Isoman Lagi?!

Isoman lagi?!

Saya memang belum vaksin. Pun suami dan sebagian besar tetangga di kampung ini. Yang sudah vaksin itu mereka yang prioritas, dan beberapa orang yang karena pekerjaan serta urusan harus menyerahkan bukti telah vaksin. Kuota sekali ada vaksin hanya sekitar dua ratus orang. Jadi selalu habis oleh mereka yang lebih membutuhkan bukti vaksinnya. Saya belum vaksin bukan anti. Tapi belum ada jadwal yang cocok saja.

Suami seharusnya lebih duluan vaksin di sekolahnya. Tapi karena ada riwayat penyakit bawaan, dokter selaku petugas vaksin di puskesmas kala itu tidak bersedia kecuali suami menjalankan pengobatan terlebih dahulu dan setelah dinyatakan sembuh, baru boleh vaksin.

Mungkin kami tidak banyak cerita, jika bulan Juni- Juli lalu kami mengalami gejala yang kesemuanya mirip dengan penderita covid-19. Tetangga dekat rumah dengan riwayat gejala yang sama dengan yang kami alami sebelumnya memang positif covid-19 dan dijemput tim kesehatan puskesmas untuk melakukan karantina di Rumah Sakit Pagelaran. Mungkin, jika saya dan suami diswab pun hasilnya akan sama. Karena kami sudah beberapa kali menjenguk tetangga tersebut. Suami bahkan sering memapahnya dan berinteraksi langsung dengan dekat.

Merasa tahu diri demi keselamatan bersama, kami melakukan isolasi mandiri di rumah. Meski berat hati ibu saya meminta anak saya Fahmi sementara tinggal dulu di Sukanagara. Tapi Fahmi yang tidak mau. Alhamdulillah meski saya dan suami ngajoprak, tapi Fahmi mah ternyata ia kuat. Sama sekali tidak tertular.

Sakit badan dan tidak nafsu makan saya lalui seminggu lebih. Nafas sakit dan sesak. Padahal saya tidak ada riwayat sesak nafas. Tapi jika beberapa tetangga yang mengalami gejala seperti saya, mereka mengakui hilang penciuman sampai beberapa hari, justru saya dan suami tidak.

Setiap hari saya buat ramuan herbal, justru saya bisa dengan kuat mencium aroma jahe, serei, bawang putih, dan aroma lain seperti kayu putih. Meski dibuat bingung juga, merasa kok beda, tapi saya dan suami tetap menjalankan isolasi mandiri sampai merasa badan ini tidak merasakan kesakitan lagi. Batuk dan flu hilang, nafas pun kembali normal. Mungkin kami sudah sembuh, berhasil melewati masa menakutkan ini, batin saya.

Senang sekali beberapa teman banyak memberikan dorongan doa dan semangat, bahkan teman online yang interaksi dengan saya lewat dunia maya saja, belum pernah ketemu secara langsung, justru meminta izin mau mengirimkan bantuan.

Ada yang memberikan makanan, buah-buahan, vitamin, suplemen kesehatan d3 1000 dan obat-obatan lainnya. Ada juga yang tidak terduga transfer uang, katanya donasi dari hasil patungan teman-teman, sekadar untuk meringankan beban. Duh saya sangat terharu.

Padahal selama sakit itu saya tidak banyak cerita kecuali dengan keluarga. Saya pun memang jarang membuka akun sosial media karena merasa parno setiap kali membaca status teman, selalu ada yang dikabarkan meninggal dunia. Mungkin juga sebentar lagi giliran berita terkait kepergian saya? Duh, bukan mau menolak takdir, tapi rasanya saya belum siap…

Hingga akhirnya alhamdulillah saya dan suami merasa lebih baik.

Tapi siapa kira jika di pertengahan bulan September ini, saya dan suami justru ngedrop lagi. Awalnya Fahmi yang sudah sekolah tatap muka mengalami flu. Hidung meler dan bersin-bersin. Segera saya membeli obat di apotik hingga flunya membaik.

Tapi ternyata flunya itu justru menular kepada saya. Awalnya saya merasakan hidung meler. Hari kedua badan sakit semua dan sakit kepala hingga sampai semalaman tidak bisa tidur. Suami udah bantu pijit, oles minyak angin dan seduh minuman jahe takutnya saya kena masuk angin.

Meski sudah konsumi obat namun sakit di sekujur badan masih belum hilang. Saya pasrah saja dan tetap menjalankan pekerjaan di rumah sebagaimana biasanya. Mengerjakan pekerjaan rumah, menemani anak bermain dan belajar sampai masak untuk kami bertiga.

Baru nyadar ketika suami mengeluh sakit kepala dan ingin dibuatkan sambal berharap pening bisa hilang, ketika memilih kencur untuk pencok kacang panjang, saya merasa kesulitan karena sedikitpun tidak tercium bau kencur! Padahal kencur itu aromanya khas banget kan ya? Saya sampai memocel kencur berkali-kali dan menciumnya hingga nempel di hidung tapi tetap bau kecur itu tidak bisa saya dapatkan. Begitu juga ketika saya mengambil bawang putih, jahe dan kayu putih. Semuanya tidak beraroma.

Saya merasa lemas dan segera memberitahukan kepada suami. Jangan-jangan…

Pikiran saya kembali ke masa-masa sakit berjamaah sekitar dua bulan lalu. Kenapa baru sekarang saya mengalami hilang penciuman?

Mungkin Fahmi memiliki daya tahan tubuh yang stabil hingga ia tidak merasakan kesakitan seperti saya? Sayangnya saya baru menyadari kondisi saya justru setelah suami juga merasakan gejala yang sama dan besoknya meski tidak demam memang suami pun ngedrop.

Ya Allah, kami harus isoman lagi?

Ya, demi kebaikan bersama, meski tidak memeriksakan diri ke paramedis saya dan suami kembali mengurangi aktivitas ke luar dan menjaga jarak sebisa mungkin.

Saya segera memberitahukan keluarga di Sukanagara. Adik saya siap membantu membeli semua kebutuhan di pasar dan mengantarkan ke teras rumah. Sambil membujuk Fahmi, untuk tinggal sementara bersama mereka. Tapi lagi-lagi Fahmi tidak mau.

Sudah seminggu ini saya masih kehilangan indra penciuman. Suami sih penciumannya normal, tapi masih merasakan kesakitan sekujur badan ditambah batuk dan bersin.

Meski hal ini kami alami untuk yang ke dua kali, tapi kami tetap berikhtiar dan berdoa sepenuh hati. Kami tetap merasa harus lebih waspada. Tetap menjaga pola hidup sehat, berpikir dan berprasangka baik, serta mengonsumsi berbagai ramuan herbal serta suplemen kesehatan yang bisa saya dapat secara daring beli di toko online kesehatan

Mohon doanya ya, saya dan suami segera sembuh… Sungguh sakit itu tidak enak.

55 thoughts on “Isoman Lagi?!”

  1. ya Allah.. isoman lagi..
    tetep semangat ya mba dan keluarga.. semoga segera diberi kesehatan lagi.
    ohya, tapi kalo untuk yang kedua gini ada keluhan gak mba?? terasa lebih sehat dari yang pertama atau gimana?

    Reply
  2. Semoga segera sehat kembali mbak, sepertinya memang mulai ada gejala naik lagi nih. Ditempat saya, juni juli lalu hampir 90% orang sakit dengan gejala nyaris sama. Setelah menghilang… Sekarang mulai beberapa ada yang sakit batuk pilek pusing kembali

    Reply
  3. syafakumullah syifaan ajilan Teh Okti, semoga lekas sembuh yaa. Sungguh penyakit Covid 19 ini luar biasa ya mbak. Moga teh Okti dan keluarga segera sembuh seperti sedia kala. Banyak istirahat dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Jika merasa sakit yang berat, lebih baik segera meminta pertolongan dokter ya Teh.

    Reply
    • Aamiin ya rabbal alamin. Lama juga ya pulih dari sakit covid 19 ini ya. Meski gejalanya mirip flu tapi lebih berat sepertinya ya Nyi. Moga teh Okti dan keluarga segera diberi kesembuhan. Fahmi juga moga lekas pulih yaa.

      Reply
  4. memang penting banget vitamin d3 tuh aku juga mulai rutin konsumsi katanya bagus untuk menjaga imunitas tubuh di masa pandemi

    Reply
  5. Daya tahan tubuh orang memang beda-beda ya Mbak. Buat Fahmi mungkin yang dirasakan flu biasa, atau sebaiknya Fahmi tes aja mbak? Kita gak tau Fahmi pilek karena apa, debu, cuaca atau bagaimana semoga hasilnya tidak ada yang dikhawatirkan

    Banyak istirahat dan konsumsi vitamin mbaak

    Reply
  6. Daya tahan tubuh orang memang beda-beda ya Mbak. Buat Fahmi mungkin yang dirasakan flu biasa, atau sebaiknya Fahmi tes aja mbak? Kita gak tau Fahmi pilek karena apa, debu, cuaca atau bagaimana semoga hasilnya tidak ada yang dikhawatirkan

    Banyak istirahat dan konsumsi vitamin mbaak

    Reply
  7. Ya Allah semoga lekas sembuh ya.
    Sama seperti saudara2 di ciapus, sakit berjamaah. mungkin kalau dites, hasilnya positif. juga asisten di rumah gejala sama pasien covid tapi ga ada sesak dan anosmia.
    banyak istirahat dan jangan stress ya 🙂

    Reply
  8. Wah, isoman lagi? Semoga lekas membaik kesehatan teh Okti dan suami, juga keluarga semua sehaaat ya aamiin. Iya tuh selain asupan bergizi, perlu juga mengonsumsi vitamin seperti D3 1000 ini. Berolahraga juga ya teh, istirhaat yang cukup dan bobonya kudu cukup jangan begadang hehehe.

    Reply
  9. Ya Allah, cepet sehat ya, Mba.. Saya juga belum vaksin karena memang blm dapat jadwal yang cocok sama keluarga saya. Jadi bener-bener harus jaga imunitas tubuh nih

    Reply
  10. Semoga bisa pas ya jadwal vaksinnya teh nanti.
    Teh Okti jaga kesehatan ya. Yg penting dipantau selalu teh, keluarga adik ipar jg isoman nggak cek ke dokter. Mungkin setelah fit nanti harus cek buat memastikan ya teh. Lekas sehat lagi semuanya teh, do’a aku dari sini untuk teh Okti sekeluarga. Amiin

    Reply
  11. Semoga cepat pulih kembali ya Teh. Aku jadi ‘writeless’ nih, bingung mau nulis apa hehe. Intinya kalo pun terinfeksi tetap harus selfcare supaya bisa imun bisa meningkat juga isoman. Semoga keluarga juga tetap membantu ya Teh u.keperluan selama isoman.

    Reply
  12. Semoga segera sembuh ya mbak, kuat semua fisiknya.
    Si Fahmi hebat ya, tetep milih tinggal sama orang tuanya. Walau sebenarnya kalau sesuai protokol kesehatan ini nggak dibenarkan. Tapi alhamdulillah fisiknya kuat

    Reply
  13. Teteh…sehat-sehat selalu yaa..
    Ujiannya di sini yaa..ketika baik dengan orang lain. Semoga Allah yang Maha Melindungi senantiasa memberikan kemudahan untuk teteh, suami dan Fahmi.

    Reply
  14. Ya Allah semoga lekas sembuh ya Mbk, sekeluarga isoman semoga dikuatkan oleh Allah dan diberikan kemudahan. Aku pun baru keluar dari rumah sakit dan anak-anak saat ini flu, semoga kita dikuatkan dan sehat ya

    Reply
  15. Tapi memang kalau ada komorbid lebih baik diperiksakan dahulu, kemarin kebetulan aku pun postif covid dan setelah negatif sebulan berikutnya aku medical check up sekalian cek sisah-sisah covid. Dari sini nanti terlihat hasil dan bagaimana untuk vaksin.

    Semoga lekas diberikan kesehatan ya mbak, insya Allah setelah sehat nanti bisa dapat giliran vaksin. Tapi sudah coba daftar diluar daerah terdekat?

    Reply
  16. Aku sendiri juga begitu mba, setipa ngga enak badan lebih baik langsung ambil langkah preventif untuk isoman dulu deh. Sambil observasi jika dalam 5 hari ada gejala lain baru deh swab. Lebih baik mencegah daripada menulari orang lain.

    Reply
  17. Ya Allah, bisa kena dua kali gitu ya mbak? Saya kira kalau sudah pernah kena gitu imun terbentuk dan sulit terinveksi,. Oh ternyata masih bisa ya, tapi alhamdulillah gak parah ya mbak. Kalau sekarang sudah sehat kan ya? Semoga sehat selalu mbak

    Reply
  18. Semoga segera sembuh ya, Teh…kena lagi nih sepertinya, karena memang belum vaksin juga ya..
    Semoga dimudahkan dan dilancarkan urusan
    Kalau kekebalan memang tiap orang berbeda. Saat positif di bulan Juli, suami saya paling parah tapi lebih cepat sembuhnya, saya agak mending gejalanya tapi sebulan lebih ada gejala penyerta, anak bungsu ringan gejalanya dan anak sulung sehat kayak ga ada apa-apa, padahal ngumpul berempat di rumah

    Reply
  19. Semoga segera sehat lagi ya Mbak. Kalau sakitnya sudah nggak tertahankan atau ada keluhan yang ragu buat diatasi sendiri lebih baik memeriksakan diri ke dokter saran saya. Katanya sih gejala long covid itu banyak yang ngalami juga Mbak. Jadi setelah sembuh, beberapa bulan kemudian masih ada gejala kayak masih Covid gitu..

    Reply
  20. Masyaallah Mbak. Semoga dikuatkan ya bersama keluarga menjalani masa isoman. Benar2 tidak mudah memang. Saya tahu karena saya pun pernah mengalaminya. Insyaallah semuanya akan terlewati dengan selamat.

    Reply
  21. Lekas sehat kembali mbak. Dalam kondisi gimana pun tetap semangat. Jangan lupa untuk konsumsi suplemen dan vitamin tamban. Makan buah dan sayur juga terlebih harus selalu positif thinking aja

    Reply
  22. Aamiin kak Okti, mudah2an cepet sembuh segar kembalii.
    Pernah juga merasakan isoman ditinggal suami isolasi di RS. Sungguh satu hari aja berlalu kayak lamaaa banget hiks.
    Semangatt ya kakk

    Reply
  23. semoga lekas sembuh ya, mbak. jadi ingat di kampung saudara ibu saya juga beberapa bulan lalu pada sakit berjamaah semua tapi nggak dicek swab atau apapun. tapi yang jelas semua jadinya pada isoman deh karena ciri-cirinya juga kayak covid

    Reply
  24. Ya Allah, sampai nggak tau loh kalau Teh Okti pertengahan tahun lalu isoman. Kali ini harus isoman lagi ya karena gejalanya memang sama dengan yang dialami penderita lainnya.
    Semoga lekas baikan ya Teh Okti sekeluarga dan bisa segera kembali beraktivitas dengan bugar.

    Reply
  25. Semoga lekas sembuh teh. tetap jaga kesehatan dan pola makan. Aku juga sudah mulai kerja WFO mulai banyak minum jamu-jamuan dan susu buat menjaga kesehatan. Stay safe teh!

    Reply
  26. Ya Allah teh, semoga cepat pulih dan sehat walafiat lagi yaaa, semangat yaa teh, paksain makan aja and suplemen plus obatnya juga ruitn diminum yaa teh

    Reply
  27. Ya Allah, semoga lekas sehat yaa, teteh Okti dan keluarga.
    Beratnya pandemi ternyata begini yaa,,selain jaga kesehatan diri sendiri, juga jaga lingkungan sekitar.
    In syaa Allah setelah sehat semua bisa beraktivitas kembali dengan jauh lebih bersemangat.

    Reply
  28. Semoga cepat sembuh teh.. Sekarang ini berita tentang covid sudah mulai jarang dan orang-orang sudah banyak lengah, apalagi sudah ada vaksin. Sekolah juga sudah mulai offline.. Semoga kita semua diberi kesehatan…

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics