Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

Dalam rangka HUT RI Ke 78 sekaligus Hari Jadi Cianjur ke 346 pemerintah Kabupaten Cianjur mengadakan acara Helaran Seni dan Budaya 2023 pada Sabtu ini, 19 Agustus 2023.

Festival Budaya Daerah (Helaran) di Cianjur ini dimeriahkan oleh penampilan kesenian dan budaya dari sejumlah instansi, sekolah lanjutan tingkat atas dan komunitas yang berlangsung mulai dari Lapangan Prawatasari dan berakhir di Alun-alun Cianjur melalui pintu barat.

Dulu pengertian dari kata helaran terfokus pada acara mengarak pengantin atau anak yang dikhitan. Kini istilah helaran sudah lebih luas, bisa memiliki arti lain seperti berjalan dengan suguhan atraksi seni daerah yang diiringi musik dan tari dengan usungan alat musik tradisional oleh masing-masing perwakilan.

Untuk menggali potensi seni dan budaya, Kabupaten Cianjur memiliki ragam kesenian yang bervariatif karena didukung oleh luasnya wilayah yang membujur dari Utara ke Selatan. Perwakilan dari 32 kecamatan di Cianjur, ditambah sekolah lanjutan tingkat atas dan berbagai komunitas membuat helaran ini begitu panjang dan banyak diminati masyarakat.

Calung Pagelaran

Dari kecamatan Pagelaran tempat saya tinggal, pada kesempatan ini team sepakat mengirimkan helaran seni Sunda Calung.

Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

Calung adalah alat musik pukul yang terbuat dari bambu. Alat musik purwarupa jenis idiofon ini bisa dibilang saudaranya alat musik angklung. Sama-sama terbuat dari bambu, hanya angklung dibunyikannya dengan cara digoyang.

Sementara cara memainkan alat musik calung adalah dengan memukul bilah atau ruas bambu yang sudah tersusun menurut titi laras da-mi-na-ti-la (tangga nada pentatonik) yang sudah biasa digunakan dalam alat musik masyarakat Sunda.

Jenis calung sendiri ada dua terdiri dari calung rantay (bukan rantai ya) dan calung jinjing.

Calung rantay bilah tabungnya disimpan dalam posisi dideretkan dengan ikatan oleh tali kulit waru. Posisinya berjejer dari yang terbesar sampai yang terkecil. Biasanya jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu). Tapi ada juga yang lebih.

Kalau jenis calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing cukup ringan dibawa karena biasanya terdiri atas empat atau lima buah ruas bambu.

Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan istilah teknik menabuhnya antar lain dengan cara dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep, salancar, kotrek, dan solorok.

Unik-unik ya istilahnya, secara semua itu dalam bahasa tradisional, dan saya jujur saja susah menjelaskannya kalau secara teori. Kalau sambil praktik langsung, insyaallah agak bisa. Ada beberapa yang masih saya ingat secara saat sekolah, saya juga gabung menjadi Team Seni dan suka ikut manggung kalau ada yang ngundang.

Sebagaimana jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing maka kecamatan Pagelaran pun membuat pertunjukan calung jinjing yang formasinya dibagi terdiri dari beberapa orang pemain calung jinjing, penabuh kendang, kecrek, dan beberapa orang penyanyi tentu saja. Disamping ada official dan teknisi.

Meski seni calung (sepertinya) sudah tidak banyak diminati masyarakat modern, beda dengan antusias masyarakat saat menyambut iring-iringan anak SMK yang menampilkan dan membawakan kreasi unik kebanggaan mereka, namun ada juga request dari masyarakat yang kebetulan saat macet, tim peserta helaran dari kecamatan Pagelaran berhenti dan mereka mengajak interaksi. Meski terdengar rada keluar jalur, seperti minta dibawakan lagu ikan dalam kolam yang sedang hits itu, (mana sempat belajar membawakan lagu dangdut dengan alat musik calung?) tapi pemain calung dengan pedenya memenuhi permintaan tersebut.

Yang penting penyanyi menguasai lirik dan lagu. Sisanya nada dari calung itu sendiri bisa disesuaikan. Tak apa nada tak sama, toh tidak begitu terdengar jelas (jika penonton tidak sangat jeli) karena suara musik dari peserta lain dan suara penonton serta kendaraan saja sudah sangat bising. Yang penting suara penyanyinya oke, dan suara tabuhan kendang pas di akhir hentakan, penonton sudah terlihat puas dengan ikut berlenggak lenggok bergoyang.

Karena itu kemacetan tidak bisa dihindarkan. Selain karena masyarakat seolah tumplek ke jalan raya dimana helaran berlangsung mulai pagi hingga sore harinya, juga banyak masyarakat yang ikut berjoget sehingga memadati jalan yang seharusnya dilewati peserta helaran.

Helaran (atau ada juga yang menyebutnya arak-arakan) kali ini memang terasa lebih spesial karena selain menampilkan kesenian dan atraksi dari perwakilan tiap kecamatan sebagai agenda setiap menyambut hari jadi Cianjur yang diperingati setiap tanggal 12 Juli juga ditampilkan atraksi perjuangan kemerdekaan yang mencirikan khas peringatan HUT RI pada 17 Agustus.

Perayaan yang digabung dalam momen helaran budaya ini, selain memeriahkan dua momen besar tersebut, ada juga yang menjadikannya sebagai kesempatan untuk meraih simpati demi meluluskan pemilu nanti, lho!

Tapi sudahlah, ga usah dibahas. Namanya juga usaha kali ya…

Kita bahas yang memukau saat helaran budaya ini saja ya, yaitu atraksi kuda kosong.

Tentang Kuda Kosong

Atraksi Kuda Kosong adalah budaya khas Cianjur sebagai seni istimewa karena hanya ditampilkan pada kesempatan tertentu.

Informasi dari Disbudpar Cianjur yang saya terima sewaktu mengikuti program Haci dari bupati sebelumnya, Irvan Rivano Mochtar,  pertunjukan Kuda Kosong ini menghubungkan dengan sejarah pembentukan Kabupaten Cianjur di bawah pemerintahan Raja Mataram. Saat itu, Cianjur harus memberikan upeti kepada Mataram.

Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

Istilah “Kuda Kosong” muncul karena kuda yang menjadi bagian dari upeti dari Raja Mataram untuk Dalem Cianjur tidak dinaiki ketika dibawa ke Cianjur. Ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Dalem Cianjur.

Kuda Kosong ini pun tentu saja ditampilkan dalam Helaran Budaya 2023. Tak hanya sebagai simbol sejarah Cianjur dengan kehebatan diplomasinya tetapi juga terdapat filosofi yang kental di dalamnya.

Kuda tanpa penunggang yang dihiasi dengan jubah hijau itu selalu menjadi magnet utama dalam penyelenggaraan helaran budaya Cianjur.

Dalam iringan Kuda Kosong itu, juga disertai dengan pasukan berpakaian pengawal zaman kerajaan. Selain itu terdapat juga tiga orang pengawal yang memegang kotak berisikan tiga butir biji cabai, tiga butir beras dan tiga butir pedes atau lada.

Penjelasan budayawan sekaligus sejarawan Cianjur, Luki Muharam atraksi kuda kosong ini diambil dari peristiwa diplomasi Cianjur dengan Mataram.

Pada jaman dahulu, Cianjur diminta tunduk kepada Mataram. Namun bupati Cianjur saat itu yakni Raden Wiratanu II mengirim utusan untuk menyampaikan pesan yang berisikan cabai, lada, dan beras.

Secara filosofis, beras mengartikan Cianjur merupakan daerah yang subur, lada menyimbolkan Cianjur merupakan daerah baru terbentuk, dan cabai mengartikan meskipun masih baru Cianjur siap untuk memberikan perlawanan.

Bukannya marah, Mataram malah takjub dengan diplomasi yang digunakan pemerintah Cianjur. Diplomasi itu berbuah pengakuan Mataram jika Cianjur bukan sebagai negeri taklukan tapi sahabat. Bahkan Cianjur diberi hadiah, yang salah satunya kuda balap dengan perawakan tinggi besar.

Selama sebulan perjalanan dari Mataram ke Cianjur, kuda yang gagah itu tidak ditunggangi oleh utusan. Sebab kuda itu dihadiahkan untuk sang Bupati Cianjur.

Bupati Cianjur membuat kebijakan untuk memamerkan kuda hadiah tersebut pada masyarakat, setelah sebelumnya kuda tersebut dirias kemudian di arak mengitari jalan raya Cianjur.

Kamonesan itu pun dikenal dengan Kuda Kosong lantaran saat diarak kuda tersebut tidak ditunggangi, sama halnya seperti ketika kuda itu dibawa dari Mataram ke Cianjur.

Namun pada 1950-an, terjadi pergeseran budaya, dimana kuda kosong diidentikan dengan hal mistis. Banyak orang menganggap kuda tersebut tidak benar-benar kosong. Tapi ada penunggangnya yang tidak terlihat yaitu Raden Suryakencana, leluhur Cianjur.

Oleh karena itu, warga Cianjur berantusias melihat Kuda Kosong lantaran kisah mistis ini.

Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

Ritual yang dianggap bertentangan dengan agama itu pun membuat Kuda Kosong dilarang tampil pada tahun 1997. Namun setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya budaya pawai kuda kosong pada tahun 2005 kembali diizinkan untuk ditampilkan dengan tidak melakukan ritual yang bertentangan.

Kuda Kosong saat ini sebatas ditujukan sebagai tontonan atau pertunjukan budaya. Meski masyarakat yang meyakini jika kuda tersebut ditunggangi Raden Suryakencana masih banyak.

Helaran sebagai promosi kemampuan sekolah lanjutan

Selain adanya atraksi Kuda Kosong yang sangat dinanti masyarakat (karena sebagian masyarakat masih percaya akan hal mistisnya) menurut saya yang menarik pada helaran kali ini juga adalah munculnya beragam kreativitas anak sekolah.

Mereka beneran totalitas dalam membuat karya untuk diperlihatkan kepada masyarakat umum sesuai keahlian atau jurusan di sekolahnya tersebut.

Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

Jelas harus totalitas, secara pertunjukan seni dan budaya dari SMA, dan SMK yang terdaftar ini, bukankah bisa jadi sekaligus juga sebagai ajang promosi bagaimana sekolah tersebut memberi kontribusi dalam mengisi pembangunan yang sudah 78 tahun ini?

Selain pawai merah putih dan barisan pembawa bendera, ada juga anak sekolah  yang fokus membawakan lagu nasional dengan group drumband nya.

Tidak hanya sembarang pawai, para pelajar ini juga serius menampilkan keahlian masing-masing baik dalam bidang seni, teknologi, digital, bahkan medis dan sastra.

Yang ambil jurusan otomotif, mereka membuat dan mendesign kendaraan bunga. Tidak hanya dipenuhi bunga potong yang masih segar, tapi di sisi kendaraan ini juga dipenuhi doodle dan ilustrasi yang sangat mirip aslinya.

Helaran kali ini (setelah tiga tahun sebelumnya vakum karena dampak pandemi) bagai pihak sekolah bukan saja sebagai ajang memperlihatkan pertunjukan seni dan budaya, tapi juga ajang mempromosikan jurusan sekolah lanjutan masing-masing sekaligus memperlihatkan profesi apa yang bisa dicapai kelak setelah lulus sekolah sehingga bisa menarik minat calon siswa.

Helaran Seni Budaya Cianjur 2023

22 thoughts on “Helaran Seni Budaya Cianjur 2023”

  1. Sangat menarik sekali Helaran Seni Budaya Cianjur 2023 ini ya, Mbak. Saya paling suka acara semacam ini. Menambah pengetahuan juga. Dan harus diagendakan ini setiap tahun. Tidak hanya menambah kreativitas anak sekolah, tapi juga mengenalkan seni budaya pada generasi muda juga. Bisa sekali menarik kunjungan wisatawan juga.

    Reply
  2. Kalau melihat Helaran seperti ini bikin bahagia dan haru juga karena selain bisa saling silaturahmi sama para pengunjung bisa sekalian juga belajar budaya dan melestarikannya secara gak langsung

    Reply
  3. Seru banget ini Helaran Seni dan Budaya 2023, semacam kirab budaya dan diisi dengan karnaval dan atraksi budaya ya. Anak anak kudu dibawa buat nonton biar tahu akar budayanya dan kesenian apa aja yang ada disaerahnya

    Reply
  4. Cara Helaran seni dan budaya Cianjur ramai dan seru banget ya, Teh.
    Banyak cerita sejarah yang diketahui oleh generasi muda dan masyarakat di luar Cianjur yang menonton langsung atau membaca rangkaian acaranya.

    Reply
  5. Seru sekali pawai budayanya. Di desaku kini malah joget2an disco. Emg pengaruh budaya anak muda telah merongrong ke pelosok desa nih. Dan kebetulan emg budaya joget2an disco ini yg lagi marak.

    Salut buat pemerintah Cianjur yg masih melestarikan budaya daerah serta memperkenalkan ke anak muda utk ikut serta. Jd pgn ikutan nonton deh.

    Reply
  6. Aku suka banget nih, sejarah Cianjur kala zaman Mataram. Aku tahunya mulai zaman Kolonial Belanda aja. Ternyata ada aja ya kisah unik kalau kita mau menggali sejarah. Dimana-mana selalu ada ya…kepercayaan mistis kayak gitu.
    Seru banget helaran Cianjur. Jadi belajar seni-budaya yah

    Reply
  7. Helaran Seni Budaya Cianjur 2023 kekgini nih yg harus ada terus, karena bisa nambah pengetahuan tentang segala macam budayanya, dan bikin semua kalangan bisa ngumpul.

    Reply
  8. Ramai sekaliii..
    Selalu suka dengan arak-arakan, meski jarang ikut karena biasanya dilarang Ibu. Palingan ikutan kalau malam takbiran yang naik kereta kelinci.

    Helaran Seni Budaya Cianjur 2023 menyimpan banyak makna mendalam yaa..
    Alhamdulillah ada teh Okti yang membantu menjelaskan. Jadi paham bahwa ada budaya dan sejarah panjang hubungan Cianjur dengan Mataram.

    Reply
  9. Jadi banyak belajar budaya baru
    Saya baru tahu budaya ini
    Meski belum pernah ke Cianjur pastinya guyub di sana kalau ada helatan tiap tahun digelar seperti ini

    Reply
  10. gusti, seumur-umur ke Cianjur saya belum pernah ketemu sama event Helaran Seni Budaya Cianjur kek gini deh, ini rame banget (dan pasti macet mengingat jalan raya cianjur yang minimalis ya, hehe). mudah-mudahan tahun depan bisa dateng ke event ini sambil santap bubur cianjur sampurna, eh, hahaha

    Reply
  11. wah seru banget ya teh bisa ikut menyaksikan pagelaran seni budaya khas cianjur ini, seru ada iring2an pawai budaya juga, baca artikel ini jd serasa ikutan nonton acaranya thx for sharing ya teh

    Reply
  12. wah ramai banget ya acaranya, mbak. pastinya ini benar-benar ditunggu sama masyarakat ya acaranya. lumayan nih saya jadi tahu sedikit cerita tentang budaya cianjur terutama yang kuda kosong itu

    Reply
  13. dengan adanya pawai atau helaran seni budaya seperti ini, jadi bisa sekalian belajar juga kan ya tentang seni juga sejarahnya.
    jelas ya ini siswa-siswa sekolah bangga bisa jadi bagian dari helaran seni budaya Cianjur 2023

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics