Uang Kecil Keluarga Pendaki untuk Masa Depan Buah Hati

Uang Kecil Keluarga Pendaki untuk Masa Depan Buah Hati

Seumur hidup baru kali ini saya lakukan bersamaan antara bikin sate daging kurban sama packing carrier buat mendaki ke Gunung Kerinci. Segitunya kah kehidupan di dapur keluarga pendaki?

Ya tidak juga dong ah. Ini karena kebetulan saja hari raya Idul Adha jaraknya berdekatan dengan hari peringatan kemerdekaan RI, 17 Agustus. Sementara saya dan keluarga memang punya rencana yang sudah dirancang dari tahun lalu, jika ada rezeki, kesehatan, kesempatan dan umur panjang, peringatan Hari Proklamasi Tahun 2019 ini ingin kami lakukan di puncak Gunung Kerinci.

Sate daging qurban Idul Adha
Packing pendakian Gunung Kerinci

 

Persiapan pendakian 

Karena kami melakukan perjalanan via darat, menyesuaikan dengan kondisi keuangan rumah tangga maka keberangkatan dari Jawa ke Sumatera sudah diperkirakan juga estimasinya. Tanggal 12 Agustus kami berangkat dari Cianjur menuju Jakarta untuk selanjutnya lanjut ke Pelabuhan Merak. Nah, tanggal 12 kan sehari setelah sholat Idul Adha, jadi mau tidak mau saya packing semua alat dan keperluan sehari sebelumnya. Tepatnya hari Minggu tanggal 11 Agustus yang mana bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1440 H.

Itulah kenapa saya bilang bikin sate kurban barengan sama packing logistik dan ngisi carrier kemping.

Di atas kapal fery Merak-Bekauhuni. Mengantarkan Fahmi jadi pendaki peserta upacara 17 Agustus termuda di Puncak Gunung Kerinci

Yang harus bikin saya lebih teliti dalam mempersiapkan segala alat dan keperluan adalah karena dalam pendakian ini saya dan suami akan membawa anak semata wayang kami, Fahmi. Nah tahu sendiri dong kalau bepergian dengan anak, bawaannya pasti harus super lengkap. Ga bisa ada yang tertinggal karena bisa-bisa mengurangi kelancaran perjalanan ataupun kegiatan. Belum lagi kalau anaknya rewel. Wah jangan sampai deh ya.

Meski pendakian bersama anak ini bukan untuk yang pertama kali, tapi tetap saja banyak pihak yang mengkhawatirkan rencana perjalanan ngebolang ini. Bawa anak naik gunung disaat banyak gunung sedang batuk-batuk apa tidak takut? Masih tetap nekat mendaki meski beberapa lahan di gunung banyak yang terbakar karena musim yang mulai ekstrim? Kalau anak sakit gimana? Dan pertanyaan kekhawatiran lainnya sering banget ditujukan kepada kami. Olala…

Beruntung Agustus lalu kabut asap belum melanda Sumatera dan pulau lainnya. Jadi kami masih bisa menikmati keindahan hutan, langit dan awan.

Tidak mudah melindungi buah hati dalam trip mendaki dengan kondisi ekstrim

Udara pun sangat bersih karena sore sampai di shelter 3, beberapa jam sebelum summit hujan es turun menyegarkan pernapasan. Alhamdulillah, nikmat mana yang akan kau dustakan?

Soal kekhawatiran yang muncul sebelumnya, saya sikapi semua dengan senyum saja. Semua hal itu pasti ada sebab akibat dan resikonya. Dan kami percaya jika kita menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita. Berdoa, ikhtiar dan pada akhirnya tawakal, karena segala sesuatu manusia hanya bisa berencana. Toh yang membolak-balik kan tetap Tuhan YME.

Namun tentu saja saya dan suami pun sudah memikirkan semuanya matang-matang. Kehidupan ini terus berjalan, bukan? Jika kita tidak mengejarnya maka jangan nyesal kalau tertinggal. Karena penyesalan datangnya selalu di bagian akhir, maka sejak awal saya dan suami sudah berusaha mencari solusi yang terbaik untuk keamanan, keselamatan dan masa depan yang lebih baik, termasuk cara mengatur keuangan, pastinya. Terutama untuk perlindungan keluarga dan buah hati.

Tahu sendiri hidup di gunung tidak bisa diprediksi. Risiko buruk bukan sekadar mitos atau halusinasi melainkan fakta. Karenanya sebelum berangkat saya dan suami sudah sepakat memilih Flexi Life dari Astra Life yaitu asuransi jiwa ultra fleksibel pertama di Indonesia yang bisa kita tentukan pembayarannya sesuai dengan kemampuan dan perubahan tahap hidup.

 

Kenapa kami memilih Flexi Life? Karena Asuransi Jiwa Fleksibel ini proses belinya yang mudah, syaratnya gampang dan orang yang awam terhadap dunia asuransi macam saya ini jadi gak pusing-pusing lagi mikirin biaya setoran dan sejenisnya.

Saya sangat terbantu dengan sistem proses yang diterapkan Flexi Life, dimana besaran polis asuransinya bisa kita tentukan sendiri. Mulai yang terkecil Rp. 50 juta, sampai nilai terbesar Rp.5 Miliar semua tanpa perlu cek medis. Mendaftar cukup mengisi kolom pendaftaran yang sudah tersedia tanpa harus ada proses medical check up. Praktis kan?

Hanya dengan satu polis Flexi Life saja, saya bisa mengatur besaran uang yang jadi pertanggungan, masa lama pertanggungan, frekuensi setoran premi, dan atau mengajukan perubahan lainnya sesuai dengan kebutuhan saya. Dan semua itu tidak perlu keluar rumah karena cukup dilakukan secara online melalui portal nasabah Polis Flexi Life.

Sistem asuransi di Flexi Life ini otomatis. Bisa perpanjang setiap tahun hingga usia 85 tahun. Setiap mendaftar, tidak diribetkan dengan urusan medikal check up. Dengan sistem pembelian secara online di ilovelife.co.id pastinya saya yang tinggal di pedesaan terbantu banget. Hemat waktu, hemat biaya. Termasuk jika mau mengklaim pun bisa dilakukan secara online seratus persen.

Masa premi yang bisa kita beli mulai dari setahun. Saya sendiri dengan waktu pemilihan yang fleksibel itu jadi tidak resah dan gak takut harus berkomitmen dalam jangka panjang.

 

Asuransi, pentingkah?

Banyaknya kejadian tidak terduga baik itu fenomena alam maupun kecelakaan dan atau tindakan kriminal pastinya sangat menakutkan kita untuk bepergian jauh dari rumah. Tapi sebagai makhluk sosial, juga memiliki keterkaitan dengan berbagai urusan. Masa kita mau diam saja dalam kamar?

Karena itulah saya sadar bagaimana pentingnya asuransi jiwa untuk menjamin masa depan jika sewaktu-waktu hal tidak diinginkan terjadi menimpa kami. Musim kemarau dan gunung-gunung banyak yang tengah bererupsi tentu saja harus kita waspadai. Setidaknya jika sudah mempersiapkan asuransi sebelum pendakian dilakukan, saya akan lebih tenang dalam perjalanan.

Tidak ragu saya daftar di asuransi jiwa murah Flexi Life sebagai asuransi jiwa murni yang uang pertanggungan dan preminya bisa ditentukan oleh kita sendiri.

Memang premi yang saya pilih sangatlah kecil. Dan memang kemampuan saya sebagai ibu rumah tangga tanpa bekerja hanya segitu-gitunya. Maklum namanya juga KKM alias keuangan keluarga muda. Tapi saya keluarkan itu disertai dengan ketulusan dan rasa cinta. Seribu dua ribu yang saya kumpulkan, menjadi sejumlah uang yang cukup untuk disetorkan sebagai pembayaran premi yang saya beli untuk satu tahun. Semua itu adalah salah satu bukti tanggung jawab saya demi orang terdekat dan keluarga. Biarlah kecil karena seandainya hal buruk menimpa saya, tanggungan asuransi yang saya pilih insya Allah bisa mengcover biaya pendidikan Fahmi meski tidak sampai sepenuhnya. Sedih banget saya saat nulis ini. Semoga tidak pernah ada kejadian buruk sih ya…

Bukti cinta untuk anggota keluarga tersayang ini saya alokasikan tanggungan kelak kepada anak dan suami. Anak untuk biaya sekolahnya dan kepada suami, saya serahkan untuk biaya pengurusan jenazah saya (seandainya kemungkinan terburuk itu harus terjadi).

Beberapa keuntungan yang saya dapat dari Flexi Life seperti:

  1. Bisa memilih nilai perlindungan hingga 5 Miliar tanpa perlu medical check up
  2. Seumur hidup cukup satu polis saja, karena nilai perlindungannya bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai kebutuhan dan langsung secara online. 
  3. Bayar disesuaikan dengan risiko masing-masing. Saat ini usia saya 40 tahun dengan risiko perjalanan saya pilih premi sekitar seratus lima puluh ribu untuk satu tahun, dengan klaim sebesar lima puluh juta rupiah.
  4. Proses online di ilovelife.co.id, website ecommerce milik Astra Life. Premi bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Misalkan tahun ini saya mampunya ambil yang Rp. 150 ribu. Tahun depan manakala saya punya uang lebih, premi bisa ditingkatkan jadi Rp.250 ribu. Atau sebaliknya, tahun ini karena sedang ada rezeki ambil premi Rp. 500 ribu, tahun depan karena anak butuh biaya untuk sekolah maka premi bisa diturunkan jadi Rp. 300 ribu saja.
  5. Polis bisa otomatis diperpanjang sampai usia kita menginjak usia 85 tahun.
  6. Bayarnya bisa pilih bulanan atau tahunan. Bahkan pembayaran tahunan akan lebih murah 2 bulan.

 

Nah banyak banget kan keuntungannya? Jika teman-teman mau dapat informasi kelas atau langsung gabung silakan kunjungi website https://ilovelife.co.id/ 

Pengalaman saya membeli asuransi Flexi Life di sana sangat cepat, tidak sampai puluhan menit, dan tidak ribet.

 

Gimana cara mendaftar atau membeli polis asuransi Flexi Life? Ini pengalaman saya saat registrasi Flexi Life secara online di websitenya:

Pertama kita kunjungi laman ilovelife.co.id lalu silakan klik “lihat detail”.

Karena Flexi Life menerapkan konsep Satu Polis Seumur Hidup, jadi kita bisa atur sendiri besaran dan tahapannya. Okey, selanjutnya kita klik “Cek Sekarang”. Di sana kita akan dibantu Flexi Life web assistance untuk keperluan pembelian polis. Yuk, klik “Ayo Mulai”

Sebelum membeli polis Flexi Life Protection, akan ada pertanyaan seputar kesehatan yang harus dijawab. Kita tinggal jawab YA atau TIDAK. Setelah menjawab semua pertanyaan kita diminta mengisi data diri terkait polis yang mungkin bisa dibeli dengan pilihan pertanggungan. Silakan dicoba, seru dan bagi saya ini nambah wawasan banget.

Pembayaran premi dapat dilakukan dengan beberapa pilihan baik tahunan, per enam bulan, per tiga bulan, bahkan bisa bulanan. Saya pilih yang tahunan.

 

Jika sudah selesai dan sesuai antara hitungan polis dengan premi, lanjut klik “Ambil”. Lalu tinggal lengkapi data diri. Pastikan ya sudah menyiapkan softcopy kartu identitas karena akan diperlukan pada saat pengisian data diri. Siapkan nomor identitas KTP, nomor telepon, alamat email, dan alamat lengkap sesuai dengan domisili tempat tinggal.

Berikutnya akan diminta untuk mengisi data Penerima Manfaat Klaim. Ini bisa diisi dengan istri/suami, anak, orang tua, atau mungkin saudara kandung. Maksimal penerima manfaat ada lima orang dengan total akumulasi 100%.

 

Masuk ke tahap berikutnya sistem akan melakukan konfirmasi persetujuan terkait syarat dan ketentuan Pembelian Produk Asuransi, dimulai dari pernyataan validasi data diri. Jadi pastikan data kita telah benar. Lalu klik “Bayar”

Setelah kita sepakat polis akan dibuat berbentuk polis elektronik (E-Polis). Pastikan membaca dengan saksama. Lalu klik “Saya Setuju”

 

Bagaimana cara pembayaran? Saya memilih pakai transfer ATM saja yang lebih mudah. Dengan virtual account-nya pembayaran jadi langsung terdeteksi. Dari waktu pendaftaran sampai pembayaran, kita dikasih waktu selama 7 hari.

Jika sudah lewat seminggu dari pendaftaran kita belum juga bisa bayar, maka otomatis pendaftaran kita akan hangus. 

Teman-teman yang mau mencoba bergabung bersama saya menjadi nasabah Flexi Life silakan pakai kode referral berikut: BLOGOKTI16 ya.

Akhir kata saya dan keluarga bersyukur pendakian ke Gunung Kerinci pertengahan Agustus lalu telah berjalan dengan lancar, sehat dan selamat hingga kami kembali ke tempat asal. Meski kami pulang diiringi kabar duka karena salah seorang peserta upacara penaikan bendera merah putih di Puncak Gunung Kerinci 17 Agustus 2019 meninggal dunia karena sakit.

 

Saya peluk terus Fahmi, putra semata wayang selama dalam kendaraan pulang. Itulah pentingnya asuransi, meski maksimal menghindari bencana, tapi ajal tidak bisa kita duga.

Proses evakuasi jenazah pendaki peserta upacara penaikan bendera merah putih 17 Agustus 2019 di Puncak Gunung Kerinci
Merah putih di Tugu Yuda, Kerinci Jambi
Alhamdulillah, kita ada dalam lindungan Nya, Nak…

 

86 thoughts on “Uang Kecil Keluarga Pendaki untuk Masa Depan Buah Hati”

        • Anak peniru ulung. Apa yg dilakukan orangg tua dan orang terdekat, akan mudah diikuti anak. Saya dan suami, sejak lajang, menikah, hamil (ini mah saya) dan lahir anak belasan hari ( ini mah suami) tetap naik gunung. Anak bisa jalan, kami bawa jalan ke gunung. Anak bisa ngomong mau naik gunung, kami bawa ke gunung (beneran). sejak kecil anak terbiasa dan terdidik dengan ruang lingkup dunia petualangan, insyaallah anak akan memiliki ketertarikan juga dengan hal yg sama

          Reply
  1. Preminya bisa fleksible ya, bisa sampai usia 85 tehun juga. Keren ya produknya astralife ini.
    Btw, keren banget teh sekeluarga pada suka mendaki, semoga sehat selalu ya untuk keluarganya. Oya, salam kenal ya teh 🙂

    Reply
  2. MasyaAllah, Fahmi.. Dari kecil udah belajar mendaki, nanti udah terbiasa ya Mbak.
    Waah, premi asuransinya bisa semampu kita ya? Mantap banget nih, ya, jadi gak memberatkan ya Mbak. Bisa diturunkan ataupun dinaikkan sesuka kita yah. Perlu dicoba nih.

    Reply
  3. Wahh ibuk setrong dan juga berpikiran kedepan bgt nih, aku kalah sama dek Fahmi hihiy, segede gini blm pernah daki gunung paling banter bukit itu jg ud ngos2an hahaha, mksh sharing ilmu ttng pentingnya perlindungan diri dg asuransi ya mba

    Reply
  4. Masya Allah keluarga pendaki keren banget. Aku udah lama ga naik gunung. Di Gunung kerinci ketemu sama harimau ga teh? Soalnya temen waktu itu cerita, malam2 katanya ada harimau lewat depan tendanya.. hih serem banget.. hehe

    Reply
  5. Wah dek Fahmi hebat nih, kecil2 sudah naik gunung.
    Umur memang tidak ada yang tahu ya, asuransi jiwa memang penting sekali.
    Asuransi Flexi Life ini praktis ya mbak, bayar preminya bisa disesuaikan budget kita.

    Reply
  6. Iya teh, setuju. Kita nggak tahu di depan ada apa (ya pastinya mengharap yg baik2 terjadi). Jd alangkah baiknya apabila kita sdh punya persiapan, biar nggak kaget kalau ada apa2. Aku melek bgd soal pentingnya asuransi ini setelah tiba2 roda kehidupanku anjlok ke bawah. Kaget bukan kepalang. Hampir stress pun iya. Hiks. Btw ini asuransinya kece, se fleksibel itu yak. Dah, kan aku jadi tertarik jg nih. Hehe. Makasih sharenya teh

    Reply
  7. Anaknya usia berapa sih mbak? Keren sekali loh udah diajak mendaki gunung. Saya seumur-umur belum pernah naik gunung, takut gak kuat ditengah jalan. Hehehe

    Reply
  8. Subhanallah keren banget yah, mendaki sama keluarga. Mbak okti dan suami memang hobi traveling dari muda kali yah. Sukses terus travellingnya mbak. Apalagi sekarang udah ada asuransi bagus spt ini yah

    Reply
  9. Mau bepergian di tempat deket ajabkami kadang bawaannya udah rempong banget. Hebat banget Mba kalau ke gunung pasti lebih banyak lagi printilannya. Senoga selalu dilindungi Mba. Ngeri jug kalau ada yang meninggal saat sama2 melakukan trip

    Reply
    • Mendaki gunung ada prosedur dan SOP nya. Termasuk barang bawaan. Jadi emang gak bisa bawa apa yg kita mau. Sudah ada ketentuannya kok Mbak…

      Reply
  10. Mendaki adalah aktifitas impian saya, apalagi bisa mendaki sama suami dan anak-anak, itu luar biasa banget. Salut sama Teh Okti bisa menjadi keluarga yang kompak mendaki gunung, semoga sehat selalu ya MBak.

    Dan asuransi memang spt sedia payung sebelum hujan karena kita tidak pernah tahu akan terjadi apa di kemudian hari.

    Reply
  11. Seru banget bisa mendaki bareng keluarga, apalagi anak2 juga ikut. Pasti aja di pengalaman yang berharga banget. Tapi biar bisa terus menikmati moment berharga dengan keluarga, tentunya harus mempersiapkan asuransi yang tepat juga ya, mbak. 🙁

    Reply
  12. AKu tuh salut sama mamah2 yang bisa mendaki gunung trus kemping dll. Apalagi kudu bawa carrier yg segede gaban itu ngos2an lihatnya juga hahaha. Nah asuransi emang perlu buat yang mau. Apalagi polisnya bisa diperpanjang hingga berusia 85 tahun wiiih mantafff bener perlindungannya. Ga perlu medical check ini mbak?

    Reply
  13. Hebat bisa naik gunung dengan bawa anak. Anak-anak saya diajak hiking aja udah ngeluh hahaha. Flexi Life ini aman kan ya, Mba? Kalau (amit-amit) ada kejadian trus mau klaim polis nggak susah kan ya?

    Reply
  14. Ma sya Allah, persiapannya matang sekali, Teh. Jujur kalau saya belum kebayang. Pastinya karena sudah menjalani hobi ini sejak lama, perhitungan risiko maupun biaya untuk setiap perjalanan juga sudah dipertimbangkan masak-masak, ya. Enggak mungkin modal nekad aja.

    Reply
  15. Aku sampai sekarang belum berani ngajak anak-anak mendaki, Teh. Palingan camping-camping manja aja. Soalnya ya seperti yang teteh tulis, paur euy. Namun kalo udah jaga-jaga dengan asuransi jadi agak tenang, ya. Salam buat Fahmi

    Reply
  16. Cita-cita saya mendaki gunung tidak pernah kesampaian, alur hiduplah yang membuat saya demikian. Yah, tinggal di kampung selalu melihat gunung di luar rumah tetap beda karena tidak ada yang bisa saya daki, ha ha.
    Memang benar kita bisa melindungi keliarga dari uangk ecil yang disisihkan sebagai premi asuransi. Jadi pengen juga ikut flexi.

    Reply
  17. Di zaman sekarang, perlu banget ya kak punya asuransi sebagai perlindungan tambahan untuk diri sendiri dan orang-orang tersayang. Apalagi premis asuransinya sudah cukup terjangkau. Ngomong-ngomong, traveling ke mana lagi nih? Seru banget jalan-jalan terus

    Reply
  18. Fahmiiii, kapan tar bareng2 sama Tangguh ya naik gunungnya kalo Tangguh udh gedean, hihihi. Brp MDPL mb Gn Kerinci? Blm pernah nih coba gunung diluar Jawa. Alhamdulillah selamat sampai tujuan dan kembali ke rumah ya. Al fatihah buat yg akhirnya hrs tiada.

    Reply
  19. Alhamdulillah lancar2 ya perjalanan pendakiannya. Pas belum ada kebakaran hutan jg…
    Wah enak ya kalau ada asuransi yang preminya bisa menyesuaikan / fleksible gtu. Jd tetep bisa beli tanpa khawatir kantong bolong dan bisa memproteksi diri dan keluarga.

    Reply
  20. Kemudahan teknologi jaman now ya.. daftar asuransi secara online, hanya isi data, lalu mucul premi yang harus dibayarkan sebulan berapa ya teh berikut nilai pertanggungan dan apa saja benefit yang kita dapatkan.. sehat sehat selalu ya untuk keluarganya teh okti.. semangat naik gunung lagi dan lagi

    Reply
    • Sebulan jatuhnya Rp.12.500
      Hanya saya ambil setahun sekaligus.
      Klaim sesuai dengan pertanggungan yg kita pilih saja. Saya asuransi jiwa dan perjalanannya Mbak

      Reply
  21. Sudah lama enggak mendaki gunung mbak, kalau dulu sering banget dan Mama suka buatin makanan sebelum naik. Sekarang sudah berkeluarga belum pernah lagi tapi seru banget bisa ajak anak-anak ya mbak. Sama asuransi life fleksi ini aku belum pernah tahu produknya.

    Reply
  22. Kagum banget sama keluarganya teh okti aku tuh sma suami kadang berniat buat berkemah aja blum kesampaian smpai sekarang..gemesh bngt…btw asuransinya simple and fleksible ya mba bisa daftar melalui online

    Reply
  23. naik gunung sendiri ajah saya bayangin yg enggak2. soalnya bener, di gunung tuh gak bs diprediksi. apalagi kalay sekeluarga, seneng sih…tapi resikonya itu loh saya gak berani ambil. huhu. untung yaaa dah kenal asuransi terpercaya

    Reply
  24. Wah, keren Teh… Naik gunung bawa anak. Kalau saya lagi mikir-mikir nih pengen bawa duo krucil naik gunung. Oya, sekarang dengan adanya asuransi bisa dijadikan ikhtiar kita ketika terjadi apa-apa.

    Reply
  25. Sekarang asuransi semakin inovatif ya mba, cukup daftar online saja, jadi deh. masih inget dulu pas ngajuin asuransi, 7 tahun yang lalu, beribet bener :’) Walaupun Flexi Life bisa daftar secara online tapi ga kahwatir deh kayaknya soalnya dari Astra Life yang memang sudah trusted sekali di dunia asuransi. Mau coba baca-baca ke web juga ah,, makasih sharingnya mba 🙂

    Reply
  26. Amii….

    Keren banget, masih kecil sudah suka mendaki

    Menjadi penjelajah cilik..

    Teteh juga keren, bisa mengajak anak untuk mendaki..

    Kalau aku banyak takut dan khawatirnya klo ajak anak mendaki

    Reply
  27. Asik banget kalau liat keluarga yang daki teh jadi pengen ikutan juga sekalian kenalin alam ke anak-anak..keren pisanlah teh aku dulu suka kemping pas pramuka doang dan daki gunung belum pernah hahhaa

    Reply
  28. Senang sekali ya mbak bisa ajak anak-anak mengenal alam. Saya senang kalau berbicara asuransi mbak, dari dulu saya sudah ikut berbagai asuransi, karena persiapan itu jauh lebih penting agar tidak menyesal di masa depan.

    Reply
  29. Aku suka seneng deh melihat foto-foto teteh kalau mendaki sama anak dan suami. Excited banget mendaki sampai puncak. Aku belum pernah tuh mendaki sampai puncaknya teteh langsung ngos-ngosan.

    Reply
  30. Asik banget ini ikutan kemping, aku tuh pengen juga sesekali naik gunung gini bersama keluarga tapi apa daya kadang suka kebanyakan mikir nanti kalau disana gimana ya si anakku. Pernah jaman masih muda dulu, naik gunung sama teman-teman doang.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics