Sebelum terbang menuju Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG), ustadz yang mendampingi Fahmi dan santri lainnya yang akan ditempatkan di Kampus 9 Desa Ompang Jorong Nagari Sulit Air Kabupaten Solok Sumatera Barat sudah memberikan informasi jika selain uang asrama dan uang makan, yang harus dipersiapkan juga oleh wali santri adalah uang iuran untuk kurban bulan Dzulhijjah nanti.
Waduh! Saya pikir anak diharuskan kurban. Harus berapa juta rupiah yang harus dipersiapkan?
Ternyata saya salah paham. Karena itu hanya iuran, patungan untuk membeli hewan kurban, yang nantinya insyaallah pahalanya masuknya ke sedekah daging. Tapi tentu saja jika ada santri atau siapa saja yang mau kurban di kampus Gontor tempat anak saya mengenyam ilmu, tentu saja dengan senang hati sangat dipersilahkan.
Betul saja, jelang Hari Raya Idul Qurban tiba, anak saya menelepon mengabarkan kalau semua santri di kampus Gontor 9 sedang sibuk mempersiapkan semuanya untuk perayaan Idul Adha semaksimal mungkin.
Di Gontor Kampus 9, anak saya cerita ada dua ekor sapi dan lima belas ekor kambing yang siap dipotong untuk idul qurban tahun ini. Sedangkan jajaran panitia kurban dipegang oleh kelas V dengan bimbingan para asatidz.
Selang beberapa hari kemudian, anak baru bisa menelepon saya lagi pada hari raya sore harinya. Saya kira di sana sudah melaksanakan pemotongan hewan kurban, ternyata belum.
“Belum, Bu. Jumat ini tadi setelah solat ied Ami dan semua santri ikut perlombaan antar kamar, Bu. Lanjut solat Jumat dan istirahat. Makanya Ami bisa telepon. Pemotongan sapi dan kambing nya disini Sabtu besok. Kalau besok Ami gak menelepon, artinya Ami sibuk ikut kegiatan ya Bu. Soalnya ada santri yang bertugas membagikan daging kurban ke masyarakat sekitar kampus ini. Ami pengen ikut gitu…”
Begitu penjelasan anak yang setelah saya konfirmasi kepada salah satu ustadz ternyata memang benar demikian kegiatan nya.
Sabtu setelah pemotongan hewan kurban, sebagian santri bertugas mengolah dan memasak daging kurban di dalam lingkungan kampus. Sementara sebagian lagi santri ikut bersama ustadz berkeliling blusukan ke pedalaman Desa Ompang Jorong Nagari Sulit Air lokasi dimana pondok pesantren Darussalam Gontor Kampus 9 berada, untuk mendistribusikan daging kurban kepada masyarakat setempat.
Disitulah saya baru paham akan maksud uang iuran untuk kurban yang disampaikan ustadz sewaktu anak masih di Gontor Kampus 2 Ponorogo dulu. Ternyata memang begitulah yang dimaksud sedekah daging.
Sedekah daging bisa dibilang sebagai bentuk sedekah berupa pemberian daging kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, janda, atau kaum dhuafa.
Sedekah daging sebenarnya bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti:
🛑 Momen Idul Adha
Hewan kurban yang dibeli secara patungan disembelih dan dagingnya dibagikan kepada yang berhak.
🛑 Momen Aqiqah
Daging dari hewan aqiqah (biasanya memotong hewan kambing) untuk anak yang baru lahir bisa dibagikan dan itu termasuk sebagai sedekah.
🛑 Sedekah Harian/Berkala
Bisa dilakukan kapan saja di luar waktu kurban atau aqiqah. Misalnya, memasak atau membeli daging lalu membagikannya kepada tetangga kurang mampu.
Keutamaan orang yang sedekah daging, sama-sama mendapatkan pahala besar, terlebih jika dagingnya itu diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan.
Di jaman serba modern seperti sekarang bagaimana cara yang termudah untuk melakukan ibadah sedekah daging?
Cara Praktis Bersedekah Daging:
📌 Ikut program sedekah daging dari lembaga sosial atau masjid
📌 Patungan kurban atau pembelian daging untuk dibagikan, seperti yang dilakukan anak saya di pondoknya itu
📌 Masak sendiri dan berbagi olahan daging nya dengan tetangga atau komunitas.
📌 Gunakan layanan online yang menyediakan program sedekah daging.
Hari Minggu anak baru berkesempatan menelepon lagi. Begitu antusiasnya menceritakan kalau masyarakat di pedalaman Bukit Mandi Mandian (lokasi pegunungan tempat Kampus Gontor 9 berada) ternyata masih banyak yang hidup sangat sederhana dan jarang sekali makan enak berlauk daging.
“Mereka senang banget waktu dikasih daging itu. Wah terharu pokoknya, Bu…” Jelas Fahmi menggebu-gebu.
Saya jadi membayangkan bagaimana bahagianya mereka yang jarang makan daging lalu berkesempatan makan enak dengan lauknya daging yang diolah sebagaimana dibayangkan…
Sungguh pengorbanan yang besar dari donatur sedekah daging itu bisa kita jadikan sebagai makna kurban yang begitu dalam—bukan semata menyembelih hewan, tetapi menyembelih keegoisan, menyuburkan kasih sayang, dan menyemai ketulusan terhadap sesama.
Makna yang bisa diambil dari sedekah daging:
🌀 Kurban itu bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi tentang keikhlasan memberi.
🌀 Orang yang paling layak menerima kadang justru yang tak terlihat meminta. Bahkan ustadz di kampus Gontor 9 masih menemukan yang berhak menerima kurban baru pertama kalinya! Kedepannya tentu saja jadi catatan yang tidak boleh terlewat lagi.
🌀 Pengorbanan yang tulus, meskipun kecil, bisa menginspirasi banyak orang.
Alhamdulillah ya, sekarang siapa pun kalau mau kurban sangat mudah, tanpa harus kerasa malu kalau diketahui masyarakat umum karena kita bisa kurban atau sedekah daging cukup melalui smartphone di tangan.
Ya, semudah itu kita sudah bisa kurban di Dompet Dhuafa. Mulai dari satu jutaan rupiah saja, kita udah bisa berkurban dan mengalirkan manfaat hingga pelosok negeri, bahkan sampai Palestina, Somalia, dan Myanmar sana.
Tidak ragu lagi kalau kurban di Dompet Dhuafa karena semua hewan kurban di Dompet Dhuafa sudah pasti sesuai syariat, pasti jantan, pasti didistribusikan secara luas dan pasti transparan dalam laporannya.
Berkurban bukan hanya tentang menyembelih hewan. Lebih dari itu, berkurban adalah wujud ketundukan kita kepada Allah, meneladani Nabi Ibrahim AS yang dengan penuh kepasrahan menjalankan perintah-Nya.
Siapa yang tidak merasa tertarik jika ampunan Allah telah lebih dulu turun kepada orang yang berkurban, bahkan sebelum darah hewan kurban menetes ke bumi?
Sesungguhnya hewan kurban yang disembelih itu akan menjadi saksi kebaikan untuk kita di hadapan Allah pada hari kiamat nanti.
Maka mari kita siapkan kurban terbaik dengan niat yang tulus. Semoga Allah menerima setiap ibadah kurban kita. Aamiin.
Tren pembelian hewan Qurban lagi turuuuun banget, untukku yang jadi salah satu volunteers di filantropi organisasi, ngakalinnya pakai sedekah daging. Jadinya nilainya sedekah, bukan Qurban, tapi insyaAllah nilai kebaikannya juga ada yaaa
Dari sini walaupun kita belum mampu berqurban kita masih tetap bisa berbagi dengan aedekah daging yaa…
Adanya dompet dhuafa juga membantu memudahkan kita untuk bersedekah ataupun berqurban di daerah2 atau negara lain yg memang sedang kekurangan sehingga daging yg dibagikan nanti tentu lebih bermanfaat