Pada umumnya sumber air panas dari dalam bumi selalu memiliki bau belerang. Nah, di Cianjur Selatan, ada sumber air panas alami non belerang yang mengalir dari ketinggian sehingga jatuh membentuk air terjun panas. Unik bukan?
Apalagi beberapa orang yang pernah mandi dan berendam di sana mengaku merasakan banyak khasiat yang didapat. Seperti keluhan yang sebelumnya dialami menjadi berkurang dan mendekati kesembuhan. Mungkin air panas itu mengandung khasiat?
Wisata air terjun panas (Curug Cipanas) yang masih sangat alami ini terletak di Desa Sukasirna Kecamatan Leles Kabupaten Cianjur. Jarak dari kota Cianjur sekitar 80 Km atau sekitar lima jam kendaraan. Kenapa selama itu? Karena akses jalan nya masih banyak yang jauh dari kata mulus.
Banyak masyarakat yang berkunjung ke sana. Mulai dari yang penasaran dengan air terjun yang airnya panas alami, sampai yang ingin berobat karena air panas dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan sebagainya.
Saya dan suami termasuk yang penasaran ini. Jujur kami baru tahu adanya wisata alam air terjun panas ini beberapa bulan terakhir. Padahal keberadaan air terjun panas ini sudah sejak lama, lho! Sebagai keluarga petualang yang suka traveling, kami jadi merasa mulu…
Akhirnya saya dan suami sepakat untuk berpetualang mengunjungi air terjun panas alami non belerang itu pada sebuah hari Minggu yang cukup cerah.
Karena akses ke Curug Cipanas di Leles ini dari tempat saya di Pagelaran masih cukup jauh, memerlukan waktu sekitar 2 jam kendaraan, maka kami mempersiapkan semuanya sematang mungkin.
Meski jalan roda dua dan roda empat sudah sampai ke dekat lokasi air terjun panas ini namun keadaan jalan dan fasilitas umum lainnya masih minim. Masih ada bekas longsoran yang sewaktu-waktu bisa saja mengganggu perjalanan.
Kami berangkat jam tujuh pagi. Membawa perbekalan alakadarnya karena rencana akan membeli di pasar Kecamatan Tanggeung atau sepanjang jalan ke Leles.
Saya belum pernah melakukan perjalanan ke kecamatan Leles. Baru sampai ke Pertigaan menuju kecamatan Agrabinta yang mana dari situ masih sekitar 9 Km lagi menuju pusat kecamatan Leles nya. Dan itu jalannya cukup menantang.
Diakui di Cianjur Selatan ini banyak lokasi wisata alam yang sangat unik dan menarik. Namun yaitu tadi karena masalah jalan rusak, akhirnya semua seolah terbengkalai. Curug Ngebul, Curug Citambur, dan masih banyak lagi jadi sepi pengunjung karena akses jalan yang semakin buruk.
Padahal jika masyarakat setempat jeli atau pemerintah daerah berkeinginan memajukan perekonomian daerah dengan memanfaatkan adanya potensi wisata ini, tidak menutup kemungkinan lokasi itu jadi desa wisata yang banyak dikunjungi mengingat masih sangat sulit ditemukan air terjun yang airnya panas alami, tidak mengandung belerang sama sekali alias tidak berbau sebagaimana air panas di pegunungan lainnya.
Mungkin pekerjaan terbesar memajukan destinasi wisata di Cianjur Selatan adalah memperbaiki akses, infrastruktur dan fasilitas. Jalan memang sering diperbaiki, apalagi jelang pemilu, namun tidak lama rusak kembali. Itu mencirikan jika kualitas pembangunan tidak sesuai standar. Akhirnya jalan mulus hanya sesaat. Sisanya hancur bikin enggan menggunakan kalau tidak terpaksa dan tidak ada pilihan.
Tidak ada papan penunjuk arah menuju lokasi wisata ini kecuali satu plang milik Pemda yang berada di pertigaan persimpangan ke arah kiri dari jalan kecamatan. Lokasinya depan sebuah pesantren. Namun plang ini pun terbilang kecil sehingga hampir tidak terlihat.
Bermodalkan bertanya ke penduduk setempat untuk bisa melewati banyak persimpangan jalan desa akhirnya kami tiba di lokasi air terjun panas non belerang ini.
Saat tiba, posisi parkiran ada di atas. Turun dari kendaraan kita sudah langsung bisa melihat ke bawah dimana pada sebuah lembah tak hentinya mengepul asap putih. Itu asap yang keluar dari air terjun panas.
Masuk lokasi bayar Rp. 10.000. Bayar parkir motor Rp. 5.000. Saya tidak tahu berapa tarif parkir kendaraan roda empat dan lupa juga gak bertanya.
Menuju lokasi, berjalan menuruni undakan sekitar beberapa puluh meter. Sudah ada beberapa saung yang bisa disewa untuk beristirahat atau berteduh. Bayar sewanya tertulis 10.000
Untuk menuju air terjun panas, kita harus menyebrangi dulu sungai. Air dari air terjun panas ini larinya ke sungai tersebut. Sungai ini sangat landai kok. Bahkan dasarnya seperti tidak berbatu sehingga kaki mudah melangkah.
Oleh pengelola, air panas dari air terjun ada yang dialirkan melalui pipa tradisional yang terbuat dari bambu yang setiap bukunya ditatah lalu ditampung di sebuah kolam. Di kolam itu kita bisa berendam.
Ada pula yang dialirkan melalui bambu lebih kecil, lalu airnya dibiarkan mengucur percis seperti air pancuran. Yang kuat dengan panasnya bisa mandi langsung di bawah air pancuran ini.
Namun saya lihat lebih banyak yang berendam di sungai tepat dimana air panas dari air terjun itu bersatu dengan air dingin. Selain tempatnya lebih luas, tempat itu banyak difavoritkan mungkin juga karena di sana bisa menikmati sensasi pertemuan dua arus antara air panas dan air dingin.
Saya, anak dan suami penasaran dengan sumber air panas di atas air terjunnya. Kami berjalan kaki mendaki bukit yang sangat licin ingin melihat bagaimana permukaan sumber air panas ini.
Ternyata sumber air panas muncul dari dalam tanah yang sekelilingnya sudah disemen. Air yang keluar itu kemudian dialirkan dan jatuh sehingga jadi air terjun. Suami iseng mencelupkan jari tangan ke permukaan air itu.
“Aduh panas!” reflek suami mengibaskan tangannya sambil meringis. Meniup-niup tangannya beberapa kali. Saya dan Fahmi tak bisa menahan tawa. Di bawah saja airnya sudah begitu terasa panas. Apalagi ini yang baru muncul dari sumbernya.
“Kalau kita rebus telur, sebentar saja pasti matang nih,” kata suami.
Puas melihat sumber air panas itu, kami pun turun lagi dan memilih berendam di aliran sungai.
Lewat tengah hari kami baru beranjak bersiap pulang. Mengingat cuaca selalu tidak bisa diprediksi, target suami sebelum turun hujan kami harus sampai di Gunung Bitung atau Patrol. Disana sudah banyak rumah penduduk, warung dan bahkan penginapan. Seandainya kemalaman atau kejebak hujan, kami tidak terlalu khawatir.
Senang berendam dan bermain dalam air panas, Fahmi minta liburan sekolah nanti bisa main lagi ke air terjun panas ini. Saya dan suami menyanggupi selama cuaca bagus dan sikon memungkinkan.
Ada yang mau berkunjung ke air terjun panas ini juga? Yuk kita jalan bareng. Tidak usah memikirkan bagaimana makan dan tidur, kalau mau apa adanya rumah kami siap menerima, kok. Penginapan terdekat dari tempat saya juga ada atau kalau mau nginap di kota juga bisa. Banyak hotel di Cianjur yang bisa jadi referensi.
Aku sukaaaa spot berendam air panas cem gini.
Seringnya aku ke Pacitan Teh
Itu baguusss utk kesehatan kulit
Biasanya yg ada kutil atau panu bs sehat lagiiiiii
Fahmiiii…..sono
si ganteng yang selalu ikut kemanapun ayah ibunya pergi
sayang pisan jalan menuju ke sana masih jelek ya Teh?
saya pernah ngebolang ke salah satu pantai di Cianjur Selatan
dan seperti air terjun ini, jalannya jelek pisan
Aku juga suka berendam di air panas alami seperti ini teh
Kalau aku bisanya ke daerah Pacet Mojokerto
Asik juga ya ada tempat berendam di sungai yang menjadi pertemuan air dingin dan air panas. Kalo lokasi berendam di dekat air terjun biasanya airnya masih asli jadi pasti panas banget.
Undangannya memanggil aku untuk dolan ke rumah Teh Okti nih
Beneran gak ada aroma belerangnya ni teh? Seru banget. Aku tu paling gak tahan bau belerang. Pas ke Gunung Salak aja itu gak nyaman banget pas sampai kawahnya. Seru juga sekeluarga main ke Curug Cipanas.
Di kota Batu juga ada pemandian air panas, wah bahagia bisa mengunjungi wisata air panas di Cianjur. Tiket pun terjangkau buat pengunjung.
Asyik juga ya … wisata air panas di Cianjur, adem, enak air terjunnya, harga tiketnya pun terjangkau
Eh rekomennya oke nih Teh.
Soalnya kan biasanya kalau berendem air panas itu ada bau belerang. Wah boleh dicoba sih ini sekalian liburan ya
Kalau sudah mengalir, jadi air hangat ya, teh?
Aku pernah ke salah satu curug yang ada di Sukabumi. Wah..kena cipratannya aja masih terasa hangat di kulit. Gak terbayang kalau beneran merasakan dari deket.
Suka banget ke tempat wisata alam Curug Cipanas di Leles ini.
Meski jauh, tapi sangat menyenangkan bisa berendam juga..
Menyenangkan juga berendam di air hangat gini, apalagi sambil melihat sekeliling curug. Btw Fahmi keliatan seneng dan kepengen lagi ya, hehe..
menyenangkan banget nih, bisa berlibur di air terjun panas bisa berendam. Masih alami ya, dan biaya masuknya juga murah. Jadi penasaran jika bermalam di penginapan warga lokal. Pasti berasa kearifan lokalnya ya.
Kalau orang Surabaya biasanya ke Mojokerto buat berendam air panas teh. Tapi emang kalau berwisata alam gini harus mengamati cuaca. Hehe