Cara Mengatasi Sampah Plastik Agar Tidak Mencemari Lingkungan

Cara Mengatasi Sampah Plastik di Lingkungan Sendiri Agar Tidak Mencemari Lingkungan

Sebelum musim hujan turun, saya dan suami menggali kembali kolam ikan di belakang rumah supaya kelak saat air kembali normal, kolam ikan sudah bersih dan kedalaman nya sesuai dengan target.

Sudah beberapa tahun memang kolam ikan itu tidak kami keruk. Sehingga sampah dedaunan yang jatuh sudah menumpuk, membuat kolam menjadi dangkal dan ikan tak lagi leluasa berenang.

Namun ketika suami menggali hingga ke dasar kolam, tak hanya sampah dedaunan yang sudah menjadi humus yang kami temukan, namun juga banyak sampah plastik utuh yang sangat memberatkan.

Sampah plastik itu kemungkinan dari bungkus makanan jajanan anak yang diterbangkan angin terbawa terbang ke halaman belakang dan masuk kolam. Ada juga plastik kresek dengan warna yang beragam.

Sayangnya karena sampah plastik susah terurai, terendam air dan lumpur sampah-sampah itu bukannya busuk melainkan malah bikin mampet saluran air pembuangan. Tentu saja menjadi sumber utama pencemaran bagi tanah dan lingkungan kolam ikan. Beruntung saja ketika air kolam surut karena kekeringan, ikan tak mati keracunan. Kami langsung memindahkan ikan ke bak di kamar mandi supaya mendapatkan air mengalir dan segar.

Mengapa sih plastik dapat mencemari tanah lingkungan?

Ya karena sampah atau limbah plastik itu seperti kita tahu tidak mudah terurai oleh alam secara alamiah, sehingga akumulasi sampah plastik setiap tahunnya terus menumpuk.

Sampah-sampah plastik itu selanjutnya akan menjadi limbah tak terkelola dan akhirnya menimbulkan polusi yang akan merusak alam. Jelas merusak karena selain akan mencemari tanah, air, meracuni sumber air tanah dan juga dapat menyebabkan dampak kesehatan serius terhadap ikan dan manusia yang mengonsumsi ikan tersebut. Serem kan?

Apa saja permasalahan sampah plastik?

Itu hanya sebagian kecil dampak pencemaran  yang disebabkan sampah plastik di sekitar kolam ikan belakang rumah saya. Masih ada lho dampak atau bahaya dari sampah jenis plastik yang lebih besar lainnya, antara lain; pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut, pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai, juga menjadi penyebab polusi udara yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia, menimbulkan racun karena kandungan zat pada jenis plastik tertentu.

Sampah plastik sudah terurai

Sayangnya meski kita tahu begitu besar dampak bahaya dari sampah plastik tapi tetap saja kita menggunakan plastik-plastik tersebut, bukan?

Lalu apa yang membuat kita tetap menggunakan plastik dan penggunaan sampah plastik itu terus meningkat?

Murah dan mudahnya penggunaan plastik menjadi faktor utama yang menyebabkan banyaknya yang masyarakat yang memanfaatkan plastik.

Setuju banget ketika ada pihak penjual yang memperketat penggunaan plastik dengan cara memberikan tarif untuk plastik yang akan digunakan, dan atau memberikan alternatif penggunaan tas daur ulang. Setidaknya hal itu bisa membatasi penggunaan plastik yang awalnya bisa dibilang bebas bahkan semena-mena.

Mungkin permasalahan sampah plastik yang akan datang bisa kita hentikan. Tapi bagaimana yang sudah terlanjur? Seperti plastik-plastik yang menumpuk di kolam ikan kami itu?

Jika sampah itu sudah ada, bagaimana cara mengolahnya supaya sampah itu tidak mencemari lingkungan?

Bicara soal lingkungan terkecil saja dulu, yakni rumah sendiri, maka hal kecil yang bisa kita lakukan sebagai upaya mengelola sampah (pada umumnya dulu) di rumah, melalui:

  • Mulai belajar mengelola sampah. Tidak ada kata terlambat secara sampah itu terus menerus dihasilkan selama ada kita manusia.
  • Tak perlu hiraukan nyinyiran tetangga atau pihak yang tidak menyukai apa yang kita lakukan. Niatkan saja hal sekecil apapun kita lakukan dapat membantu menyelamatkan lingkungan.
  • Mulai pisahkan tempat sampah untuk sampah organik dan sampah anorganik.
  • Ganti alas plastik sampah menjadi koran atau kardus.
  • Manfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos.
  • Jika memiliki keahlian dan keterampilan bisa mendaur ulang sampah anorganik kering menjadi kerajinan, atau hal lain yang lebih bermanfaat dan nilai jual.

Jika sudah terbiasa dengan pola hidup seperti itu, maka kita bisa mulai fokus mengatasi sampah plastik tersendiri, meski tetap kita masih berada dalam lingkungan terkecil alias rumah dan sekitarnya ya.

Pengelolaan sampah plastik di ruang lingkup rumah sendiri kami lakukan dengan cara:

🌼 Menjadikan sampah plastik sebagai wadah yang lebih bermanfaat. Seperti menjadikannya sebagai pot tanaman hias, dan sebagainya.

🌼 Mengumpulkan plastik daur ulang untuk kemudian diberikan kepada pengepul (bisa juga dijual sendiri)

🌼 Mengikuti pola pengelolaan sampah plastik yang sudah populer yaitu melalui konsep 3R yaitu Reduce (mengurangi penggunaan dan pembelian barang-barang berbahan dasar plastik terutama yang sekali pakai), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).

Segitu saja sih upaya yang bisa kami lakukan untuk meminimalisir sampah plastik di rumah ini supaya tidak mencemari lingkungan.

Oke, deh! Kami lanjut mau menggali tanah di kolam ikan lagi ya, sebelum hujan keburu turun nih.

Postingan ini diikutsertakan dalam eco literasi aksi melestarikan bumi, Challenge Eco 3Dop Ibuku Content Creator

31 thoughts on “Cara Mengatasi Sampah Plastik Agar Tidak Mencemari Lingkungan”

  1. Penguraian sampah plastik ini memang gak mudah ya Teh, jadi sebisa mungkin kita bisa meminimalisir pemakaiannya meski terbilang sulit untuk bisa benar² lepas dari penggunaan benda berbahan plastik

    Reply
  2. Suka bingung ya.. sampah plastik ini sudah seminimalis mungkin menggunakannya, tapi adaaa aja yang nyasar di tempat-tempat yang gak diinginkan. Kalau di rumah teh Okti di kolam, di rumahku, tentunya di got dan beranghang belakang rumah.

    Solusinya memang kerjasama untuk sama-sama saling memahami bahwa plastik ini adalah sampah yang berbahaya bagi lingkungan, untuk dampak jangka pendek dan jangka panjang.

    Reply
  3. Sekarang di sekolah anakku ada pengolahan sampah juga. Anak-anak kalau jajan atau makanan yang ada sampah plasti kemasan mereka akan potong kecil-kecil dan dimasukan ke dalam botol. Ada project pembuatan eco brick di sekolahnya. Keren ini jadi salah satu cara mengolah sampah plastik.

    Reply
  4. Karena blm bisa lakukan daur ulang, jadi aku baru bisa reuse / menggunakan ulang barang2 plastik yg terlanjur ada, terutama yg tas dan botol. Serem juga ya mengetahui lamanya waktu yg diperlukan utk plastik terurai..hiks ..

    Reply
  5. Di sekitar kta memang bnyk bngt ya menggunakan sampah plastik, entah itu dari sampah makanan, botol minuman, dan bnyak bnget yg berbahan dasar plastik. Kalau dibiarin itu lama kelamaan akan merusak tatanan kehidupann kita ya.

    Jadi memang dimulai dari diri kita sih, kalau udah terbiasa mengurangi pemakaian plastik nanti akan berpengaruh baik utk jaga bumi kita ini…

    Reply
  6. Sampah plastik emang bikin pusing banget ya. Udah berusaha dihindari masihhhh aja ada di rumah. Konsekuensinya kita harus mikir gimana mengelolanya supaya tidak menjadi pencemar lingkungan. Ditambah kita belum mengalokasikan waktu khusus untuk mengelolanya. Emang harus diniatin dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya.

    Reply
  7. Sampah plastik ini emang PR banget, masih banyak ditemui dan orang sadar membuang sampah itu ke lingkungan, padahal hal itu bisa mencemari dan bikin jadi lingkungan rawat kesehatan. Harus banget bisa memilah seperti ini terkait mana yang bisa terurai dan tidak..

    Reply
    • Alhamdulillah segera ketahuan ada sampah plastic di kolam ikan. Bisa cepat dibersihkan Dan tidak mengganggu ekosistem ikan. Sampah plastik ini memang bikin gemas ya. Mengganggu alam dan kesimbangan alam juga.

      Reply
  8. Harus banget memang sampah plastik ini untuk diatasi agar dapat diminimalisasi semaksimal mungkin karena kita tahu sampah jenis ini susah banget untuk diuraikan di alam. Mudah-mudahan banyak yang tercerahkan dari tulisan Teh Okti ini untuk mulai mempraktikkan cara mengatasi sampah plastik di sekitar kita

    Reply
  9. Saya juga blm bisa zero plastik nih, meskipun dalam hati merasa berat untuk membuangnya. Di bakar pun juga bisa mencemari lingkungan. di daur ulang butuh efort lebih.

    Reply
  10. Memang urusan sampah di negeri kita khususnya plastik belum banyak tertangani ya teh. Meski di beberapa daerah limbah/sampah sudah diubah jadi biogas. Agaknya beberapa daerah belum mau merepotkan diri untuk hal ini. Padahal untuk jangka panjang tentu ini baik sekali untuk iklim kita.

    Reply
  11. Karena limbah plastik ini dominan saat ini dan proses pengelolahannya oleh alam ini sangat lama maka meminimalisirnya menggunakan plastik biodegredable yg banyak dibuat oleh berbagai kalangan

    Reply
  12. Sampai kapan pun sampah plastik tidak akan pernah hilang dari bumi ini, oleh karena itu issue ini jadi penting banget untuk terus diangkat. Aku skrng sdah berupaya untuk meggunakan gelas tumbler sendiri. Jadi udah gak perlu lagi pakai plastik kalau beli minuman.

    Reply
  13. Sampah plastik ini paling miris lo.pernah suatu hari pas lagi bikin lubang untuk tanam bibit, lha kok digali² bagian dalam tanah masih ada plastik yang nimbun dan bentuknya masih utuh, meski ada sobekan di sana sini. Padahal tanah di rumah itu sudah 5 tahun lebih.

    Reply
  14. selain kita sendiri jg berubah, kayanya kalau udah segenting sekarang, kit perlu bersuara lebih keras ke pemerintah. perlu ada regulasi yg menggerakkan scr masif soal lingkungan khususnya sampah plastik ini. kalau nggak, ntah bumi yg kaya gmn bakal ditempati sm anak2 kita nanti

    Reply
  15. Sampah plastik ini beneran menganggu banget dan efeknya gak main-main buat lingkungan. Mulai dari sendiri untuk membenahi penggunaan sampah plastik, jangan asal dibuang.

    Kemudian edukasi ke keluarga kita jangan asal buang sampah. Sampah plastik dan organik harus dipisah. Berat memang, memakan waktu, apalagi yang gak terbiasa. Huhuhu, bakalan banyak penyanggahan.

    Reply
  16. PR banget nih mengurangi sampah plastik, secara saya masih beli frozen food untuk kudapan anak-anak, sedangkan untuk belanja kami sudah bawa kantong belanja atau wadah plastik sih

    Reply
  17. Siappppp, makasih ka tulisannya. mulai lah ku terapin dari hal-hal kecil biar ngurangin sampah plastik minimal dari diri sendiri.

    Reply
  18. Memisahkan sampah plastik dan sampah organik salah satu langkah yang bisa dilakukan semua orang dari rumah ya Teh. Sehingga tentu akan mempermudah untuk mengolahnya kembali. Memang pengelolaan sampah plastik ini masih banyak tantangannya hingga kini, terutama di lapangan. Padahal pencemaran yang terjadi karena sampah plastik bukan main-main dampaknya.

    Reply
  19. Setuju banget, masyarakat harus lebih di edukasi dan diwajibkan untuk penerapan pemilahan sampah. Karena sampah plastik ini susah terurai

    Reply
  20. Sampah plastik terburuk yang pernah saya lihat adalah sekitar pondok pesantren di Tasikmalaya. Terutama di sungai belakang asrama puteri. Airnya sampai “hinyai” gitu dan berbau. Padahal sebuah sungai yang besar dan masih dikelilingi pohon bambu, layaknya punya air bersih dan masih ada ikan sungai di dalamnya.
    Itu efek jangkan panjang dari buang sampah ke sungai atau di manapun. Lingkungan yang tercemar, dan mengatasinya lebih sulit sih.

    Reply
  21. Sampah plastik emang meresahkan ya, bun. Untuk mengantisipasi sampah plastik sekarang susah kalo bukan dari kesadaran sendiri. Ada aturan pemerintah untuk meminimalkan sampah plastik, misalnya adanya kebijakan kantong plastik berbayar di supermarket. Tapi itu juga masih belum maksimal.

    Reply
  22. Lagi lagi plastik. Sebagai penjual sembako kalo nggak ngasi kresek plastik ke pembeli aku dikatain pelit mbal sumpah⁉️

    Greget aku sama pembeli yang gitu, kita penjualnya niatnya baik mengurangi sampah plastik. Mohon lah bawa kresek atau tas belanja sendiri. Pasti alasannya “males ah ribet” hmmm

    Reply
  23. Saya suka kalo orang-orang sudah pada melek lingkungan, Indonesia itu sebenarnya maish banyak pr nya terkait sampah plastik, di tambah warganya yang masih gk peduli lingkungan. Kompleks bener dah wkwk.

    Reply
  24. Saya seringnya ngumpulin plastik atau wadah plastik bekas trus tak kasi kan ke pemulung. Biar mereka yang jual ke pengepul.
    Di lingkungan saya sendiri, orang orangnya sebagian besar masih sering buang sampah apa pun ke parit besar, mana paritnya depan rumah saya lagi.
    Kalo ditegur mereka marah, jadi ngajak berantem.
    Nanti kalo bamjir, nyalahin pemerintah. Haizzz

    Reply
  25. aku termasuk besti-an sama kantong plastik mbak, dalam artian cukup sering make terutama buat tempat sampah. Padahal sampah plastik terurainya lama banget
    tapi kalau pas belanja misalnya, aku usahakan bawa kantong belanjaan sendiri yang ramah lingkungan

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics