Bagaimana Cara Berkomunikasi yang Baik dengan Toddler? 

Mengasuh toddler atau anak usia dibawah tiga tahun (batita) bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Pada fase ini, anak mulai menunjukkan perkembangan yang pesat dalam kemampuan berbicara dan memahami bahasa.

Namun, mereka juga belum sepenuhnya menguasai keterampilan komunikasi, yang terkadang membuat interaksi dengan mereka terasa sulit.

Cara Berkomunikasi yang Baik dengan Batita

Para orang tua atau pengasuh tidak usah khawatir, berikut adalah beberapa tips untuk membantu kita berkomunikasi secara efektif dengan toddler.

Gunakan Bahasa yang Sederhana

Toddler masih dalam tahap mengembangkan kosakata mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan kalimat yang pendek.

Misalnya, jika kita ingin memberitahu mereka untuk duduk di kursi makan, cukup katakan “Duduk di kursi, ya”. Hindari kalimat yang terlalu panjang dan rumit.

Jaga Kontak Mata

Pastikan kita berada di jangkauan level mata mereka saat berbicara dengan toddler. Ini akan membantu anak merasa diperhatikan dan lebih mudah menangkap maksud dari apa yang kita katakan.

Berjongkok atau duduk di depan mereka saat berkomunikasi akan membuat interaksi lebih personal dan mendalam.

Kontak mata juga memberikan kesan bahwa kita serius dan peduli terhadap apa yang sedang dibicarakan.

Gunakan Intonasi Suara yang Lembut

Hindari menggunakan nada yang keras atau meninggi saat berbicara dengan mereka, karena hal ini bisa membuat mereka takut atau enggan untuk mendengarkan.

Suara yang lembut dan ramah akan membuat mereka lebih nyaman dan merespons dengan baik.

Berikan Waktu untuk Merespons

Anak usia toddler mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memproses informasi yang kita sampaikan.

Contohnya, “Adik mau liburan ke mana?”, tunggu ia jawab dulu baru berikan pertanyaan lanjutan. Jika kita langsung mengulangi instruksi atau pertanyaan sebelum mereka sempat merespons, anak mungkin merasa tertekan atau bingung.

Gunakan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh adalah alat komunikasi yang kuat, terutama untuk toddler yang mungkin belum sepenuhnya memahami kata-kata.

Menggunakan gestur atau gerakan tangan dapat membantu mereka memahami apa yang kita maksud. Bahasa tubuh juga membantu anak memahami emosi yang ingin kita sampaikan, seperti memberikan pelukan saat mereka merasa takut atau sedih.

Dengarkan Anak dengan Seksama

Selain berbicara, penting bagi orang tua untuk mendengarkan dengan seksama apa yang ingin disampaikan oleh toddler.

Walaupun mereka mungkin belum bisa berbicara dengan jelas, perhatikan ekspresi wajah, gestur, atau kata-kata yang mereka gunakan.

Cara itu bisa membantu kita memahami perasaan atau keinginan mereka lebih baik, serta mengajarkan mereka bahwa komunikasi melibatkan saling mendengarkan.

Cara berkomunikasi yang baik dengan toddler

Hindari Kata “Jangan” yang Berlebihan

Ketika berkomunikasi dengan toddler, seringkali kita ingin melindungi mereka dari bahaya atau kebiasaan buruk. Namun, terlalu sering menggunakan kata “jangan” akan membuat anak merasa terbatas dan frustasi.

Berikan Pujian dan Penguatan Positif

Ketika toddler berperilaku baik atau berhasil mengikuti instruksi, berikan pujian yang tulus. Hal itu akan memperkuat perilaku positif dan memotivasi mereka untuk terus mendengarkan dan mengikuti petunjuk.

Sabar dan Konsisten

Mengasuh toddler membutuhkan kesabaran ekstra, terutama ketika mereka mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran atau tantrum. Pada situasi seperti ini, tetaplah tenang dan konsisten dalam berkomunikasi.

Jangan mudah menyerah atau marah, karena justru akan memperburuk situasi. Tetap gunakan nada yang tenang, meskipun anak sedang tantrum, dan coba untuk tetap konsisten dengan pesan yang ingin kita sampaikan.

Ajarkan Anak untuk Mengekspresikan Emosi

Sebagian besar kesulitan komunikasi pada toddler terjadi karena mereka belum sepenuhnya mengerti bagaimana mengekspresikan emosi mereka dengan kata-kata.

Karena itu bantu mereka dengan memberikan contoh. Misalnya, ketika mereka marah, kita bisa mengatakan, “Kamu sedang marah, ya? Tidak apa-apa, semua orang bisa marah. Coba bilang ke Mama kenapa kamu marah.”.

Cara itu kemungkinan akan membantu anak untuk mengenali emosi mereka dan belajar bagaimana mengekspresikannya dengan cara yang lebih baik.

Begitulah, berkomunikasi dengan toddler memang memerlukan kesabaran dan pemahaman yang mendalam. Orang tua atau para pengasuh perlu menyesuaikan cara berbicara, bahasa tubuh, dan nada suara agar anak merasa didengar dan dipahami.

Coba ikuti tips-tips di atas dan jangan lupa proses komunikasi yang baik akan menjadi pondasi penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.

Manteman ada pengalaman lain bagaimana interaksi yang baik dengan toddler? Boleh sharing untuk kebaikan kita para orang tua ya… Siapa tahu pengalamannya bermanfaat bagi yang lain.

22 thoughts on “Bagaimana Cara Berkomunikasi yang Baik dengan Toddler? ”

  1. Setuju sekali dengan poin-poin di atas. Memang harus dengan pendekatan yang persuasif dan dibarengi dengan praktek langsung . Biasanya lebih ampuh mengajari toddler. Kadang suka miris kalo ngeliat orang tua ngebentak-bentak anak-anak usia toddler ataupun balita. Bukannya nurut, malah jadi pembangkang. Jadi edukasi parenting memang sangat diperlukan ya, terutama bagi mereka yang sudah punya buah hati.

    Reply
  2. Tantangannya memang luar biasa ya karena sesungguhnya mereka mengerti hanya saja belum memiliki kemampuan untuk meresponse karena beberapa keterbatasan, seperti belum bisa berbicara atau mengekspresikan apa yang diinginkan dengan baik. Apalagi kemudian kita, orang tua, terpancing jadi lebih emosional. Duh jadi pe-er banget itu.

    Trik-trik di atas bisa banget diikuti. Tentu saja diiringi dengan konsistensi dan hati yang luas. Layaknya kertas putih, kita lah yang nanti akan membentuk kepribadian dan seperti apa behaviour yang terbaik bagi anak-anak.

    Reply
  3. Setiap toddler itu unik, karena mereka masih dalam fase aktif tumbuh kembang anak. Orang tua dan pengasuh harus bisa mengerti karakter masing-masing toddler. Semua tips yang Teh Okti tulis di artikel ini sangat relate dengan kehidupan mama muda yang kadang lebih tertarik sama gadgetnya, hehehe… Anak tetap nomer satu ya moms

    Reply
  4. Tantangannya ini memang ada. Apalagi anak seusia itu lagi “Lucu-lucunya”. ingin tahu ini itu. Dan saya setuju sekali pada poin, orang tua harus memberikan waktu kepada anak untuk merespon pertanyaan dulu. Biarkan mereka menjawab dulu. Jangan langsung dipotong. Karena dalam tahap ini, ada anak juga yang baru proses lancar berbicara atau pengucapannya masih belum pas.

    Reply
  5. Ini tuh penting banget loh dipahami oleh semua parents sih karena tips-tips ini emang dibutuhkan banget, terutama untuk bisa memahami pola perkembangan anak.

    Reply
    • Benar, Kak Dian. Terkadang tuh bukan nggak bisa komunikasi sama toddler. Cuma kitanya yang kurang sabar. Nggak memberikan mereka waktu untuk merespon apa yang ingin kita sampaikan. Jadi, belum sempat mereka nyaut, kitanya udah nyerocos lagi. Hehehe

      Reply
  6. Alhamdulillah aku udah menerapkan semua tiap di atas kalau komunikasi sama anakku. Terasa banget manfaatnya aku jadi mudah menyampaikan maksudku pada anak. Anak juga jadi lebih mudah diatur jadinya. Nggak usah teriak2, kalau teriak dan intonasi tinggi anak malah tidak mau mendengarkan.

    Reply
  7. Seiring waktu ilmu parenting bertambah maju
    Sekarang saya suka gemes ngelihat ibu-ibu muda yang masih teriak “jangan” ke anaknya

    Itu pun alasannya bikin ketawa
    Seperti “Jangan ke sana nanti ada gog-gog”.
    Lha sejak kecil kok ditakut-takuti,
    Kasihan nanti besar dia takut pada anjing yang gak kenapa-napa

    Reply
  8. Wah, artikelnya bener-bener membuka mata! Ternyata berkomunikasi dengan toddler itu nggak bisa sembarangan ya. Aku jadi sadar, kadang kita suka lupa kalau mereka butuh waktu buat paham dan respon kita. Bagian tentang pentingnya konsisten itu benar banget, apalagi soal bahasa tubuh dan intonasi suara. Kayaknya aku bakal lebih sabar lagi nih kalau lagi ngobrol sama keponakan, biar mereka nggak bingung dengan apa yang kita maksud.

    Reply
  9. Pastinya unik dan kudu sabar yang ekstra ya Teh. Waktu ponakan daku di masa toddler, memang sesuatu tapi Alhamdulillah-nya bisa dilalui dengan baik.

    Reply
  10. Mengasuh Toddler ini sangat menantang ya teh
    Perlu tahu bagaimana trik parenting yang tepat, salah satunya dengan memberi mereka kebebasan menyalurkan emosi ya

    Reply
  11. Toddler ini kosakatanya belum banyak, tapi menurutku fase yang paling asik di sepanjang usia emas pertumbuhan mereka. Karena lucu.. dibilang kicik, ya memang kicik yaa.. tapi semuanya dalam tahap perkembangan aktif. Sehingga penting sekali bagi orangtua untuk belajar mendengarkan dan menyesuaikan dengan karakter anak.

    Reply
    • Bener Teh, lagi momen lucu-lucunya. Tapi jadi tantangan juga sih ya, pernah dikasih saran biar kalo ngomong sama anak kecil jangan dicadel-cadelin, kayak huruf R jadi L atau S jadi C

      Reply
  12. Aku nih yg kebiasaan pake kata ‘jangan’ utk melarang aktivitas anak. Soalnya kadang bingung mau ngomong apa utk melarang sesuatu.

    Tp setelah itu, lgsg aku jelasin sih kenapa nggak boleh ini dan itu. Jd si kecil pun udh mulai paham dgn pelarangan yg kita lakukan. Tentunya ini niatnya baik ya buat ngajarin si kecil.

    Reply
  13. Ketika berkomunikasi dengan anak saya juga menyesuaikan dengan usia dan perkembangan mereka. Yap, saya juga menerapkan tips-tips di artikel ini 🙂

    Reply
  14. Berkomunikasi dengan toddler itu memang harus menggunakan hati. Walaupun nampak seperti bentuk komunikasi yang sederhana, tetapi efek jangka panjangnya akan terasa dalam masa tumbuh kembang kehidupan di waktu-waktu selanjutnya.

    Reply
  15. Menghindari menggunakan kata “jangan” berlebih ini betul-betul butuh perjuangan sih. Tapisemakin belajar, akan semakin berkurang penggunaan kata jangan dan mengalihkan dengan kata lain yang positif.

    Reply
  16. Saya mau fokus ke poin yang terakhir Teh, soalnya ini jadi hal yang penting buat saya. Mengajarkan anak mengekspresikan emosi adalah keterampilan yang perlu dilatih sejak dini. Saya merasakan betul bagaimana saya berjuang keras hingga saat ini untuk mengenal emosi sendiri dengan baik, ya karena saya tidak terlatih mengekspresikan emosi dari kecil.

    Reply
  17. saya masih ada toddler dan memang tantangan banget untuk berkomunikasi dengan baik sama mereka…emosi kudu ditata dulu biar gak kelepasan dan bikin mereka suatu saat meniru apa yang orangtuanya lakukan

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics