Ngaku-ngaku Blogger

Kejadian waktu ikut acara Jambore Keluarga Migran Indonesia di Turi, Sleman Yogyakarta, tahun 2018. Saya saat itu masih menjadi bagian dari lembaga penanganan permasalahan buruh, Migrant Institute yang berada dalam naungan Dompet Dhuafa.

Migrant Institute merupakan salah satu organ Dompet Dhuafa yang berkiprah pada program advokasi dan pemberdayaan buruh migran Indonesia. Bosnya Migrant Institute Pak Adi Chandra, dan teman-teman blogger yang sempat bergabung bersama di Migrant Institute ada Mbak Ida Raihan, Mba Anazkia, dan masih banyak lainnya. Eh Mbak Anaz bukan di Migrant Institute ya tapi organ lain kalau gak salah. Lupa saya. Tapi masih di bawah naungan Dompet Dhuafa seperti Migrant Institute juga. Sekarang sih Migrant Institute sudah tidak ada ya.

Jambore Buruh Migran ini adalah acara tahunan dari Migrant Institute, dimana di dalamnya terdapat banyak kegiatan yang berkaitan dengan para calon buruh migran, purna pekerja migran dan keluarga buruh migran se-Indonesia. Saat di Yogyakarta itu, acara Jambore Buruh Migran dibuka dan diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja saat itu, Bapak Hanif Dhakiri.

Sebagian peserta Jambore yang baru datang turun dari bis foto dulu
Bos Migrant Institute saat itu Pak Adi Chandra berbaju cokelat duduk di tengah

Saya berangkat dengan keluarga. Begitu juga teman-teman peserta kongres buruh migran lainnya. Meski ada juga yang berangkat sendiri, seperti adik dari Bogor, Heni Sri Sundani yang saat itu belum punya buah hati. Tapi sesampainya di lokasi acara, meski banyak rekan pekerja migran yang baru dijumpai namun dalam acara kami bersatu dan saling mengenal ibarat silaturahmi satu ikatan keluarga.

Pada satu sesi acara seminar pengembangan diri dan pemberdayaan purna pekerja migran, ada seorang perempuan purna pekerja migran dari Hong Kong menarik perhatian saya. Secara saat narasumber Bu Indah Morgan meminta menyebut apa kegiatan saat ini dan skill apa yang bisa diandalkan setelah kembali ke tanah air, purna PMI itu menyebutkan dirinya purna migran dari Hong Kong dan kegiatan saat ini adalah ngeblog. Skill yang ia miliki ya menulis dan memanage blog. Sekembalinya ke tanah air ia mengatakan mantap akan lanjutkan kegiatan ngeblognnya itu.

Heni Sri Sundani, mantan pekerja migran pendiri Anak Petani Cerdas yang dinobatkan menjadi 30 under 30 Asia oleh Forbes pada 2016.

“Wah, blogger tuh, Teh. Kenal gak?” Bisik Heni di samping saya.

Saya langsung berdiri dan memperhatikannya lebih jelas. Karena tidak menggunakan kaca mata ya wajahnya tidak bisa saya lihat jelas. Itu bikin saya penasaran. Dan menjadikan saya tidak sabar menunggu akhir acara untuk menemuinya dan ngobrol lebih banyak.

Indah Morgan menyemangati para purn PMI untuk tetap bisa berkarya dan berdaya

Bagaimana tidak penasaran, ibarat merantau di luar negeri ketemu orang Indonesia meskipun asalnya tidak tahu darimana, tapi asal bisa bahasa Indonesia saja, serasa ketemu sama saudara. Bahagianya tidak terkira. Begitu juga manakala saya merasa sendirian (jadi blogger) di acara jambore itu, tiba-tiba ada yang ngaku blogger, jelas saya merasa bahagia, dan merasa wah, akhirnya ketemu saudara juga nih. Makanya saya penasaran.

Saya pikir selama ini saya kemana saja, masa ada blogger dari Hong Kong saya tidak tahu? Yah, walaupun tidak pernah berjumpa, setidaknya sesama mantan buruh migran yang suka ngeblog itu bisa saling support dan silaturahmi. Seperti dengan Nyi Penengah Dewanti, Fera Nuraini, Hafidah Al Qolbi, Ivone Keluarga Biru, Mbak Bayu dan masih banyak lainnya.

Jangankan ada satu kesamaan (sama mantan buruh migran, atau pernah sama-sama di Forum Lingkar Pena Hong Kong) yang tidak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya pun, seperti saya dengan Ugikmadyo kalau sesama blogger dan bisa blogwalking setidaknya jadi tahu asalnya darimana, niche blognya apa, dan sebagainya.

Makanya pas usai acara saya langsung mendatanginya dan mengajaknya kenalan. Langsung pula saya tanya ngeblog dimana?

Si Mbak bilang “Saya blogger.” Langsung saya berdiri. Penasaran…

Tapi si mbak itu malah gelagapan gak menjawab pasti. Saya jadi makin penasaran. Setidaknya meksipun ngeblognnya di domain gratisan, saya tetap akan dengan senang hati mengunjungi blognya. Eh, Ia malah balik nanya, katanya emang saya ngeblog juga?

Sedikitpun tidak ada rasa jumawa, saya sebutkan blog dan akun sosial media saya. Saya ajak berteman, saling mengunjungi dan folow-followan dengan maksud secara perlahan ia bisa terbuka.

Dan akhirnya dia cerita kalau ia belum punya blog sendiri. Selama ini di Hong Kong ia hanya membantu teman di sebuah lembaga yang kerjanya memang mengurusi websitenya. Saya manggut-manggut dan berpikir mungkin ia tertarik untuk memiliki blog sendiri dan ingin mencobanya setelah tidak lagi bekerja di Hong Kong.

Saya ajak si mbak untuk ngeblog. Kalau ada yang belum paham bisa tanya saya, Heni, dan teman-teman lainnya, nanti sama-sama cari solusinya. Saya merangkul si mbak bukan ingin jadi pahlawan, karena saya tahu sesungguhnya setiap orang adalah pahlawan bagi dirinya sendiri. Saya hanya ingin semangat ia untuk ngeblog tidak padam begitu saja.

Sepulangnya dari acara Jambore Buruh Migran di Yogyakarta, si mbak itu emang menghubungi saya di Facebook. Bertanya kalau mau punya blog bagaimana caranya. Saya jelaskan dan malah saya kasih kontak beberapa teman blogger yang bisa membantunya memiliki domain.

Sekian lama sampai saya lupa, si mbak tidak ada lagi kabarnya. Saya lihat di akun facebooknya ternyata ia sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Tapi sepertinya masih belum punya blog, karena tidak ada share apapun. Mungkin sekarang si mbak sudah bahagia dan menemukan dunianya. Hingga lupa dengan teori yang didapat dari Bu Indah Morgan saat ikut jambore di Yogyakarta.

59 thoughts on “Ngaku-ngaku Blogger”

  1. Blogger sekarang luar biasa ya mbak karena semua hal menjadi mudah dan teratasi dengan menulis. Salah satunya dengan prestasi menulis atau dengan job dari berbagai sponsor. Semoga bertahan dalam suka dan duka ya Mak. Tetap semangat!

    Reply
  2. Wah, berarti dia bilang blogger mungkin sebagai pembaca aja ya. Soalnya blog juga engga punya. Meski blog belum TLD it’s okaylah bilang blogger juga. Teteh Okti udah lamakah ngeblognya, sejak kapan?

    Reply
      • Wah udah lama itu Teh Okti. Pantes aja Teteh bingung pas bilang dia juga blogger, biasanya kan meski belum pernah ketemu familiar lah kalau dia beneran blogger. Salut ama Teh Okti yang udah konsisten nulis lama. Emang ngeblog itu menyenangkan ya dan jadi berkah buat saya pribadi.

        Reply
      • Waah samaan mbak Okti. Saya dulu suka nulis keseharian anak Saya di MP. Tapi sebelum MP tahun 2004 Saya juga punya blog . Dulu pakai blog drive namanya. Sekarang dah gak ada. Sama kayak MP yang dah bangkrut.

        Reply
  3. Yaaah… Aku pikir happy ending loh teh Okti!

    Yang bingung kenapa dia ngaku blogger yah? apa memang benar dia tahu dunia blogging atau hanya sekedar baca lalu karena merasa itu “keren” .. mungkin Beliau tak tahu dunia blogger itu seuprit!

    Anyway senang sekali baca ini, dikau keren banget aktif di beberapa kepengurusan

    Reply
  4. Aku kira bakalan share juga hasil mbaknya menekuni blog, ternyata masih sibuk dengan hal lain. Semoga niatnya punya blog terwujud. Tapi manage blog nggak gampang sih, butuh optimasi juga kalau jadi ladang penghasilan. Mbaknya udah ada modal karena ia udah pengalaman urus website temannya, konsistennya aja nih yg harus dikasih semangat, sepertinya mbaknya sekarang punya prioritas lain yaa.

    Reply
  5. Mungkin si mbak memilih tetap ngurusin website..nulis jadi content writernya. Ga perlu pusing mikir PV, DA, DR dll seperti kalau punya blog sendiri hihi..
    Kalau saya sering nemuin bio sosmed (IG atau FB) seseinfluencer nyebut dirinya blogger. Padahal ya gitu deh, ga punya blog. Duh!

    Reply
  6. hihi.. lucu ya, mungkin dia… merasa pernah jadi blogger untuk sesaat tau pernah mengelola blog juga hihi.. tapi apapun itu, yang penting terjalin silahturahmi 🙂

    Reply
  7. Oalah, lucu juga sih ceritanya. Hehee. Tapi mungkin setiap orang punya standarnya masing-masing sih Kak, membantu teman mengelola web, menurut beliau mngkn sudah bisa dikatakan sebagai blogger juga. Hehee.

    Reply
  8. Wah ternyata cuma ngaku blogger aja…padahal gak tahu blogger itu apa dan ngapain aja…pantesan ditanya diam hahaha….salam blogger…kita ada disini untuk berbagi ilmu dan pengalaman ya mbak. Meski bersahabat di dunia maya namun rasanya seperti sudah kenal lama hahaha…..

    Reply
  9. Semoga next mba yang ngaku jadi blogger, bener-bener bisa punya blog sendiri ya. Biar lebih semangat nulisnya juga bisa mengembangkan bakat nulisnya.

    Reply
  10. Mungkin ngaku bloger biar cepet aja kali membaurnya.
    Dan doakan saja, semoga suatu saat tertuang dalam kesempatan hingga menemukan blog sejatinya

    Reply
  11. Mungkin memang si Mbak itu hanya tertarik bergabung dengan komunitas blogger tapi belum cukup berani nulis kali yaaa. Semoga someday semangatnya muncul dan menerapkan ilmu yang pernah dia dapat di Jambore

    Reply
  12. keren banget pemberdayaan dari para almuni pekerja migran ini ya mbak, semuanya diminta untuk berdaya. Saya jadi salut dengan teh okti yang berhasil menunjukkan konsistensi dan keberhasilannya sebagai blogger. Terus menginspirasi ya

    Reply
  13. Mbak Okti salut aktif di berbagai kegiatan. Aku bisa di katakan blogger ga ya secara masih new bie .

    Ngeblog berawal dari keinginan numpang simpen pengalaman2 supaya tidak hilang di kemudian hari.

    Reply
  14. Wah, ini acara udah lama banget berarti ya mbak, 2018 dah itu hehehe
    Tapi memang betul sih jika ada sebuah acara dan terdapat salah seorang yang satu kegiatannya sama “blogger”, rasanya seperti mendapat saudara baru dan ingin bisa mengenal lebih dekat ya mbak
    Namun ternyata Plot Twist
    Btw itu bagus banget pesannya bu Indah Morgan.

    Reply
  15. aku baru tau ada Jambore Buruh Migran mbak
    ternyata kalau kita sudah balik ke negara sendiri masih ada wadah untuk tetep bersilahturahmi dengan sesama mantan buruh migran ya
    menyenangkan juga, apalagi kalau ada pelatihan pelatihan khusus gitu, jadinya selalu ada ilmu baru yang didapat

    Reply
  16. Hhehehee…

    Teh okti nih keren dan semangatnya bikin salut kaya pengalaman pula. Menariknya, Teh Okti masih peduli sama temannya ini.

    Kita doakan dia bisa ngeblog beneran ya Teh

    Reply
  17. Apa pun itu selalu semangat berbagi
    Bukan ketika diminta saja tetapi kapan pun
    Karena semua akan balik ke kita juga sebagai blogger

    Reply
    • Iya ya Mbak
      Saya saja sudah lama mau ikutan tetapi enggak bisa karena sudah lewat
      Sekarang anak sudah tiga makin sulit rasanya ikutan

      Reply
  18. Hihi…memang asal punya blog aja uda jadi blogger sih yaa, teh..
    Semoga si sesembak bisa senantiasa menulis dimanapun platformnya.
    Teh Okti always menginspirasi dimanapun berada…

    Reply
  19. Ya kadang lucu juga sih ya, ngaku blogger tapi nggak punya blog. Kalau bantuin ngurus website teman, gpp sih bilang ‘web admin’ atau sejenisnya. Karena biasanya blogger itu merujuknya ke personal ya teh.

    Reply
  20. Kalau ngaku2 blogger trus ketauan gk punya blog malu bngt deh bayanginnya tapi balik lagi ke personal mngkin dia dah ngerasa ngerti dan sering baca blog dll hehe kalau teh okti mah aku tahu bngt blogger keceh yg tulisannya harus disimak bagus2 soalnya

    Reply
  21. Saat bertemu orang yang tak dikenal trus tau dia memiliki hobi yang sama atau kesukaan yang sama dengan kita, pasti ada rasa senang dan perasaat dekat. Karena obrolannya pasti nyambung. Seperti ketemu blogger di sebuah pertemuan yang bukan berkaitan dengan blogger.

    Reply
  22. Di Jepara sendiri jarang ketemu Blogger. Jadi kalau ada yang bilang ngeblog, pasti sama juga hebohnya kaya Mbak. Terasa jadi saudara deh

    Apa pun, semoga dengan ngeblog kita tetap bisa ngasih manfaat ya

    Reply
  23. Padahal, aku malah suka segan mau ngaku blogger. Bukan karena malu dengan status blogger. Tapi malu karena kurang konsisten ngisi blog teh…hihihi.
    Kadang semangat, kadang ngedrop gitu… Barusan blog saya pasang adsense, mana tau jadi semangat kalo lihat rupiah di kolom adsense hahahah (etapi, intinya blogging is caring sih….dibawa santuy adsense mah..)

    Reply
  24. Sama Mbak, kalau ketemu sama teman2 yg sehobi merasa oke dan nyambung aja ngobrolnya kayak punya saudara sendiri. Tapi its okey, mungkin Mbaknya ingin ngeblog tapi masih ngaku2 dulu biar jadi nyata Mbak, asalkan dieksekusi hehehe

    Reply
  25. Hihi..hidup memang penuh warna yaa, teh.
    Ada-ada saja yang unik yang kita jumpai sehari-hari. Dan ternyata dari sini aku jadi menyimpulkan kalau jadi blogger dan konsisten menulis itu membanggakan.
    ((terharuuu))

    Reply
    • Bukan adik kandung, adik kelas dan adik teman saya.
      Kami satu kampung dari Tasikmalaya (dulu kami sama-sama tinggal dengan nenek) Kakaknya Heni yang teman di kampung dan satu angkatan dengan saya. Saat jadi PMI saya dan Heni makin dekat. Maklum di perantauan…

      Reply
  26. Wah senangnya bisa mrmbuat org lain bisa menulis blog jg. Pd masanya emang blog tuh cetar sekali. Buat teman2 yg ada di luar negeri bisa sebagai sarana utk mengabarkan kondisi ke keluarga juga ya teh selain tentu aja utk aktulisasi diri dan curhat2 TFS

    Reply
  27. Kok aku pengen ketawa ya sama judulnya, aku jadi inget dulu awal bikin blog itu buat ngumpulin tugas kuliah tapi udah dilabeli blogger sama omku, katanya jago nulis blog hahahah padahal tulisan tugas. Tapi akhirnya nyemplung juga jadi blogger sampai sekarang. Jadi blogger itu memang secara ga langsung memberikan manfaat ya mba walau itu sekedar informasi atau opini

    Reply
  28. Saya salut sama si mbak itu karena berani ngaku bloger sekalipun belum punya blog, hihihi daripada saya yang walaupun sudah sering menulis tetapi masih malu-malu mengaku kalau saya bloger. Takutnya saat ditanya soal teknis blog semisal SEO dan kawan-kawannya, jadi keder deh. hahaha.

    Reply
  29. Kebayang kagetnya si mbak iseng ngaku-ngaku blogger eh ternyata ada blogger beneran hehe. Sayangnya nggak jadi ngeblog yaa si dia mungkin tertarik hal lain yang lebih ia minati…

    Reply
  30. serasa dapat hadiah kejutan ya teh Okti, ada yang ngaku blogger eh ditanya blognya apa gelagapan hehe alhamdulillah senang membaca pengalaman teh Okti, dulu saya tahunya mbak Heni dan mbak Anaz aja blogger dari HK, karena mereka juga aktif di IIDN luar negeri. Teh Okti juga ya?

    Reply
  31. Bisa juga mungkin mbaknya pernah diminta menulis artikel yang kemudian dimuat di website atau blog komunitas di sana, jadi lebih ke menulisnya aja sedangkan teknisnya belum paham.

    Entahlah, yang jelas membaca tulisan ini serasa film yang endingnya tak terduga.

    Membaca tulisan ini membuat saya teringat salah satu penyesalan saya.

    Salah satu penyesalan yang saya rasakan saat ini adalah saya pernah tinggal di Jepang selama 2 tahun dan waktu itu saya juga sudah familiar dengan blogging. Sayangnya saya malah ngga pernah konkret bikin blog pribadi padahal topiknya banyak banget. Sebenarnya saya banyak menulis tapi di blog milik komunitas yang ketika saya pulang ke Indonesia kepengurusan blog itu udah saya serahkan ke pengurus baru. Saya tak bisa login lagi, dan yang bikin kesal, saya pun tak bisa membantu memasang SSL (ya, blog itu sampai sekarang ngga pakai SSL yang padahal gratis dan mudah) karena tak bisa login.

    Reply
  32. Karena dulu pernah ngurusin website orang di Hongkong, dia berasa tahu tentang blog dan menyatakan dirinya sebagai blogger, hehe.
    Si mbak ini lupa kalau jaman sudah bergulir cepat, tekonologi sudah sampai pelosok Indonesia dan blogger ada di mana-mana.

    Bismillah si sembak ini makin bijak jika akan bertutur dan menjelaskan sesuatu ke orang lain lagi.

    Reply
  33. Dulu banyak teman sesama penulis yang kerja di Hongkong. Keren semangat mereka menulis tapi sampai di Indonesia enggak ada gerakan menulisnya lagi, mungkin banyak penyebabnya ya. Semoga apa pun itu si mbk bahagia dengan dunia kepenulisan lainnya tak hanya blog.

    Reply
  34. Iya ya Teh kalau ada yang bilang blogger berasa kayak ketemu saudara. Aku malah lebih sering kenal nama blog daripada nama asli.

    Aku baru tahu ada acara Jambore Migran. Seru begitu acaranya.

    Reply

Leave a Reply to Rahmah Cancel reply

Verified by ExactMetrics