Traveling Hemat: Modal Niat, Teman dan Nekat
Sebelum merantau ke luar negeri sama sekali tidak kepikiran bisa piknik atau liburan. Satu-satunya karyawisata yang pernah saya ikuti adalah saat study tour jaman sekolah, itu pun hasil pinjam sana-sini buat bayar biayanya. Dalam pikiran saya saat itu, yang bisa bepergian mengunjungi tempat-tempat wisata itu adalah hanya orang-orang kaya yang punya banyak persediaan uang. Sementara yang hidup pas-pasan tidak mungkin bisa melangkahkan kaki keluar dari kampung hanya untuk jalan-jalan dan bersenang-senang.
Demi bisa punya uang dan bisa jalan-jalan seperti orang kaya upaya yang saya lakukan pun cukup ekstrim, yaitu mengambil keputusan bekerja ke luar negeri sebagai TKI. Satu dayung dua pulau dilewati, sambil bekerja, sekaligus sambil traveling mengunjungi luar negeri deh!
Bekerja di negeri orang yang bisa dibilang nonstop 24 jam membuat pikiran saya jenuh. Hari libur pun dinikmati untuk pelesiran sepuas-puasnya. Ada atau tidak ada biaya, melancong jadi ritual wajib yang saya dan beberapa teman sejalan lakukan.
Definisi backpacker atau traveling hemat yang sebenarnya saya sendiri tidak tahu pasti. Yang sudah saya alami jalan-jalan itu ternyata tidak selalu identik dengan biaya mahal. Kita bisa jalan sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya yang wah, tapi tetap dapat menikmati perjalanannya secara maksimal.
Meski pas-pasan dan selebihnya modal nekat tapi siapa sangka kini piknik ala bekpeker justru jadi trend dan sudah jadi gaya hidup sebagian orang. Perjalanan dengan gaya bekpeker memang mudah, seru, asyik dan banyak manfaat. Bedanya jika orang lain traveling backpacker dijadikan lifestyle, kalau saya dan keluarga alasannya memang kondisi kami yang tidak punya biaya.
Langkah yang kami ambil supaya biaya perjalanan bisa hemat:
1. Bepergian dengan sepeda motor
Kemanapun perginya, dari rumah, kami keluar tetap mengendarai sepeda motor. Dari kampung tempat kami tinggal ke kota kabupaten Cianjur naik kendaraan umum sekitar 3 jam dengan ongkos Rp. 45.000. Bareng suami dan anak satu kali berangkat bisa merogoh Rp.150.000. Pulang pergi bisa habis Rp.300.000. Kalau naik motor, cukup bensin saja sekitar Rp.20.000. Hemat biaya, waktu dan pleksibel pula meski resikonya hujan kebasahan, panas ya kepanasan dan angin perjalanan. Selanjutnya motor dititip dan perjalanan dilanjut sesuai rencana.
2. Tebalin muka
Jalan ala bekpeker itu seru. Berani melancong ke tempat baru dengan perbekalan seadanya, paling tidak saya harus tebal muka. Mengusahakan berinteraksi dengan warga setempat untuk minta air panas ke warga supaya bisa seduh susu anak daripada beli di minimarket yang lokasinya juga entah dimana itu perlu keberanian. Dengan pendekatan yang tulus saya juga bisa dapat tumpangan menginap yang super murah. Pokoknya dengan komunikasi apapun saya usahakan supaya bisa memenuhi apa yang saya perlukan. Awalnya malu, tapi kini sudah biasa, hahaha!
Kini sih tidak usah susah-susah lagi seperti yang saya lakukan di atas karena sudah ada penginapan yang nyaman dan lengkap dengan harga cukup terjangkau. Cukup membuka gadget, pilih yang sesuai dan cocok harganya dengan dana yang dimiliki, jadi deh! Ya, dengan menginap di Zen Rooms kita sudah menghemat biaya banyak dibanding menginap di tempat lain.
Bahkan jika sedang ada promo, harga hotel di Zen Rooms bisa sampai setengah harga, lho! Nyaman deh buking penginapannya karena pilihan yang dekat lokasi sangat banyak.
3. Cari Teman
Sebelum fix berangkat saya selalu cari kenalan di kota tujuan dengan harapan bisa meminimkan budget. Setibanya di kota tujuan, setelah silaturahmi dengan orang yang dituju saya ajak dan minta diantar mengunjungi lokasi wisata setempat. Awalnya sowan ke tempat teman lanjut ada bonusnya menikmati wisata gratisan.
Bisa dibilang selain nekat modal bisa masuk ke dunia bekpekeran adalah karena ada kenalan dan adanya teman. Jika tidak punya kenalan atau teman di satu tempat yang akan dituju, saya cari kenalan dulu di jejaring sosial atau di milis Indonesia Backpacker. Selebihnya adalah modal nekat tingkat tinggi saja.
Mungkin itu hal yang mendasar kenapa semakin keranjingan menjadi petualang bekpeker. Murah meriah tidak perlu memikirkan budget besar. Terimakasih banyak kepada sesama bekpeker dimana mereka selalu siap menerima kedatangan saya dengan penuh kehangatan dan siap menjadi tumpangan sekaligus guide selama saya tinggal di kotanya.
4. Bekal kebutuhan perjalanan
Jika sudah terbiasa jalan, pasti sudah terbiasa pula mempersiapkan segala sesuatu yang harus dibawa. Tidak pernah lewat daftar barang dan keperluan apa saja yang akan saya butuhkan di kota tujuan nanti. Untuk meminimalkan barang bawaan, saya perbanyak informasi tentang kota tujuan dengan cara tanya langsung ke teman yang tinggal di kota tersebut maupun sekadar baca-baca di internet. Rasa siap dan percaya diri akan timbul jika pengetahuan tentang seputar perjalanan dirasa cukup.
Pergi sebentar maupun berminggu-minggu peralatan yang dibawa hanya yang bersifat wajib saja. Dokumen pribadi beserta gadget, baju ganti, alat mandi dan alat ibadah. Kecuali jika bekpekerannya rombongan, kadang membawa peralatan lain yang dibawa secara gotong royong. Share logistik, share perlengkapan, selain jadi hemat bawaan juga hemat biaya pastinya.
5. Kondisi vit
Kemana mau berangkat saya bicarakan kepada keluarga atau teman tentang niat pergi ke kota tujuan. Ini penting karena doa serta dukungan moral dari keluarga adalah modal utama. Secara garis besar saya jelaskan kepada mereka berapa lama dan kemana akan jalan. Dan yang tidak kalah penting adalah menjaga kesehatan sendiri. Sebelum berangkat atau dalam perjalanan, tubuh diusahakan harus vit.
Perjalanan bekpekeran kami identik dengan kendaraan kelas bawah alias serba ekonomi. Selain sepeda motor, kadang naik mobil tumpangan yang asal kebawa sampai tujuan. Dalam artian fasilitas sangat minim. Kurang tidur, kena angin, terik matahari, bahkan kehujanan dalam perjalanan sering saya alami. Karena itu perlu menjaga stamina dan kondisi.
6. Tehnik packing
Kita bisa menghemat bawaan, termasuk hemat beban jika bisa memperhitungkan antara jenis perjalanan dan perbekalan/peralatannya. Jika kita bisa mengetahui tehnik menyusun barang bawaan dalam tas backpack maka punggung dan bahu tidak akan sakit menyangga bawaan kita selama perjalanan. Dengan belajar teknik packing yang benar, beban akan terasa berkurang dan traveling kita pasti makin menyenangkan.
Bagi kami, saya dan keluarga, piknik itu penting bukan untuk gaya-gayaan, melainkan sebagai terapi jiwa dan sarana mensyukuri atas semua nikmat dan karunia-Nya. Bangga sekali saat kondisi keuangan minim, dengan perbekalan pas-pasan bahkan tak cukup tapi tetap bisa jalan untuk mengeksplor dunia seluas-luasnya.
Saat traveling kadang jumpa kawan seperjalanan, meski awalnya ragu tapi lama-lama rasanya seperti sehidup semati saja. Apa yang dialami dan kekonyolan yang dilakukan semuanya jadi kenangan indah dan menjadi pembelajaran hidup. Saat pulang saya akan bangga telah berhasil melewati semua itu. Meski kadang perjalanan tak selancar yang diharapkan.
Jalan ala bekpeker juga mendidik kita supaya terlatih dalam beberapa hal. Tanggung jawab, semangat kepemimpinan, belajar memanajemen waktu, keuangan, belajar bijak, dan masih banyak manfaat lainnya. Yang sifatnya pemalu bisa dengan perlahan mengikisnya menjadi pemberani dan berjiwa petualang. Jadi, siapa tahu bisa jadi penyemangat bagi yang ingin mencoba serunya backpackeran, tapi belum berani memulai.
Bener banget. Banyak cara ya mba buat travelingm apalagi ke LN. Saya juga pernah kepikiran mau cari kerja di luar juga.. hihi tapi dulu. Sekarang mah susah udah mau berbuntut 3.
Mba saya juga suka traveling pakai motor dan memang jauh lebih hemat ya. Tapi kudu fit banget.. 🙂
Saya kerja karena kebutuhan aja Mbak, traveling hemat lahir ketika saya sedang berada di luar negeri, melihat majikan dan mayoritas orang sana yang kalau bepergian itu mereka menghemat banget 🙂
Traveling a la backpacker juga mengajarkan anak ketangguhan hidup lho
Betul Mbak, anak jadi terbiasa dengan kondisi pas-pasan… ikut jadi survivor 🙂
Wah, seru banget traveling sama anak dan suami bisa jadi momen yang pas untuk berkumpul terus stay vacationnya di zen room
Ya, Zen Rooms bisa jadi pilihan menginap yang hemat 🙂
Waw seru bgt ya backpackeran dg anak, Mbak.. Boleh dishare jg dong tips spy ttp fit staminanya selama travel, apalagi dg anak2 🙂
Insya Allah kedepannya ya Mbak Mel. Selama ini sudah ada beberapa sih postingan yang bertema traveling dengan anak termasuk apa saja yang harus dilakukan dan jangan dilakukan. Silahkan obok-obok aja blog ini 🙂
Traveling sesuatu hal yang mengasyikan
Pasti Teh. Piknik itu terapi jiwa buat kami 🙂 healing from all the problems 🙂
Selalu membayangkan kalau backpackeran itu seru, tapi karena belum pernah nyoba jadi udah jiper duluan. Takutnya badan nggak kuat, hihi
Semangat Nyak. Saat ini traveling hemat alias backpackeran sudah lebih modern. Zen Rooms salah satu fasilitas penunjang bekpeker 🙂
Aku memilih traveling ala backpacker jg karena keterbatasan dana. Untung anak2 juga tangguh
Sama Mbak, meski kami hidup pas-pasan, tapi piknik juga penting untuk kebersamaan keluarga kecil dan terapi jiwa kami…
Bener! Kalau mau hemat mah kudu nekat dah ah. Seru loh traveling mepet budget wkwk
Pengalamannya tidakakan terlupakan ya Put 🙂
Betapa pentingnya networking ya, jadi bisa nebeng temen kalau kebetulan sedang jalan-jalan di daerahnya dia.
Ya, apa-apa nebeng teman, jadi makin irit, hihihi…
Buat saya buat travelling hemat itu yang lumayan ngaruh itu teman, apalagi kalo temannya kerja di manajemen hotel. Dulu pas ke Bali saya dan suami dapat private villa karena punya teman yg kerja di manajemen hotel, hihi.
Nah, ada temannya juga ternyata kalau modal bekpekeran itu termasuk relasi dan keberadaan teman 🙂 Trims Mbak…
Waaaah salute mbaaa.. semangatnya warwiasaaah..
Bener banget jelong2 itu terapi jiwa. Butuh banget apalagi emak2 kayak kita
Apalagi kalau murah meriah, Emak-emak suka banget yaaa 🙂
naik motor tuh travelilng paling menghemat budget 😀
Asalsiap dengan segala resiko dan antisipasinya ya Nyi..
Wuih seru. Traveling emang mesti dihemat ya. Terutama ongkos dan kamarnya. Liat-liat di websitenya, Zenroom ini lebih murah daripada kamar yang lain, ya. Kudu nyoba nih sesekali…
Ayo Teh, gak bakal rugi deh menginap di Zenrooms 🙂
wah jadi pengen backpackeran bareng boyz nih
Yo Bunda Inna, sesekali piknik hemat bareng krucil 🙂
Traveling murah meriah itu emang nikmat ya Teh, saya pribadi malah senengnya jalan2 yang hemat, bahkan pernah kok tidur sama numpang mandi di Rest area. hehehe, karena yang paling berkesan itu pengalaman selama perjalanannya.
Yup! Benar sekali Mbak Ipeh.
kami terbiasa tidur di mushola dan stasiun/terminal sebelum Zen Rooms ada
Backpackeran emang penuh tantangan juga mengasyikkanbya mba..naik motor ngebolang seru abiss mba
Iya, senang ketemu sesama bolangers hehehe
jaman amsih muda suka sekali naik motor tapi sekaarng mah gak lagi
Sepertinya kalau kami punya mobil,ceritanya juga akan lain Mbak, doakan aja ya yang pasti travelingnya tetap hemat…
setuju bangetsama yang “tebalin muka”… itu bisa jadi cara ampuh lo buat mengemat ongkos waktu jalan..tapi jangan sampai terlalu tebal ya mukanya 😀
Kalau terlalu tebal berat juga Is 🙂