Di kampung saya, jika ada anak dengan diagnosa autisme, tanpa rasa trenyuh apalagi iba, langsung saja suka dipanggil anak idiot.
Stigma autisme di pedesaan pada khususnya memang masih tergolong cukup buruk, ya. Sehingga banyak orang tua dengan anak autisme cenderung malu dengan keadaan anaknya itu. Tidak sedikit yang akhirnya sang anak tidak mendapatkan edukasi yang cukup untuk membesarkannya dengan maksimal. Selain fasilitas yang minim, edukasi dan sosialisasi pun memang sangat langka bahkan tidak ada.
Sebut saja Kesatria (8) ia masih suka teriak-teriak tanpa sebab. Belajar tidak pernah fokus dan bahkan baru saya ketahui untuk mengucapkan namanya saja ia masih kesulitan. Namun karena orangtuanya cukup terpandang, meski kondisi begitu, ia diterima dengan baik di sekolah dasar. Entah orang tuanya tahu atau tidak, jika anak-anak di belakang mereka sering menyebutnya sebagai anak idiot.
Ada lagi anak dari tetangga kampung, sebut saja namanya Mahkota (10) setiap berjalan ke sekolah lewat depan rumah, ia seolah sedang berbicara dengan temannya. Jika saya tanya sama sekali tidak pernah merespon, seolah asyik dengan dunianya sendiri.
Entah bagaimana kemampuan belajarnya yang jelas ia selalu naik kelas. Mungkin karena bapaknya sebagai pegawai yang cukup disegani di daerah kami?
Yang lebih mengkhawatirkan sebut saja Matahari (6) ia berasal dari keluarga kurang mampu. Ayah ibunya cerai, Matahari tinggal dengan neneknya yang juga difabel. Matahari sering tidak fokus, termasuk saat mendapatkan materi. Jika berbicara dengannya, harus mencolek atau memegang bagian tubuh seperti tangan sebagai bentuk interaksi lebih dulu. Baru ia menengok dan ngeh, kalau ada orang lain di dekatnya.
Baik Kesatria, Mahkota maupun Matahari, jika memiliki sistem support yang baik, yaitu orang tua dan keluarga yang memahami edukasi terkait bagaimana menghadapi kondisi anak mereka saya yakin ketiga anak ini bisa berkembang tumbuh dan bersosialisasi dengan baik dan maksimal. Alih-alih merasa malu dan membiarkan mereka tumbuh kembang seadanya.
Seharusnya, orang tua tidak perlu merasa minder ketika Tuhan menganugerahi kita anak dengan kebutuhan khusus atau spesial. Karena itu tandanya kita orang tua pilihan yang dipastikan bisa mengemban amanah tersebut.
Tapi itu tadi, faktanya kebanyakan para orang tua di pedesaan seolah acuh dengan kondisi anaknya meski nyata terlihat memiliki “kelebihan”.
Jembatan Edukasi dan Informasi Seputar Autisme
Menyadari adanya kondisi yang memprihatinkan seperti itu, menggerakkan hati Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto menciptakan sesuatu yang bisa mengedukasi orang tua atau siapapun yang berkepentingan untuk bisa saling berbagi informasi seputar autisme yang selama ini banyak ditutupi atau rasa gengsi dan malu untuk ditanyakan dengan melahirkan Teman Autis
Teman Autis adalah website terintegrasi yang menyediakan berbagai informasi tentang autisme.
Website Teman Autis diciptakan untuk dapat mudah digunakan agar masyarakat Indonesia (utamanya keluarga dengan anggota keluarga dengan diagnosa autisme) supaya bisa mendapatkan informasi yang terpercaya tentang autisme dengan mudah.
Visi dari Teman Autis ini menjadi jembatan penyalur informasi terintegrasi yang terpercaya terkait autisme sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai autisme.
Sementara misinya memberikan dukungan bagi keluarga dengan anggota keluarga dengan diagnosa autisme melalui berbagai cara, termasuk dan tidak terbatas pada:
- Menyediakan platform yang mempertemukan klinik serta fasilitas penunjang dengan orang tua anak autis.
- Memberikan dukungan bagi keluarga dengan anggota keluarga dengan diagnosa autisme.
- Dan masih banyak lagi
Kemunculan Alvinia Christiany selaku co-founder Teman Autis menjadikannya didaulat sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards.
Apa itu SATU Indonesia Awards?
Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards adalah wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, atau satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Jadi melalui program ini, Astra mendorong para anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards untuk berkolaborasi dengan program unggulan lainnya.
Diharapkan, mereka bisa memberikan dampak positif yang lebih besar dan kontribusi yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan di daerahnya.
Seperti Alvinia yang berperan sebagai Chief Content Officer, bertanggung jawab atas seluruh content website Teman Autis. Alvinia juga bertanggung jawab untuk implementasi digital platform Teman Autis.
Teman Autis percaya jika orang tua dilengkapi dengan edukasi yang tepat, maka anak autis dapat berkembang dengan maksimal.
Sejarah Teman Autis
Teman Autis didirikan pada April 2018 untuk memberikan berbagai macam edukasi mengenai autisme untuk para orang tua yang mempunyai anak dengan diagnosa autisme.
Sebelum berganti nama menjadi Teman Autis, Teman Autis dikenal dengan nama Light It Up Project.
Dibentuk pada tahun 2017, Light It Up Project telah mengadakan 2 event yaitu Light it Up Fun Walk pada tanggal 30 Juli 2017 di wilayah Car Free Day Sudirman dan Light it Up Gathering pada tanggal 10 Maret 2018 di Jakarta Selatan.
Setelah berhasil menyukseskan kedua acara tersebut, beberapa anggota team Light it Up Project memutuskan untuk meneruskan Light it Up Project dengan memberikan kontribusi yang semakin nyata kepada masyarakat.
Dan diputuskan untuk melakukan pengonsepan ulang sehingga lahirlah Teman Autis dengan visi, misi dan kontribusi yang lebih jelas untuk masyarakat luas.
Orang-orang dibalik Teman Autis ada Ratih sebagai founder dan Alvinia Christiany yang menjadi co-founder serta 6 anggota lainnya dengan beragam latar belakang, diantaranya guru anak berkebutuhan khusus, dunia digital marketing, legal counseling dan lainnya.
Mereka membuat website www.temanautis.com dimana orang tua dapat mengakses informasi yang lengkap mengenai autisme tanpa harus malu atau minder.
Tentang Autisme
Sebelum kita bisa berteman dengan seseorang, pastinya kita harus mengenal mereka terlebih dahulu, betul? Begitu pula kita harus mengenal lebih dulu apa itu autisme agar kita semua bisa menjadi Teman Autis.
Autisme adalah istilah untuk menjelaskan kondisi neurodevelopmental disorders (gangguan perkembangan neurologis) seseorang.
Beberapa kriteria autisme yang terlihat pada usia perkembangan anak adalah, seperti mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian atau hyper-active impulsive. Tandanya anak tidak merespon pada saat dipanggil, mengalami kesulitan pemahaman dalam komunikasi non-verbal seperti sulit memahami raut wajah atau perasaan orang lain, mengalami tantangan atau kesulitan dalam berinteraksi sosial dua arah seperti sulit melakukan kontak mata selama berkomunikasi, atau kurangnya kemampuan dan kreativitas anak dalam berkomunikasi walaupun belum bisa berbicara (mengutarakan maksud dengan gerakan).
Anak autis cenderung memiliki perilaku repetitif yang tidak umum dalam behavior, minat, atau kegiatan-kegiatan, seperti memiliki kebiasaan menggerakan anggota tubuh yang berulang-ulang, memiliki minat kuat terhadap satu hal dan tidak dapat dialihkan, hingga bersikap rigid (terpaku pada satu kebiasaan) dan mengalami kesulitan berbicara atau lambat berbicara.
Perlu diperhatikan bahwa jika anak menunjukkan sebagian dari gejala diatas, tidak berarti anak memiliki kondisi autisme. Namun jika anak menunjukkan seluruh gejala diatas, anak kemungkinan besar memiliki kondisi autisme.
Tentunya, pemeriksaan lebih lanjut sangat diperlukan untuk memastikan diagnosis tersebut. Dan sebagai orang tua kita harus memperhatikannya sejak dini. Karena Autisme ini sudah termasuk kondisi yang relatif umum.
Satu dari 100 orang di dunia mengalami kondisi autisme. Di Amerika Serikat, 1 dari 54 orang mengalami kondisi autisme. Sekitar 80% anak yang dibawa orang tua ke Psikolog Anak mempunyai kondisi terlambat bicara. Kondisi terlambat bicara adalah salah satu kriteria autisme, ini perlu diobservasi lebih lanjut.
Jika tidak ditindak sejak awal bisa saja memperparah kondisi autisme si anak. Karena faktor yang dapat memperparah anak dengan kondisi autisme bisa berawal dari ketidaktahuan orang tua tentang intervensi dini dan cara stimulasi.
Dengan mengakses website yang diluncurkan Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto ini, orang tua akan mendapatkan insight apa yang harus dilakukan jika tanda-tanda dan gejala autisme terlihat pada anak kita.
Istimewanya, apabila kita ingin melakukan pengecekan deteksi autisme secara online, juga bisa dilakukan melalui website nya itu. Termasuk informasi jika ingin mengetahui klinik atau tempat terapi yang dekat dengan rumah kita karena selain berbagai informasi dasar hingga spesialis untuk membantu para orang tua dengan anak autis di seluruh Indonesia, Teman Autis juga sudah bekerjasama dengan 100 lebih klinik, tempat terapi, dan sekolah.
Adanya Teman Autis diharapkan menjadi salah satu cara mensosialisasikan ke masyarakat umum bahwa autisme bukanlah penyakit dan tidak menular. Dengan adanya sosialisasi, akan tercipta diskusi yang diharapkan bisa membuat lebih banyak orang untuk mau mengenal dan mengerti tentang individu dengan diagnosa autisme
Ketika masyarakat umum lebih mengerti tentang autisme, bukankah akan ada peluang yang lebih tinggi untuk terciptanya lingkungan yang baik untuk para individu dengan diagnosa autisme di tengah masyarakat umum?
Individu dengan autisme memang berbeda, tetapi bukankah kita dengan orang-orang terdekat kita pun juga berbeda? Alangkah baiknya jika kita semua bisa lebih fokus bukan kepada perbedaan dari setiap kita, tetapi lebih kepada kesamaan yang kita punya.
Pendiri Teman Autis berharap kedepannya stigma autisme yang masih tergolong cukup buruk ini kedepan nya mulai berkurang. Semoga tidak ada lagi orang tua dengan anak autisme cenderung malu akan keadaan anaknya sehingga tidak mendapatkan edukasi yang cukup untuk membesarkan anaknya dengan maksimal.
Teman Autis percaya jika orang tua dilengkapi dengan edukasi yang tepat, maka anak autis dapat berkembang dengan maksimal.
adanya website seperti teman autis ini tentu saja sangat bermanfaat untuk yang ingin mencari informasi terkait hal ini. semoga bisa membuat banyak orang mau mengenal dan mengerti keadaan anak dengan diagnosa autisme yaa!
Anak autis itu macam-macam ya, ada tetangga ku yg suka nyium bau minyak tanah. Butuh perhatian ekstra memang jika ada anak atau kerabat yang mengalami ini.
Keren kak Alvinia bisa menggagas Teman Autis sehingga tanpa disadari jadi membuka kesadaran banyak orang untuk lebih mengenal juga tentang autis.
Maka layak memang dapat apresiasi bagus dari SIA
Benar, teh. Orang tua dilengkapi dengan edukasi yang tepat, maka anak autis dapat berkembang dengan maksimal. Adanya website khusus teman atau orang-orang yang peduli dengan autis akan jadi sekolah bagi para orang tua dan wadah bagi anak-anak istimewa
Bener Teh. Bagi kebanyakan orang awam. Anak berkebutuhan khusus masih suka dipandang sebelah mata. Apalagi di kampung – kampung gitu. Yang bikin sedih itu, kalau ortu sendiri tidak menerima keadaan anaknya. Lalu siapa yang akan mencintai anak ini klo ortunya sendiri menolak mereka.
Syukurnya sekarang mulai banyak orang orang yang peduli dengan abk ini ya. Jadi banyak didirikan web yang berisi ttg pengetahuan ABK dan dibngunnya klinik tumbuh kembang anak ya
Nangis ya, teh..
Rasanya miris kalau melihat fenomena ini. Karena selain anaknya yang gak paham, orangtuanya juga jadi tekanan tersendiri ketika ada judging mengenai sang buah hati.
Semoga Teman Autis merangkul lebih banyak lagi orangtua dan anak-anak di seluruh Indonesia.
Semoga Teman Autis bisa membantu memahamkan orang-orang yang selalu punya stigma negatif terhadap autisme ya. Selamat untuk Kak Ratih, Kak Alvinia, dkk atas penghargaan yang diterima persembahan dari SATU Indonesia Awards.
Setuju kak,
Karena membuat paham ini bukan hal yang mudah, karena masih terbentuk stigma di sana. Maka stigma negatif ini yang perlu diberantas
Kini, orangtua dengan anak-anak hebat bisa semakin percaya diri karena bersama Teman Autis. Salut dengan Alvinia, sosok inspiratif yang memenangkan SATU Indonesia Awards dari Astra.
Semoga semakin banyak perpanjangan tangan-tangan yang baik hati untuk bisa saling tolong dan saling memberikan kasih sayang di atas muka bumi ini.
Bagus banget terobosan Alvinia Christiany ya?
Masyarakat kita banyak yang belum paham tentang autis, dan saya setuju Teh Okti, banyak yang punya stigma negatif tentang autis, malah ada yang menyebut sebagai “anak gila”
Semoga masyarakat semakin teredukasi ya? dan anak2 autisme bisa mendapat pembekalan yang cukup untuk masa depan mereka
Di beberapa desa/kampung yang pernah aku singgahi, penyebutan pada anak penderita autis memang terkesan buruk seperti penggunaan kata idiot, bodoh, bahkan paling serem pake sebutan g*la. Padahal anak-anak autis itu anak istimewa, mereka cuma berbeda, bukan seperti yang ada dalam pikiran mereka yang gak paham. Semoga website Teman Autis ini menjadi jalan untuk memperluas sosialiasi dan edukasi mengenai apa pun tentang autis sehingga membuat paham mereka yang gak paham..
Di TK tempat anak saya sekolah, ada satu anak yang memang “berbeda” dari yang lain. Entah kenapa ortunya memasukkan anaknya ke sekolah biasa. Saya pengen kasih link ini ke dia tapi takut tersinggung. Gimana ya baiknya?
Nyesek banget emang kalau dengerin stigma masyarakat. Dikit-dikit idiot, dikit-dikit gila, hadeuh..
Syukurlah ada kak Alvinia, semoga stigma buruk autis bs hilang aamiin
Penting sekali adanya informasi tentang autisme ini
Sebab, masih banyak orang awam tentang autisme ini
Apa yang dilakukan oleh Teman Autis ini luar biasa
Memang di masyarakat kita masih memperlakukan anak berkebutuhan khusus secara kurang ramah dan sering dibully. Syukurlah bagi penyandang autisme sudah ada wadahnya “Teman Autis” sebagai wadah edukasi bagi masyarakat sekitar.
Aku ada ponakan cowok yang autis, karena tinggalnya di Jakarta dan ortunya berkecukupan jadi Alhamdulillah bisa mendapatkan perawatan yang baik. Di usianya yang ke 17 tahun saat ini, bisa mandiri, melakukan sendiri hal dasar sehari-hari, sekolah SLB setingkat SMA dan punya ketrampilan bikin kue” (sudah terima pesanan).
Semoga anak-anak autis lainnya pun punya kesempatan yang sama
Salut untuk Teman Autis yang percaya jika orang tua dilengkapi dengan edukasi yang tepat, maka anak autis dapat berkembang dengan maksimal.
gerakan yang luar biasa untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa setiap individu punya hak untuk hidup sebagaimana yang lainya
Sedih ya kalau anak-anak justru jadi korban bullying karena kondisi yang sebenarnya tidak dikehendaki. Untungnya ada wadah seperti Teman Autis yang bisa membantu.
website ini perlu diperluas promosi nya, bahkan perlu dibuatkan aplikasi android yang memudahkan kita untuk terus memantau kegiatan2 sosial dari “Teman Autis” ini..
semoga yayasan ini berkembang maju dan bisa membantu banyak anak2 autis yang ada di sekitar kita
setiap individu memiliki perbedaan dan uniknya masing-masing, tak terkecuali individu dengan autisme. Namun, di balik perbedaan tersebut, kita semua memiliki kesamaan sebagai manusia. Fokus pada kesamaan kita dapat membantu membangun pemahaman, empati, dan dukungan antarindividu, serta meredakan ketidakpastian atau kekhawatiran yang mungkin muncul ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari kita.
Saya ikutin juga tuh pemberitaan mengenai satu Indonesia award, karena pemenang di berbagai bidangnya benar² mengajukan gagasan yang inovatif. Salah satunya “teman autis” ini.
Karena saya yakin orang tua yang dianugerahi anak autis, tidak semunya memiliki kedalaman pengetahuan yang sama.
Sepakat, anak autis memang istimewa dan mereka bisa kok tumbuh dan berkembang optimal jika mendapatkan support system yang baik.
Keren ide kak Alvania ini, semoga dengan adanya Teman Autis banyak masyarakat yang sadar dan tidak memberi label yang tidak baik atau malah menyudutkan anak autis yang seharusnya mendapatkan dukungan
Keren yah mbak Alvinia Christiany dan teamnya itu. Fokus memberikan solusi bagi ortu yg anaknya autis, di tengah zaman dimana kebanyakan orang nafsi-nafsi memikirkan ekonomi dan kenikmatan diri masing-masing. Pasti berat banget bagi ortu dengan anak berkebutuhan khusus, hanya orang2 yang punya empaty yg dalam, bisa memikirkan dan membantu mereka.
Anak-anak autis ini memang perlu perhatian khusus banget yahh kak. Masih banyak pula orangtua di sana yang sering membiarkannya dan minim info ttg perlakuan anak2 autis ini.. Hadirnya Teman autis ini semoga bisa membantu masyarakat akan keberadaan anak2 autis ini ya, terutama teman autis dapat memberikan support untuk ortunya.
Penderita Autis dalam dekade terakhir makin bertambah ya mba. Alhamdulillah SDH ada orang yg peduli untuk membuat para penderita Autis dimanusiakan sebagai manusia. Tidak ada diskriminadi dan bisa hidup saling support, salah satunya program teman autis yg didirikan kak Alicia christiany.
Wah, edukasi-edukasi semacam ini memang yang diperlukan bagi masyarakat awam ya Teh. Website seperti Teman Autis bisa ikut menjembatani gap yang ada di sekitar kita. Anak-anak spesial ini nyatanya banyak yang memiliki keistimewaan tersendiri jika terus dirangkul dan dijaga bersama.
Biasanya Alvinia Christiany, co-founder Teman Autis ini selalu mengadakan aksi yang luar biasa mengharukan di beberapa titik di kota-kota besar bersama sahabat Teman Autis. Rasanya menjadi penguat tersendiri bagi orangtua dan semoga menjadi support system terbaik.
Selamat dan sukses untuk penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards.
Anak berkebutuhan khusus yang lahir di desa apalagi orang tua minim pengetahuan memang jadi PR besar. Sekolah aja pasti susah dan jauh. Sekarang zaman serba internet. Semoga dengan adanya website temanautis, banyak orang bisa terbantu yaaa
dahulu sya memandang negatif anak autis. Namun, setelah pernah bertemu dan bercengkrama dengan merka, saya merubah pemikiran syaa kalau mereka adalah orang-orang hebat, orang-orang istimewa, orang-orang yang unik. Dari mereka saya mendapat banyak pelajaran dan ide, mereka sungguh hebat. Semoga pandangan negatif kepada mereka bisa berkurang sedikit demi sedikir.
Orangtua dari anak autis itu hebat ya mbak. Mereka bisa mengasuh anak sampai sebesar ini. Anak autis juga punya kelebihan dan bakat, asal dilatih dengan sebaik mungkin. Sebagai keluarga, kita seharusnya mensupport anak autis.
Keren banget! Wajib diapresiasi nih wadah support system kayak gini. Adikku juga divonis down syndrome, kalau masih ada sekarang udah 12 tahun. Sayangnya adikku meninggal di usia 7 bulan dulu. Kalau aja sampai sekarang masih ada, aku dan ibuku pasti butuh wadah seperti ini.
Enggak semua anak autis itu bodoh sih. Salah satu pekerja di swalayan daerah rumah adalah anak autis tapi dia termasuk cerdas. Bahkan dia bisa bekerja cepat dan tepat di meja kasir. Inilah perlu ada kelompok seperti ini yang mengedukasi pihak luar, agar tak mudah memberi stigma negatif kepada teman² autis. ❤️
Bersyukur ada wadah yang mampu memberikan kesadaran dan wawasan tentang autisme. Semoga Teman Autis makin baik dan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.