Cerita Orang Baik

“Yah, tas hitam mana?!”

Sambil meraba punggung, saya celingukan mencari tas punggung berisi semua barang penting kami.

“Astagfirullah! Gak dibawa emangnya? Masih di Alam Sunda?” Tanya suami seraya langsung membelokkan motor, putar arah menuju kembali ke rumah makan Alam Sunda cabang Cikolotok, Karangtengah. Padahal saat itu kami sudah sampai di Jebrod, sekitar 40 menit kendaraan menuju Alam Sunda.

“Iya. Ketinggalan. Ya Allah, pantas merasa ringan, ternyata tas ketinggalan,” suara saya memelas sangat ketakutan. Bagaimana tidak, jika tas itu hilang, maka ribet lah hidup kami.

Dalam tas itu ada semua ponsel kami, tab, dompet saya dan dompet suami, juga pakaian Fahmi yang baru saja kami beli. Dan pernak-pernik lainnya yang tentu saja semua penting.

Kenapa saya bisa ceroboh?

Suami menjalankan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Berharap tas yang tertinggal masih ada. Belum ada yang mengambil. Secara tas nya memang gede. Carier Eiger, backpack yang biasa kami bawa kalau ngebolang kemanapun. Kalau ada yang ngambil, gak tahu deh. Lebaran kali ini pasti jadi lebaran yang sangat menyedihkan buat kami.

Saya hanya bisa memejamkan mata, berpegangan, sambil berdoa. Semoga masih ada rezeki kami. Semoga selalu ada orang baik yang menjaga barang kami, kepunyaan kami, orang lain. Bukan punya mereka yang menemukan.

Dalam waktu 25 menit saja kami sudah sampai lagi di lokasi rumah makan Alam Sunda tempat sebelumnya kami berbuka puasa di sana.

Saya langsung turun dan memeriksa tempat dimana tadi saya menaruh tas saat suami parkir motor. Ternyata tas itu sudah tidak ada. Tapi saya kok merasa tidak khawatir, entah kenapa, saya dengan tenangnya mendekati si Aa yang berjaga sebagai pengatur parkiran. Saya ingat dia yang membantu kami tadi saat mau pulang.

“A, punten. Lihat tas punggung warna hitam? Tadi saya di situ ketinggalan…”

“Oh, itu tas ibu? Ada saya simpan di pos sana Bu…” katanya sambil menunjuk ke parkiran kendaraan roda empat, dimana di ujung sana ada pos berukiran sekitar 2 x 2 meter.

Alhamdulillah…

Saya lihat ke arah suami dan menunjuk ke pos. Ngasih kode kalau tas ada di sana.

Dua orang petugas dalam pos bertanya identitas kami. Kami jelaskan dan mengatakan juga justru dompet dan semua identitas milik kami ada dalam tas itu. Entah kenapa mereka seperti langsung percaya saja. Tanpa membuka tas dan sebagainya mereka langsung menyerahkan tas itu kepada kami.

Kami sangat berterima kasih. Khususnya kepada si Aa penjaga parkir yang berhati mulia. Semoga dipanjangkan usia, ya A. Dimudahkan rezekinya dan selalu mendapatkan kemudahan dalam segala urusan. Aamiin. Kebaikan si Aa penjaga parkir tidak bisa kami balas dengan apapun. Hanya Tuhan YME yang bisa memberikan balasannya.

Di jaman sekarang sungguh sangat susah menemukan orang baik seperti si Aa penjaga parkir yang sudah menyelamatkan tas saya. Alih-alih membukanya, yang ada dia segera mengamankannya di pos keamanan. Coba kalau si Aa bukan orang baik, mana bisa semua barang berharga saya kembali dengan utuh?

Sebenarnya ada banyak orang baik, cuma mereka tidak terekspos. Banyak yang beranggapan kebaikan tidak perlu diperlihatkan takut jatuhnya menjadi riya. Tapi menurut saya, cerita orang baik justru harus terus diputar dan diperlihatkan, agar menjadi contoh dan teladan.

Pernah dengar anak berbuat jahat karena terinspirasi dari tontonan video dari sosial media nya? Nauzubillah. Beda lagi ceritanya kalau ada anak berbuat baik, karena mendengar dan membaca dari cerita orang baik versi saya ini.

Bayangkan jika ada anak yang mengatakan, saya membantu orang dengan ikhlas, tanpa pamrih karena membaca kisah orang baik seorang penjaga parkir yang dengan tulus menjaga dan mengembalikan tas milik blogger Cianjur yang tertinggal di Rumah Makan Alam Sunda cabang Cikolotok Karangtengah. Wah, cerita baik seperti itu pasti jadi sangat luar biasa, bukan?

Jadi mari kita kabarkan kisah-kisah para orang baik yang pernah kita temui, dengan harapan kebaikan dan ketulusan mereka terus menular dan menjadi percontohan.

Bagaimana cerita orang baik yang pernah manteman alami?

12 thoughts on “Cerita Orang Baik”

  1. Aku suka melted kalau membaca atau mendengar kisah-kisah orang baik dari sudut pandang kita yang mendapatkan bantuan atas kebaikan itu. Meleleh rasanya.

    Reply
  2. Banyak orang baik berhati kaya di luaran sana. Suatu hari saya tidak menyadari kalau tidak membawa uang. Dalam dompet hanya isinya KTP ajam ATM di dompet satunya. Beruntung ini sudah perjalanan pulang. Kurang 10 km an ke rumah. Motor tiba-tiba berhenti. Setelah cek ternyata kehabisan bensin. Saya berjalan beberapa meter dan melihat seorang lelaki, saya dekati, saya bicara berikan penjelasan kepada bapak itu. Saat saya tinggalkan Ktp bapak itu tidak mau, dan dengan ikhlasnya meminta saya tidak membayarnya. Saya sangat berterima kasih. Keesokan hari saya kembali ke tempat bapak tadi jualan untuk tetap membayar sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih.

    Reply
    • Alhamdulillah ya Kang. Semoga orang baik semakin banyak menularkan kebaikan sehingga lingkungan kita terdiri dari orang baik semua…

      Reply
  3. Zaman sekarang masih banyak kok teh orang jujur dan baik hati. Saya ingat dulu bekerja di management foodcourt. Kebetulan asisten saya menemukan tas tertinggal dan diserahkan kepada saya. Sebelumnya saya memang bongkar isi dalamnya disaksikan security. Nah pas, ada yang mengaku itu miliknya saya tanyakan dalamnya apa saja. Dan orang tersebut menyebut rinci isinya tidak ada yang kurang. Tanpa ragu saya langsung serahkan.

    Reply
  4. MashaAllah~
    Aku setuju teh.. aklau kebaikan mestinya disebarluaskan. Tapi mungkin alangkah bijaknya bukan dari pelaku. Seperti pengalaman teh Okti begini.. Jadi justru tugas orang lain lah yang memberitakan kebaikan.

    Karena di dunia ini sudah krisis kepercayaan alias trust issue.
    Semoga dengan memberitakan banyak kebaikan, kita semua bisa saling terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena kebaikan itu mengalir. Jadi, jangan berenti di satu tempat.

    Reply
  5. setuju. kebaikan itu sebaiknya disebarkan dan ditularkan. ada banyak kisah orang baik yang kualami. yang paling dekat ya ART-ku yang walaupun cuma kerja pagi-sore tapi kehadirannya maksimal banget buat selesaiin semua pekerjaan sendirian termasuk momong banyak anak. sempat bersedia menginap saat hari raya tapi aku maklum banget kalau batal karena harus berkunjung ke saudaranya.

    Reply
  6. Benar Teh,
    banyak yang baik tapi gak terekspos, mungkin demi menjaga diri dari riya’ ya. Kecuali bila yg mengekspos adalah orang lain, nah ini lebih gereget sih

    Reply
  7. Gunanya menebar kebaikan dari diri sendiri, maka kita pun akan menuai kebaikan itu sendiri, itu nasihat yang pernah kudengar dari orangtua. Teh Okti berarti juga orang baik, alhamdulillah ketemu orang baik. Aku juga pernah mengalami kejadian unik dan alhamdulillah ketemu orang baik, salah satunya ketika kehilangan KTP

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics