Jajanan khas Ramadan yang ketiga ini memang lejend banget, deh … Sampai anak saya semangat katanya gak sabar lagi untuk menanti bulan Ramadan. Karena jajanan khas ini emang adanya saat bulan puasa saja
Setelah bubar mengaji sore, anak saya bilang ia mau beli syrup untuk berbuka dari Mama Hafidza. Saya sedikit berpikir dulu, Mama Hafidza jualan? Jualan apa? Dimana?
Setahu saya dia ibu rumah tangga biasa. Maksudnya ya kesehariannya gak berjualan. Jadi ketika anak saya bilang mau jajan di sana, saya sedikit bertanya-tanya.
“Ibu, Mama Hafidza itu jualan jajanan khas Ramadan, Bu… Nih lihat di story WhatsApp nya. Siapa yang mau pesan nanti dilist. Gitu Bu…” jelas anak saya sambil memperlihatkan ponselnya.
Oh saya paham.
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur tempat saya tinggal ini bisa dibilang daerah transisi yang mana masyarakatnya mulai terlihat mengikuti perkembangan daerah mengikuti kehidupan di perkotaan meski kondisi wilayah Pagelaran sebagian besar masih terdiri dari perkampungan persawahan dan kebun lokal.
Adanya internet masuk desa dipastikan perlahan tapi pasti mulai mengubah kebiasaan dan gaya hidup masyarakat pinggiran ini menjadi gaya hidup kekinian seperti di kota besar.
Orang mulai memahami dan mempraktikkan apa itu namanya digital marketing. Berjualan dengan menawarkan dagangannya melalui jaringan internet.
Salah satunya kekuatan media sosial lah yang berperan serta begitu besar dalam mengubah perilaku orang kampung mengikuti trend masyarakat kota. Entah itu dari pergaulan, gaya hidup, pola makan sampai etika kehidupan bermasyarakat lainnya. Termasuk berjualan jajanan khas Ramadan dengan mempromosikannya melalui WhatsApp dan media sosial.
Nah, seperti yang dilakukan Mama Hafidza ini. Pada bulan puasa memang bisa jadi waktu yang tepat untuk memanfaatkan bagaimana geliat ngabuburit versi kampung menuju semi perkotaan ini mulai berubah dan beralih.
Terlebih cuaca sehari-hari di tempat kami ini siang memang cukup cerah, tapi lewat dhuhur sampai magrib, hujan sering turun. Bikin mager dan banyak orang memilih diam di rumah saja.
Tapi namanya juga bulan puasa, gak seru kalau gak ngabuburit sekaligus berburu makanan untuk berbuka (yang di Indonesia diistilahkan dengan takjil, ya). Tapi kalau cuacanya tidak memungkinkan, kan emang lebih baik membeli secara online. Pesanan tinggal terima di tempat.
Sayangnya, di Cianjur Selatan sistem pembelian online secara resmi itu belum masuk. Entah kenapa. Jadi yang namanya gojek atau grab itu emang belum sampai. Jadi kalaupun mau ya dengan sistem manual seperti jualan online yang dilakukan Mama Hafidza tetangga saya. Secara pribadi melalui status WhatsApp atau media sosial.
Meski masih sederhana, tapi ini jelas sangat membantu. Saling menguntungkan. Penjual bisa tetap menawarkan dagangannya, pembeli dapat memilih apa saja yang diinginkan sesuai dengan informasi yang ditawarkan.
Meski jualan jajanan khas ini terkesan musiman, tapi mungkin ya inilah namanya berkah Ramadan. Berjualan jajanan khas Ramadan jadi kesempatan untuk mencari cuan.
Apa saja jajanan khas Ramadan yang biasa dijual?
Pada umumnya menjadi dua pilihan jajanan berupa makanan dan jajanan berupa minuman.
Minuman Khas Ramadan
Minuman khas sebagai jajanan Ramadan di tempat kami tak jauh dari es campur, minuman dingin, kolak, dan sejenisnya. Sedikit berbeda, posisi kolak tergeser dengan minuman boba dan sejenisnya yang mulai muncul berbarengan dengan minuman dingin sejenis franchise berupa teh.
Makanan Khas Ramadan
Kalau makanan khas Ramadan masih didominasi oleh gorengan. Hihi, saking seringnya ketemu gorengan sampai ada yang bilang bukan di Indonesia kalau tidak jumpa dengan camilan yang bisa jadi teman dalam berbagai suasana ini. Emang camilan terdiri dari bakwan, tahu isi, karoket, pastel, dan sejenisnya itu begitu nikmat disantap saat sedang lapar.
Selain ada jajanan jadul lainnya berupa martabak, dawet, makanan tradisional berupa kue basah dan jajanan anak kekinian seperti sostel, bilor, cilor, tahu krispi, dan sebagainya.
Jajanan Khas Ramadan yang Fenomenal
Dan bagi anak-anak di kampung kami, ada jajanan lain yang selalu dinanti dan jadi jajanan Khas Ramadan yang bukan merupakan makanan maupun minuman, yaitu kembang api dan petasan. Ya petasan yang aman untuk anak-anak pastinya ya. Bukan petasan besar yang memang dilarang oleh pemerintah.
Petasan yang dijual di pasar dan dijual lagi oleh pedagang eceran ini mengingatkan saya pada masa kecil dulu. Petasan masih berupa obat bentol, dimana akan mengeluarkan bunyi kalau kita pukul atau dilempar sekeras mungkin, cecengekan alias petasan sebesar cabe rawit, dan gasing yang hanya berputar sambil mengeluarkan percikan ditambah kembang api.
Justru kalau tidak ada permainan kembang api dan petasan kecil oleh anak-anak itu rasanya kok sepi dan seolah bukan suasananya Ramadan. Apakah ini fenomena yang hanya terjadi di daerah tempat saya tinggal saja?
Mungkin karena di kampung masih sepi, jadi kalau ada yang bakar petasan kembang api agak besar dipastikan hampir satu kampung mengetahui (melihatnya). Dan biasanya kembang api yang ditembakkan ke langit itu hanya mampu dibeli oleh orang bercukupan secara finansial.
Puncak pembakaran kembang api dan petasan biasanya terjadi pada malam takbiran. Di daerah kami yang kontur kampung nya masih berbukit-bukit jika cuaca bagus senang sekali bisa melihat kembang api yang dibakar di kampung lain, pun mungkin sebaliknya jika di kampung saya ada yang membakar kembang api mereka yang tinggal di kampung lain pun bisa melihat juga.
Dan karena itu adalah jajanan khas Ramadan, setelah memasuki bulan Syawal, secara sendinya kembang api pun hilang dari peredaran. Sudah seperti itu bawaannya jajan kembang api kali ya. Hingga keberadaannya begitu fenomenal. Hehe ….
Di tempat daku belum berakhir Ramadan-nya udah ada melihat yang bakar petasan dj sini. Begitu juga dengan kembang api, pas momen pertama Ramadan jadinya keren juga hehe
Kalau Ramadhan di kampung suami biasanya pawai obor mbak dan pawai mobil. Suka bikin lomba gapura dari pelita di kaleng gitu juga, bagus2 klo dinyalain. Hadiahnya gede 15 juta
Teh aku suka banget dengan gorengan kalau buat buka puasa, tahu isi, bakwan, donat kayaknya nggak pernah absen di meja buat berbuka hehehe
Ih bener banget Teh Okti. Di kompleks perumahan saya, setiap ramadan, banyak warga yang berjualan takjil di teras ruko yang ada di sisi depan kompleks. MashaAllah itu yang dijual banyak sekali macamnya. Tapi memang dominan dikuasai oleh gorengan dan minuman-minuman segar/dingin. Dan itu laris luar biasa. Dari jam 4sore aja sudah banyak yang habis. Yang bingung itu yang beli hahaha. Asa pengen dibeli semua tapi lambung gak sekuat itu dan pasti gak mampu ngabisinnya.
Gak nyangka kalau jajanan khas ramadhan yang dimaksud adalah kembang api dan petasan. Aku kira tadi yang fenomenal dan lagi viral adalah si gohyong haha.
Tapi aku benci banget sama petasan, Teh, hehee
Lebih ke parno sih, bayangin gimana kalau gimana kalau 😀
Soal makanan, gorengan lah mana ada tandingannya. Cocol saos abis dah tuh berapa potong…hehe
wah kok sama
Ramadan ini banyak ibuk-ibuk yang mendadak jualan via WA
Untungnya di sini (karena kompleks perumahan), jualannya bisa dipromosiin via WA Grup
dan asyiknya, penjual mau nganterin ke rumah, walau cuma beli sedikit
Mungkin karena perumahan, jaraknya relatif dekat
Walau jontor juga kalo jalan wara wiri 😀
Kalau di domisiliku petasan saat bln puasa biasanya di awal ramadan dan takbiran, sajian khas ramadan tuh variatif dan makin banyak pilihan dan itu menggugah selera. Makanya ga jarang yg menyebut klo ramadan pengeluaran kayanya lebih banyak “karna banyak jajanan” 😀
selain jajajn makanan di bulan puasa, jajan petasan buat yang masih punya anak kecil menjadi suatu hal yang harus ya mbak. Biasanya anak-anak mengundang temannya buat main kembang api bersama. Bahkan ada yang bikin (petasan) sendiri. Seseru itu ya, Ramadhan
Sama aja mbak, di daerah saya juga kalau ramadhan tuh pasti banyak anak menyulut petasan. Biasanya dilakukan seusai sholat subuh. Sambil jalan-jalan di pagi hari, lempar petasan yang sudah di sulut, lalu lari sambil nutup kuping
Minuman khas ini selalu paling rame sih selama ramadhan ya, teh. Selalu menemukan beragam varian hampir di tiap pinggiran jalan. Memang jajanan khas gini yang selalu dinantikan kalo saat ramadhan deh.
rasanya kalau pas bulan puasa itu bakal banyak ketemu makanan-makanan yang udah lama kita belum lihat ya.. aku sendiri juga suka buat berburu takjil.
Tadinya saya juga kepikiran mau jualan takjil sekedar gorengan dan minuman, tapi pas dapet piket menyiapkan takjil buat musholla berasa ribet masak dan goreng-gorengnya haha, akhirnya ya sudahlah lebih baik khusuk aja buat keluarga dulu
Ya Allah teh, aku kira beneran jajanan makanan ternyata petasan yang suka dimainin anak-anak. Tapi ini emang jajanan fenomenal sih di bulan Ramadan karena selain bulan Ramadan biasanya nggak ada. Tapi kadang bikin saya suka was-was kalau ngelewatin anak-anak karena saya kagetan sama petasannya
Jadi inget kalau dulu diajarin bikin petasan sendiri dari ujungnya korek api yang diambil dan dimasukkan ke dalam bungkus kuning rokok. Nanti biar meletus, dipites pakai batu.
Hihi.. emang masa anak-anak itu masa-masa paling menyenangkan!
Dan Ramadan pasti kudu gorengan.
Favorit kembalikan energi yang hilang seharian setelah puasa.
di kampungku tadi malam sudah kedengeran tuh merconnya pada gantian suaranya keras. aku juga dulu waktu masih SD suka main petasan tapi yang versi cewek aja yang minim ledakan
Untung anakku sekarang sudah gede-gede, jadi undah enggak minta jajanan Ramadan yang fenomenal alias kembang api dan petasan. Palingan cuma minta makanan aja…