Pentingnya Protein Nabati dan atau Protein Hewani untuk Anak Usia Pertumbuhan

 

Pentingnya Protein Nabati dan atau Protein Hewani untuk Anak Usia Pertumbuhan

“Gak mau. Gak enak!”

Wajahnya jutek. Orang-orang di sekitar sampai pada menengok, lihatin kami.

Suka pusing kalau lagi ada urusan di luar rumah dan bawa anak, tiba-tiba anak pasang aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) alias sulit makan. Alasannya merajuk karena gak mau makan inilah, gak mau makan itulah.

Memang sering dengar ada anak yang hanya suka makan daging, sayurnya nggak disentuh sama sekali. Atau kebalikannya, anak susah makan sumber protein hewani, maunya makan fast food dan junk food saja. Alasannya ikan gak suka, makan daging alot dan gak enak, dan masih banyak alasannya.

Ada yang begitu?

Fahmi putra saya salah satunya. Khususunya nih anak susah makan makanan sumber protein hewani seperti daging-dagingan dan ikan. Maunya ya makanan olahan cepat saji. Sekali dua kali mungkin ga apa. Tapi kalau sering banget? Selain gak baik juga buat kesehatannya kan bisa bangkrut juga atuh ini dompet anggaran dapurnya.

Pangan Hewani

Padahal makanan sumber protein yang dihasilkan oleh pangan hewani mempunyai banyak gizi yang sangat dibutuhkan khususnya oleh anak-anak dalam masa usia pertumbuhan.

Pangan hewani seperti daging dan ikan memiliki asam amino yang lebih lengkap dan mempunyai mutu zat gizi yaitu protein vitamin dan mineral yang lebih baik karena kandungan zat gizi tersebut lebih banyak memiliki kandungan yang diserap tubuh.

Meski sebagian besar pangan hewani memiliki kandungan kolesterol tinggi (kecuali untuk ikan) dan lemak yang kebanyakan adalah jenis lemak jenuh. Kolesterol dan lemak sebenarnya diperlukan tubuh terutama pada anak-anak. Karena itu untuk orang dewasa sebaiknya dikurangi.

Pangan Nabati

Makanan penghasil protein nabati yang biasa disebut pangan nabati mengandung proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding lemak dari pangan hewani. Selain itu pangan nabati juga mengandung antioksidan dan anti-kolesterol sehingga dapat mengendalikan kadar kolesterol dan gula darah.

Namun demikian kualitas protein dan vitamin yang dikandung pangan nabati lebih rendah dibanding yang dihasilkan oleh pangan hewani.

Nabati dan Hewani untuk Anak

Pangan nabati dan pangan hewani memiliki kelebihan (dan mungkin juga kekurangan) tersendiri. Oleh karena itu untuk mewujudkan gizi yang seimbang kedua kelompok pangan ini perlu dikonsumsi bersama dengan kelompok pangan lainnya secara seimbang setiap hari. Makan daging, ikan dan sayur serta buah sebaiknya rutin setiap hari dengan menu yang bergiliran.

Tujuannya adalah agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Saling melengkapi satu sama lain sehingga kebutuhan nutrisi khususnya bagi anak bisa terpenuhi. Tapi yaitu tadi, ada kalanya anak tidak menyukai sebagian bahan makanan yang mengandung protein baik untuk pertumbuhan nya.

Sebagai ibu saya harus mulai mencari cara nih supaya anak bisa lahap dengan semua makanan yang bergizi karena nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh secara optimal tidak hanya terdapat pada satu jenis pangan saja.

Cari-cari solusi mungkin kita bisa mengkreasikan makanan anak. Misalnya, membuat nugget atau burger dari kacang kedelai/tahu, atau “sulap” buah dan sayur jadi camilan dengan bentuk yang lucu dan menarik perhatian mereka sehingga anak mau mencoba.

Diharapkan anak tertarik dan mau mencicipi. Syukur-syukur anak jadi suka dan jadi makanan kesukaan… Meski hasilnya tidak instan tapi dikit demi dikit pelan-pelan Fahmi mau makan beberapa olahan daging.

Seperti daging harus digoreng dan saya sisipi dengan cerita ayam gorengnya Upin Ipin saat anak makan. Kebetulan Upin Ipin masih jadi film anak favoritnya. Atau kalau ikan harus dikukus (pindang kuning) supaya lembut dan antara daging dengan tulang terpisah dengan mudah. Alhamdulillah meski masih harus didampingi anak jadi mau juga menyantapnya.

Ikan dari kolam jadi mainan, dengan perjanjian mau makan ikan sebanyak ikan yang diambil

Sebagai orang tua apapun akan diperjuangkan demi pertumbuhan anak yang maksimal dan tumbuh jadi anak generasi maju, ya. Apalagi usia pertumbuhan Fahmi termasuk anak yang menurut penelitian British Journal of Nutrition dinyatakan anak Indonesia usia 4-12 tahun 80%nya memiliki kekurangan DHA dan Omega 3. Duh, semoga anak kita jangan sampai kekurangan gizi.

Sebagai pelengkap untuk mencukupi kebutuhan nutrisi otak anak, saya memberikan susu yang mengandung complinutri. Kandungan minyak ikan, omega 3, zink, kalsium serta serat pangan inulin diharapkan bisa melengkapi nutrisi anak yang tidak bisa kami penuhi dari menu makan hariannya.

 

#MombassadorSGMEksplor #GenerasiMaju #SGMEksplor

20 thoughts on “Pentingnya Protein Nabati dan atau Protein Hewani untuk Anak Usia Pertumbuhan”

  1. aku juga suka bingung kalau lagi nyuapin ponakan terus dianya aksi GTM, alhasil kita harus pintar ngebujuk dan mengkombinasikan antara pangan nabati dan hewani ya Mba biar hewani dan nabati masuk dua duanya 🙂

    Reply
  2. hehehe, lucu juga idenya, boleh ambil ikan asal mau makan ikan 😀
    Kalau anak2 saya moody makannya.
    Yang sulung udah bisa di arahkan makan semua makanan yang disediakan.
    Meskipun ya harus dengan melalui negosiasi yang alot haha

    Yang bungsu masih harus mengalokasikan banyak kesabaran buat ngasih nutrisi yang seimbang, dan susu jadi pelengkap banget 🙂

    Reply
    • Anakku yg kedua juga susah banget makan sayur mba,semua jenis bahkan wortel yg manis aja gak suka.susah dirayunya sampe sekarang deh,masih jd PR buatku gimana caranya supaya dy mau makan sayur.

      Reply
  3. Aku juga kadang khawatir kalau anak kekurangan salah satu zat gizi. Apalagi anakku yang gedhe susah banget makan sayur. Tapi untungnya masih suka buah. Semoga protein nabati dan hewaninya bisa tercukupi

    Reply
  4. Emang jadi Ibu itu punya PR yang banyak ya Mbak buat anaknya mau makan kayak dan gak milih makanan, harus kreatif dan inovatif. Secara anak-anak biasanya suka sesuatu yg baru dan lucu2 gitu yaaa, biar mereka jadi penasaran dan mau makan apa yg kita suguhkan 🙂

    Reply
  5. Betul mba, ibu selain harus bisa masak juga harus bisa sulapan ya.. hehe
    Sulap makanan yang awalnya anak ngga mau, jadi terhipnotis sama tampilan & rasanya.
    Kalo ngga gitu, kasian juga makan fast food & junk food aja

    Reply
  6. yang terbaik memang gizi seimbang ya mba, tapi kadang anaknya yang agak susah menerima makanan yang kita pilihin hehehe jadi bener banget susu bisa jadi alternatif memenuhi gizi tersebut y mba

    Reply
  7. Protein emang penting banget ya teh buat anak2, soalnya memang dibutuhkan banget buat pertumbuhan sel2 baik fisik atau syaraf supaya tumbang mereka optimal.
    Daging itu udah paling bagus. Biasanya kalau anakku mengeluh susah makannya saya jadikan perkedel gtu atau beli yg daging slice.

    Reply
  8. Setuju banget mba, pemenuhan protein hewani dan nabati di masa pertumbuhan ini penting banget yaa. Apalagi di 1000 HPK nya, benar2 harus gencar mengoptimalkan asupannya biar gak stunting, bermanfaat banget mba artikelnya, thanks yaa mbaa

    Reply
  9. Kalau anak2 mau makan apa saja tentunya kita sebagai orangtua akan sangat senang ya mbak. Pemberian protein dan asupan gizi seimbang lainnya emang penting banget buat anak agar mereka menjadi anak yg cerdas dan tidak stunting

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics