Karung adalah benda berupa kantong besar dari bahan seperti goni, plastik, atau kain, digunakan untuk menyimpan atau mengangkut barang (contoh: karung beras, karung pasir).
Saya sendiri merasa lebih akrab dengan karung ini beberapa tahun terkahir, setelah memiliki gadaian sawah di peuntas, karena setiap musim panen, panyawah akan meminta karung sebagai kantong untuk gabah yang akan dikirim ke rumah.
Karena sebelumnya tidak pernah berhubungan dengan karung, pas ternyata benda ini dibutuhkan, jadilah saya harus beli. Karung ini salah satu investasi juga lho, karena setiap kali panen karung ini bakal dibutuhkan.
Banyaknya karung tergantung keuntungan dari panen yang dihasilkan. Dari tiga petak sawah yang diolah, paling banyak dapat beberapa kuintal yang jika dimasukkan ke karung, sekitar 3-6 karung saja.
Upaya Panen Hemat Karung
Awalnya saya beli karung baru. Maksudnya beli dari toko walaupun belinya ya yang second juga. Mengingat ini karung buat gabah, bekas pupuk atau pakan hewan pun tak masalah (lagian emang udah dibersihkan juga). Kecuali butuh karung untuk pakaian, pasti saya akan membeli yang benar-benar baru dan steril kebersihannya.
Satu musim dua musim, karung masih bolak balik dipakai. Setelah menggiling gabah jadi beras, karung saya simpan untuk dipakai di musim panen selanjutnya saat panyawah mengirim lagi hasil gadean.
Namun beberapa kali masa panen terlewat rupanya daya tahan karung mulai berkurang juga. Sebagian karung mulai rapuh. Sobek di beberapa tempat. Ada juga sih yang sobek karena kami kurang hati-hati. Seperti kena paku, terkait sesuatu hingga anyamannya koyak dan meninggalkan bolong.
Jiwa emak-emak –harus serba hemat– dalam diri saya tiba-tiba muncul ketika kepikiran apakah harus membeli karung baru (tapi aslinya second) ini saat melihat beberapa karung ada bolong yang bisa menyebabkan gabah berceceran?
“Bolong dikit mah kan masih bisa dijahit,” begitulah cara hemat di otak kanan ini muncul jadi penyelamat ribuan lembaran di dompet.
Teringat pengalaman saat kecil waktu jadi asisten nenek saat nutu (menumbuk gabah jadi beras di lesung) nenek dari pihak ayah maupun nenek dari pihak ibu menerapkan pola yang sama dalam menjahit karung (mungkin karena sama nenek-nenek jaman dulu ya).
Ialah dengan menambal karung yang bolong menggunakan kain perca lalu menjahitnya dengan sistem dikecos (jahit manual benang dan jarum menggunakan tangan)
Entah kenapa ketika beberes karung jelang panen musim ini, saya kepikiran bagaimana kalau sekarang mah menjahit karung nya lebih modern dikit?
Saya pun search kata kunci seni menjahit karung. Dan didapatlah informasi kalau seni menjahit karung sebagai keterampilan praktis yang menggabungkan fungsi dan kreativitas, sekarang ini sering digunakan dalam pengemasan, kerajinan, dan bahkan ekspor. Jadi bukan cuma jahit karung bolong saat butuh untuk wadah gabah saja…
Saat ini seni menjahit karung sudah semakin berkembang dari kebutuhan fungsional menjadi bentuk ekspresi kreatif. Wadidaw, keren juga ya si karung ini…

Apa sih seni menjahit karung, itu?
Awalnya, menjahit karung adalah proses menyatukan bagian-bagian karung (biasanya dari bahan plastik, goni, atau kain) menggunakan benang atau tali seperti rafia. Bukan menggunakan benang jahit lagi ya.
Seperti tujuan saya menjahit karung, hal ini dilakukan untuk mengemas barang secara aman, ngemas gabah hasil panen itu tadi maksudnya. Tapi makin kekinian penggunaan menjahit karung lebih meluas lagi, bahkan dalam kegiatan ekspor pengepakan logistik.
Bahkan, teknik menjahit karung ini juga digunakan dalam kerajinan tangan dan seni daur ulang kekinian.
Teknik Dasar Menjahit Karung
– Menggunakan Tali Rafia
Tali rafia populer karena kuat, murah, dan tersedia dalam berbagai warna. Teknik ini cocok untuk menjahit karung plastik atau goni secara manual.
Mang Ade, pegawai pabrik penggilingan padi di samping rumah saya sudah mahir sekali dia menjahit karung dengan tali rafia ini. Jarumnya tentu saja jarum khusus untuk ngarut, ya.
– Pola Jahitan Zigzag atau Lurus
Pola ini membantu memperkuat sambungan dan mencegah robek saat karung diangkat atau digeser.
Benang yang digunakan juga beragam, disesuaikan dengan kebutuhan saja.
– Pola dekoratif
Beberapa pengrajin mulai bereksperimen dengan pola jahitan sebagai elemen estetika. Tidak sedikit yang memulai seni desainnya dari Canva. Dan hasilnya memang luar biasa.
Seni menjahit karung mengajarkan kita bahwa kreativitas bisa tumbuh dari hal paling sederhana. Dengan sedikit imajinasi dan ketekunan, karung bekas bisa menjadi simbol perubahan—dari limbah menjadi makna, dari fungsi menjadi estetika.
– Alat Jahit Manual atau Mesin Jahit Karung
Untuk produksi besar, seperti di pabrik penggilingan, walaupun masih sederhana tapi sudah digunakan mesin jahit khusus yang mempercepat proses dan menghasilkan jahitan yang rapi dan kuat.
Dari Fungsional ke Estetika
Ngobrolin tentang karung jadi nyambung ke beberapa pelaku UMKM dan seniman ada yang mulai mengembangkan kerajinan dari karung bekas.
Mereka membuat tas belanja atau tote bag dari karung goni, dompet atau pouch dari karung plastik warna-warni, hiasan dinding atau instalasi seni dari potongan karung dijahit membentuk pola, dan masih banyak lagi.
Semua kerajinan itu pastinya akan lebih indah jika dipadukan dengan seni doodle yang banyak diminati masyarakat.
Manfaat dan Nilai Tambah Seni Jahit Karung
– Ekonomis
Menggunakan bahan bekas seperti karung plastik atau goni mengurangi biaya produksi.
– Ramah Lingkungan
Menjahit ulang karung bekas mendukung prinsip reduce-reuse-recycle.
– Nilai Estetika dan Budaya
Beberapa komunitas menjadikan seni menjahit karung sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal dan pemberdayaan ekonomi kreatif.

Dari Karung ke Karya: Menjelajahi Seni Menjahit Karung Bolong Hingga Karya Bernilai Seni Tinggi
Di balik tumpukan karung bekas yang sering kita anggap remeh, tersembunyi potensi seni yang tak terduga. Menjahit karung bukan sekadar teknik pengemasan, tapi juga bentuk ekspresi kreatif yang kini mulai dilirik oleh pelaku UMKM, seniman, dan pecinta daur ulang.
Seiring waktu, keterampilan ini berkembang. Karung tak lagi sekadar wadah, tapi bahan baku untuk karya seni dan produk kreatif.
Karya-karya ini tak hanya menarik secara visual, tapi juga membawa pesan keberlanjutan dan pemberdayaan.

Nilai Sosial dan Lingkungan dari Seni Menjahit Karung
Menjahit karung bekas adalah bentuk nyata dari prinsip reduce-reuse-recycle. Selain mengurangi limbah, aktivitas ini juga membuka peluang ekonomi kreatif, terutama bagi komunitas lokal dan ibu rumah tangga yang ingin berkarya dari rumah. Walau bagi saya pribadi, jahit karung itu ya biar hemat aja, hehe!
Sama kok Teh. Di kampung saya duku, sewaktu masih tinggal di desa sama mamak sering aja mbawon pas musim panen. Itu karung sobek ya dijahit, pake tangan aja sih, dengan rapia. Bisa dimanfaatin lagi. Hemat deh.