Generasi muda Indonesia perlu waspada dan berhati-hati terhadap aktivitas di dunia maya. Salah satu tantangan terbesar ialah perilaku perundungan siber atau cyberbullying.
Menjamurnya informasi yang disertai konten negatif dan hoaks jadi tantangan lain dalam dunia digital. Perlu literasi digital yang kuat dalam menangkal konten negatif dan informasi hoaks yang masih beredar.
Sebagai ibu rumah tangga beruntung saya bisa ikut webinar Sadar Hukum dan HAM: Perundungan Siber dan Etika Siber, sehingga ilmu yg didapat bisa saya terapkan kepada anak, keluarga, dan lingkungan terdekat.
Kebebasan berpendapat, berekspresi dan menyampaikan pikiran di muka umum bagian dari praktek demokrasi diatur dalam Konstitusi. Namun semua itu termasuk melalui platform digital memiliki konsekuensi perlunya mengikuti norma dan etika.
Pembatasan kebebasan berpendapat diatur berdasarkan hukum ini diperlukan dalam masyarakat demokratis untuk melindungi ketertiban, kesehatan publik, melindungi moral publik, keamanan nasional dan melindungi hak dan kebebasan orang lain.
Etika Dunia Siber setidaknya harus memiliki:
- Responsibility: berpikir dan bertanggung jawab terhadap konten yang diunggah.
- Empathy: berpikir dan berempati akan akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain.
- Authenticity: tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua konten yang diunggah. Kritis mengevaluasi informasi atau konten
- Discernment : Kearifan online yang diperoleh sebelum mengambil tindakan terhadapnya.
- Integrity: Integritas melakukan hal yang benar, berani menyuarakan kebenaran, dan melawan perilaku negatif di dunia online.
Cara menghindari cyberbullying pada anak:
- Kontrol orang tua terhadap pemakaian internet
- Memberitahukan apa yang boleh dan tidak
- Batasi penggunaan gadget dan internet anak
- Seger lapor jika ada kegiatan tidak biasa pada akun anak
- Ganti password
Pencegahan & Sikap Terhadap Cyberbullying:
- Tanamkan sikap menghormati orang lain
- Saring sebelum sharing
- Kirim pesan² baik dan mendidik
- Edukasi anak etika di medsos sejak dini
- Tidak merespon pesan dari pelaku
- Jika aksi cyberbullying terus berlangsung segera lapor
Pengalaman publik figur Tasya Kamila dalam menghadapi ulah netizen yang mengarah kepada perilaku perundungan siber ialah dengan menutup akses komunikasi, lalu jika sudah melewati batas dengan melaporkannya kepada pihak berwajib.
Yuk, bisa yuk kita sama² berbenah di sosial media. Kebersamaan dalam menjaga hubungan lebih dipentingkan. Sehingga tercipta masyarakat yg ramah, bersahabat, dan gemar gotong royong, saling jaga perasaan, toleransi yg tinggi, sopan santun dan penghargaan terhadap orang yg lebih tua ketika beradu pendapat.
Ibaratnya think before act.
Sebelum nulis kata-kata pedas mikir dulu panjang-panjang. Btw, soal ini aku juga masih belajar dan butuh jam terbang sih. Kadang-kadang masih kelepasan julid kalau ada topik yang rame banget. Utamanya kasus-kasus kejahatan yang bikin geleng-geleng. Jadi ikutan mengutuk penjahatnya walau sebetulnya gak bagus juga dilakukan.
Thanks teh Okti dikasih ilmu beretika dalam dunia siber.Karena terkadang kita saat asik menggugah gambar lengkap dengan kontennya lupa bahwa ada hal yang boleh /tidak boleh. Alias sebelum di pos harus dipikirkan terlebih dulu apakah ini nantinya berefek ke orang lain
Anak sulungku, SMA kelas XI, menghapus semua konten IG-nya karena bullying. Saya tahunya belakangan. Padahal isinya hasil gambar dia. Jadi ada yang bully ngatain jelek, niru, dll
Saya akhirnya menyarankan, kalau mau bikin IG lagi yang dikunci, enggak usah dipublik, dan hanya berteman dengan yang dikenal saja, agar nyaman. Dia merasa belum siap katanya sosmedan, ya sudah saya dukung saja. Edukasi etika siber seperti ini penting terus disampaikan agar hal yang menimpa anak saya tak terjadi lagi
Aku sepakat, semestinya memang hatus saling beegandengan tangan antar anggota masyarakat. Satu sama lain saling mengerti, menghargai, toleransi dan menghidupkan nilai-nilai positif.
Etika siber ini harus terus dikenalkan. Pengguna internet semakin banyak jumlahnya. Sayangnya gak dibarengi dengan literasi digital. Akhirnya berinternet jadi lebih banyak bahayanya bila tidak punya etika siber
Bisa jadi pedomanku nih, untuk mengedukasi anak2 ketika beranjak remaja, bagaimana bertika siber. Terima kasih Teh Okti ilmunya.
Jaman digital bullying akan bisa terjadi, membaca artikel ini diatas membuat pembaca mengetahui bullying.
Yes, gerakan untuk menjaga etika di media sosial selayaknya jadi gerakan bersama supaya makin banyak yang menyadari pentingnya menjaga etika di meia sosial dan apa saja yang harus dilakukan.
serem-serem teh cyberbullying
saya pernah terkena, ada yang bilang “lonte” “udah Tua” dll
ketawa aja dan nutup jendela komen, atuda males nanggepinnya
Saya setuju banget dengan ini Mbak. Rasanya di jaman sekarang ini mudah sekali orang mengeluarkan kata-kata menyakitkan kepada orang lainnya.
Luar biasa memang pengaruh perkembangan dunia digital. Gak cuma untuk anak-anak tapi juga untuk kita orang dewasa. Dan itu terasa sekali saat suhu politik sedang memanas.
Apa yang diurai di atas adalah PROTEKSI dan cara bijak kita untuk memilah, memilih dan bijak dalam menggunakan internet. Tapi jangan lupa, hal terpenting yang harus dilakukan adalah TIDAK MENYEBARKAN HOAKS. Lebih condong kepada mereka YANG MEMBUAT bukan yang membaca. Jika para pembuat berita memiliki moral yang bagus, sumber-sumber hoaks bisa dihentikan. Kalau tidak bisa total hilang, setidaknya bisa dikurangi. Mendidik mereka-mereka ini sebagai penanggungjawab dari berita, menurut saya, jauh lebih penting. Jika perlu pemerintah sediakan payung hukum yang jelas dan tegas agar siapapun yang berani membuat berita yang tidak bertanggungjawab akan dihukum seberat-beratnya.
Setuju banget sih ini Mba. Nggak hanya anak-anak yang harus dilindungi dari cyberbullying ini, tetapi kita pun juga harus mengenalkan dan memberi pemahaman tentang etika di dunia digital ke anak. Pun kita juga harus menciptakan jejak yang beretika juga agar bisa menjadi contoh langsung bagi anak-anak kita.
Makasih Mba, ini bermanfaat sekaligus jadi pengingat..
Waaahh, setuju banget sih ini..
Selain itu, menurut saya, sebagai orangtua kita pun juga harus menciptakan jejak terbaik saat beraktifitas di dunia digital agar jadi contoh langsung bagi anak. Selain melindungi dan mencegah anak dari cyberbullying, kita pun juga harus memberi pemahaman untuk tidak membully juga…(IMHO..hehe)
Terimakasih Mba, tulisan ini sekaligus jadi pengingat untuk saya…^^
cyberbullyng memang bahaya banget yaa. Etika siber ini harus terus disosialisasikan agar tidak ada lagi yang melakukan cyberbullyng
Kita memang harus mulai dari diri sendiri sih. Jangan sampai ikut dalam tindakan cyberbulliying. Serem euy. Terlwbih untuk para adik-adik yang kadang ikut-ikutan trendnya.
Tindakan cyberbullying dapat merusak mental siapapun yang menjadi korban.
Yang terbaik adalah melakukan komunikasi bersama dan berikan tanggapan yang bijaksana terhadap korban yang diintimidasi atau bahkan kepada pelaku yang melakukan intimidasi
Etika dalam medsos membuat kita banyak kawan daripada lawan. Mari belajar etika
Hufft, iya nih fenomena cyber bullying jadi menjadi-jadi, dipikir asik aja ngetik komentar jelek, contohnya di akun para peserta INTM2 baru-baru ini, asli ngeri, sampai bawa-bawa personal keluarga, semoga adanya akses pelaporan ini membuat para netijen aware dan saling menghargai, tahan julid
Kejahatan siber dunia maya emang mengintai siapa aja ya kak, jadi harus waspada selalu.. webinar seperti ini harus terus disosialisasikan nih untuk masy.awam ya
Nah, jadi catatan sendiri nih. Kebebasan berpendapat boleh-boleh aja di media sosial atau dunia digital lainnya. Namun tetap punya etika untuk itu. Ada UU ITE yang mengaturnya. Jadi ketikan jari kudu dijaga juga, ya mbak..
Cyber bully sering terjadi di antara akun bocil, karena mereka memegang medsos dengan sedikit arahan. Kadang malah ga ada. Sharing seperti ini bagus, mengingatkan ortu pada tugasnya untuk mendidik anak tentang etika siber.