Menuju Rinjani Kembali

 

Dua bulan lagi, jika ada kesempatan dan kehendak-Nya, pendakian ke Gunung Rinjani kembali dilakukan. Ini bukan pendakian pertama untuk saya dan suami, karena tahun 2012 saat hamil mengandung Fahmi usia 6-7 bulan kami sudah berhasil menginjakkan kaki di sana.

Mendaki gunung bawa anak persiapannya bukan kaleng-kaleng

Tapi meski begitu, persiapan segala sesuatu untuk ke Puncak Anjani kali ini benar-benar menguras energi, waktu dan pikiran. Padahal ini pun sudah saya lakukan sejak akhir tahun 2021 lalu. Catatan isi carrier dan bekal perjalanan selalu saya cek dan periksa ulang. Selalu takut ada yang kurang atau kelupaan.

Jujur dalam persiapan perjalanan pendakian kali ini ada sedikit rasa yang selalu kepikiran – tidak seperti biasanya. Bukan kenapa-kenapa hanya rencana pendakian kali ini kami memang akan membawa Fahmi. Setidaknya jika bepergian dengan anak, persiapannya akan beda dibanding dengan bepergian sendiri atau sesama orang dewasa, bukan? Terlebih saat ini masih dalam suasana pandemi.

Kalau persiapan inti biasanya pak suami yang menyiapkan mendekati waktu saat keberangkatan pendakian. Yang saya siapkan dari sekarang justru perintilannya yang seperti sepele tapi jika tidak kami bawa, bisa berakibat fatal.

Misalnya karena rencana mendaki ini bersama Fahmi, maka saya harus menyiapkan apa saja yang dibutuhkan selama di perjalanan olehnya. Karena kulit Fahmi sensitif, maka obat-obatan mulai vitamin, antibiotik sampai lotion anti serangga sudah mulai saya kumpulkan.

Masak masak tumis tumis bareng anak saat nenda resikonya pasti ada…

Tidak lupa juga persediaan obat-obatan umum seperti obat luka, obat sakit kepala, obat batuk pilek, dan obat maag.

Nah yang tidak boleh tertinggal juga obat antiseptik. Selama perjalanan meski sudah mengenakan sepatu yang disarankan, tapi kadang kaki ini suka lecet tanpa diketahui sebelumnya.

Belum selama pendakian itu biasanya saya merangkap bertugas sebagai koki gunung, alias tukang masak yang senjatanya tidak jauh dari kompor dan pisau, lecet atau luka goresan di tangan sering saya dapatkan. Sepertinya sepele tapi kalau dibiarkan kan bisa infeksi. Apalagi selama perjalanan naik turun gunung kita tidak bisa menjamin kebersihan dan perawatan luka sebagaimana mestinya.

Obat antiseptik Betadine jadi salah satu isi kantung (kalau saat mendaki kami pakai kantung, bukan kotak ya) P3K yang wajib dibawa.

Betadine sebagai antiseptik yang bisa saya gunakan untuk membersihkan luka dan mencegah terjadinya infeksi pada luka sangat praktis dan mudah dilakukan sendiri.

Betadine sebagai pencegah infeksi pada luka ini kan terdiri dari beberapa bentuk sediaan ya. Ada yang berbentuk cairan atau Betadine Antiseptic Solution, nah ini yang biasa saya bawa dan pakai selama pendakian.

Ada Betadine Antiseptic Ointment atau bentuknya salep, tapi kegunaannya sama kok bisa saat kena luka bakar, luka gores, luka sayat, lecet, dan luka teriris.

Yang ketiga Betadine Antiseptic Spray, yang disemprotkan ini lebih praktis. Buat Fahmi kalau ada luka dia lebih bisa berdamai jika diobati dengan Betadine yang disemprot ini. Jadi ada sensasi main-mainnya gitu kali ya…

Membawa Betadine bentuk apapun saat pendakian cukup mudah dan praktis kok. Seperti yang sudah saya bilang kalau saya biasanya suka bawa Betadine yang bentuknya cairan. Ukuran terkecil 5 ml biasanya cukup untuk obat pribadi saya. Kalau yang ukurannya besar 60 ml itu biasanya dibawa porter atau panitia pendakian.

Walaupun saat mendaki gunung kondisi serba darurat, tapi kalau ada luka jangan abaikan kebersihan dan aturan penggunaan obat pribadi.

Saya tidak lupa untuk selalu membersihkan dulu luka yang ada, lalu baru meneteskan Betadine cair secukupnya. Biasanya setelah itu saya biarkan terbuka. Diangin-anginkan sampai kering.

Setelah selesai menggunakan Betadine cukup disimpan kembali kantung P3K pribadi dalam kondisi kering. See, mudah bukan?

Biar lebih lengkap informasinya, bisa langsung kunjungi https://betadine.co.id/ aja ya.

 

37 thoughts on “Menuju Rinjani Kembali”

  1. Selalu kagum dengan para pendaki, apalagi yang sekeluarga begini. Kemarin kami dari Dieng. Mendung & kabut gitu aja, aku sudah khawatir banget, padahal cuma muter sikidang trus masuk mobil lagi. Semoga pendakiannya lancar dan membawa kenangan manis.

    Reply
  2. Jadi ingat suami saya lagi persiapan mau ke Lawu nih sama teman-teman kuliahnya dulu. Sebelum pandemi mereka ke Sindoro, terus vakum karena pandemi, ini dah mau jalan lagi.
    Memang perlu persiapan detil ya naik gunung itu, seperti obat luka Betadine ini juga wajib dibawa

    Reply
  3. Betadine semprot ada ya?
    Pasti keren ya…
    Jadi pas dipake gak perlu tangan kita nyentuh kulit yang kadang bikin kaget karena sentuhan yang bikin sakit, seperti dalam bentuk ointment atau obat merah pada umumnya.

    Reply
  4. Bener banget teteh, beda ya rasanya kalo pas mendaki sendirian dan membawa anak, butuh ekstra barang bawaannya terutama nyetok perlengkapan obat2an di kotak P3K, kek betadine ini salah satunya biar kalo ada apa2 terkena luka bisa langsung diatasin.
    Hayuu ahh menggunung, semoga bisa barengan, entah kapan, yang penting niaat dulu..

    Reply
  5. masyaAllah teh Okti, pernah naik gunung hamil 7 bulan? saya hamil 7 bulan jalan-jalan ke Pulau Sentosa aja ngos-ngosan teh haha aduh keren baget deh.
    Belum pernah sengaja hiking bersama keluarga. dulu pernah waktu jadi anak pramuka dan itu pun sudah bertahun lalu. Seneng ya kalau punya pasangan punya hobi sama, jadi kalau pas kepengen naik gunung bisa kompak mempersiapkannya

    Reply
  6. Hebat ikh teteh. Masih seneng dan sempet mendaki gunung. Emang keluarganya seneng travelling gitu ya teh? Aku setuju teh klo jalan jalan apalagi mendaki gunung, p3K harus ada ya. Termasuk betadine. Di rumah aku juga nyediain betadine selalu di kotak p3k nya. Maklum punya anak anak. Jadi harus ekstra soal kesehatan mah

    Reply
  7. Betadine mah wajib banget dibawa kalo bepergian ya..utk P3K..Kalo udah bawa Betadine kita tenang nih..setenang kalo bawa dompet beserta isinya…

    Reply
  8. Luar biasa. Saat hamil pun pernah mendaki gunung Rinjani ya mba. Salut banget. Apalagi sekarang mengajak keluarga serta termasuk anak, yakin banget persiapannya harus matang ya mba. Pasti pengalaman yang didapatkan sungguh tak terlupakan..

    Reply
  9. Di rumah kami menjadikan Betadine sebagai teman dikala ada luka eh tapi bukan luka hati ya teh,luka kulit. Dan betadine berwarna kuning inni memang cepat mengeringakn luka terutama saat aku teriris pisau/ anak-anak terjatuh karena main

    Reply
  10. Seru sekali sih teh.. Bisa mendaki bareng anak suami. Ini salah satu family goals yang belum jadi aku lakuin. Jujur kalo liat post temen yang bawa balitanya pas mendaki rasanya keren abiss. Jadi kangen sama bapak (alm) aku teh. Dulu pas masih kecil kami pernah ke hutan di bawah kaki gunung louser.

    Reply
  11. Saat berpergian kemana pun pasti enggak boleh terlewatkan untuk membawa P3K ya. Betadine sih memang harus dibawa karena terkadang ada luka yang tidak direncanakan bisa muncul selama pendakian. Bisa saja tergesek bebatuan dan meninggalkan sedikit bekas luka.

    Reply
  12. Wah, keren amat ya para pendaki ini bisa sampai ke Puncak Anjani. Teh Okti tuh punya hobi berpetualang seperti ini, aku salut deh 🙂 Pergi ke mana2 tentu wajib membawa persiapan kesehatan buat jaga2 seperti kotak P3K. Ada Betadine juga yang turut membantu mengatasi luka dan sebagainya. Aman dan terpercaya, praktis juga cara pakainya tinggal diteteskan.

    Reply
  13. Keren banget sih mba naik rinjadi sama keluarga. aku juga punya mimpi naik gunung bareng-bareng, hehehe… Betadine sih jelas andalan kami juga mba, sejak kecil sampai sekarang selalu pakai betadine.

    Reply
  14. ah betadin obat luka dari aku kecil sampai sekarang masih terkenal ya, tangan kegores pisau dikit langung “sana beli betadine” kemasan imut cocok untuk dibawa bepergian

    Reply
  15. Betadine obat luka ini memang sejuta umat ya. Andalan kita semua. Ampuh deh ngatasin luka. Selain obat lukanya, lengkap juga produk Betadine ini. Pas isoman, aku pake produk ini. Lumayan bisa meredakan gejala si kopid.

    Reply
  16. Wah, udah mendaki ke Rinjani. Aku gimana ya kalau mendaki ke sana, bisa-bisa udah ngos-ngosan duluan. Hihihi.

    Obat-obatan memang perlu banget kalau mendaki, dan gak boleh lupa bawa antiseptik juga.

    Betadine memang teman terbaik buat ngobatin luka-luka di kulit. Aku juga pakai Betadine antiseptik buat ngobatin luka kegores, keiris pisau atau lecet2

    Reply
  17. Semoga kegiatan mendaki ke Rinjani nanti lancar ya mbak, Pasti bakal jadi kenangan tak terlupakan buat fahmi.

    Betadine juga jadi andalan saya di rumah mbak, apalagi ada anak kecil yang aktif, mesti selalu sedia ini di rumah

    Reply
  18. Masya Allah, luar biasa sekali mbk hamil 7 bulan berhasil naik gunung rinjani. Seru banget emang ndak gunung ini, apalagi sama anak anak..
    Betadine selalu ada di rumah, apalagi punya anak kecil. Wajib ada di kotak P3K

    Reply
  19. Betadine harus jadi stok di kotak p3k di rumah nih teh. Karena memang barang wajib untuk menghadapi keadaan darurat di rumah. Apalagi kalo memang niat untuk naik gunung wah lebih perlu lagi nih

    Reply
  20. eh beneran yah Betadine ada yang bentuk spray? aku punya yang tetes seperti ini aja. Kalau yang spray perih ga, Teh? punya obat merah di rumah apalagi yang demen naik gunung gini wajib.

    Reply
  21. eh beneran yah Betadine ada yang bentuk spray? aku punya yang tetes seperti ini aja. Kalau yang spray perih ga, Teh? punya obat merah di rumah apalagi yang demen naik gunung gini wajib.

    Reply
  22. Selamat ber rinjani kembali mbakkk. Soalnya musim ujan juga kan. Oiya aku inget yang masak2 di pinggir kali ini fotonya. Emang kalau naik kudu sedia p3k sendiri kalo ada apa2 enak

    Reply
  23. Wah iya banget yaa…
    Kudu bawa obat-obatan pribadi yang gak boleh ketinggalan. Karena siapa tahu juga dibutuhkan oleh team.
    Salut banget teteh dan keluarga, terutama kekompakan pasangan dan Fahmi saat mendaki gunung.

    Reply
  24. Senangnya bisa daki gunung bareng keluarga ya Teh,, nenda pula bisa masak2 duh jadi pingin juga nih,,, nah setuju banget bawa antiseptik Betadine ya, kl terkena luka insyaallah bs sembuh.

    Reply
  25. Senangnya bisa daki gunung bareng keluarga ya Teh,, nenda pula bisa masak2 duh jadi pingin juga nih,,, nah setuju banget bawa antiseptik Betadine ya, kl terkena luka insyaallah bs sembuh. Ke mana2 lebih aman bawa Betadine ini ya Teh, noted.

    Reply
  26. Betadine antiseptik ini andalan banget ya kalau ada luka berdarah diobatin pake ini besoknya langsung kering, saya belum pernah coba yang spray atau ointment bisa jadi pertimbangan nih untuk menyembuhkan luka

    Reply
  27. Udah lama punya rencana kemah belum kesampaian. Lihat ini hasrat muncul lagi. Seru banget cerita perjalanannya teh. Update terus tulisan seperti ini ya biar aku bisa belajar kemah ajak anak

    Reply
  28. Ya ampun mbaaak, hamil 6-7 bulan ke puncak Rinjani? Masya Allah, masya Allah. Bumil mendaki itu keren bangetttt. Semoga rencana pendakian kali ini bersama si kecil sukses ya mba. Jaga kesehatan dan jangan lupa isi kota P3K-nya lengkap.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics