Setidaknya demikian yang bisa aku katakan manakala menyadari apa yang aku telah lakukan itu bisa membuat bulu mata anakku Fahmi, cukup lentik dan disenangi orang yang melihatnya.
Sebenarnya bukan kiat khusus yang telah teruji secara klinis, medis, atau apapun istilah lainnya. Hanya apa yang aku lakukan dan aku alami ini memang berhasil dan nyata.
Aku sebagai ibu kandungnya Fahmi, tak memiliki bulu mata yang lentik. Demikian juga Ayah Fahmi bulu matanya tak begitu terlihat. Tapi alhamdulillah sejak masih dalam kandungan, saat USG di dokter kandungan Andi di Selakopi Cianjur, dokter sudah bisa memperkirakan dan menurutnya, apa yang dilihatnya saat USG itu adalah bulu mata si janin.
Sepanjang dan selentik itukah hingga saat USG dokter bisa melihat dan mengatakannya? Lalu ada bawaan darimana bulu mata anak bisa panjang dan lentik sementara kami orangtuanya tidak memilikinya sama sekali?
Jadi bagaimana cara agar bulu mata anak lentik? Bulu mata Fahmi
Yang aku lakukan adalah pertama tentu saja berdoa, memohon kepada Tuhan YME untuk diberikan anak yang sehat dan sholeh/sholehah.
Kedua, saat hamil dan melihat Alpa, keponakanku yang bulu matanya lentik sekali itu, aku dengan sepenuhnya mengharap, meminta kepada Alpa bulu matanya itu untuk anak yang sedang aku kandung. Apakah Alpa memberikannya? Bagaimana caranya? Nah ini yang tidak bisa aku jelaskan secara teori.
Yang pasti pengalamanku adalah saat jumpa Alpa yang masih berusia 4 tahun itu ia sedang main di pasar, ikut kakakku yang memang ibunya. Melihatnya kotor seperti tidak terurus (maklum main di jalanan pasar) aku mengajaknya ke rumah.
Di rumah, setelah makan Alpa aku mandiin. Saat mengelap wajanya itu aku melihat bulu matanya yang lentik, hitam dan tebal.
“Pa, Bibi minta bulu mata Alpa buat adek bayi dalam perut Bibi ini ya? Pintaku setengah bercanda kepadanya.
Tidak disangka, Alpa menganggukkan kepalanya sambil ngomong, “Boleh saja, asal Alpa mau nginep dan minta uang.”
Aku langsung mengiyakannya. Memberinya uang jajan dan bilang ke kakakku, ibunya Alpa kalau malam nanti Alpa mau nginep.
Tapi dasar anak kecil, meski katanya mau nginep, sore harinya dia malah minta pulang. Jadinya boro-boro nginep, nongol lagi sampai beberapa minggu berikutnya pun tidak.
Hingga tiba pada saat aku USG ke dokter Andi itulah dokter yang memeriksa mengatakan kalau bulu mata janin dalam kandunganku panjang. Alhamdulillah, aku langsung teringat peristiwa meminta bulu mata itu kepada Alpa.
Saat Fahmi lahir, benar saja bulu matanya lentik. Tapi pendek, tak sepanjang bulu mata Alpa atau apa yang aku perkirakan. Dan bahkan beberapa hari setelah Fahmi lahir, bulu matanya itu malah rontok! Terjatuh hingga habis tak tersisa.
Lama-lama, muncul lagi bulu mata yang baru dan hasilnya ternyata cukup panjang serta lentik sampai sekarang.
Alhamdulillah, dengan caraku itu ataupun bukan, yang pasti aku bersyukur sekali kepada Tuhan YME bahwasanya sudah memberikan padaku anak yang cakep, bulu mata lentik, sehat dan banyak yang mengira kalau Fahmi seorang anak perempuan, hehe!
Apakah karena kelentikkan bulu matanya itu? Hem… Kasih tahu enggak ya? 🙂