Sekitar 16 tahun lalu, yang ada dalam benakku bila mendengar dan atau membaca kata TEMPO pikiran langsung melesat pada sebuah bayangan majalah dengan cover serius yang isinya berita-berita berat dan membuatku harus mengerutkan kedua alis jika membacanya.
Seiring berjalannya waktu, sejalan dengan bertambahnya usia dan pemahaman, pemberitaan Tempo yang “sangar” dan menusuk bagi pihak-pihak tertentu ini justru membukakan wawasanku jika peran media sesungguhnya berdiri pada kebenaran, bukan pada kepemilikan modal atau sogokan.
Karenanya Tempo tetap jadi pilihan dan selalu dicari penggemar manakala sempat menghilang dan berubah-rubah wajah demi terus mempertahankan idealisme serta –sekali lagi– kebenaran.
Kecanggihan teknologi semakin pesat, ini mempermudah arus informasi sampai kepada publik. Media cetak yang biasanya menjadi sumber informasi selain media elektronik radio dan televisi, bergeser ke versi digital dan semakin dekat dalam genggaman.
Arus informasi tidak bisa dibendung lagi. Adanya berbagai jejaring sosial media semakin menambah khazanah arus informasi yang disampaikan warga. Publik semakin bebas dalam menyerukan kebenaran serta opini. Dan lahirlah istilah jurnalisme warga.
Saat ini publik tidak hanya bisa menerima berita, tapi juga sekaligus bisa membuat dan mengirimkan berita. Beberapa situs blog keroyokan menjadi sarana untuk menampung arus berita dari daerah dan pelosok.
Bak jamur di musim hujan, demam citizen journalism tengah marak di ranah arus informasi masa kini.
Tempo, media yang aku segani itu turut meluncurkan wahana untuk menampung arus informasi dari jurnalisme warga tersebut. Tempo mengundang beberapa orang blogger dalam rangka memperkenalkan jurnalisme publiknya yang bertajuk “Indonesiana”.
Saat aku datang ke kantor Tempo, hari Sabtu, 12 April 2014, setelah sebelumnya sempat nyasar-nyasar bersama Bu Indria Salim karena sopir taxi yang kami tumpangi tidak mengetahui pasti lokasi Kantor Redaksi Indonesiana-Tempo. Yang beralamat di Kebayoran Centre Block A11-A15 DKI Jakarta, tempat acara dilaksanakan, sudah hadir beberapa blogger yang diterima oleh Rhesya Agustine selaku Community Manager Indonesiana. Sekitar lima menit aku duduk, dan menyapa rekan blogger lainnya baru Wahyu Dhyatmika selaku Redaktur Pelaksana Tempo masuk dan memulai acara yang bersifat santai itu.
“Kawan-kawan bloger, perlu diketahui bahwa Indonesiana ini mengusung konsep bahwa media itu tetap mengabdi pada publik, bukan mengabdi pada pemilik modal”, jelasnya di depan para blogger yang hadir sore itu.
Tidak seperti jurnalsime publik lainnya, redaksi Indonesiana adalah redaksi tempo, maka Indonesiana beralamat di bawah tempo.co yaitu beralamat pada Indonesiana.tempo.co. Ini karena redaksi Indonesiana adalah juga redaksi Tempo. Demikian penjelasan Wahyu.
Keunikan Indonesiana, adalah pada sistem moderasinya. Jika kita ingin tulisan kita tampil di depan, maka mesti melalui moderasi redaksi Indonesiana. Bagi yang tidak suka dengan sistem moderasi tetap bisa menulis di Indonesiana tanpa jalur moderasi. Tulisan dipublish tapi tidak muncul di halaman depan Indonesiana.
Sesungguhnya moderasi pada Indonesiana hanya berkisar pada perubahan judul agar lebih menggigit dan perbaikan tata ejaan.
Keunikan kedua, adanya fitur Info Warga. Orang bisa melaporkan kejadian penting di lingkungannya melalui SMS, email atau akun Twitter dengan tagar tertentu.
Keunikan ketiga dari Indonesiana adalah adanya peta pada halaman awal di bawah front page. Semua laporan publik dari Info Warga langsung ada di situs untuk memberi info skala kasus secara nasional. Contohnya #MatiLampu yang merata di seluruh Indonesia.

Yang paling menarik di sini adalah partisipasi publik dalam merespon momen penting tertentu tau yang dikenal dengan Crowdsourcing. Pihak Indonesiana meng-upload dokumen tertentu yang bersifat public yang mesti diketahui warga, dan public bisa memberikan komentar dan umpan balik terhadap dokumen tersebut. Bahkan di Indonesiana kita bisa bernarsis ria dengan menampilkan foto selfie kita.
Peserta kunjungan ke Kantor Tempo juga Diberi kesempatan melihat rapat redaksi. Majalah Tempo yang sedang berlangsung di lantai dua. Sempat pula kami ke perpustakaan Tempo dan melihat-lihat ruangan lain termasuk lab bahasa.
Saat marak media sosial yang kian gemar membidik pro-kontra semata untuk menaikkan rating, Indonesiana bisa dijadikan sebuah blog keroyokan pilihan yang baru. Perlu diketahui Indonesiana ini berisi dua jenis informasi yaitu opini/pendapat dan laporan/berita. Di Indonesiana kita bisa mengisi tiga kanal yang tersedia yakni News, Sains & Sport dan Hiburan. Masing-masing kanal memiliki sub-sub
kanalnya sendiri. Di Indonesia juga bisa mengirim foto, video maupun grafis
karya Anda sendiri. Keren abis dech ya? Hehe…
Yuk komunitas blogger Indonesia kita aktif dalam portal ini. Kita buat akun di Indonesiana. Informasi lebih lengkap tentang Indonesiana, kunjungi situsnya di Indonesiana.tempo.co. See you there, ya! 🙂