Balada Blogger

Balada Blogger

Ketar ketir itu ketika deadline tinggal dua hari lagi sementara paket barang untuk properti fotonya belum juga sampai. Nasib tinggal jauh di luar area Jabodetabek mau gimana? Emang bukan salah saya, pun bukan salah jasa kurirnya, lah pengiriman dari e-commerce saja dikirim hari ini esok bisa sampai kok. Terus kalau paketan ini mepet limit upload sampainya, salah siapa?

Disaat blogger lain sudah mulai share link tugas untuk saling kunjung berkunjung, saling kasih jempol atau tanda love, saya masih harap-harap cemas berdiri di depan rumah menengok ke ujung jalan. Siapa tahu si Aa Kurir datang, bahagianya rasa hatiku. Dag dig dug der dalam dada mungkin akan segera sirna.

Begitulah nasib saya si blogger kampung blogger gunung. Blogger yang berada di Pagelaran Cianjur bagian selatan. Daerah dimana akses jalannya saja sudah bikin mabuk kendaraan, lokasi yang sulit dijangkau oleh para kurir jasa pengiriman meski sebagian sudah ada yang punya kantor cabang di daerah ini. Saat di tempat lain seragam babang ojek online sudah menghiasi setiap tempat mangkal, di tempat kami ini justru belum terlihat sama sekali.

“Aku tahu, pernah ke daerah situ. Jalannya wah horor banget…” kata salah seorang blogger kota yang sudah pernah melancong ke daerah tempat saya tinggal.

Karena itu nyadar diri saja sih sebenarnya kalau kondisi saya memang tidak memungkinkan untuk jadi blogger profesional. Dengan banyak kendala yang tidak memungkinkan apa-apa serba cepat seperti di kota.

Bagaimana mau jadi blogger profesional kalau saat ada acara gathering bersama MPR RI saja nama saya sudah dicoret koordinatornya karena domisili saya bukan di Jabodetabek. Meski saat itu blogger dari Indramayu bisa hadir juga.

Gimana mau fokus ke bikin konten positif dan bermanfaat kalau menerima produk untuk direview saja harus sport jantung duluan. Ketar ketir bakal dapat tepat waktu tidak ya, dan pikiran galau lainnya.

Dengan semua kondisi itu saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Tuhan sudah lebih dari pada adil kepada saya. Tuhan sudah banyak memberikan berbagai rezeki dan kemudahan pada saya. Dan itu sudah membuat saya teramat bersyukur.

Dengan kondisi tinggal di daerah yang tidak memungkinkan untuk datang ke berbagai acara blogger seperti rutinitas para blogger yang tinggal di Jabodetabek, atau kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Medan dan atau Makassar, saya tetap memiliki semangat untuk menulis (apa saja) demi bisa memperbaharui blog post di blog. Mungkin ini jalan Tuhan supaya isi blog saya lebih banyak organik daripada pesanan sponsor atau launching produk nya.

Dengan posisi saya sebagai ibu bekerja, disamping ibu rumah tangga menjadi blogger sudah jadi pencapaian luar biasa. Penghasilan yang setiap bulan bisa saya terima meski tidak tentu jumlahnya sudah lebih dari lembut saya bahagia dan merasa diakui.

Semakin sering mendapat job lewat teman dan komunitas semakin terpecut diri saya untuk terus belajar dan memperbaiki kualitas blog.

Saya ingin membuktikan meski blogger kampung blogger gunung yang ngeblog hanya sebagai sampingan tapi memiliki kualitas dan profesionalisme tidak kalah dengan blogger hits di kota yang sudah menjadikan ngeblog sebagai jalan usaha utamanya.

Hidup memang sebuah pilihan. Menjadi blogger part time atau full time tidak bisa dipaksakan. Tapi hasil tidak akan mengkhianati niat dan usaha, bukan?

12 thoughts on “Balada Blogger”

  1. Aku malah lihatnya keren Teh, dengan segala keterbatasan yang Teh Okti rasakan, tteh bis ttap aktif di dunia blogging.
    Tiap hari ikut share link tulisan dan sosmed, semangat teh, insya alloh akan selalu ada jalan dari Alloh untuk uumatnya yang mau berusaha.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics