Bagaimana cara menghadapi anak yang sering tantrum saat di rumah?
Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, terutama pada usia balita. Namun, ketika tantrum terjadi terlalu sering di rumah, hal ini bisa memicu stres berkepanjangan bagi orang tua.
Penting untuk memahami bahwa anak yang tantrum tidak sedang “nakal”, melainkan sedang mengalami kesulitan dalam mengatur emosinya.
Berikut lima cara efektif dan relevan untuk menghadapi anak yang sering tantrum di rumah.
1. Tetap Tenang dan Hadapi dengan Empati
Saat anak tantrum, reaksi pertama orang tua sering kali adalah marah atau frustasi. Namun, kunci utama untuk menghadapi tantrum adalah tetap tenang.
Anak-anak sangat sensitif terhadap emosi orang tua.Jika Anda ikut marah, hal itu hanya akan memperburuk situasinya. Sebaiknya, cobalah untuk mendekati anak dengan empati.
Semakin orang tua bisa mengelola emosi sendiri, semakin cepat anak belajar untuk mengelola emosinya juga.
2. Kenali Pola dan Pemicu Tantrum Anak
Salah satu cara paling efektif mengurangi tantrum adalah memahami penyebabnya. Perhatikan kapan dan dalam situasi seperti apa anak cenderung tantrum.
Apakah biasanya terjadi saat lapar, mengantuk, bosan, atau setelah penggunaan gadget yang terlalu lama?
Misalnya, jika anak sering tantrum menjelang tidur, itu bisa menjadi sinyal bahwa ia butuh rutinitas malam yang lebih konsisten.
Mengenali pola ini akan membantu orang tua mengantisipasi dan mencegah tantrum anak sebelum terjadi.
3. Alihkan Fokus Anak dengan Aktivitas Positif
Salah satu strategi yang efektif untuk mengurangi tantrum adalah mengalihkan perhatian anak ke aktivitas yang menyenangkan dan membangun.
Saat orang tua melihat tanda-tanda awal tantrum, segera arahkan anak ke kegiatan yang ia sukai, seperti membaca buku, bermain air, atau menonton video animasi.
Video animasi dengan karakter lucu dan cerita yang mengajarkan nilai-nilai positif bisa menjadi alat bantu yang bermanfaat.
Tapi perlu diingat, ini bukan sekadar “diberi tontonan”, melainkan diarahkan ke aktivitas yang mendukung perkembangan emosinya.
4. Beri Validasi Emosi dan Bimbing Anak Mengekspresikan Perasaannya
Sering kali, anak tantrum karena mereka belum mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk membantu anak mengenali dan menyampaikan emosinya.
Saat anak menangis atau berteriak, jangan langsung menyuruhnya diam. Validasi emosinya terlebih dahulu dan bantu anak menyampaikan emosinya secara verbal.
Orang tua juga bisa bermain peran atau membaca buku cerita yang membahas emosi, agar anak terbiasa dengan kata-kata seperti sedih, kecewa, atau marah. Hal ini akan menjadi bekal penting untuk kemampuan regulasi emosinya di masa depan.
5. Tetapkan Aturan yang Konsisten, Tapi Fleksibel
Anak butuh struktur untuk merasa aman. Aturan yang jelas dan konsisten akan membantu mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Namun, konsistensi ini juga harus disertai dengan fleksibilitas.
Misalnya, jika anak menangis karena tidak boleh makan permen sebelum makan malam, orang tua bisa menawarkan pilihan lain seperti buah atau camilan sehat.
Jangan langsung menyerah hanya karena anak menangis, karena jika anak tahu tantrum bisa membuat orang tua mengalah, ia akan mengulang perilaku tersebut.
Namun juga, jangan kaku dalam aturan tanpa memberi anak pilihan. Memberi pilihan yang terkendali akan membantu anak merasa dihargai dan punya kendali atas dirinya sendiri.
—
Tantrum bukan musuh, bukan pula hal yang memalukan, melainkan sinyal bahwa anak sedang belajar mengenali dan mengelola emosinya.
Ingatlah setiap anak berbeda — yang terpenting adalah konsistensi, kasih sayang, dan kesabaran.
Yuk, mulai bangun suasana rumah yang lebih tenang dan penuh pengertian hari ini!
Oya, selain mempelajari dunia parenting, orang tua yang ingin belajar bisnis, bisa mendapatkan banyak info dari Blog Bisnis. Siapa tahu sambil mengasuh anak orang tua bisa merealisasikan ide bisnis di bidang kuliner menjadi usaha sampingan yang menjanjikan. Semoga bermanfaat ya…
Tergantung sikon dan mental emang bapaknya juga si ini. Soalnya kalo lagi moodnya bagus, anakku tantrum segimana parahnya pun, teteup aku hadapi dengan sabar dan penuh ketenangan. Tapi kalo lagi capek, welehh… acapkali keluar lah itu metode parenting VOC, hahaha.
Yang terbaik menurutku, memang dicari tahu dulu sih maunya anak tuh apa. Baru abis itu dicoba diobrolkan bersama-sama.