Hidden Gem Bocah di Pasar Minggu

Permata tersembunyi tempat bermain saat bocah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan

 Akhir bulan lalu sepupu rasa adik kandung akhirnya resmi menikah. Bocah jangkung anak pertama dari adik bungsu ibu saya yang sejak kecil sudah menghabiskan masa bermain bersama di Pasar Minggu Jakarta Selatan itu akhirnya berpamitan memohon doa restu untuk memulai hidup baru kembali ke ibu kota.

“Main ke rumah ya Teh, biar sekalian nanti lihat perayaan HUT Jakarta. Fahmi pasti suka jajan kerak telor dan naik komedi ombak kaya kita dulu, hehehe!” Ceritanya selalu terngiang. Meski telah berumah tangga, tapi sifat manjanya memang tidak hilang seketika.

Saya mesem-mesem saja. Gayanya pake ngajak melihat keseruan acara HUT Jakarta ke-495, padahal sejak dulu ia paling takut melihat ondel-ondel. Hihi… kalau gak nangis pasti ngumpet dan baru keluar setelah ondel-ondel yang berbentuk boneka besar terbuat dari rangka anyaman bambu dengan pakaian serta aksesoris yang menyerupai manusia raksasa itu pergi tidak terlihat lagi.

Sebenarnya ondel-ondel ini bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta rakyat atau acara lainnya. Akhir-akhir ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak penyambutan tamu atau pajangan khas di gedung atau perkantoran di ibu kota. Yang bikin anak-anak takut mungkin penampakannya yang tidak lazim. Secara dalam pertunjukan, boneka ini digerakkan dari dalam oleh seseorang. Dan kita tahu setiap ada perayaan apa pun di DKI ondel-ondel sebagai seni budaya Betawi selalu hadir. Termasuk saat perayaan HUT Jakarta. Saya jadi penasaran apakah sepupu saya masih ketakutan kalau ketemu ondel-ondel?

Saya dan sepupu dulu sempat menghabiskan masa kecil di Pasar Minggu, Jakarta Selatan bersama-sama. Saat itu ibu saya masih kerja di sana. Bibi adik ibu paling kecil pun mendapatkan jodohnya juga saat ikut merantau di Jakarta. Mereka menikah dan dua tahun kemudian lahirlah Wahyu, sepupu saya itu.

Pasar Minggu dua puluh lima tahun lalu belum seramai sekarang. Saya dan Wahyu yang saat itu bertempat tinggal berdekatan tidak betah di rumah. Bukan karena tidak ada Internet Rumah, karena jaman itu memang belum ada. Tapi karena  dekat tempat tinggal kami, saat itu masih banyak lahan kosong dan ada rawa. Kami sering bermain di sana. Main lumpur dan mencari ikan di pinggir perairan.

Dulu setiap sore kalau cuaca cerah, kami suka memanjat pohon, melihat kereta pengangkut batubara yang lewat pada jam-jam tertentu di bawah sana. Saat itu melihat ular besi yang melintas dengan suaranya yang sesekali menjerit ibarat menyaksikan keajaiban yang sulit digambarkan.

Kereta api pengangkut batubara. Sumber translogtoday.com

Saat musim buah-buahan, kami sering ikut memanen rambutan di lahan kosong yang diurus paman. Lalu berlomba mengumpulkan buah yang berjatuhan dan masih bagus untuk kemudian kami jual. Kalau banyak, paman membawanya ke pasar tradisional di dekat Stasiun Pasar Minggu. Kalau sedikit, biasanya hanya dibagikan ke tetangga atau penghuni kontrakan depan ujung jalan masuk ke Pejaten, perkampungan yang kami tempati.

Jika tiba masa liburan sekolah, yang biasanya bertepatan dengan perayaan HUT Jakarta, kami suka diajak paman main melihat pasar malam. Kebahagiaan kami tidak bisa dilukiskan. Bisa menyaksikan keramaian dan berbagai atraksi, juga sekaligus membeli jajanan khas pasar malam sepuasnya.

Jika paman saya libur kerja ia selalu berkirim surat ke kampung. Alat komunikasi sederhana yang kami jangkau saat itu masih menggunakan jasa pos. Tidak seperti sekarang sudah banyak Internet Rumah. Paman sengaja paling tidak setahun sekali mengajak semua keponakan baik yang ada di Jakarta maupun yang di Cianjur dan Ciamis main ke kebun binatang Ragunan. Jaraknya dari tempat tinggal kami saat itu terbilang dekat. Hanya satu kali naik angkutan umum.

“Mumpung liburan, mumpung kita masih tinggal di sini. Nanti kalau suatu saat kita pindah, anak-anak mau main ke kota bakalan susah dan mahal,” selalu begitu yang saya dengar alasan yang dikemukakan paman. Ayah Wahyu ini memang sangat suka memanjakan semua keponakannya.

Benar apa kata paman. Setelah kami besar dan berumah tangga, memiliki kehidupan masing-masing, kebersamaan dengan saudara sepupu yang pernah terjalin itu menjadi momen yang sangat berharga. Kebun Binatang Ragunan, Stasiun Pasar Minggu, dan beberapa tempat bermain saat kecil dulu lainnya yang tinggal kenangan menjadi hidden gem masa kecil kami saat masih tinggal di Jakarta.

Sekarang saya tinggal di Cianjur bagian selatan. Sepupu lain ada yang tinggal di luar provinsi bahkan luar pulau. Namun komunikasi dan kebersamaan kami tentu saja tetap terjaga berkat adanya WiFi Cepat dan Internet Rumah IndiHome milik Telkom Group.

Sepupu saya semua bekerja, jadi kami tidak memiliki banyak waktu untuk bisa berkumpul dan silaturahmi seperti dulu. Acara penting seperti saat pernikahan Wahyu kemarin itu yang bisa mempertemukan kami. Selebihnya kami mengandalkan jaringan Internet Rumah untuk berkomunikasi dan silaturahmi setiap hari.

Jika satu sama lain kangen akan masa kebersamaan kami dulu sewaktu masih di Pasar Minggu, maka kami akan saling tukar cerita dan saling kirim foto, menggali kenangan yang lucu-lucu saat masa kecil itu melalui group keluarga.

Mengenang masa-masa perayaan HUT Jakarta saat kami masih bocah dan diajak paman melihat keseruan karnavalnya

111 thoughts on “Hidden Gem Bocah di Pasar Minggu”

  1. Kesan saya membaca artikel kak jadi teringat memori peristiwa penting saat bersama keluarga, perkembangan suatu daerah apalagi Jakarta sebagai ibukota tentu menimbulkan sejumlah rangkuman memori.

    Reply
  2. Kadang memang rindu masa2 kecil mai sama sepupu. Apalagi dulu kan anak2nya rame dan sering kumpul. Bagitu bsr pada berkeluarga dan misah2. Bahkan ada sepupu kamu yg lost contact. Tapi dengan adanya WA, komunikasi keluarga jadi lebih terjalin. Mendekatkan yg jauh hehe

    Reply
  3. Waaahh, kerak telur dan ondel-ondel jadi kangen Jakarta. Dan bener Mba, Indihome memang oke, saya pun di Palu juga pakai Indihome, sat set was wus gitu…

    Reply
  4. Berkat koneksi internet yg stabil komunikasi tetap bisa terjalin meski jarak memisahkan. Memaauki fase dewasa kerapkali momemt menyenankan ketika kemballi mengingat kejadian lampau utk kembali dikenang

    Reply
  5. Momen kenangan waktu memang kian sering terjadi saat usia berjalan lebih dewasa, tempat-tempat bermain dulu kini bdrubah menjadi area lain seperti publik perkantoran maupun lainnya. Awal ke Jakarta ke Kampung Rambutan, naik angkot dalam kota Jakarta, pun terngiang saat pertama kali ke sana.

    Reply
  6. Masa kecil memang masa yang penuh kenangan ya Teh. Apalagi di saat itu bisa berkumpul dengan sepupu dan saudara-saudara lainnya. Karena begitu semua sudah berumahtangga dan tinggal berjauhan, terasa banget rindunya. Ketemu langsung bedalah dengan telepon, WA bahkan video call. Sentuhan dan pelukan langsung lebih terasa maknanya.

    Reply
  7. Momen kenangan waktu memang kian sering terjadi saat usia berjalan lebih dewasa, tempat-tempat bermain dulu kini bdrubah menjadi area lain seperti publik perkantoran maupun lainnya. Awal ke Jakarta ke Kampung Rambutan, naik angkot dalam kota Jakarta, pun terngiang saat pertama kali ke sana.

    Reply
  8. Ya Allah,
    Kenangan menyenangkan semasa anak-anak yaa, teh..
    Kecilanku dulu di hutan, daerah Sumatra (Pangkalan Brandan), jadi gak ngalamin main ketemu orang. hehehe… Mainku liat monyet di belakang rumah.

    Masa kecil yang dirindukan.
    Kini menyenangkan untuk dikenang dan diceritakan kembali.

    Reply
    • Eh kokkk monyet wkwkwk saya tetap ketemu orang kak meski di kalimantan. Cuma hiburanku bukan ke mall kak tapi ke hutan mangrove ketemu bekantan atau ke pantai sepi nggak ada orang hehe.

      Reply
  9. Di Cianjur pun banyak hal yang bisa dilihat Teh Okti

    sesuatu yang lumrah bagi kita, menjadi luar biasa bagi orang yang tinggal di luar kita

    sekarang saya tinggal di kabupaten Sumedang dan excited banget lihat pohon jeruk yang berbuah lebat

    rumah panggung dan masih banyak lagi

    Reply
  10. Pasar Minggu 25 tahun yang lalu! Ya ampuuuun, relate dengan aku nih, Teeeh. Aku sempat tinggal sekitar enam bulan di Kalibata tahun 1998. Sering main juga ke Pasar Minggu. Sampai nemu martabak Aceh di sana. Seneng lihat kawasan sekitar sana tahun segitu. Masih banyak pohon.

    Reply
    • Jadi merasa nostalgia sama tulisan teh Okti yaa, teh.
      Sebenarnya yang paling senang itu mengingat zaman ke-jametan kita dulu. Rasanya kok norak, tapi ya.. begitulah adanya masa-masa kecil yang penuh kegembiraan.

      Reply
  11. waktu kecil saat pertama kali liat ondel2 saya jga takut banget. rasanya kok orang gede banget, badannya juga lebar dan besar, warnanya merah dan sedikit menyeramkan bagi saya. seru banget hidden game pasar minggu mba

    Reply
  12. Wah, Teh Okti pernah tinggal di Pasar Minggu ternyata..
    Memang ya kenangan masa kecil bersama sepupu seru jika diingat kembali. Kini meski tinggal berjauhan pun enggak jadi kendala untuk saling bersilaturahmi. Ada internet IndiHome yang menyatukan dan menjembatani

    Reply
  13. Dulu suka sering di ajak ayah ke Pasar Minggu kalau mau ke rumah temannya, setiap ke sana ayah selalu nyanyi “Pepaya Mangga Pisang Jambu, di bawa dari Pasar Minggu’, konon katanya memang banyak aneka buah lengkap di jual di sana. Sekarang makin senang ya silaturahmi dengan keluarga dengan internet lancar

    Reply
  14. Wah Teteh sekeluarga lagi di Jakarta yak, asih dah nih sekalian merayakan ultah Jakarta juga.
    Lah, tak disangka sepupunya Teteh ternyata mirip ponakan daku, tatut liat ondel-ondel, hehe. Tapi giliran dari jauh eh malah penasaran

    Reply
  15. Berdasarkan kisah ini, memang tepat ya dulu sering sama-sama liburan bareng …. mumpung masih berdekatan dan tempat liburannya dekat pula, hanya sekali naik angkot. Sekarang sudah susah ketemaunnya, Untungnya ada IndiHome ya, Teh.

    Reply
  16. Hehehehe… Pengobat rindu paling nyata dan mudah adalah dengan memandang kenangan dalam bentuk foto ya kak. Apalagi jika objek dalam foto sudah tidak bisa ditemukan lagi saat ini. Pasti makin rindu

    Reply
  17. Iya ya dulu kirim surat via pos kalau mau tanya kabar. Jadi ingat kakek saya dulu sering kirim surat ke anaknya hang di seberang pulau. Rasanya seru menunggu balasan surat tiba. Sekarang telepon sudah biasa

    Reply
  18. Kalau ingat HUT Jakarta, ingat ondel-ondelnya soalnya waktu aku kecil dulu kalau ngak mau makan pasti mamaku bilang ntar di datengin ondel-ondel hahaha, padahal dulu aku tinggal jauh dari Jakarta. Tapi lumayan bikin aku penasaran lho dengan ondel-ondel, hingga akhirnya beruntung pernah melihat langsung ketika HUT Jakarta plus jajan kerak telornya hahaha.

    Reply
  19. ondel-ondel ini kalau lihat penampakannya memang agak ngeri ya, mbak. apalagi ukurannya juga besar. saya jadi penasaran nih sama sejarah ondel-ondel ini pasti ada ceritanya kenapa bentukannya begitu

    Reply
  20. Ondel-ondel tuh memang kayak udah khas Jakarta banget yaaa. Kalau ada festival apa-apa di Jakarta biasanya ada ondel-ondel. Saya justru liat ondel-ondelnya pas di Monas, kawasan Sudirman. Oya sama di Kemayoran. Pas sebelum pandemi itu. 10 tahunan tinggal di Jakarta.

    Reply
  21. Nostalgia masa kecil yang indah ya Teh Okti. Sama saya juga terbantu dilancarkan komunikasi dan kebersamaan dengan keluarga besar yang menyebar di berbagai kota, berkat adanya WiFi Cepat dan Internet Rumah IndiHome milik Telkom Group.

    Reply
  22. Seru banget ya, jadi kangen Jakarta. Anak-anak saya takut sama ondel-ondel. Tapi kalau lihat dari jauh mereka mau. Padahal lucu ondel-ondelnya 🙂

    Reply
  23. Allhamdulilah ya Teh walaupun sebentar tapi bisa silaturahmi dengan baik. Kualitasnya malah makin bagus katanya kalau makin bentar. Dengan IndiHome semuanya lancar kaya.

    Reply
  24. senengnya kalo bisa ngumpul bareng dengan keluarga besar di acara2 tertentu. tapi jaman sekarang kalopun nggak bisa bertemy secara langsung kita tetap bisa silaturahmi secara online berkat jaringan internet yang lancar dari IndiHome

    Reply
  25. Ngga terasa perkembangan teknologi begitu cepat ya kak. Dulu kita masih seneng berkirim surat via pos. Sekarang komunikasi lebih cepat via medsos. Teknologi emang mampu mendekatkan yang jauh dan bahkan bisa menjauhkan yang dekat. Tinggal kita mampu menggunakan teknologi tersebut untuk kebaikan/malah sebaliknya. Selamat menggunakan teknologi internet demi kemajuan diri dan keluarga serta bangsa ya kak.

    Reply
  26. Beneran mbak, setelah berkeluarga kenangan bersama sepupu tuh jadi berharga banget. Bayangin aja, aku dan sepupu sama-sama merantau di kota yang berbeda. Jadi susah banget mau ketemu.

    Reply
  27. Beneran mbak, setelah berkeluarga kenangan bersama sepupu tuh jadi berharga banget. Bayangin aja, aku dan sepupu sama-sama merantau di kota yang berbeda. Jadi susah banget mau ketemu..

    Reply
  28. Serunya berkumpul bersama sepupu-sepupu di masa kecil akan selalu menjadi kenangan yang asyik ya Teh. Petualangan dan ceritanya belum tentu terulang lagi sekarang hehehe. Ketika sudah berkeluarga masing-masing, bertegur sapa sesekali lewat internet sudah jadi kemewahan tersendiri..

    Reply
  29. Bayangin jakarta zaman itu akses internet terbatas dan masih jarang bangunan..tapi sudah jadi tempat paling ramai di Indonesia. main di pasar minggu jadi tempat yang paling ditunggu-tunggu..

    Reply
  30. Jadi inget ceritanya Ibuku yang pernah di Jakarta waktu kecil dulu tahun 70-80an, beda banget sih ibukota sama sekarang. Tapi emang statusnya gak pernah luntur ya sebagai ibukota

    Reply
  31. semua saudara saya juga nyebar mba ada yg masih di kampung ada yg di jakarta tangerang luar jawa alhamdulillah memang ada internet buat komunikasi ya

    Reply
  32. Mbakkk, baca ini aku kok auto nostalgia juga ya.Sungguh,masa kecil itu banyak sekali kenangannya ya. Semarak banget kemarin waktu Ultah Jakarta, tapi jujur belum pernah liahta ondel ondel langsung hehe

    Reply
  33. Ternyata puluhan tahun lalu, di Jakarta, masih banyak lahan kosong dan kereta api masih mengangkut hasil bumi ya, Teh. Kalau Jakarta di masa sekarang, apalagi kawasan Pasar Minggu dan Pejaten, sudah padat sama perumahan.

    Masa kecil yang menyenangkan. Pamannya Teteh, baik sekali, masyaAllah.

    Reply
  34. Pengalaman dan Kenangan masa kecil yang berharga ya, Teh. Paling suka kalau sudah ngumpul dengan sepupu. Dulu juga saya punya pakde yang suka ngumpulin dan nraktir ponakannya main bareng, terakhir tuh ke Dufan rame-rame pas saya SMA atau kuliah gitu. Seneng banget. Sekarang udah jauh-jauh, alhamdulillah ada internet jadi tetap bisa komunikasi meski cuma lewat WA atau media sosial.

    Reply
    • Sekarang semuanya teratasi dengan Video Call
      Bahkan meski canggung tetap saja bisa soalnya hanya dengan begini bisa ketemu
      Apalagi saya yang sudah sangat jauh dari mereka

      Reply
  35. Salah satu manfaat banyakin foto dan video pas lagi kumpul sama teman & keluarga ya gini. Kalau pas kangen bisa lihat momennya lagi deh.
    Aku juga sering kangen masa kecil di Bekasi Jakarta dulu.
    Ke pasar malem, makan kecapi ama buah buni, makan rujak bebeh, nyari ikan sepat di kali, haha.
    Sayang nggak ada foto-fotonya ama temen huhu

    Reply
  36. Seru banget memang zaman saat masih kecil ya teh. Meski belum ada internet tapi keseruan selalu ada. Tapi tetap bersyukur zaman now ada internet, karena internet jarak seakan tak berarti meski kita semua tinggal berjauhan. Bahkan ada yang berbeda pulau saat ini.

    Reply
  37. Jadi terkenang memori masa lalu ya Teh. Seru banget ya acara PRJ ala bocah cilik. Kayanya enak ya makanan ala betawi kaya kerak telor gitu. Pasti seneng jalan-jalan waktu PRJ dulu

    Reply
  38. Wah seru ya Teh. Jadi inget waktu kecil, kalau libur lebaran biasanya suka ke Ragunan. Seru, tapi murmer. Iya untung sekarang ada internet, jauh di jarak, dekat di mata, bisa video call sama keluarga yang jauh

    Reply
  39. Cerita masa lalu yang mengharukan ya Teh, jika sekarang terpisahkan sampe luar provinsi tetep saja kebersamaan dengan komunikasi yang tak terputus, untungnya ada WiFi dari IH yang selalu menyenangkan.

    Reply
  40. Cerita masa lalu membuat kita mengenang masa itu. Hehe. Rasanya menyenangkan bisa bermain bersama teman dan saudara. Ga banyak beban, paling PR dari sekolah. Foto2nya menarik Mba, kayaknya kita satu generasi.

    Reply
  41. Komunikasi dengan keluarga jauh tetap terjalin lancar berkat koneksi internet stabil, saya jadi teringat momen momen main main bareng sama sepupu sepupu di kampung dulu karena kami semua hampir seumuran secircle dan sefrekuensi

    Reply
  42. Pernah tinggal di Jakarta lebih dari 10 tahunan. Trus baca ini, apalagi lagi ada PRJ di Kemayoran Jakarta. Saya kangen makan kerak telur. Penasaran itu cara bikinnya gimana ya

    Reply
  43. Masa berlalu, masing-masing menjalani hidup terpisah, beda tempat dan kota. Yang lalu tinggal kenangan tapi hubungan dan silaturahmi tetep terjalin. Dan internet memudahkan itu semua.

    Reply
  44. Untuk 20 tahun terakhir, wajah Jakarta emang banyak banget berubah Teh. Gak di Pasar Minggu gak di Kramat Sentiong, tempat tinggal masa kecil saya. Beberapa bulan lalu, hanya demi nostalgia, aku dan kakak main ke sana. Eh boleh dibilang, kenangan masa kecil kami di sana sudah gak ada jejak hehehe…

    Yah selamat ya untuk sepupunya Teh Okti yang memasuki hidup baru. Walau Pasar Minggu sudah berubah, kenangan manis kalian kan masih menetap. Itu yang paling penting 🙂

    Reply
  45. Dulu anakku takut banget sama Ondel-ondel karena bentuknya serem & badannya besar. Tapi makin gede malah dia happy kalau liat ondel-ondel yang suka lewat di pinggir jalan

    Reply
  46. Ondel-ondel sekarang juga banyak di daerah-daerah di pinggiran Jakarta. Senang melihat kesenian tradisional ini masih terjaga.
    Beruntung banget sekarang internet lancar dan stabil, walau sudah terpisah jarak, komunikasi tetap lancar ya, Teh.

    Reply
  47. Iya deh, anak-anak kadang juga ada yang takut sama ondel2 hahah. Tapi seru deh kalo inget dulu pernah ke Ragunan. Untung yah sekaranga da IndiHome yang bisa menyatukan silaturahmi keluarga.

    Reply
  48. Wah ternyata pernah jd warga Pasar Minggu, aku pun pernah selama 4-5 tahunan tinggal di daerah sana. Pejaten Timur, tepatnya. Waktu tu tahun 2011-2012an udah padet sih tapi msh cukup enak buat hunian. Sekarang gak tau deh.
    Zaman sekarang emang udah lazim berkirim email atau kalau gak WA/ VC ya.
    Telkom kyknya emang lg pengen jangkau banyak daerah utk bisa akses Indihome.

    Reply
  49. Wah ternyata pernah jd warga Pasar Minggu, aku pun pernah selama 4-5 tahunan tinggal di daerah sana. Pejaten Timur, tepatnya. Waktu tu tahun 2011-2012an udah padet sih tapi msh cukup enak buat hunian. Sekarang gak tau deh.
    Zaman sekarang emang udah lazim berkirim email atau kalau gak WA/ VC ya.
    Telkom kyknya emang lg pengen jangkau banyak daerah utk bisa akses Indihome.
    .

    Reply
  50. Dulu saat masih ngajar di Jakarta, aku juga kerjanya di daerah pasar Minggu
    Jadi ingat pagi pagi menerjang macetnya pasar Minggu di pagi hari

    Reply
  51. Sama nih ceritanya dengan saya dan keluarga. Ada yang tinggal di Mataram, Lombok. Ada pula yang tinggal di Makassar. Alhamdulillah tetap bisa terhubung, sesekali pun pada ngumpul via zoom, pastinya karena wifi cepatnya IndiHome. Jarak kini gak jadi soal.

    Reply
    • Dengan internet menyatukan semua meski jarak yang memisahkan. Karena silaturahmi harus terus dilakukan ya mbak

      Reply
  52. Wah seru ya. Internet bisa membuat keluarga tetap bisa terhubung sekali pun jauhan. Btw, iya ya, ultah Jakarta. Huhu kangen deh bisa ke Jakarta Fair bareng keluarga. Btw, aku takut lho sama ondel-ondel. Bahkan sampe gede. WKwkwkw…

    Reply
  53. Nggak kebayang ya mbak gimana kalau gak ada internet. Pasti makin kangen banget sama saudara2 yang jauh tempat tinggalnya.

    Reply
  54. Yup, benar2 merasakan banget manfaat internetnya Indonesia sangat membantu terhubung dengan keluarga dan sanak saudara yang jauh. Btw seru juga ya menyaksikan acara HUT DKI Jakarta. Bisa lihat ondel-ondel.

    Reply
  55. Ondel-ondel itu menggemaskan ya, bikin takut anak-anak tapi sesungguhnya bikin penasaran.
    Alhamdulilah ya, karena internet bisa tetap komunikasi dengan keluarga meski pada pisah jarak tempat tinggal ya.

    Reply
  56. Lha, aku tinggal di Jakarta udah berapa tahun ini dan belum pernah ke kebun binatang Ragunan… Pernah beberapa kali udah siap-siap mau pergi, tapi Pewe gak mau. Katanya ke kebun binatang itu serunya kalau bawa anak… hahaha

    Reply
  57. Baca ini jadi ingat dulu, kalau ngajar bimbel di pasar Minggu, berangkatnya jam 6 pagi , kos aku di Mampang. Jam 6 pagi pasar Minggu Uda macet

    Reply
  58. Pasar Minggu, Ragunan tempat main aku dari kecil karena deket rumah orangtua. Dulu pasar minggu tuh pasar tradisional yang jualan bawa buah dan sayur dari kampung terdekat, sekarang sudah maju

    Reply
  59. huwaaa klo bernostalgia sama kehidupan jaman dulu pasti ada aja cerita unik dan berkesannya ya mba, bahkan banyak tuh tren tren tiktok flashback ke masa lalu, semuanya bisa kita kenang karena keberadaan gawai dan internet juga yaa. komunikasi sama sanak saudara yang jauh pun jadi bisa dilakukan dengan mudah

    Reply
  60. Masa kecil yang menyenangkan ya Teh,, ngumpulin buah rambutan yang masih bagus lalu dijual, jd keinget serial Upin&Ipin yg ada adegan seperti itu juga, seru ya. Silaturahmi tetap terjaga dg IndiHome meski ada sepupu yang di luar pulau ya

    Reply
  61. Waahh serunyaa… anak-anak kecil pasti bahagia banget bisa ketemu beginian yang jarang ada.

    Aku belum pernah lho nonton ondel-ondel dengan saksama gitu, biasanya sekilas-sekilas aja yang ada di PRJ haha.

    Reply
  62. teh, aku pernah tinggal di Jalan Jembatan Condet, deket banget sama Pasar Minggu 🙂 Malam-malam biasanya beli makan di warung depan SMAN 28 Jakarta. Ah jadi nostalgia juga nih tentang Jakarta. Alhamdulillah berkat Indihome aku bisa tetap terhubung sama teman-teman yang masih berjuang disana. MashaAllah ibukota selalu ada cerita 🙂

    Reply

Leave a Reply to saraah megha Cancel reply

Verified by ExactMetrics