Pernah dengar cerita anak yang ingin dimandikan oleh ibunya namun karena kesibukannya keinginan itu tidak terpenuhinya? Si ibu berkesempatan memandikan anak, justru memandikan untuk yang terakhir kalinya, ketika nyawa si anak sudah pergi meninggalkan raga.
Percaya atau tidak, hal itu kini terjadi kepada saya, tapi kebalikannya. Ibu saya sakit repot. Sebagai anak perempuannya, saya ingin sekali menemaninya, merawatnya, sampai ingin memandikan dan mengeramasi rambutnya yang sudah memutih itu. Ibu yang selalu terbaring lemah mungkin sedikit lebih segar kalau sudah mandi dan wangi.
Teringat kala beliau masih sehat, selalu mandi setelah dari pasar dan lapangan olahraga, lalu berjemur jika berkeramas, untuk mempercepat pengeringan rambutnya. Kebiasaan itu sudah tidak dilakukannya lagi karena sakitnya. Ibu saya sakit parah, tapi saya belum juga memiliki kesempatan untuk melaksanakan keinginan itu.
Bukan karena saya sibuk, atau tidak mencari kesempatan supaya bisa menemani dan merawat orang tua yang tinggal sebelah lagi itu, tapi karena banyak hal yang membuat saya tidak leluasa untuk melakukannya. Padahal saya kepikiran, bagaimana kalau saya bisa memandikan dan mengeramasi rambut ibu, justru di saat ibu telah tiada, kembali ke Sang Pencipta?
Teringat setahun lalu saya merasa teramat berdosa kepada ibu. Kala itu ibu akan berangkat umroh. Semua anak-anaknya berkumpul mengantarkan ibu hingga ke bandara. Hanya saya dan keluarga yang tidak bisa melakukannya karena banyak hal yang (lagi-lagi) memberatkan. Saya sangat sedih dan selalu bertanya-tanya kenapa saya anak perempuan paling besar tapi selalu tidak bisa menjadi teladan terhadap ibunya bagi saudara yang lain?
Padahal ketika sebelum menikah saya selalu yang lebih dahulu ada untuk ibu. Kemanapun ibu ada urusan saya siap mengantar. Memperpanjang silaturahmi selalu diingatkan ibu, supaya hal itu menjadi niat kedua setelah ikhlas karena Nya.
Kini setelah berumah tangga, disaat ibu sudah lebih lanjut usia, sakit-sakitan dan perlu perhatian, saya justru susah untuk melangkah. Saya seperti berada di persimpangan. Semua jalan yang saya lalui memiliki resiko dan akibatnya yang juga tak kalah fatal. Apa yang bisa saya lakukan selain meratap memohon maaf?
Yang sedikit bisa dilakukan dari rumah saat ibu berangkat ke tanah suci hanyalah mendaftarkan ibu untuk ikut asuransi kecelakaan diri. Bentuk upaya saya pribadi dalam menjaga ibu dari jarak jauh.
Kebetulan di Tugu Asuransi Syariah (ta’min) ada Asuransi Kecelakaan Diri Umroh. Meksi apa yang saya lakukan tidak bernilai meski seujung kukunya, namun saya rasa itu lebih baik buat keselamatan ibu dan ketenangan keluarga di tanah air selama ibu menjalankan ibadah umroh.
Manusia hanya bisa berencana kan ya. Semua hasilnya tetap hanya Tuhan YME yang menentukan. Tapi setidaknya jika masih ada kesempatan, kita menjaga niat dengan tetap ikhtiar dan berusaha. Berani lebih baik meski hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan dan doa yang dipanjatkan.
Saya pilih asuransi untuk ibu sebagai bentuk tanggung jawab saya yang tidak bisa mendampingi beliau. Memang ada banyak asuransi umum di Indonesia. Termasuk asuransi umum dari Tugu Insurance yang sudah ada sejak 25 November 1981.
Sudah tahu belum, kalau Tugu Insurance sebagai perusahaan asuransi umum yang kantor pusatnya di Jakarta ini selain memiliki asuransi umum, juga ada reasuransi, dan bisnis syariah? Bahkan pada tahun 2018, Tugu Insurance mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuka Penawaran Umum Perdana Saham.
Sejak 28 Mei 2018, Tugu Insurance terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham TUGU. Sekarang, saham terbesar Tugu Insurance dipegang oleh PT Pertamina (Persero).
Tugu Insurance mengembangkan bisnis melalui 10 jenis produk asuransi yang ditawarkan. Ada asuransi di sektor energi, kebakaran & properti, penerbangan, rekayasa, rangka kapal, pengangkutan, protection & indemnity, kredit & penjaminan, hingga asuransi berbasis syariah.
Asuransi (Ta’min) Syariah di Tugu Insurance mencakup:
1. Asuransi Gangguan Usaha
2. Asuransi Kebongkaran
3. Asuransi Uang
4. Asuransi Pengangkutan yang memberikan jaminan atas pengiriman barang melalui laut, udara dan via darat.
5. Asuransi Tanggung Gugat
6. Asuransi Rekayasa, yang terdiri dari Konstruksi, Pemasangan Mesin, Kerusakan Mesin, dan Asuransi Peralatan Elektronik.
7. Asuransi Alat Berat
8. Asuransi Kecelakaan Diri, yang didalamnya terdapat Asuransi Kecelakaan Diri Haji dan Travel, Asuransi Kecelakaan Diri Umroh, Asuransi Kerusakan Mesin, dan Asuransi Kerusakan Peralatan Elektronik.
9. Asuransi Kendaraan Bermotor
Selain produk-produk di atas ada juga yang Namanya Tcare Sharia PA+ Insurance. Tcare Sharia PA+ Insurance ini menyediakan proteksi kepada nasabah jika mengalami kematian atau cacat tetap akibat kecelakaan, pemutusan hubungan kerja, dan gagal bayar (bad debt).
Informasi lebih lengkap terkait penawaran asuransi dari Tugu Insurance di Whatsapp: 081197900100 atau hot line 24 jam: 1500458.
Atau melalui akun resmi Tugu Insurance :
Untuk ibu rumah tangga yang terikat seperti saya, tidak bisa ke luar rumah meski ibu sendiri sedang sakit parah tidak perlu bingung karena informasi detail produk asuransi syariah Tugu bisa diakses langsung melalui aplikasi Tugu Web Access (TWA). Dengan smartphone di tangan Insyaallah kita sudah bisa mengakses informasi dan merasakan manfaatnya.
Saya mungkin bukan seorang anak yang baik untuk orang tuanya yang masih ada. Keinginan untuk bisa menemani, memandikan dan mengeramasi hingga menyisir rambut ibu sendiri sampai sekarang masih sebatas angan. Tapi saya selalu mencoba untuk menjadi yang terbaik. Dengan mencoba melangkah lebih biak bersama Tugu Insurance. Saya yakin Tuhan Maha Tahu dan melihat kondisi saya. Semoga usaha ini tidak sia-sia.
“Sehat selalu Ma. Mama yang sabar ya. Jangan merasa tidak diperhatikan oleh eteh hanya karena tidak bisa menemanimu selalu. Semoga mama lekas sembuh. Aamiin…”
Teh Oktiii, pediiih baca cerita tentang Ibu di awal. I feel you, karena akupun juga ngerasa kuraaanggg banget dalam hal memberikan bakti pada Ibunda.
Semogaaa dgn Tugu Insurance kita bisa berkontribusi lebih optimal utk kleluarga yaaa
Terimakasih Mbak Nurul. Saya pun menangis tiada henti ketika menuliskan semua kisah ini
Duuuh, teh Okti semoga ga bersedih hati lagi yaaa dan jangan merasa bersalah keingetna terus hehehe. Yang penting meskipun raga ga selalu bersama sang ibunda, namun doa yang dipanjatkan tentu didengar dan dikabulkan Allah aamiin. Iya, memberikan perlindungan kesehatan itu perlu buat jaga2 ya 🙂
setuju teh Okti, perhatian pada orang tua tidak sekadar kedekatan fisik
yang penting selalu berdoa dan berusaha menjamin kebutuhannya
semoga ibunda bisa segera sembuh dan beraktivitas lagi
Aamiin. Semoga ibunda segera diberikan kesembuhan dan sehat lagi seperti sedia kala.
Asuransi memberi kita ketenangan ketika terjadi masalah dengan kesehatan, tentunya dengan berdoa kepada Allah meminta kesehatan dan kesembuhan adalah yang utama. Tetap semangat.
Semoga kondisi Ibunda segera membaik ya Mbak Okti. Meski mungkin tak bisa bersentuhan langsung, doa anak sholeh/sholeha mendapatkan tempat di hadapan Allah SWT.
Ngomongin asuransi syariah, saya jadi penasaran tentang perbedaan operasional dan administrasinya jika dibandingkan dengan asuransi konvensional. Manakah yang lebih baik? Saya sejauh ini sih masih pakai asuransi konvensional, baik untuk kesehatan maupun pendidikan.
semoga ibunda kondisinya segera membaik dan dikuatkan serta disehatkan kembali. Sedih ya di masa pandemi ini jika orang tua sakit karena kita juga nggak tahu kedatangan kita bisa membawa kesembuhan atau malah memperparah penyakitnya karena bisa jadi kitanya OTG. duh… sedih… semoga lekas semubuh ya ibumu
Terharu aku mba membaca cerita ini. Mau kecil, muda, dewasa, tua, ajal itu gak memandang usia ya mba. Proteksi dini melalui asuransi itu sangat penting, Zaman sekarang malah menjadi salah satu kebutuhan primer. Asuransi Tugu ini sebagian orang mungkin belum familiar, tapi induk usahanya Pertamina loh ini. Kalo gak salah sudah melantai juga di bursa. Jadi, ini bukan asuransi kaleng-kaleng.
Ya Allah teh aku ikutan sedih bacanya, kebayang sedihnya kalo orang tua lagi sakit keras dan kita gak bisa nemenin or ngerawat itu rasanya ya ampun, semoga lekas sehat lagi ya te
Turut sedih Mbak. Aku pun tak memiliki kesempatan merawat Ibu dan sampai sekarang masih menyesali hal itu. Semoga beliau diberi yang terbaik ya Mbak oleh Allah SWT. Jujur gak tahu mau berkomentar apa lagi, dan semoga asuransinya bisa membantu.