Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Btw, bikin tulisan khusus berkaitan dengan satu dekade ke belakang mengenai dunia ngeblog ini kok bikin mata saya brebes mili ya… Seperti ada manis-manisnya, tapi banyak juga sepet-sepet mengandung bawang nya.

Padahal saya ikut jadi saksi sejarah waktu hari blogger Nasional ditetapkan sejak tahun 2007. Ketika Menteri Komunikasi dan Informatika RI saat itu, Muhammad Nuh, menetapkan Hari Blogger Nasional berbarengan dengan Pesta Blogger pada tanggal 27 Oktober.

Sekian lama itu sedikit pun tak kepikiran bagaimana naik turunnya saya menjalani dunia blogging. Jadi kemana saja saya selama 18 tahun ini ya? Kenapa pas diingatkan untuk napak tilas selama sepuluh tahun ke belakang ini kok baru terasa suka dukanya?

Saya dan Blog

Hampir dua dasawarsa terlewati, tepatnya delapan belas tahun lalu kali ya… Pada saat itu dunia kepenulisan melalui blog atau web blog sedang marak-maraknya. Para penulis blog yang disebut sebagai blogger ramai-ramai mengunggah tulisan di web blog.

Berbagai peristiwa dan cerita dibagikan oleh para blogger di web blog personal ataupun keroyokan tanpa harus melewati proses redaksional seperti lazimnya menulis di media arus utama (mainstream).

Saat itu saya sendiri masih merantau kerja di Taiwan. Boro-boro punya blog, kenal pun tidak. Haha … Saya baru mengenal internet saja sekitar setahun kemudian, dan baru mulai ikut menulis di blog tahun berikutnya lagi alias tahun 2009 an.

Blog yang saya tahu awalnya dimiliki oleh blogger.com milik PyraLab yang kemudian diakuisisi oleh Google pada tahun 2002.

Blogger sebagai layanan penerbitan blog saat itu menerima blog multi-pengguna. Blog-blog tersebut diselenggarakan oleh Google dan umumnya diakses dari subdomain “blogspot.com”.

Tapi saya justru belajar ngeblog malah di Multiply lalu merambah ke Kompasiana sekitar tahun 2008.

Bisa dibilang saya lahir dan besar dalam dunia blogging ya dari dua platform blog gratisan tersebut. Beneran belajar secara otodidak karena saat itu belum banyak komunitas blogger yang bisa jadi tempat untuk belajar dan tumbuh.

Seiring berjalannya waktu, internet semakin meluas dan dikenal masyarakat, blog pun menjadi populer dan banyak dicari oleh masyarakat Indonesia karena dengan memiliki blog saat itu terlihat keren, kekinian, dapat terkenal hanya dengan hobi menulis di blog, pun melalui blog si empunya bisa mendapatkan penghasilan alias uang.

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Awal mula blog muncul banyak sekali orang yang menggunakan platform gratisan untuk berbagi informasi pribadi. Namun, sekarang blog sudah jauh lebih dikembangkan dengan banyaknya artikel yang beragam jenisnya termasuk artikel pesanan dimana isinya menyampaikan informasi yang sudah ditargetkan. Gaya penyampaian pun beragam ya, ada yang hard selling maupun soft selling.

Ngeblog dari Hobi jadi Profesi

Pasca tergusurnya rumah maya saya di Multiply, salah satu admin group di sana menawarkan domain yang menggiurkan. Saya pun tertarik dan akhirnya bertransmigrasi dari blog gratisan ke top level domain alias domain berbayar dengan akhiran dotcom.

Seiring perkembangan zaman, adanya momen spesial hari blogger nasional secara tidak langsung sudah ditekankan sebagai pengingat masyarakat untuk memanfaatkan media blog dan eksistensi keberadaan nya.

Blog tak hanya sekadar tempat untuk menghasilkan karya tulis, tapi blog juga bisa menjadi lahan mencari penghasilan tambahan. Mau tidak mau saya juga harus mengimbanginya karena kalau tidak, saya bisa jalan di tempat atau bahkan tertinggal.

Secara selanjutnya, banyak klien yang mulai menjadikan kepemilikan blog berdomain TLD menjadi syarat untuk mengikuti campaign nya. Itu juga yang memicu saya untuk segera memilikinya hingga lahirlah blog tehokti.com ini pada tahun 2013.

Sebagai blogger kampung alias blogger daerah, jauh dari lingkungan ibu kota maupun Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tidak mudah bertahan untuk tetap bisa konsisten supaya bisa update blog.

Bisa dibilang blogger daerah mah sepi job. Tidak seperti blogger Jabodetabek yang sering berkesempatan mengikuti acara secara berbagai kegiatan kan pusatnya di sana. Baik daring maupun luring.

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Tumbuh Bersama Komunitas Blogger

Semakin berkembangnya teknologi internet dan meningkatnya kemudahan akses menyebabkan bermunculan blogger dan komunitasnya di Indonesia.

Beragam komunitas blogger kedaerahan yang saya ketahui seperti Komunitas Blogger Bekasi, Komunitas Blogger Angin Mamiri (Makassar), Wong Kito (Palembang) dan Cah Andong (Yogyakarta) hingga komunitas Gandjel Rel yang markasnya berada di Semarang.

Semakin pesat kecanggihan teknologi, terus berkembangnya sumber daya dan informasi maka lahir pulalah komunitas blogger yang mampu menjangkau siapa saja dari berbagai penjuru tanah air, seperti Komunitas Emak-emak Blogger (KEB), komunitasnya para blogger perempuan Indonesia.

Masing-masing komunitas blogger pun membuat kegiatan produktif, tidak hanya berkutat seputar menulis artikel di blog. Seperti yang dilakukan Komunitas Blogger Bekasi (BeBlog) sekitar tahun 2010/2011 mengadakan “Amprokan Blogger”, atau pemilihan Srikandi Blogger Indonesia yang pernah diselenggarakan KEB. Dan masih banyak lagi acara komunitas blog lainnya yang bisa saya ikuti baik sebagai agenda bulanan, progam kerja komunitas, maupun peringatan hari jadi.

Saya masih ingat, beberapa tahun selanjutnya dunia tulis menulis lewat blog tidak semarak seperti tahun 2007-an. Banyak blogger yang pensiun dan sebagian lagi bertransformasi ke media sosial sebagai influencer dan selebgram. Kalau pun menulis, lebih bersifat menulis pendek-pendek lewat micro blogging.

Hal itu ternyata berdampak juga kepada saya, meskipun ketahuannya sekarang -sekarang ini setelah melihat bagaimana performa blog saya dari tahun ke tahun.

Meski sudah punya domain ini sejak tahun 2013 tapi jujur dalam mengisinya beberapa tahun selanjutnya itu, masih terlihat galau, asal-asalan dan sama sekali tidak menerapkan ilmu SEO.

Kadang jadi malu sendiri pas membaca artikel yang berbau curhatnya sangat menyengat. Wkwkwk…

Gara-gara komunitas blogger Gandjel Rel ngajak menengok ke masa ngeblog sepuluh tahun silam tepatnya tahun 2015 hingga sekarang, saya jadi ngecek blog sendiri dan ketahuan kalau tahun 2015 itu kondisi blog saya masih dalam mode classic.

Satu Dekade Seribu Artikel Gado-gado

2015 jadi Blogger Galau

Ngintip artikel blog saya yang tayang di tahun 2015 ternyata bisa dihitung dengan jari, itu pun isinya acakadut. Sebenarnya hampir setiap hari menulis, tapi karena berbau curhat dan pribadi gitu akhirnya banyak yang diprivatisasi.

Beberapa tulisan syarat informasi (berdasarkan nara sumber dan atau press release) ternyata banyak yang saya publikasikan justru di Kompasiana. Gak heran dong ya, kalau di sana saya juga pernah jaya, pada masanya. Hehe, nyombong dikit gak dosa kan ya?

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

2016 Blog jadi Arsip Aktivitas

Tahun ini saya mulai menjadikan blog sebagai penyimpanan kronologi dan data aktivitas. Empat tahun pasca kepulangan saya ke tanah air memang masih diisi dengan kegiatan utama bergelut di dunia aktivis buruh migran bersama paralegal lainnya.

Mungkin karena itu di blog saya pada tahun ini kebanyakan tulisannya bertemakan buruh migran, dunia ketenagakerjaan, BNP2TKI (kemudian jadi BP2MI dan terbaru telah bertransformasi menjadi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/KP2MI) serta pengalaman-pengalaman seputar dunia ketenagakerjaan lainnya.

“Kerjasama” dengan badan setingkat kementerian RI ini sebenarnya bukan yang pertama karena pada tahun 2014 saya sudah ikut program Indonesia Bergegas: Sepuluh Ribu Halaman nya BNN (Badan Narkotika Nasional) bersama teman-teman blogger juga Kompasianer.

2017 Ketularan Virus Cari Cuan

Kaku setelah sekian waktu menulis mengikuti aturan yang telah ditentukan berdasarkan rilis atau statement klien, serasa mendapatkan angin sorga (Halah… yang bagaimana itu angin sorga?) ketika tidak sengaja gabung dengan komunitas blogger dan di sana banyak diselenggarakan quiz atau challenge sebagai penyemangat supaya membernya bisa terus update blog dan berkarya.

Saat ada giveaway dengan tema challenge yang saya kuasai, segera saya berpartisipasi dan Alhamdulillah beberapa diantaranya nyangkut berhasil meraih hadiah berupa sepatu, jaket parka, dan jilbab atau pashmina dan lain sebagainya. Senangnya bukan main, dong!

2018 Masa Blog Naik Rollercoaster

Ini tahun dimana saya mengalami jatuh bangun dari blogger recehan menuju blogger jutaan. (Haish… istilahnya gak kuat rek!)

Gimana gak melongo, coba? Tiba-tiba program pemerintah selesai dan kerjasama dihentikan.

Terbiasa menulis karena ada bahan, eh tiba-tiba ide mampet karena tidak ada rangsangan. Beruntung saya ikut sebuah komunitas blogger dimana salah satu program nya ada odob (one day one blog).

Disini peserta dipancing untuk membuat artikel dengan tema yang dipilih. Manfaat nya terasa banget, blog jadi hidup dan daya pikir menulis terus terasah. Meski pada kenyataannya odob ini bergeser jadi tridop alias tiga hari sekali setor artikel blognya karena masih tidak kuat konsisten untuk update satu hari satu artikel.

Sayangnya pas tema habis, kebuntuan menulis saya pun datang kembali. Kondisi ini ternyata bukan hanya dialami oleh saya sendiri. Karena pada masa itu banyak yang menyerukan juga kalau dunia blog memang lagi sepi.

Katanya, redupnya pamor blog dan tidak diperingatinya lagi Hari Blogger Nasional seolah membenarkan pandangan Roy Suryo yang saat itu dikenal sebagai pakar telematika. RS kan pernah mengatakan kalau “blog merupakan tren sesaat”.

Saat itu memang sedikit sekali blogger yang masih menulis di blognya atau blog komunitas seperti Kompasiana yang saat itu menjadi satu-satunya platform blog komunitas yang aktif.

2019 Tuntutan jadi Blogger Multitalenta

Meningkatnya perkembangan internet di Indonesia seiring dengan penambahan infrastruktur dalam teknologi membuat para pelaku bisnis memiliki keleluasaan dalam memilih suatu media dan format apa yang akan digunakan dalam penyampaian pesan terbaik kepada para konsumennya.

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Senang banget saat gabung di organisasi Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Cianjur, saya berkesempatan ikut acara-acara Kominfo dan salah satunya belajar tentang Flash Blogging.

Salah satu format yang saat itu jadi favorit para pemilik merek sendiri adalah endorsement via content creator.

Katanya hal itu dinilai lebih efektif sebab dapat menjangkau lebih banyak orang dengan kesamaan minat dengan target audiens yang sesuai dengan yang mereka kehendaki.

Ada banyak brand yang tertarik untuk menggunakan jasa content creator untuk melakukan promosi, secara tidak langsung menggiring blogger untuk lebih bisa menguasai dalam hal menciptakan konten menarik tentang produk yang akan diiklankan.

Saya pun mau tidak mau harus mau belajar main sosial media, belajar cara melihat analitik dan setor insight yang diminta klien.

Apalagi semakin ke sini, semakin terbuka. Untuk menjadi content creator tidak harus public figure atau selebritis yang sudah terkenal. Cukup memiliki keterampilan dan kreativitas dalam menciptakan sebuah konten saja, sudah bisa menjadi seorang content creator. Asal viral, pasti terkenal.

Blogger malah dinilai lebih bisa menguasai peluang menjadi content creator yang tugasnya membuat konten baik berupa tulisan, gambar ataupun video yang akan ditampilkan pada berbagai media populer di YouTube, Facebook, Instagram, Tiktok atau Twitter (sekarang X).

Karena konten kekinian itu tidak hanya terbatas pada artikel dan gambar saja, tapi juga dalam bentuk tutorial, vloging, podcasting dan lain sebagainya.

Seorang content creator memang dituntut untuk multitasking dalam berbagai hal, mulai dari soft skill hingga hard skill, memiliki kemampuan menulis bahasa iklan yang menarik, juga dapat berkolaborasi.

See, berbahagialah bagi seorang blogger karena blogger sudah memiliki semua ilmu dasar yang dibutuhkan tersebut.

Hasilnya? Alhamdulillah saya jadi juara satu lomba blog dotcomforme dengan hadiah tablet. Lalu menjuarai lomba review gadget dan mendapatkan hadiah ponsel pintar android Asus Zenfone Max Pro M1, dan masih ada lagi juara dua Lomba Blog ASUS ZenBook World’s Smallest 13,14,15” dengan hadiah laptop.

Berasa mimpi menjadi juara dua dalam lomba Lomba Blog ASUS ZenBook World’s Smallest 13,14,15” dan mendapatkan hadiah laptop Asus Vivobook A407 secara sekian banyak lomba blog Asus yang saya ikuti sejak tahun 2015, tak pernah sekalipun nyerempet jadi finalis, apalagi keluar jadi pemenang.

Pun meski sudah menggunakan produk Asus X Series sejak saya masih nguli di Taiwan dari tahun 2009 hingga sekarang, tak pernah sekalipun berkesempatan ikut acara peluncuran produk Asus seperti teman-teman BLUS (Komunitas Blogger ASUS).

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger
AsusX Series yang saya beli di Taiwan tahun 2009

Jadi pas keluar sebagai pemenang juara dua lomba blog yang diselenggarakan Asus itu rasanya seperti mimpi.

Padahal dukungan ASUS terhadap perjalanan ngeblog saya maupun komunitas blogger di Indonesia dengan mengadakan berbagai event online maupun offline sejak tahun 2015 itu sangat berarti dan memberikan banyak manfaat. Itulah, kekuatan rezeki yang memang tidak akan tertukar ya…

2020 Tahun Kebangkrutan Blogger?

Pandemi melanda, dunia jungkir balik. Begitu juga dunia ngeblog.

Banyak blogger yang domisili di ibukota dan sekitarnya memilih pulang kampung ke daerah masing-masing. Semua kegiatan blogger terhenti karena tidak bisa kumpul-kumpul sebagaimana biasa. Hal itu berdampak pada penghasilan setiap blogger. Belum tidak sedikit blogger yang juga meninggal dunia karena covid-19.

Tapi meskipun kegiatan serba dibatasi, ide konten dan update menulis saya di blog tetap berjalan karena pada dasarnya menulis memang passion saya. Meskipun ada PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) saya tetap bisa mencari referensi dan silaturahmi dengan konten kreator lain melalui komunitas dengan perantara komunikasi melalui internet.

Yang menjadi kendala untuk saya pribadi dalam menjalankan peran blogger sekaligus content creator adalah semakin ke sini semakin banyak permintaan klien yang tidak bisa saya penuhi. Seperti adanya batasan follower sosial media dan batasan usia saat mengikuti sebuah campaign.

Haha, sebagai ibu rumah tangga dengan usia mendekati masa quinquagenarian (kepala lima), tentu saja tidak bisa menolak tua, alias susah buat memanipulasi umur hanya untuk ikutan sebuah campaign.

Tapi ya diambil sisi positifnya saja, mungkin job tersebut memang buat generasi muda dan saya yang sudah kadaluwarsa saatnya beristirahat.

Toh kalau sudah rezekinya tidak akan kemana. Selama kualitas blog, tulisan, dan konten tetap dipertahankan, masih ada yang mau mengajak bekerja sama, kok.

2021 Ada atau Tiada Cuan Ngeblog Tetap Jalan

Meski di tahun new normal ini sepi job, saya tetap memantapkan diri menjadi blogger berkualitas. Toh sekalinya dapat penawaran hasilnya tuh lebih dari kata sepadan.

Rezeki itu tidak hanya berupa uang, tapi bisa kesempatan, kesehatan, jejaring, networking, pengalaman baru hingga bertambahnya ilmu.

Bergabung dengan komunitas jadi memiliki banyak kategori yang bisa diikuti. Dan itu memperkaya diri untuk nambah ilmu serta wawasan.

Seperti berkat gabung di blogger kesehatan, saya bisa dapat ilmu dan wawasan mengenai bahayanya kental manis (padahal dulu kan banyak yang salah kaprah karena menganggapnya sebagai minuman susu).

Termasuk informasi tentang penyakit lepra atau kusta dan stigma di masyarakat bisa saya pahami dengan baik karena informasi yang didapatkan langsung dari spesialis dan ahlinya.

Berjejaring dengan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) menjadikan saya berkesempatan ikut acara wisata dan budaya.

Bersama Genpi Cianjur saya terpilih jadi Duta Wisata Cianjur pada program HACI (Hayu Ameng ka Cianjur) dan berkewajiban memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat luas mengenai lokasi pariwisata di Cianjur dan program pemerintah daerah pada masanya.

Naik kelas gabung dengan Genpi Jawa Barat berkesempatan mengeksplorasi berbagai lokasi wisata, tradisi dan budaya lebih jauh lagi secara jangkauan nya kali ini menyeluruh satu provinsi.

Coba, nikmat mana lagi yang didustakan?

2022 Tahun Ditinggal dan Renungan

Dampak dari pandemi, banyak blog yang ditinggal pemilik untuk selamanya. Hal ini jadi renungan tersendiri untuk saya. Nanti bagaimana nasib blog saya?

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Saya jadi kepikiran kalau meninggal, nanti blognya gimana… Namun teringat nasihat bijak sang guru, “Apapun di dunia ini kalau ajal sudah datang pasti ditinggalkan, kecuali tiga perkara,”

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).

Jangankan blog, utang, atau harta benda, keluarga tercinta pun kalau sudah saatnya pasti ditinggalkan.Walau pake blogspot pun ngga jamin blog selamanya ada. Yang penting nulisnya saja yang bermanfaat.

Saya, mungkin akan mati tanpa tanda. Entah besok atau lusa. Tapi tulisan dalam blog mungkin ada jejaknya. Bisa dilihat atau dibaca. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan adalah ketika tulisannya bermanfaat, dan menjadi bagian dari tiga perkara yang disebutkan Rasulullah tadi.

Bisa saja blog saya akan hangus karena tidak ada yang memperpanjang domainnya. Tapi siapapun yang pernah baca tulisannya, yang merasa mendapatkan manfaat darinya, akan jadi teman baik dalam kehidupan baru kelak di alam sana. Insyaallah.

2023 Pembuktian Blogger Tua-tua Keladi

Walau banyak yang bilang saya ini blogger senjakala, tidak masalah. Saya tetap ngeblog sebagai ajang healing dan journaling.

Banyak jalan menuju Roma, banyak cerita yang saya tulis sebagai artikel di blog saya. Mulai dari cerita tumbuh kembang anak, seperti kegiatan homeschoolingnya, pendakian pertama kedua hingga selanjutnya sampai pendakian di gunung api tertinggi di Indonesia, termasuk perjuangannya masuk ke pondok pesantren modern yang jaraknya terpisah beberapa provinsi dari rumah.

Saya juga memiliki branding sebagai blogger Cianjur, karenanya saya mengangkat berbagai artikel terkait Cianjur mulai dari pemerintahan, seni budaya dan tradisi, lokasi wisata, kuliner sampai peringatan penting lainnya.

Secara umum mewakili urang Sunda, saya juga menulis beberapa tradisi Sunda dan istilah yang mulai luntur di masyarakat karena tergerus oleh zaman. Dan ternyata siapa kira jika tulisan semacam itu justru selalu mendapatkan pageview tertinggi secara organik.

Seperti asal usul istilah korsel untuk pasar malam di Sunda, olahan tumis picung, fenomena sieur alias gurem si kutu ayam, dan masih banyak lagi, itu semua grafiknya setiap bulan selalu meningkat.

Nah kan, meskipun sepi job, bahan untuk dijadikan tulisan di blog itu ternyata sangat dan masih banyak…

2024 Terus Belajar Menjadi Blogger

Dalam arti tidak hanya menulis dan published, tapi sedikit demi sedikit saya juga ingin belajar ngoprek tentang daleman blog.

Mulai utak atik dari template, breadcrumbs, widget di dashboard, analitik, sampai mengganti format gambar biar bikin blog perform nya makin moncer.

Bangga dan senang hati, saya ucapkan terima kasih tak terhingga untuk para guru dan teman yang selalu saling bantu di kelas growth organic selama hampir lima bulan lebih.

Berkat ikut kelas pengembangan diri blog tersebut, saya bisa berani mengambil tema parenting yang lebih spesifik ke pendidikan karakter.

Hasilnya, blog saya ini diganjar penghargaan artikel blogparenting terbaik 2024 di Indonesia versi Penerbit Bahan Ajar dan Pendidikan Twinkl yang kedudukan kantor pusatnya di United Kingdom sana.

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

2025 Suport System Blogger Kampung

Untung saya menulis (ngeblog), mau dapat cuan atau tidak, yang pasti hidup saya jadi lebih waras…

Selama satu dasawarsa, sudah ada ribuan artikel yang dihasilkan. Terdiri dari 1300 yang published, 25 artikel yang masih nyangkut di draft, tidak terhitung artikel yang diprivatisasi dan tidak terhingga yang masuk tong sampah alias artikel yang sudah saya hapus.

Perjalanan selama satu dekade menjadi blogger, seperti naik roller coaster antara suka dan duka, tangis dan tertawa.

Tak masalah tinggal di pelosok, tak masalah tidak diundang ke acara gathering tapi karena ada banyak support system yang selalu mendukung, menjadikan saya tetap bisa memperluas networking, nambah ilmu dan pengalaman.

Adalah suami dan anak, keluarga, jaringan internet dan komunitas blogger sebagai support system terbaik saya sehingga saya bisa berada di titik ini.

Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger

Doa Satu Dasawarsa untuk Blogger Indonesia

Sepuluh tahun bukan waktu sebentar. Sepuluh tahun mendatang belum tentu kita masih ada. Jadi mari kita sama-sama meningkatkan kualitas ngeblog ataupun konten sehingga job terus menghampiri dan rezekinya terus bertambah berkah. Aamiin…

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel

68 thoughts on “Sepanjang Dekade Kenangan Menjadi Blogger”

  1. Top banget masyaAllah teh. Saya senyum-senyum bacanya karena beberapa relate dengan saya.
    Tapi di masa 2020 saat covid justru banyak banget brand nawarin review.
    Berhubungan dengan belanja dari rumah (karena pembatasan) sampe produk yang berhubungan dengan kesehatan.
    Alhamdulillah juga hadir intelifluence. Meski saya merasa sudah tua tapi bisa juga dibayar dolar. Hehehe

    Reply
  2. wuah asyiknya ada teman sesama pejuang lomba. Tema kali ini sungguh menarik ya Bunda, ngajakin kita bercerita tanpa henti. Soalnya sepuluh tahun itu bukan waktu yang sebentar ya kan, tapi bukan waktu yang mudah juga dilewati. Apalagi pas masa-masanya covid 19. Wes ya bablas itu mah. Semangat terus bertumbuh dan berkembangnya Bunda.

    Reply
  3. Masya Allah teh Okti keren banget perjalanan ngeblog selama ini. Apalagi support system sangat hebat dan tiada duanya ya. Hari demi hari dilalui dengan menulis di blog bikin happy dan bangga. Cuan dapat, semua suka duka juga hadir. Selamat berbahagia dengan blognya

    Reply
  4. Masyaallah Teh Okti ternyata udah 18 tahun ngeblognya. Kalau anak udah jadi remaja atau mungkin lulus SMU dan kuliah. Menuliskan perjalanan ngeblog ini bikin haru, ya, Teh. Saya juga merasakan berkah dari ngeblog. Semoga kita bisa terus konsisten menulis di blog. Tetap semangat

    Reply
  5. Wuiiih Masyaallah Teh Okti ternyata bloger senior (sun tangan dulu buat suhu), ceritanya seru dan keren banget sering juara. Terus semangat Teh….demi menjaga kewarasan wkwkwk,

    Reply
    • Iyaya teh..
      Salut banget sama konsistensi teh Okti dalam menulis blog. Dan wajar banget kalau makin ke sini, blog makin seret pekerjaan. Karena saingannya konten video yang lebih memudahkan menjawab ke-kepoan user.

      Reply
  6. Luar biasa blogger senior yang satu ini. Udah lama juga ngeblog ya. Masih eksis sampe sekarang. Emang sih kalo udah hobi menjalar ke dalam darah, sampai kapanpun akan terus dilakoni. Apalagi kalo hasilnya menjanjikan, ya kenapa mesti berhenti berkarya?!. Semangat terus teh Okti

    Reply
  7. Baca rekam jejaknya sungguh membuat saya berpikir Teh. Saya mulai ngeblog sekitar 7 tahun lalu. Hehehe, saat tahun 2022 di mana blog mulai banyak ditinggalkan, justru saya baru mulai blogging dengan TLD. Hehehe ketinggalan kereta ya sepertinya. Tapi gakpapalah, sepakat dengan Teh Okti, menulis untuk journaling, catatan perjalanan hidup, dan semoga bisa membawa manfaat bagi pembacanya.

    Reply
    • Tak ada proses yang ketinggalan, mbak. Semua orang punya start masing2.
      Saya baru mulai bikin blog yang khusus parenting malah ketika anak2 udah remaja. Padahal lebih seru klo isinya tentang tumbuh kembang mereka sejak kecil ya. Tapi mau gimana lagi hehehee… baru tau blog setelah anak2 besar. :))

      Reply
  8. Wah, sudah 18 tahun Mbak Okti ngeblog. Keren, Mbak. Pastinya sudah banyak suka dukanya ya. Tapi justru itu termasuk proses yang membuat Mbak Okti terus konsisten ngeblog.

    mengenai peluang, memang peluang itu lebih banyak di kota besar Mbak, dibandingkan di daerah. Termasuk senangnya kalau ikut acara blogger, bertemu teman-teman blogger, saling sharing, nambah ilmu lagi. Makanya saya memutuskan pindah dari daerah. Tapi tetap, kunci utamanya terus semangat ngeblog.

    Reply
  9. Perjalanan yang panjang ya Teh, apalah saya yang baru mulai ngeblog. Keren tetap menjaga konsistensi ngeblog di saat yang lain bertahap menghilang dan meninggalkan blog. Yuk Teh barengan ngeblog sampai sudah tidak bisa ngeblog lagi

    Reply
  10. MashaAllaa~
    Semuanya terekam dengan baik dari tahun ke tahun yaa…teh.
    Perjalanan menulis blog ini ternyata sangat panjang dan semakin mengasah topik yang akan ditulis di blog. Menulisnya dari hati dan pasti sampai ke hati juga.. sehingga blog teh Okti diapresiasi dengan baik oleh Twinkl dengan kantor pusatnya di United Kingdom.

    Reply
  11. Terbukti ramalan Roy Suryo meleset ya, Teh, hehehe… mungkin memang dulu kayak jadi trend gitu aktivitas ngeblog. Tapi klo yang memang udah passionnya nge-blog, meskipun persaingan ketat dengan platform lain, tetap saja yang punya blog selalu kangen pada ‘rumah’ (blog)nya.

    Reply
  12. Wah..suhu ini, terima kasih sudah berbagi inspirasi dan motivasi. Perjalanan jadi blogger yang luar biasa, naik turun dinikmati dan didukung oleh support system juara, keren Teh Okti!
    Semoga makin sukses ya!

    Reply
  13. Keren banget teh Okti. Biarpun blogger kampung tapi rezeki segunung. Udh pernah ketemu pakar IT macam pak Onno W Purbo tuh keren banget. Aku aja dulu pgn bgt ktmu ama beliau. Pemikirannya ttg IT luar biasa.

    Ternyata banyak banget ya komunitas blogger di Indonesia. Pantesan dulu ada pesta blogger. Dulu sih cuman tahu event itu. Tp saat itu aku ya cmn ngeblog galau. Blm diseriusin. Ternyata blog bs diseriusin dan hasilin cuan ya teh. Nyesel tahunya dr skrg2. Cb dr awal2, bahkan sblm pesta blogger itu.

    Tp apapun itu, tetap semangat nulis, meskipun ga ada cuannya. Niatkan ibadah krn apa yg kita sampaikan walau hanya satu kalimat, akan bermanfaat bg org lain.

    Reply
  14. Wiiiih kereeeen banget perjalanan blog teh okti. Membaca ini, saya bisa ikut merasakan kecintaan teh okti pada dunia ngeblog. Dunia yang tidak hanya memberikan keuntungan materi, tapi juga ilmu dan kepuasan jiwa.
    Meski tren internet sudah berubah jauh tapi blog tetap ada di hati.

    Terus berkarya Teh Okti.

    Reply
  15. MasyaAllah, semangat teh Okti. tulisannya memang bagus dan always dari hati, ngena banget dan itu keliatan banget bedanya kan hihi.. semangatt juga buat kita semua, bloger Indonesia!

    Reply
  16. Salut dengan 10 tahun perjalanan ngeblog Teh Okti. Sebagai sesama ‘Blogger Kampung’, saya juga banyak termotivasi dari perjalanan dan tulisan blog nya Teh Okti.

    Saya sepakat dengan Mas Didik Purwanto, walaupun Blogger Kampung, insyaAllah rezeki segunung, ya. Aamiin

    Reply
  17. Sungguh perjalanan ngeblog yang panjang ya, Teh. Alhamdulillah emang ya nulis bukan sekedar untuk cuan tapi emang biar tetap waras. Karena emang udah se-cinta itu sama nulis biar pun perjalanannya kayak naik rollercoaster, yang penting support dari keluarga yang bikin teteh terus bertumbuh di dunia ngeblog.

    Reply
  18. Salut teh, buka waktu yang sebentar lo itu. Ternyata ngeblog seseru itu ya Teh, layak untuk dipertahankan walaupun di balik layarnya ga semudah tampaknya. Yuk tetap jaga semangat ngeblog

    Reply
  19. Wahh masyaAllah terus berproses dari 2015 ya teh..
    Keren melewati banyak pasang surut sebagai blogger tapi masjh bertahan dan betekmvang sampai sekarang
    Makanya yang bilang blogger itu gampang, please… jadiin hobi yang dibayar itu butuh effort.. gan selesai dengan chat gpt tapi ada rasa yang dibangun oleh setiap blogger di setiap tulisannya

    Reply
  20. Wuih keren membaca timeline Teh Okti dalam menjalani profesi sebagai seorang blogger berkualias, bahkan pernah jadi duta wisata juga. Salut deh dan semoga tetap dan terus menginspirasi ya Teh Okti.

    Reply
  21. Saya dulu kenal Multiply saat kuliah. Bagi saya tuh bukan blog sih. Semacam media sosial juga yang bisa jadi tempat menulis curhatan.

    Saya inget banget suka bikin tema-tema yang feminim di Multiply. Sampai teman saya bilang, wah Yuni punya blog. Kok ya sempat gitu ngurusin blog di sela padatnya jadwal kuliah.

    Saya cuma nyengir waktu itu. Bagi saya menulis di Multiply tuh menyenangkan. Tidak akan ada yang nyinyir karena teman-teman yang lain lebih senang main di Facebook. Hehehe….

    Lha sekarang Multiply udah ndak ada ya.

    Reply
  22. Saya juga bersyukur banget jadi blogger, Teh Okti

    ada atau gak ada job, saya tetap mengisi blog

    kebayang kalo gak ada aktivitas ngeblog, sementara anak-anak udah gede, gak ada lagi yang saya urusin selain ngurus diri sendiri

    Kalo saya gak ngeblog, mungkin saya udah mati gaya 😀

    Reply
  23. Barakallah Teh Okti, banyak hal bermanfaat yang dirasakan lewat blogging ya. Apalagi bisa gabung berbagai komunitas blogger, jadinya makin lebar lagi pertemanan dan rejeki

    Reply
  24. Teh okti udah lama banget jadi blogger dan konsisten terus berbagi keren teh, semua pengalaman yang kita punya bakalan berharga bagi pembaca ya, good luck semoga menang

    Reply
  25. Masya Alloh, keren Teh Okti, perjalanan ngeblognya menginspirasi. Ngeblog emang gak cuma bikin kita waras, tapi jadi lebih “hidup” dan memberi energi positif ya Teh. Setidaknya meninggalkan warisan digital buat anak cucu nanti. Salam.

    Reply
  26. Masya Allah, perjalanan ngeblog Kak Okti inspiratif banget! Dari suka duka sampai bisa terus bertahan dan berkembang. Jadi semangat buat terus berkarya dan menikmati prosesnya. Terima kasih udah berbagi cerita yang menghangatkan hati ini!

    Reply
  27. Aku juga merasa bangga banget bisa menjadi seorang blogger. Profesi yang mungkin tidak diketahui oleh masyarakat. Dan ngeblog itu tidak pandang usia, bahkan saya yang sudah tidak muda lagi masih semangat juga nulis di blog. Semangat Teh Okti

    Reply
  28. Masya Allah teh, keren dan menginspirasi banget cerita ngeblognya. Aku sebagai blogger baru, mesti banyak belajar ke teteh nih.

    Beneran ya, dari hobi dijalanin dengan konsisten sembari tambah ilmu wahhh rupanya mendatangkan banyak peluang bagus dan baik. Saluttt deh teh sama semangat, energi buat terus bertumbuh dalam kepenulisan blog.

    Terima kasih sharingnya, pantas bikin merembes mata ini sih teh.

    Reply
  29. Banyaaak amat menang hadiah gawai dari lomba blog! Keren teteh….
    salut dengan konsistensi perjalanan ngeblog selama ini. Sebagai blogger terus belajar meningkatkan skill dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

    Reply
  30. Saya masih inget pas teh Okti jadi seleb Kompasiana ya, mengangkat tentang situasi Indomie di Taiwan. Waah itu pertama kali tahu teh Okti, eh ternyata orang sunda hehehe

    Btw, bener juga tahun 2022 banyak yang ninggalin blog ya, bahkan domain hostingnya gak diperpanjang lagi juga ada ya, dan beralih jadi influencer platform lain atau freelancer…nulis saat ada job aja,

    Saya setuju teh dengan menulis kita tetap menjaga kewarasan kita, biar gak cepet pikun aamiin.

    Reply
  31. Kalau udah cinta dengan blog, ada atau tidak ada cuan memang akan terus konsisten ngeblog. Saya yakin dunia blog gak akan pernah mati selama masih ada yang suka ngeblog.

    Reply
  32. Pengalaman ngeblognya teh Okti luar biasa euy. Jadi menginspirasi saya untuk bisa terus konsisten dalam ngeblog.
    Jadi blogger full time memang banyak jatuh bangunnya, apalagi kalau ide lagi mentok, haduhhhh itu bangun mood nulisnya lagi memang perjuangan banget deh. Tapi hasilnya memang tidak akan mengkhianati usahanya deh.

    Reply
  33. Masa 2020 memang menjadi tantangan bersama ya, Teh. Apalagi untuk para blogger yang biasa dapat cuan dari event. Walaupun kalau dihitung lagi, blogger jadi ditantang untuk banyak mengembangkan diri secara daring lebih jauh lagi. Ahhh …. nggak berasa ya Teh, sepuluh tahun berlalu dengan banyak sekali cerita.

    Reply
  34. Saya lebih suka dengan untung suka menulis menjadi hidup waras. Begitulah Bunda, harapannya keluarga saya suka baca juga kan. Eh, sampai sekarang masih suka sendirian dengan dunia tulis menulis ini. Apapun itu profesi kita semoga tetap waras dan bahagia. Semoga cuannya selalu mengalir deras.

    Reply
  35. Aamiin.
    Aahh, aku kenal pertama kali ngeblog sama teteh, rasanya udah lama banget ya kita menggeluti dunia blogging dengan up and downnya, berproses, bertumbuh semuanya bikin senyum2 kalo diinget.

    Alhamdulillah masih menulis sampe saat ini ya, bener banget untuk healing dan journaling, biar tetep waras dan menjejakan kenangan2 indah.

    Reply
  36. aku ngeblog dari tahun 2008 mba, jaman masih pake multiply atau apa itu namanya wkwwkk sampe lupa, tapi aktif2nya banget sih 2012-2016 trus perlahan mulai redup era blogger tuh, walau masih suka nulis untuk kepuasan batin

    Reply
  37. Harus tetep semangat buat kita para blogger ya Teh. Ada atau tidak ada cuan, menulis di blog adalah hal yang mengesankan, karena jadi rekam jejak di dunia dan InshaAllah jadi pahala jariyah di akhirat, aamiin

    Reply
  38. Wow keren sekali Teteh Okti. Masih tetap menulis di blog dan ini sudah berjalan lebih dari 18 tahun ya. Mempertahankan tuh nggak mudah. Salut dengan teteh yang masih konsisten menulis. Bahkan saat tahun tahun pandemi saat semua serba krisis, teteh masih tetap menulis. Sukses selalu ya

    Reply
  39. Hehehe untung banget yach demen nulis, jadi waras dan semakin sehat jiwa raga, teh Okti aamiin 😀 Sebagai stress release, ngeblog juga bikin berjuta manfaat insya allah dapat banyak pahala aamiin. Jatuh bangun ngeblog teteh selama ini natural ya, tapi alhamdulillaah tetap bangkit dan berusaha konsisten. 18 tahun yang menegangkan sekaligus menyenangkan….moga2 teh Okti selalu bahagia ya sukses teruuuusss 🙂

    Reply
  40. Iya, ya banyak yang menulis di blog berawal dari hobby jadi pekerjaan tetap menjadi blogger yang menghasilkan uang, berawal dari menulis gado-gado menjadi fokus satu tema. Aku pun dulu begitu, Alhamdullilah juga kalau tulisan kita bermanfaat bagi pembaca ya, Teh

    Reply
  41. Sama ih, aku dulu juga coba Multiply buat nulis. Terus malah tutup kan. Akhirnya ya pakai Blogspot. Dunia Blogger emang jungkir balik banget dan aku ngerasain itu apalagi buat yang tinggal di daerah. Emang balik ke niat ya. Kalau cuma mikir nulis karena cuan, ya bahaya juga. Semoga kita tetap bisa berbagi tulisan, bermanfaat sampai nanti ya

    Reply
  42. Wah, sudah lama sekali teh Okti berkecimpung di dalam dunia blog, salam dulu untuk senior. Keren banget bisa jadi juara ngeblog dan dapat hadiah laptop ASUS, teh. Pertama beli ASUS sejak tahun 2009 juga sudah lama banget loh, betul-betul pelanggan setia ASUS.

    Reply
  43. Saya termasuk generasi awal, blog pertama 2008, dan bisa dikatakan karena trend beberapa persen orang yang melek internet (kalau kasus saya karena jadi internet marketer tuk furniture sejak tahun 2000) sehingga cukup akrab dengan trend digital saat itu. Hanya saja memang 5 tahun belakangan saya seperti kehilangan makna ngeblog bahkan dengan misi minimal (membagi ilmu( pun masih kurang tenaganya.

    Reply
  44. Wahhhh 18 tahun tentu bukan waktu yang singkat untuk membangun konsistensi ya teh. You did it! Bener lhooo, aku juga ngeblog emang buat menyalurkan passion juga. Ntar masalah dapet cuan apa ngga, itu mah bonus. Semangattt terusss!!!

    Reply
  45. Wow 18 tahun yaaa, mantep. Hormat dulu! Secara tidak langsung bacara artikel aku juga pengen cerita versiku apalagi blog ku menjelang umur 11 tahun ini, hehehe. Menyalakan terus semanget ngblog apinya jangan sapai padam!

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics