Senang banget waktu masuk group WhatsApp ISB (Indonesia Social Blogpreneur) ada informasi webinar Public Speaking dengan Nara sumber si cantik enerjik Rahma Alia.
Siapa tidak kenal dong dengan Rahma Alia, public speaking specialist, media trainer specialist with V&V communication, TV anchor, former Putri Indonesia dan None Jakarta, covering and interviewing leaders of G20, B20 and ASEAN Summit Events, juri Abang None Jakarta Selatan, dan segudang prestasi lainnya dari perempuan kelahiran 17 Maret 1981 yang biasa dipanggil Alia ini.
Menyadari kalau publik speaking itu penting untuk semua orang, termasuk saya yang tinggal di pedesaan, maka segera saya mendaftar.
Memperdalam ilmu Publik Speaking bersama Rahma Alia
Padahal hari dimana webinar diadakan sebenarnya saya pasti sedang riweuh mempersiapkan acara Isra Miraj Rasulullah di kampung. Tapi saya pikir itu bisa diakalin. Yang penting daftar dulu. Mengamankan kursi. Hehe! Soalnya ilmu publik speaking ini penting banget…
Senangnya kesempatan ikut workshop bersama ISB ini akhirnya saya terima. Ditandai dengan mendapatkan email berisi link masuk group koordinasi.
Akhirnya dengan posisi sambil menggoreng kentang di dapur masjid saya bisa ikut webinar public speaking ini dengan risiko harus mematikan mic dan video. Biar tidak menganggu teman-teman lain dengan kebisingan di sekitar saya.
Acara dibuka oleh Ketua ISB, Liswanti Pertiwi dan selanjutnya diambil alih oleh moderator sekaligus founder ISB, Ani Bertha.
Suasana webinar yang santai tapi mengandung ilmu ini dimulai dengan pertanyaan yang cukup menohok.
Are you a confidence speaker? What’s holding you back?
Apakah kamu seorang pembicara yang percaya diri? Apa yang menghambatmu?
Banyak jawaban yang dilontarkan peserta webinar. Jawaban saya mirip dengan jawaban Mbak Yayat, (Kompasianer of The Year 2016) yakni cukup percaya diri, tapi kata-katanya sering belepotan. Hehe …
Mbak Alia menanggapi itu wajar. Karena semua memerlukan proses. Dan karena itu kita juga belajar untuk lebih baik.
Hanya Mbak Alia menjelaskan lebih jauh, kalau ada speaker impact (dampak pembicara) yang diketahui jika audiens itu lebih banyak melihat pembicaraan dari bagaimana penampilan kita (how you look), lalu bagaimana kita menyampaikan (how you sound) dan terakhir dari apa yang kita sampaikan (What you say).
Meskipun fokus saya harus terpecah antara memantau kematangan kentang yang sedang digoreng sambil mencatat materi webinar, belum lagi keriuhan para buibu kampung lainnya yang sama-sama sedang rewang, saya masih ingat jika Mbak Alia menyampaikan kalau kita akan berbicara di depan orang, supaya tidak cemas, setidaknya siapkan diri untuk mengetahui tiga hal
Persiapan Dasar jadi Pembicara
Berdasarkan situasi (situation based)
Ketahui bagaimana situasi saat nanti kita akan berbicara. Kita ini akan bicara dimana? Acara apa? Berapa banyak pesertanya? Apakah ada sound sistem?
Semua kondisi harus kita tahu supaya kita bisa mempersiapkan dan mengantisipasi sejak awal jika ada kendala.
Berdasarkan penonton (Audience Based)
Pastinya kita harus bisa membedakan bagaimana gaya bicara misalnya jika berhadapan dengan kalangan mahasiswa dan atau bicara dengan kelompok ibu-ibu pengajian.
Kita harus bisa membedakan sapaan, istilah anak muda dan atau istilah yang cocok untuk kaum ibu.
Semua itu jika disiapkan sejak awal bisa membantu kita mempermudah menyampaikan materi atau apa saja yang akan kita bicarakan.
Berdasarkan tujuan (Goal Based)
Pesan atau materi apa yang akan dibawakan, segera persiapkan. Cari nara sumber kompeten atau referensi lain untuk memperkaya wawasan sehingga saat berbicara banyak ide dan ilmu yang menunjang materi kita.
Setelah menguasai tiga hal dasar tersebut, insyaallah pada saat tiba waktunya jadi pembicara kita akan lebih siap. Meskipun belum tentu tidak grogi ya.
Jadi bagaimana cara menghilangkan rasa grogi pada saat akan berbicara di depan banyak orang?
Langkah Menghilangkan Grogi
Untuk menghilangkan rasa grogi Mbak Alia memberikan rumus 3PBCS.
Dimana 3P nya terdiri dari Positive intention, Preparation dan Pray. Adapun BCS nya terdiri dari Breath, Control dan Smile.
Jadi supaya tidak grogi saat menghadapi banyak pasang mata di hadapan kita nanti, lakukan hal 3PBCS itu.
Positif thinking, berpikir baik supaya hati dan pikiran tenang. Persiapan matang dengan mengetahui tiga hal dasar yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas, dan berdoa.
Selanjutnya tarik nafas. Kontrol diri dan pikiran sehingga bisa tetap fokus. Tetap ceria dengan keramahan yang alami. Senyum natural bisa mengembalikan kepercayaan diri. Sehingga timbal balik dari orang di depan kita juga tidak terlihat tegang.
Insyaallah dengan melakukan bocoran rahasia 3PBCS dari Mbak Alia itu grogi akan hilang dengan sendirinya.
Elemen Verbal Komunikasi
Apa yang kita katakan adalah bagaimana kita mengatakannya. Mbak Alia punya rumus PAPA VIPP untuk itu.
PAPA VIPP kependekan dari Pace (kecepatan kita berbicara); Articulation (pengucapan); Pitch (nada suara); Accentuation (tekanan suara); Volume (keras tidaknya kita berbicara); Intonation (intonasi); Pronounciation (pengucapan); dan Pause (dimana kita harus memberikan jeda pembicaraan).
Acara webinar semakin seru dan hidup karena peserta diminta untuk praktek langsung dengan membaca kalimat serta berita yang dipilih. Mbak Alia juga memberikan penilaian langsung jadi peserta tahu mana yang sudah benar, mana yang harus diperbaiki lagi supaya kedepannya semakin baik.
Jadi sebaiknya delapan point yang diminta Mbak Alia itu harus kita dipenuhi supaya pesan bisa tersampaikan dengan baik dan diterima audiens dengan jelas.
Non Verbal Communication
Selain elemen verbal, komunikasi non verbal juga memberikan banyak kontribusi dalam hal gaya berbicara di depan orang.
Mbak Alia bilang, “Non verbal communication gives life to your words.”
Bagaimana gaya komunikasi kita tetap pertahankan gaya sebagai diri sendiri. Karena selain akan membuat kita nyaman, juga bisa menjadi personal branding yang kedepannya dapat memperkuat “nilai jual” kita di depan khalayak.
Hal tidak terduga saat webinar public speaking ini, Mbak Alia juga memberikan bonus berupa bahasan mengenai Personal Branding, lho!
Yey! Senang banget…. Semua peserta antusias, dong.
Peserta jadi makin paham kalau personal branding itu bagaimana cara membuat orang lain mengetahui siapa kita dan apa yang biasa kita lakukan.
Personal branding bukan tentang saya, kamu atau siapapun. Tapi tentang memberi stempel setiap pribadi pada nilai yang bisa diberikan kepada orang lain.
Bagaimana sangat tercerahkan bukan?
Pokoknya secara pribadi saya merasa beruntung banget bisa mengikuti workshop yang diadakan Komunitas ISB ini.
Pentingnya Publik Speaking
Setelah mengikuti webinar ini saya semakin merasa perlu memperdalam ilmu public speaking karena kemampuan ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara profesional maupun personal.
Berikut alasan mengapa menurut saya public speaking itu penting:
Supaya bisa berkomunikasi dengan efektif
Dengan ilmu publik speaking kita bakal terbantu menyampaikan ide, pesan, atau informasi dengan jelas, terstruktur, dan meyakinkan. Hal ini penting untuk memastikan pesan yang akan disampaikan diterima dengan baik oleh audiens atau siapapun lawan bicara kita.
Meningkatkan kepercayaan diri
Dengan menguasai ilmu public speaking, kita akan lebih percaya diri saat berbicara di depan orang banyak, baik dalam rapat, seminar, atau presentasi. Termasuk menghadapi berbagai macam karakter ibu-ibu di kampung ketika arisan, posyandu, acara rewang, dan kegiatan masyarakat lainnya.
Memengaruhi dan menginspirasi
Dengan menguasai ilmu public speaking akan memungkinkan seseorang bisa memengaruhi orang lain, menyampaikan visi, dan menginspirasi perubahan positif, baik dalam lingkup kerja maupun komunitas.
Dalam dunia kerja atau bisnis, kemampuan berbicara di depan umum bisa membantu seseorang untuk meyakinkan orang lain, baik untuk menerima ide, mendukung proyek, atau melakukan kolaborasi dan aktivitas lainnya termasuk dalam kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat.
Pengembangan Karier
Banyak posisi kepemimpinan atau peran penting memerlukan kemampuan public speaking untuk menyampaikan gagasan, memimpin tim, atau berbicara kepada pemangku kepentingan.
Saya memiliki pengalaman yang membuktikan kalau publik speaking itu penting.
Saya ibu rumah tangga mantan TKW. Tapi karena pernah aktif di organisasi perburuhan, belajar menjadi paralegal dan pendamping sesama buruh migran yang bermasalah karena itu saya dituntut untuk bisa berbicara di depan orang.
Pun setelah kembali ke tanah air, belajar wirausaha dan bergabung di wirausaha baru maka sekembalinya ke kampung saya diminta kembali menyampaikan ilmu yang saya dapat dari WUB Jabar kepada teman-teman wirausahawan di lingkungan kabupaten.
Bayangkan, tanpa ilmu public speaking, mungkin tutur kata saya belepotan, tidak terstruktur. Jika demikian, bagaimana ilmu yang akan disampaikan bisa diterima dengan baik oleh audiens?
Karena ilmu public speaking ini lah saya bisa percaya diri kembali menyampaikan ilmu yang mengajarkan bagaimana memahami audiens, mendengarkan dengan baik, dan merespons pertanyaan atau kritik dengan tenang, yang juga meningkatkan hubungan interpersonal.
Public Speaking untuk Semua Jenjang dan Karir
Dengan kemampuan public speaking, siapa pun bisa jadi pembicara yang mampu berbagi ilmu, pengalaman, atau wawasan kepada orang lain, berkontribusi pada pengembangan masyarakat.
Menguasai public speaking tidak hanya membantu seseorang berbicara dengan baik, tetapi juga menjadi alat untuk membuka lebih banyak peluang, membangun hubungan yang kuat, dan menciptakan dampak yang lebih besar dalam kehidupan.
Dengan menguasai public speaking, saya yang tinggal di pedesaan yakin tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan pribadi saja, tetapi juga bisa berkontribusi pada pengembangan dan kemajuan masyarakat pedesaan secara keseluruhan.
Apalagi teman-teman yang tinggal di perkotaan, dengan posisi karir yang lebih bagus dan menantang, atau adik-adik yang masih menuntut ilmu, dengan cita-cita dan masa depan masih terbentang luas, sungguh public speaking ini penting banget untuk dipelajari.
Jadi kedepannya kalau ISB ngadain acara sejenis, jangan ragu untuk ikut.
Apalagi Mbak Alia meskipun seorang ahli komunikasi tapi ia tetap ramah dan mau berbagi ilmu dengan siapa saja.
Terimakasih ISB dan Mbak Alia. Semoga ada workshop kelanjutannya ya dari Rahma Alia… Hehe!
seneng banget dengan acara-acara bermanfaat seperti ini. Public Speaking udah jadi skill wajib deh kayanya di era sekarang, khususnya bagi yang pekerjaannya berhubungan dengan orang banyak
Seneng banget bisa ikutan pelatihan public speaking sama mbak Alia Rahma. Jadi mupeng juga buat belajar public speaking kaya gini, apalagi penting banget buat blogger bisa public speaking. 🙂