Cara Mengatasi Kebosanan

Setelah hilang kontak sekitar 12 tahun akhirnya saya bisa silaturahmi lagi dengan Yanesh teman ketika merantau di Taiwan asli Yogyakarta. Padahal saya dan dia sudah mengalami suka duka bersama. Sampai finish contract pun hampir bareng.

Tahun 2011 kami pulang ke tanah air dengan penerbangan berbeda. Melalui telepon saya dan dia sudah berjanji tetap terhubung melalui sosial media karena belum memiliki nomor di Indonesia.

Beberapa bulan kami masih berkomunikasi tapi sekitar awal tahun baru saya tidak bisa menghubunginya lagi. Akun sosial media, nomor ponsel bahkan alamat surat menyurat juga tidak bisa terlacak.

Teman-teman lain pun merasa kehilangan dan heran, kenapa Yanesh itu tiba-tiba menghilang. Sempat berpikir mungkin meninggal dunia…

Eh, di akhir tahun 2024 ini tiba-tiba masuk pesan dari akun jualan yang mengatakan dia adalah Yanesh teman saya waktu di Taipei asal Yogyakarta!

Wow… Saya merasa surprise sekali pastinya. Bersyukur akhirnya silaturahmi kembali terjalin.

Alasan yang bikin Yanesh menghilang, katanya ponsel dan laptop yang dibawa dari Taiwan hilang dicuri. Sehingga ia kehilangan nomor kontak dan lupa password akun sosial media.

Ah, saya tidak mempermasalahkan. Toh walaupun gak bisa masuk akun lama, bisa saja bikin akun baru dan search akun atas nama saya sejak kehilangan itu, bukan harus menunggu belasan tahun dulu baru “menemukan” saya.

Mengesampingkan alasannya itu saya lebih fokus ke penasaran bagaimana kabar ia selama ini. Ternyata Yanesh juga sudah berkeluarga dan memiliki usaha toko perabotan yang dikelola sendiri.

“Kalau kamu, selama ini ngapain aja Ti? Jadinya buka usaha apa?”

Yanesh tidak percaya ketika saya bilang kalau saya tidak punya usaha apapun dan di rumah saja. Mengurus rumah dan keluarga.

“Gak bosan jadi ibu rumah tangga di rumah saja?”

Sebenarnya ya bosan juga kalau lagi jenuh dan banyak pikiran. Tapi saya jawab tidak. Meskipun saya tahu sebenarnya setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda-beda jika ditanya gak bosan jadi ibu rumah tangga di rumah saja?

“Rahasianya apa Ti, biar gak bosan jadi ibu rumah tangga di rumah aja?”

Haish, saya pikir ni orang beneran bertanya atau mengejek sih? Tapi saya maklum karena kami bersahabat sudah begitu dekat. Kadang perkataan tidak difilter dan terlontar begitu saja tanpa memikirkan ini bisa menyinggung perasaan orang lain gak.

Mungkin, seharusnya kita jangan fokus sama kalimat jadi ibu rumah tangga di rumah saja. Karena di jaman sekarang ibu rumah tangga juga banyak yang produktif. Meski raganya di rumah, tapi jiwa dan ide pemikirannya melanglang buana tidak terbatas.

Sejujurnya kalau soal bosan, sebagai manusia normal ya saya juga kadang merasa bosan. Apalagi sebelum berumah tangga, Yanesh tahu sendiri kalau saya ini tipe yang suka pecicilan, gak mau diem.

Tapi kalau ditanya apa rahasia supaya gak bosan ketika kita terjebak dalam kondisi gak bisa kemana-mana ya paling saya jawab apa yang selama ini saya lakukan saja.

Saat bosan, hal yang biasa saya lakukan adalah membaca buku baik fisik maupun online, menulis alias blogging, meditasi alam, nonton film atau serial, belajar masak, ikut webinar atau workshop secara online, sampai beberes merapikan kamar dan lemari pakaian.

Mungkin manteman punya cara atau kegiatan lain untuk menghilangkan rasa bosan. Bisa jadi keriuhan dan distraksi, jadi bagian penghambat kondisi yang mengantarkan pada potensi kebosanan dan kelelahan.

Nah, kalau udah merasa lelah, biasanya yang saya lakukan saat menghadapi kondisi tersebut segera beristirahat.

Ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk memulihkan energi. Tergantung dengan kebiasaan dan kemampuan kita pastinya.

Yang lebih dulu saya prioritaskan adalah stirahat fisik. Dengan cara mengusahakan waktu tidur yang cukup dan berkualitas.

Yang biasanya begadang, diusahakan tidur cukup selama 7-9 jam setiap malam. Tidur siang singkat (15-30 menit) juga dapat membantu memulihkan energi.

Mencoba melakukan relaksasi mental dengan cara melakukan meditasi ala-ala sekedar melatih pernapasan untuk menenangkan pikiran, menghirup udara bersih sambil melihat hijaunya dedaunan atau hamparan sawah.

Memaksimalkan waktu me-time jadi langkah selanjutnya. Kalau udah capek saya segera meninggalkan pekerjaan untuk sementara dan meluangkan waktu untuk melakukan hobi yang menyenangkan atau sekadar bersantai.

Bosan dan lelah berujung pada kacaunya pikiran. Karena itu saya juga belajar mengelola stress. Belajar dari artikel yang saya baca mengelola stress untuk menenangkan pikiran.

Biasanya saya tidak memaksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan sekaligus. Tapi membiarkan semua berjalan apa adanya. Diselingi berbagi cerita kepada teman atau keluarga juga terbukti dapat membantu meringankan beban pikiran.

Terakhir untuk menghilangkan kebosanan dan kelelahan karena di rumah saja larinya ke bermain game baik itu game digital maupun board game yang dimainkan bersama keluarga.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat kita terkena rasa bosan atau lelah. Yang penting apa pun kondisi kita tetap bersyukur ya sehingga seberat apapun masalnya akan terasa jadi lebih ringan.

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics