisi bergengsi. Macam aku. Da aku mah apa atuh?
“Hai, Makin cantik/ganteng saja kau ya. Mana anakmu? Tinggal di mana sekarang? Kerja di mana?”
Berbagai pertanyaan pasti berhamburan keluar mana kala jumpa kawan lama baik secara tidak sengaja di jalan, atau memang dikondisikan saat reuni misalnya. Buat aku yang biasa cekakak cekikik semua pertanyaan bisa dijawab dengan gampang dan tanpa beban. Tapi lain halnya bila pertanyaan itu kenanya ke orang yang sensitif atau baperan. Pasti ujungnya ada rasa tidak enak.
“Aku mah jadi ketua partai anu di kota anu. Kalau kamu sekarang aktivitasnya apa?”
Pertanyaan jumawa macam begitu pasti bikin nyesek kita yang hidup pas-pasan apa adanya sebagai rakyat jelata. Kalau ditujukan padaku, paling aku jawab pekerjaanku tukang traveling. Padahal yang benar mondar-mandir sana-sini tidak karuan. Modal posting foto doang di media sosial saat lagi ngebolang baik sendiri maupun bersama dua gantengku. Paling banter kalau mau sedikit puitis aku bilang posisiku sekarang jadi ratu di kerajaan keluarga petualang kecilku.
Sebenarnya buatku jumpa kawan lama baik teman sepermainan masa kecil dan SD saat di Bandung, SLTP saat di Tasikmalaya dan SLTA ketika di Cianjur, bahkan kawan seperjuangan ketika menjalani kerasnya perantauan di universitas kehidupan baik di Singapura, Hong Kong dan atau Taiwan, –baik disengaja maupun tanpa persiapan– itu ibarat benang putus yang bisa disambung. Kebahagiaan tak terhingga pastinya, mengingat kondisiku yang hidup bagai kutu (loncat sana loncat sini) sehingga cukup menyulitkan untuk berjumpa kawan lama.
Buatku tidak ada istilah minder atau malu untuk mengetahui/diketahui bagaimana garis hidup yang dialami saat ini. Yang pasti aku bangga dengan kehidupan yang dialami selama ini. Meski bukan orang kaya namun bisa terpenuhinya kebutuhan hidup termasuk piknik sudah teramat luar biasa dan patut disyukuri.
Belajar dari pengalaman setelah jumpa dengan berbagai kalangan teman yang ternyata posisi serta kondisinya beragam –mulai dari rakyat jelata sepertiku hingga pejabat kelas atas—ada beberapa hal yang harus digaris bawahi supaya suasana pertemuan (reuni) tidak terasa hambar.
Do
Biar tidak merusak suasana reuni atau pertemuan, sebaiknya hindari:
- Dandan/penampilan mewah/berlebihan
- Menanyakan posisi/jabatan teman
- Menanyakan penghasilan
- Bercerita kemapanan sendiri
- Menanyakan mantan!
Dont!
Biar lebih berkesan dan memperdalam silaturahmi/persaudaraan, sebaiknya lakukan:
- Membuat data lengkap teman-teman peserta reuni
- Buat acara sekaligus bakti sosial atau galang dana untuk kemanusiaan
- Tanpa mengurangi rasa hormat kunjungi teman yang (maaf) kondisinya jauh di bawah
- Adakan agenda rutin pertemuan bergilir melalui arisan, pengajian dll dengan tidak disertai pamer
Punya pengalaman unik seru atau lucu saat reuni? Boleh share juga 🙂
aku kaau ada reuni gt mak, pasti aku tanyak acaranya ngapain aja, klok cm say hello, ya aku gk ikut mak, males, hehe
Lebih baik ketemuan japri aja ya Mak, hehehe…
Jika saya yang menjadi salah satu peserta reuni tersebut, ketika mendengar Teh Okti kerjaannya traveling dan posting something or anything, maka saya akan lebih banyak mengobrol dengan Teteh. Mereka yang ngaku pejabat, yang ngaku manager dan yang ngaku punya jabatan tinggi lainnya cukup say hello saja.
Blogger itu penghasilannya bisa 10, 20, 30 atau 100 kali lipat dari gaji seorang manager, dan saya yakin, Teh Okti jauh lebih sukses dari mereka.
Amin…
Makasih Mas 🙂