Tadabbur Al Qur`an Obat Berbagai Penyakit

Tadabbur Al Qur`an Obat Berbagai Penyakit

Tahukah mentadabburi Al Qur`an dapat mengobati berbagai macam penyakit hati, membersihkan diri dari kotoran yang “tidak terlihat”, dan dapat memberikan jawaban dan bantahan terhadap permasalahan yang dibawa setan, manusia, juga jin…?

Pemahaman yang saya dapat (maaf dan mohon dikoreksi jika salah) dari para guru mengaji bahwa itu lah yang membedakan orang ikhlas dengan orang yang munafik. Orang munafik enggan merenungi Al Qur`an dan tidak mencari petunjuk darinya, maka hati mereka “sakit”, penuh penyakit baik secara dunia medis maupun non medis.

Firman Allah :

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta”. (Al Baqarah/2 : 10)

Saat Tuhan memerintah manusia untuk memperdalam kitab suci Nya, hakikatnya Tuhan mengajak ciptaan Nya untuk mengobati hati mereka dari berbagai macam penyakit. Sayangnya banyak manusia yang tidak tahu dan yang sudah tahu pun menyepelekannya.

Membaca kitab suci tidak hanya sebagai upaya untuk mengetahui aturan-aturan yang krusial dalam ajaran agama, tapi juga sumber hukum dan muamalah seperti kewajiban manusia sebagai hamba, aturan dalam berhubungan dengan sesama dan sebagainya.

Karena itu sebaiknya sebagai penganut agama kita memahami arti dan dari kitab suci. Supaya apa yang dibaca bisa dipahami dan dijalankan.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur`an ataukah hati mereka terkunci” (QS. Muhammad/47 ayat 24)

 

Seseorang yang membaca al Qur`an, hendaknya berusaha untuk memahami setiap ayat yang ia baca. Karena dengan merenungi dan memahaminya, serta mengulanginya, seseorang akan bisa merasakan nikmatnya al Qur`an. Bagi yang sudah memahami benar isi kitab suci ada yang mengibaratkannya dengan mengecap buah yang teramat lezat. Dimana setiap mengunyah maka akan terasa manisnya. Dengan kata lain jika sudah memahami satu ayat, maka akan segera ingin membaca ayat berikutnya.

Bagaimana cara kita bisa memahami bacaan kitab suci? Tentu saja dengan cara rajin membacanya dan mencoba menerjemahkan sedikit demi sedikit supaya dimengerti benar.

Metode sederhana yang saya lakukan supaya menyenangkan dan menerapkan dengan penuh makna saat membaca Al Quran khususnya kepada anak ialah dengan mendongeng dan menghafal mulai dari surat pendek di Zuz 30.

Beruntungnya lagi anak saya Fahmi terbilang kritis. Saat menghafal surat pendek setiap kata-kata yang dihafal selalu ditanyakan.

“Bu, itu artinya apa? Bu, An Nas itu artinya apa?

“An Nas artinya manusia. Seperti kita ini, mahluk ciptaan Allah.”

Ini membuat saya harus lebih siap menghafal dan menerjemahkan. Setelah kata demi kata diartikan dan anak mulai mengangguk (semoga artinya ia paham) baru saya bercerita terkait keseluruhan kandungan bacaan surat pendek yang kami baca dan kami hafal.

Karena masih kecil, pemahaman belum secepat orang dewasa, satu surat pendek perlu waktu hingga berbulan-bulan untuk menghafal, menerjemahkan dan karena itu maka sekian puluh sampai ratus kali pula saya harus mengulang cerita yang sama tentang arti dari satu surat pendek yang kami pelajari.

Tapi dengan demikian sepertinya Fahmi bisa mengerti dan memahami sepenuhnya. Termasuk saya yang terus dituntut untuk mencari referensi demi bisa kembali menyampaikan yang benar kepada anak.

Saya sendiri belajar nya selain mengikuti pengajian rutin di kampung juga banyak bertanya kepad para guru dan terus membaca untuk nambah wawasan.

Banyak aplikasi Al Quran beserta terjemahan yang bisa diinstal dan disimpan di ponsel sehingga bisa dengan mudah kita buka, baca dan pelajari makna serta isinya.

Sejauh ini Fahmi tampak senang dan hafalannya terus bertambah. Tidak kalah dengan murid santri yang mengaji di rumah setiap malam. Semoga saja bisa terus berlanjut dan istiqomah dalam membaca Al Quran. Secara janji Allah SWT barangsiapa yang membaca Al Quran akan diangkat derajatnya di sisi Allah. Amin.

Referensi bacaan dari sini