Selalu saja ada hikmah yang tidak bisa kita duga dari sebuah permasalahan yang menimpa. Bisa saja kita terkena masalah rumit yang mengecewakan, tapi ternyata di mata Tuhan justru itu jalan terbaik buat kita.
Atau sebaliknya, saat kita merasa ada hal baik yang akan kita dapat, tapi Tuhan takdirkan tidak berjumpa dengan kita karena meski di mata kita itu baik, ternyata di mata Tuhan itu justru hal yang buruk untuk kita, makanya (tanpa sepengetahuan kita) dihindarkan.
Itu yang baru saja aku alami. Sepulangngya dari Tebet, mau naik APTB ke Ciawi aku menunggu busnya di halte busway. Entah kenapa ada dua bus APTB bogoran (Ciawi) tidak berhenti padahal jelas-jelas aku mau naik.
Ada lagi satu bus APTB berhenti, tapi tidak pas pintu turun naiknya penumpang. Aku jadi susah masuk, dan itu bus gak mau mundur. Malah langsung tancap gas juga.
Awalnya aku tentu saja kecewa dan sedih. Masa ada 3 bus APTB yang satu jurusan lewat begitu saja? Kan sayang waktu, sayang tempat.
Sampai ada bis APTB ke empat, berhenti dan setelah aku tanya apakah jurusan ke Ciawi, si kondektur mengiyakan, aku pun langsung naik. Busnya masih kosong, jadi aku leluasa nyaman duduk.
Saat di halte Cawang Uki yang begitu padat merayap, kondektur nanya apa ada yg mau turun di Cawang Uki? Tidak ada penumpang yang jawab.
“Lanjut!” Kata kondektur mantap.
Tanpa mengantri bareng bus Trans Jakarta dan APTB lainnya di jalur busway, bus APTB yang aku naiki langsung mengambil jalur kiri lalu tancap gas, tidak melalui halte busway Cawang UKI terlebih dulu.
Akhirnya, beberapa bus transjakarta termasuk ketiga bus APTB yang gagal aku naiki pun tersalip jauh ditinggal.
Hem,,, inilah hikmah yang tidak terduga itu. Aku sudah merasa kecewa lebih dulu karena ditinggal tiga bus APTB, ternyata justru itu yang Tuhan pilihkan buatku karena Dia tahu yang paling baik buatku.
Coba kalau aku ngotot mau naik satu diantara tiga Bus APTB yang ninggalin aku itu, pasti aku masih kejebak di jalur busway itu. Sementara naik APTB yang terakhir ini, aku justru jadi lebih dulu dan lebih cepat sampai ke Ciawi. (Ol)