“Anaknya kan udah besar, gak mau nambah lagi?”
“Pantas manja, kalau belum punya adik, emang suka gitu…”
“Kalau anak cuma satu, ntar udah tua ditinggal anak kesepian, lho!”
Masih banyak lagi komentar mereka terkait setua ini saya hanya memiliki satu orang anak laki-laki usia 10 tahun– yang semuanya itu saya tanggapi dengan senyum saja.
Urusan anak kan hak prerogatif Tuhan. Mau minta banyak kalau dikasih satu, mau bagaimana? Yang menggunakan kontrasepsi saja kalau saatnya kebobolan ya jadi anak juga.
Kalau saya ladeni mereka, bisa sakit sendiri. Sementara keuntungan dan kerugian toh gak ngaruh ke kondisi kita, bukan? Jadi buat apa ditanggapi?
Yang penting nih biar anak cuma semata wayang, sebagai orang tua bisa mendidik dan menjaganya sebagai amanah Tuhan. Anak itu tergantung didikannya. Anak manja sekalipun kalau di tangan orang tua yang tepat, ia akan punya etika, berakhlak baik dan menjadikan kekaguman bagi yang lain.
Saya jadi ingat berita viral akhir-akhir ini di kalangan para Nyai/Ning (sebutan atau gelar bagi keturunan kyai bagi perempuan, istri dan putri pengasuh pondok pesantren) dimana salah satu sosok tersebut yaitu Siti Atikoh Supriyanti yang berhasil mencuri perhatian sebagian banyak para Nyai dan Ning karena pola pengasuhan yang diterapkannya kepada putra semata wayangnya memunculkan banyak kekaguman.
Btw sudah tahu kan siapa Siti Atikoh itu? Beliau adalah istri gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023, Ganjar Pranowo. Pasangan yang melangsungkan pernikahan pada tahun 1999 ini dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Nah, yang bikin dikagumi itu, adalah pola pengasuhan Siti Atikoh terhadap putra semata wayangnya Alam Ganjar itu. Siti Atikoh dinilai berhasil mendidik Alam menjadi anak yang pandai menjaga akhlak.
Siapa tidak kagum terhadap sosok ibu dari Alam Ganjar, ketika Siti Atikoh melarang sopir membukakan pintu untuk anaknya, termasuk tidak diperbolehkan membawakan barang pribadi anaknya. Mungkin bagi sebagian orang itu hal kecil tapi itu justru inspiratif sekali. Patut dicontoh untuk membiasakan anak bisa hidup mandiri dan menghargai orang yang lebih tua.
Pola asuh Siti Atikoh terhadap Alam tidak biasa. Apalagi bagi keluarga yang menjadi tokoh publik di mana kemewahan bisa dengan mudah didapat.
Tidak heran banyak orang tua meniru pola pengasuhan yang dilakukan Siti Atikoh dengan harapan anak sendiri bisa menjadi seperti Alam Ganjar yang tumbuh dengan baik, sosok sederhana dan apa adanya.
Karenan banyak para ibu yang mengagumi putra Siti Atikoh tersebut, saya juga jadi kepo ingin tahu bagaimana cara mendidik sehingga menjadi seperti yang kita lihat, anaknya pintar dan akhlaknya sangat dijaga.
Begitulah sosok Siti Atikoh Supriyani atau kerap disapa dengan panggilan Atikoh yang lahir 52 tahun silam, tepatnya pada tanggal 25 November 1971 di Purbalingga, Jawa Tengah.
Ternyata selain mendampingi suami, saat bertugas, Siti Atikoh juga memiliki peran lainnya.
Selama mendampingi suaminya menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah, Siti Atikoh memiliki banyak prestasi dalam memajukan provinsi yang beribukota Semarang itu. Siti Atikoh sering terlihat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perempuan di Jateng.
Berikut tiga prestasi gemilang yang telah diraih oleh Siti Atikoh sosok simbol juang Kartini masa kini
Prestasi Siti Atikoh Dalam Memajukan Kesejahteraan di Jawa Tengah
1. Menurunkan Angka Stunting
PKK Jawa Tengah berperan aktif dalam melakukan pendampingan dan pembinaan keluarga serta ibu-ibu di wilayahnya.
Upaya itu berhasil menurunkan angka stunting hingga mencapai 11,9 persen pada tahun 2022, menurut perhitungan elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM).
Program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” yang digagas Siti Atikoh bertujuan menjaga kesejahteraan ibu dan bayi serta mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta mengatasi masalah stunting.
2. Mencegah Perkawinan Dini
Siti Atikoh dan PKK Jateng mengimplementasikan program Jo Kawin Bocah. Program ini bertujuan mencegah perkawinan dini yang masih kerap terjadi di Jawa Tengah.
3. Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Bullying
Siti Atikoh menerima penghargaan sebagai Bunda Forum Anak Jawa Tengah oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga sebagai pengakuan atas dedikasinya dalam melindungi anak-anak di Jawa Tengah melalui program “Jogo Konco”
Program Aplikasi Jogo Konco, atau Jaga Anak dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Jateng dan TP PKK Jateng dalam upaya melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.
Itulah sosok Siti Atikoh yang terus menjalankan perannya sebagai istri dan seorang ibu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak.
Beliau tidak hanya memiliki program atau teori tetapi sekaligus mengimplementasikan langsung terhadap anak dan keluarganya sendiri.
Jadi mau anak satu atau berapa pun, yang penting sebagai orang tua, kita harus bisa mendidik dan menjaganya sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan memiliki karakter baik dan hidup sesuai dengan ajaran kebenaran.
Setuju banget. Pola pengasuhannya itu yang penting. Salut juga dengan istri Pak Ganjar ini. Biasanya anak pejabat tuh cenderung dapat priviledge ya. Tapi pengasuhan sang ibu ini bisa bikin anak makin tangguh dan gak manja.
Iya, yang penting tentang kualitas. Mau punya anak berapa pun belum tentu menjadi lebih baik kalau kualitas pola asuh diabaikan. Karena anak kan pertama kali belajar dari orangtua.
Duh jadi kesindir kayanya pola asuh aku ke anak kadang kurang oke. Salut sama ibu Siti Atikoh yang bisa menjalankan perannya sebagai ibu sekaligus mendampingi pak Ganjar dan punya banyak prestasi juga.
Iya ya, perlu belajar juga dari Ibu Siti Atikoh bagaimana bisa mendidik anak menjadi seperti Alam saat ini. Kemarin liat Alam berbicara dengan penuh kebijakan. Bikin kagum. Padahal masih semuda itu.
Bener, anak itu kan hak prerogatif dari Allah, mau dikasih berapa ya disyukuri dan dididik semaksimal mungkin. Kalau dikasihnya cuma satu, itu tetap amanah yang lumayan besar makanya pola asuhnya dimaksimalkan dan bu Atikoh melakukan itu, itu yang harus diapresiasi yaa.
Tentu, yang terutama adalah kualitas. Memiliki sebanyak apa pun anak-anak belum tentu akan menjadi lebih baik jika perhatian terhadap kualitas pengasuhan diabaikan. Karena anak-anak pertama kali belajar dari orang tua.
Pernikahan dini masih banyak terjadi ya, ntah karena kurang pengetahuan atau karena pergaulan. Di lingkungan rumahpun beberapa ada yang begitu, karena ‘budaya’ di keluarganya begitu. Jadi jarang anak perempuan yang sekolah sampai lulus smp apalagi sma, tapi ya akhirnya terjadi kesulitan ekonomi yang berulang juga
Pernikahan dini masih banyak terjadi ya, ntah karena kurang pengetahuan atau karena pergaulan. Di lingkungan rumahpun beberapa ada yang begitu, karena ‘budaya’ di keluarganya begitu. Jadi jarang anak perempuan yang sekolah sampai lulus smp apalagi sma, tapi ya akhirnya terjadi kesulitan ekonomi yang berulang juga 🙁
wah baru tahu nih saya sosok istri pak ganjar. jujur nih sebagai ibu saya merasa banyak banget kurangnya dalam mendidik anak. semoga saja sih anak saya nanti juga bisa tumbuh menjadi anak yang soleh dan berakhlak mulia
Betul, anak tunggal tidak melulu manja, jika pengasuhannya tepat seperti Ibu Siti Atikoh ini. Ada kok di kampung saya juga anak tunggal, teman masa kecil saya, dan dia tidak manja, tidak sakit2an seperti mitos orang banyak.
Apalagi jika dididik oleh ibu dan bapak yang terdidik, tentu anak tubuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan mental kuat.
Wah Pak Ganjar ini tetanggaku di kampung halaman cuma beda RW aja, tapi kalau istrinya aku baru tahu nih sosoknya lebih mendalam. Ternyata banyak concern juga untuk dunia pengasuhan dan kesehatan.ibu dan anak ya.
Auto ngaca aku teh.. Udah pake kontrasepsi kebobolan juga .
Tapi ya gitu, gak mau nanggepin apalagi pas ada yang nyeletuk “kebobolan kok doyan..” haiiiis
Masya Allah … peran Ibu Atikoh besar dalam mengatasi hal-hal yang menjadi isu besar saat ini. Salut dengan cara mendidik anaknya – hal kecil seperti melarang sopir membukakan pintu atau membawakan tas anaknya itu orang anggap kecil ya tapi penting … belajar sesuatu kan dari hal2 kecil jadi anaknya bisa memperlakukan orang dengan baik untuk hal2 besar dan kecil sekali pun.
Cantik dan kelihatan muda ya istri Pak Ganjar ini.
Padahal usianya sudah 52 tahun.
Btw kalo dengerin omongan orang memang jadi ndak hidup kita.
Yang belum punya anak, ditanya kapan punya anak.
Udah punya anak, ditanya kapan ada adiknya.
Kalau anak kita perempuan semua, ditanya kapan nambah anak laki, dan sebaliknya.
Haizzzz
Superb ibu yang satu ini. Tenar tapi tetap injak bumi. Semoga sehat selalu ibu dan tetap menginspirasi. Saya anak tunggal, saya manja kalau di rumah, hehehe. Alhamdulillah pas lahiran anak-anak (4) ngurusinnya sendiri, berdampingan saja dengan suami. Seru, menikmati setiap momen perkembangan anak-anak bersama suami berdua
MasyaAllah ilmuku soal anak tuh masih cetek banget Teh
kadang mau ngulang waktu belajar parenting sejak dini hehehe
allhamdulillah anakku sudah setahun teh, waktu cepat sekali ya
Saya kagum dengan putra Beliau, saat diwawancarai di TV. Anaknya santun dan berkarakter. Sungguh cerminan orang tua yang mendidiknya dengan pola asuh terbaik. Salut pada Bu Atikoh dan Pak Ganjar
MasyaAllah makasih teh sudah mengenalkan sosok Atiqoh. Saya belum seperti beliau tapi semoga juga bisa memberikan yang terbaik untuk anak. Aamiin